Analisis Hubungan Laba Akuntansi, Laporan Arus Kas Operasi Dengan Deviden Tunai Pada Industri Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
SKRIPSI
ANALISIS HUBUNGAN LABA AKUNTANSI, ARUS KAS OPERASI DENGAN DEVIDEN TUNAI PADA INDUSTRI PERBANKAN YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
OLEH :
NAMA : SURYA WARNI SIBARANI
NIM : 090522020
DEPARTEMEN : AKUNTANSI
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Medan 2011
(2)
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul:
“ANALISIS HUBUNGAN LABA AKUNTANSI, LAPORAN ARUS KAS OPERASI DENGAN DEVIDEN TUNAI PADA INDUSTRI PERBANKAN
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA”
Adalah benar hasil karya saya sendiri yang disusun sebagai tugas akhir guna untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan. Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku.
Medan, 24 Juni 2011 Yang membuat pernyataan
Surya Warni Sibarani NIM: 090522020
(3)
ABSTRAK
Studi ini menganalisa hubungan antar laba akuntansi dan arus kas dari operasi dengan deviden tunai pada perusahaan perbankan periode 2007 sampai 2009. Studi ini dilakukan untuk mengetahui mana yang mempunyai hubungan yang paling signifikan dengan deviden tunai. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan dari tiap perusahaan, yang dipublikasikan melalui website www.idx.co.id.
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode statistik inferensi non parametrik. Metode sampel yang digunakan yaitu metode purposive sampling. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah laba akuntansi ( X1) dan arus kas operasi ( X2) sebagai variabel independen, dan deviden tunai ( Y) sebagai variabel dependen yang meliputi 30 perusahaan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa kedua variabel independen mempunyai hubungan yang signifikan dengan deviden tunai, tetapi yang mempunyai hubungan yang paling signifikan dan kuat adalah laba akuntansi.
(4)
ABSTRACT
This study analyzed the correlation earning and cash flow from operations to
the dividend cash of the banking companies since 2007 up to 2009. This study was also intended to know which performance measures have the most significant effect to the dividend cash. Data that used in this research is financial statements from each company, publized through website
Analysis method that used in this research is statistic method with inferensi non parametrik. Sampling method that used is purposive sampling. Variables that used in this research are earnings (X1) and operating cash flow (X2) as variable independent, and dividend cash (Y) as variable dependent consist of the 30 firms. This research concludes that both of two independent variables have positive significant correlation toward dividend cash, but the most significant correlation was from earnings .
(5)
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullaahi Wabarkaatuh
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan petunjuk-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Analisis Hubungan Laba Akuntansi, Arus Kas Operasi Dengan Deviden Tunai Pada Industri Perbankan yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”. Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi kemajuan dimasa yang akan datang.
Terwujudnya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan serta dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara,
2. Bapak Drs. Firman Syarif, MSi, Ak, selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak, selaku Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Sucipto, MM, Ak selaku Dosen Pembimbing yang banyak memberikan bimbingan dalam rangka terwujudnya penulisan tugas akhir ini, 4. Bapak Drs. Syahrul Rambe, MM, Ak selaku Dosen Penguji yang banyak
(6)
5. Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku Dosen Penguji yang banyak memberikan bimbingan dalam rangka terwujudnya penulisan tugas akhir ini, 6. teristimewa kepada Ibunda tercinta Hasniar Br Manalu yang telah banyak
membantu dan memberi semangat kepada penulis baik moril maupun materil dengan tulus dan ikhlas serta mengorbankan apa yang terbaik dari mereka untuk kepentingan penulis selama mengikuti perkuliahan sampai dengan selesai.
Akirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua dan apabila dalam penulisan skripsi ini terdapat kata-kata yang kurang berkenan, penulis menghaturkan maaf yang sebesar-besarnya, semoga Allah SWT senantiasa meridhoi kita semua, Amin Ya Robbal’Alamin.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.
Medan, 24 Juni 2011 Penulis
Surya Warni Sibarani 090522020
(7)
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN... i
ABSTRAK ... ii
ABSTRACT ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah... 1
1.2. Perumusan Masalah ... 3
1.3. Tujuan Penelitian ... 3
1.4. Manfaat Penelitian ... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis ... 5
(8)
2.1 Laba Akuntansi ... 5
2.2 Arus Kas Operasi ... 5
2.3 Pengertian Deviden ... 7
2.4 Teori Kebijakan Deviden ... 8
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 11
C. Kerangka Konseptual... 12
D. Hipotesis Penelitian... 13
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian... 14
B. Jenis dan Sumber Data ... 14
C. Metode Pengumpulan Data ... 15
D. Populasi dan Sampel Penelitian ... 15
E. Teknik Pengambilan Sampel... 15
F. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel... 17
3.1 Variabel Independen (bebas)... 17
3.2 Variabel Dependen ... 18
G. Metode Analisis Data ... 19
3.1 Korelasi Spearman Rank ... 20
3.2 Uji t ... 21
(9)
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Data Penelitian ... 23
B. Deskripsi Data Penelitian ... 23
C. Analisis Objek Penelitian ... 24
D. Hasil Analisis Statistik ... 32
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 40
B. Keterbatasan Penelitian ... 41
C. Saran... 42
DAFTAR PUSTAKA ... 43
(10)
DAFTAR TABEL
No Tabel Judul Halaman
2.1 Aktivitas Operasi ... 5
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu... ... 11
3.1 Sampel Perusahaan Perbankan... 16
3.2 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 19
3.3 Jadwal Penelitian ... 22
4.2 Data Laba Akuntansi... 25
4.3 Data Laba Akuntansi... 2 5 4.4 Data Laba Akuntansi 2009 ... 26
4.5 Deskriptive Statistik Laba Akuntansi ... 27
4.6 Data Arus Kas Operasi 2007... 27
4.7 Data Arus Kas Operasi 2008 ... 28
4.8 Data Arus Kas Operasi 2009 ... 28
4.9 Deskriptive Statistik Arus Kas Operasi... 29
4.10 Data Deviden Tunai 2007 ... 30
(11)
4.12 Data Deviden Tunai 2009 ... 31
4.13 Deskriptive Statistik Deviden Tunai... 32
4.14 Korelasi Spearman Rank 2007 ... 33
4.15 Korelasi Spearman Rank 2008 ... 34
4.16 Korelasi Spearman Rank 2009 ... 35
4.17 Tabel Uji t 2007 ... 37
4.18 Tabel Uji t 2008 ... 38
(12)
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
2.1 Kerangka Konseptual ... 12 4.1 Histogram ... 24
(13)
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul Halaman
i Daftar Perusahaan Sampel ... 4 5
ii Data penelitian tahun 2007-2009 ... 46
iii Descriptive Statistik Laba Akuntansi ... 50
iv Descriptive StatistikArus Kas Operasi... . 50
v Descriptive Statistik Deviden Tunai ... 51
vi Korelasi Spearman Rank Tahun 2007 ... 51
vii Korelasi Spearman Rank Tahun 2008 ... 52
viii Korelasi Spearman Rank Tahun ... 53
ix Uji t 2007-2009 ... 54
x Gambar Histogram ... 55
(14)
ABSTRAK
Studi ini menganalisa hubungan antar laba akuntansi dan arus kas dari operasi dengan deviden tunai pada perusahaan perbankan periode 2007 sampai 2009. Studi ini dilakukan untuk mengetahui mana yang mempunyai hubungan yang paling signifikan dengan deviden tunai. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan dari tiap perusahaan, yang dipublikasikan melalui website www.idx.co.id.
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode statistik inferensi non parametrik. Metode sampel yang digunakan yaitu metode purposive sampling. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah laba akuntansi ( X1) dan arus kas operasi ( X2) sebagai variabel independen, dan deviden tunai ( Y) sebagai variabel dependen yang meliputi 30 perusahaan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa kedua variabel independen mempunyai hubungan yang signifikan dengan deviden tunai, tetapi yang mempunyai hubungan yang paling signifikan dan kuat adalah laba akuntansi.
(15)
ABSTRACT
This study analyzed the correlation earning and cash flow from operations to
the dividend cash of the banking companies since 2007 up to 2009. This study was also intended to know which performance measures have the most significant effect to the dividend cash. Data that used in this research is financial statements from each company, publized through website
Analysis method that used in this research is statistic method with inferensi non parametrik. Sampling method that used is purposive sampling. Variables that used in this research are earnings (X1) and operating cash flow (X2) as variable independent, and dividend cash (Y) as variable dependent consist of the 30 firms. This research concludes that both of two independent variables have positive significant correlation toward dividend cash, but the most significant correlation was from earnings .
(16)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
Tujuan pembagian dividen untuk memaksimumkan pemegang saham atau harga saham dan menunjukan likuiditas perusahaan. Dari sisi investor deviden merupakan salah satu motivator untuk menanamkan dana dipasar modal. Investor lebih memilih dividen yang berupa kas dibandingkan dengan capital gain. Perilaku ini diakui oleh Gordon-Litner sebagai “The bird in the hand theory” bahwa satu burung di tangan lebih berharga daripada seribu burung di udara. Selain itu investor juga dapat mengevaluasi kinerja perusahaan dengan menilai besarnya deviden yang dibagikan
Dari sisi emiten kebijakan dividen sangat penting bagi mereka, apakah sebagai keuntungan perusahaan akan lebih banyak digunakan untuk membayar deviden dibanding retain earning atau sebaliknya. Dalam penetapan kebijaksanaan mengenai pembagian deviden, faktor yang menjadi perhatian manajemen adalah besarnya laba yang dihasilkan perusahaan. Ada dua ukuran kinerja akuntansi perusahaan yaitu laba akuntansi dan total arus kas.
Laba akuntansi adalah laba dari kaca mata perekayasa akuntansi atau kesatuan usaha karena keperluan untuk menyajikan informasi secara objektif dan terandalkan. Laba akuntansi yang digunakan dalam penelitian ini adalah laba yang didapat dari selisih hasil penjualan dikurangi harga pokok penjualan dan biaya-biaya operasi perusahaan (laba bersih).
(17)
Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas, laporan arus kas melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah dari kegiatan operasi perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar deviden dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan sumber pendanaan dari luar.
Murtanto (2004) dalam penelitiannya yang menganalisis hubungan antara laba akuntansi dan laba tunai dengan deviden kas. Mereka menganalisis perusahaan industri Barang Konsumsi pada tahun 1999, 2000 dan 2001. Berdasarkan penelitiannya itu disimpulkan bahwa adanya hubungan yang kuat antara laba akuntansi terhadap deviden kas.
Elizabeth (2000) dalam penelitiannya yang menganalisis hubungan laba akuntansi dan arus kas operasi dengan deviden kas, dengan menggunakan koefisien korelasi Spearman Rank, ia menganalisa 25 perusahaan yang Go publik di BEJ pada tahun 1992, 1993 dan 1994. Berdasarkan penelitiannya itu disimpulkan bahwa ada konsistensi hubungan yang signifikan antara laba akuntansi dan arus kas operasi dengan dividen kas. Pada umumnya laba akuntansi lebih mempengaruhi besarnya dividen kas yang dibagikan daripa arus kas operasi. Penelitian ini merupakan replikasi penelitian Elizabeth (2000) dengan judul “ Analisis Hubungan Laba Akuntansi, Arus Kas Operasi Dengan Deviden Tunai
(18)
Pada Industri Perbankan yang terdaftar di BEI. Tahun penelitian yang digunakan yaitu tahun 2007,2008,2009.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penulis merumuskan masalah yang diteliti:
1. apakah terdapat hubungan yang signifikan antara laba akuntansi dengan deviden tunai?
2. apakah terdapat hubungan yang signifikan antara arus kas operasi dengan deviden tunai?
1.3 Tujuan Penelitian
1. untuk mengetahui apakah ada hubungan yang signifikan anatara laba akuntansi dengan deviden tunai,
2. untuk mengetahui apakah ada hubungan yang signifikan anatara arus kas operasi dengan deviden tunai,
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan peneliti tentang pasar modal khususnya yang berkaitan dengan hubungan antara laba akuntansi,arus kas operasi dengan deviden kas pada perusahaan industri perbankan yang terdaftar di BEI,
2. Investor maupun calon investor, sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk membeli, menjual atau menahan saham
(19)
bedasarkan harapan atas dividen kas yang dibagikan menggunakan informasi laba akuntansi yang dilaporkan perusahaan,
3. Emiten maupun calon emiten, sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan dividen agar memaksimumkan nilai perusahaan, 4. Akademisi, untuk menambah wawasan tentang prilaku pasar modal
(20)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis
Laba Akuntansi
Kinerja akuntansi dari suatu perusahaan dapat diukur dengan laba akuntansi dan total arus kas. FASB Statemenet dalam Sofyan (2003:241) mendefenisikan “accounting income atau laba akuntansi sebagai perubahan dalam ekuitas (net asset) dari suatu entity selama satu periode tertentu yang diakibatkan oleh transaksi dan kejadian atau peristiwa yang berasal bukan dari pemilik”. Di dalam laba akuntansi terdapat berbagai komponen pokok yaitu: laba kotor, laba usaha, laba sebelum pajak dan laba sesudah pajak. Sehingga dalam menentukan besarnya laba akuntansi investor dapat melihat dari perhitungan laba setelah pajak. Sofyan (2003:299) menyatakan bahwa “Accounting Income adalah perbedaan antara realisasi penghasilan yang berasal dari transaksi perusahaan pada periode tertentu dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan penghasilan itu”.
Arus Kas Operasi
Stice dan Skousen (2004: 320) menjelaskan berbagai aktivitas yang termasuk dalam aktivitas operasi adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1 Aktivitas Operasi
Kas Diterima dari: Kas dikeluarkan untuk: 1. penjualan barang atau jasa, 1. pembelian persediaan, 2. penjualan efek yang diperdagangkan, 2. gaji dan upah,
3. pendapatan bunga, 3. pajak,
4. pendapatan dividen. 4. beban bunga, Sumber Stice dan Skousen (2004:320
(21)
Dalam PSAK No. 2 paragraf 12 (IAI : 2002) dinyatakan bahwa jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasinya perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pandanaan dari luar. Informasi mengenai unsur tertentu arus kas historis bersama dengan informasi lain, berguna dalam memprediksi arus kas operasi masa depan.
Menurut Sofyan (2003:258) ada 2 bentuk dalam menyajikan laporan arus kas, yaitu sebagai berikut:
1.Direct Method
Dalam metode ini pelaporan arus kas dilakukan dengan cara melaporkan kelompok-kelompok penerimaan kas dan pengeluaran kas dari kegiatan operasi secara lengkap (gross), dan baru dilanjutkan dengan kegiatan investasi dan pembiayaan.
2.Indirect Method
Dalam metode ini net income disesuaikan (reconcile) dengan menghilangkan:
a. pengaruh transaksi yang masih belum direalisasi (deferral) dari arus kas masuk dan keluar yang accrued seperti Piutang dan Utang.
b. Pengaruh perkiraan yang terdapat dalam kelompok investasi dan pembiyaan yang tidak mempengaruhi kas seperti: Penyusustan, Amortisasi, Laba Rugi dari Penjualan Aktiva Tetap dan dari operasi yang dihentikan (yang berkaitan dengan investasi), Laba Rugi pembatalan utang (transaksi pembiayaan).
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan arus kas operasi yang berasal dari perhitungan metode tidak langsung (indirect methode).
(22)
Pengertian Deviden
Stice at al (2004:902) menyatakan bahwa “Deviden adalah pembagian kepada pemegang saham dari suatu perusahaan secara proporsional sesuai dengan jumlah lembar saham yang dipegang oleh masing-masing pemilik”. Besarnya dividen yang dibagikan biasanya tercermin dalam devidend pay
out ratio (DPR). DPR merupakan ratio hasil perbandingan antara deviden
dengan laba yang tersedia bagi para pemegang saham biasa.
Deviden yang bisa diperoleh investor ada dua jenis, yaitu deviden kas dan deviden non kas. Deviden kas (cash deviden) adalah deviden yang dibayarkan perusahaan kepada investor dalam bentuk uang tunai. Deviden non kas adalah deviden yang dibayarkan kepada investor dalam bentuk saham dengan proporsi tertentu, misalnya seperti deviden saham dan deviden aktiva. Pada kenyataannya para investor lebih tertarik pada pembayaran deviden dalam bentuk uang tunai, sebab dapat meminimalisir ketidakpastian atas investasinya terhadap suatu perusahaan.
Menurut Lukas (Lukas 2008:351) “Kebijakan pembagian dividen adalah suatu keputusan untuk menentukan berapa besar bagian laba akan dibagikan kepada para pemegang saham dan akan ditahan dalam perusahaan selanjutnya diinvestasikan kembali”. Kebijakan pembagian dividen tergantung pada keputusan rapat umum pemegang saham (RUPS).
Kebijakan dividen penting bagi perusahaan dengan dua alasan, yaitu: a. Pembayaran dividen mungkin akan mempengaruhi nilai perusahaan
(23)
b. Laba ditahan biasanya merupakan sumber dana internal yang terbesar dan terpenting bagi pertumbuhan perusahaan.
Teori Kebijakan Deviden
Menurut Lukas (2008:352) beberapa teori yang relevan dalam kebijakan deviden adalah :
a. Teori Dividen Tidak Relevan dari Modigliani dan Miller
Menurut Modigliani dan Miller (MM) , nilai suatu perusahaan tidak ditentukan oleh besar kecilnya DPR, tapi ditentukan oleh laba bersih sebelum pajak ( EBIT ) dan kelas risiko perusahaan. Jadi menurut MM, dividen adalah tidak relevan.
Pernyataan MM ini didasarkan pada beberapa asumsi penting yang lemah seperti :
1. Pasar modal sempurna dimana semua investor adalah rasional.
2. tidak ada biaya emisi saham baru jika perusahaan menerbitkan saham baru.
3. Tidak ada pajak
4. Kebijakan investasi perusahaan tidak berubah. Pada praktiknya :
a).Pasar modal yang sempurna sulit ditemui ; b). biaya emisi saham baru pasti ada ; c). pajak pasti ada ; d). kebijakan investasi perusahaan tidak mungkin tidak berubah.
Beberapa ahli menentang pendapatan MM tentang dividen adalah tidak relevan dengan menunjukkan bahwa adanya biaya emisi saham baru akan mempengaruhi nilai perusahaan. Modal sendiri dapat berasal dari laba ditahan dan menerbitkan saham biasa baru.
Beberapa ahli menyoroti asumsi tidak adanya pajak. Jika ada pajak maka penghasilan investor dari dividen dan dari capital gains ( kenaikan harga saham ) akan dikenai pajak. Seandainya tingkat pajak untuk dividen dan capital gains adalah sama, investor cenderung lebih suka menerima capital gains dari pada dividen karena pajak pada capital gains baru dibayar saat saham dijual dan keuntungan diakui / dinikmati. Dengan kata lain, investor lebih untung karena dapat menunda pembayaran pajak. Investor lebih suka bila
(24)
perusahaan menetapkan DPR yang rendah, menginvestasikan kembali keuntungan dan menaikkan nilai perusahaan atau harga saham.
b. Teori The Bird in the Hand
Gordon dan Lintner menyatakan bahwa biaya modal sendiri (Ks) perusahaan akan naik jika DPR rendah karena investor lebih suka menerima dividen dari pada capital gains. Menurut mereka, investor memandang dividend yield (D1/Po)
lebih pasti dari pada capital gains yield (g). Perlu diingat bahwa dilihat dari sisi investor, biaya modal sendiri dari laba ditahan ( KS ) adalah tingkat keuntungan yang disyaratkan investor pada saham. KS adalah keuntungan dari dividen ( dividend yield ) ditambah keuntungan dari capital gains ( capital gains yield ).
Modigliani dan Miller menganggap bahwa argumen Gordon dan Lintner ini merupakan suatu kesalahan ( MM menggunakan istilah “ The Bierd in the hand Fallacy “ ) . Menurut MM, pada akhirnya investor akan kembali menginvestasikan dividen yang diterima pada perusahaan yang sama atau perusahaan yang memiliki risiko yang hampir sama.
c. Teori Perbedaan Pajak
Teori ini diajukan oleh Litzenberger dan Ramaswamy. Mereka menyatakan bahwa karena adanya pajak terhadap keuntungan dividen dan capital gains, para investor lebih menyukai capital gains karena dapat menunda pembayaran pajak. Oleh karena itu investor mensyaratkan suatu tingkat keuntungan yang lebih tinggi pada saham yang memberikan dividend yield tinggi, capital gains yield rendah dari pada saham dengan dividend yield rendah, capital gains yield tinggi. Jika pajak atas dividend lebih besar dari pajak atas capital gains, perbedaan ini akan makin terasa.
Jika manajemen percaya bahwa teori “ Dividen tidak relevan “ dari MM adalah benar, maka perusahaan tidak perlu memperdulikan berapa besar dividen yang harus dibagi, Jika mereka menganut teori “ The Bird in the Hand “, mereka harus membagi seluruh EAT dalam bentuk dividen. Dan bila manajemen cenderung mempercayai teori perbedaan pajak ( Tax Differential Theory ), mereka harus menahan seluruh EAT atau DPR = 0 %. Jadi ke 3 teori yang telah dibahas mewakili kutub – kutub ekstrim dari teori tentang
(25)
kebijakan dividen. Sayangnya test secara empiris belum memberikan jawaban yang pasti tentang teori mana yang paling benar.
d. Teori Signaling Hypothesis
Ada bukti empiris bahwa jika ada kenaikan dividen, sering diikuti dengan kenaikan harga saham. Sebaliknya pernurunan diveden pada umumnya menyebabkan harga saham turun. Fenomena ini dapat dianggap sebagai bukti bahwa para investor lebih menyukai dividen dari pada capital gains. Tapi MM berpendapat bahwa suatu kenaikan dividen yang diatas biasanya merupakan suatu “ sinyal “ kepada para investor bahwa manajemen perusahaan meramalkan suatu penghasilan yang baik diveden masa mendatang. Sebaliknya, suatu penurunan dividen atau keanikan dividen yang dibawah keanaikan normal ( biasanya ) diyakini investor sebagai suatu sinyal bahwa perusahaan menghadapi masa sulit diveden waktu mendatang.
Seperti teori dividen yang lain , teori Signaling Hypotesis ini juga sulit dibuktikan secara empiris. Adalah nyata bahwa perubahan dividen mengandung beberapa informasi.
Tapi sulit dikatakan apakah kenaikan dan penurunan harga setelah adanya kenaikan dan penurunan dividen semata-mata disebabkan oleh efek sinyal atau disebabkan karena efek sinyal dan preferensi terhadap dividen.
e. Teori Clientele Effect
Teori ini menyatakan bahwa kelompok (clientele) pemegang saham yang berbeda akan memiliki preferensi yang berbeda terhadap kebijakan dividen perusahaan.
Kelompok pemegang saham yang membutuhkan penghasilan pada saat ini lebih menyukai suatu Dividend payout Ratio yang tinggi. Sebaliknya kelompok pemegang saham yang tidak begitu membutuhkan uang saat ini lebih senang jika perusahaan menahan sebagian besar laba bersih perusahaan. Jika ada perbedaan pajak bagi individu ( misalnya orang lanut usia dikenai pajak lebih ringan ) maka pemegang saham yang dikenai pajak tinggi lebih menyukai capital gains karena dapat menunda pembayaran pajak. Kelompok ini lebih senang jika perusahaan membagi dividen yang kecil. Sebalinya kelompok pemegang saham yang dikenai pajak relatif rendah cenderung menyukai dividen yang besar.
Bukti empiris menunjukkan bahwa efek dari Clientele ini ada. Tapi menurut MM hal ini tidak menunjukkan bahwa lebih
(26)
baik dari dividen kecil, demikian sebaliknya. Efek Clientele ini hanya mengatakan bahwa bagi sekelompok pemegang saham, kebijakan dividen tertentu lebih menguntungkan mereka .
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Tabel 2.2
Tinjauan Penelitian Terdahulu Tahun
Penelitian
Peneliti Judul Hasil Penelitian
2004 Hermi Analisis
Pengaruh Laba Bersih, Arus Kas Operasi terhadap deviden kas
Pada penelitiannya yang menganalisis hubungan laba bersih dan arus kas operasi terhadap deviden kas pada perusahaan manufaktur di BEJ pada periode 1999-2002 (dengan korelasi spearman rank. Hermi (2004) menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara laba bersih dengan deviden kas.
2004 Murtanto Analisis Hubungan Antara Laba Akuntansi dan Laba Tunai Dengan Deviden Kas
Pada penelitian yang menganalisis hubungan antara laba akuntansi dan laba tunai dengan deviden kas pada perusahaan industri Barang Konsumsi pada tahun 1999-2001 dengan menggunakan korelasi
spearman rank, menyimpulkan bahwa adanya hubungan yang positif dan kuat antara laba akuntansi dan deviden kas. 2000 Elizabeth Analisis
hubungan laba akuntansi dan arus kas operasi dengan deviden kas pada Penelitiannya yang menganalisis hubungan laba
akuntansi dan arus kas operasi dengan dividen kas, dengan menggunakan koefisien korelasi Spearman Rank, ia menganalisa 25 perusahaan yang go publik di BEJ pada tahun 1992, 1993 dan 1994. Berdasarkan
(27)
perusahaa n yang go publik di BEJ
penelitiannya itu disimpulkan bahwa ada
konsistensi hubungan yang signifikan antara laba akuntansi dan arus kas operasi dengan dividen kas. Pada umumnya laba
akuntansi lebih mempengaruhi besarnya
deviden kas yang dibagikan daripada arus kas operasi. Sumber: Diolah oleh peneliti (2011)
C. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual merupakan sintesis dari tinjauan teori dan tinjauan penelitian terdahulu serta alasan-alasan logis. Adapun kerangka konseptual dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Besar kecilnya dividen yang dibagikan perusahaan tergantung dari kebijakan dividen yang ditempuh oleh perusahaan. Dalam menentukan deviden yang akan diberikan kepada pemegang saham tentunya perusahaan akan memperhatikan laba akuntansi yang diperoleh, karena dividen yang dibagikan kepada pemegang saham merupakan bagian dari laba. Jika suatu perusahaan bisa memperoleh laba yang semakin besar, maka secara teoritis
Laba Akuntansi
(X1) Deviden Tunai
yang diterima oleh pemegang
saham(Y) Arus Kas Operasi
(X2)
H2 H1
(28)
perusahaan akan mampu menetapkan deviden yang makin besar. Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi perusahaan merupakan indikator yang menentukan apakah kegiatan operasi perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk membayar dividen yang telah ditetapkan dalam kebijakan dividen. Semakin besar arus kas operasi perusahaan maka semakin besar deviden yang ditetapkan karena perusahaan memiliki kas untuk membayar dividen dan semakin kecil arus kas yang dihasilkan perusahaan dari aktivitas operasinya maka akan semakin kecil devidennya. D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah jawaban sementara yang harus diuji kebenarannya atas suatu penelitian yang dilakukan agar dapat mempermudah dalam menganalisis. Dari kerangaka konseptual yang telah diuraikan di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
H01 : tidak terdapat hubungan yang signifikan antara laba akuntansi dengan deviden tunai,
HA1 : terdapat hubungan yang signifikan antara laba akuntansi dengan deviden tunai,
H02 : tidak terdapat hubungan yang signifikan antara arus kas operasi dengan deviden tunai,
HA2 : terdapat hubungan yang signifikan antara arus kas operasi dengan deviden tunai
(29)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A. Desain penelitian
Penelitian ini menggunakan “desain kausal yang berguna untuk menganalisa hubungan antara suatu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya” ( Umar, 2003: 30 ). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : laba akuntansi, arus kas dari aktivitas operasi sebagai variabel independent, serta deviden tunai sebagai variabel dependen.
B. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu “data yang berbentuk angka dalam arti sebenarnya” (Singgih, 2004:13), dan data tersebut juga merupakan data sekunder yaitu data / informasi yang telah diolah dan diperoleh dari laporan keuangan tahunan perusahaan - perusahaan dengan kategori industri Perbankan yang terdaftar di BEI periode 2007-2009 yang meliputi net erning (laba bersih), arus kas operasi dan nilai deviden kas, melalui situs resmi BEI yaitu melalui ICMD (Indonesian Capital Market Directory), serta situs www.dunia investasi.com.
(30)
C. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan mendokumentasikan data sekunder yang diperlukan berupa laporan-laporan keuangan dan ringkasan kinerja yang dipublikasikan oleh BEI.
D. Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut Kuncoro (2008 : 55) “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan perbankan yang terdaftar (listing) di Bursa Efek Indonesia selama periode 2007, 2008,2009. Berdasarkan data yang diperoleh dari Indonesia Capital Market
Directori (ICMD). Perusahaan yang menjadi populasi dari penelitian ini adalah 10
perusahaan.
Menurut Erlina dan Mulyani (2007 : 81) “sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi”. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini ditentukan dengan teknik penentuan sampel dengan metode purpose sampling.
E. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purpose sampling, defenisi purpose samping menurut Erlina (2004:87) yaitu “Teknik pengambilan sampel berdasarkan suatu kriteria tertentu. Kriteria yang digunakan dapat berdasarkan pertimbangan (judgment) atau berdasarkan kuota tertentu”.
(31)
Pertimbangan yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. perusahaan tersebut terdaftar di BEI dengan kategori Industri Perbankan pada tahun 2007-2009,
2. perusahaan telah menerbitkan dan mempublikasikan laporan keuangan auditan untuk tahun buku 2007-2009,
3. perusahaan tersebut tidak sedang berada dalam proses delisting pada periode tersebut,
4. perusahaan tersebut membayar deviden tunai pada tahun 2007-2009 Setelah dipilih dengan kriteria yang sudah ditetapkan di atas dapatlah 10 perusahaan sebagai sampel, maka jumlah sampel 10 x 3 tahun = 30 sampel Daftar perusahaan yang menjadi sampel adalah sebagai berikut:
Tabel .3.1
Sampel Perusahaan Perbankan
No Nama Perusahaan Kriteria Keterangan
1 PT Bank Himpunan Saudara 1906Tbk X Bukan Sampel 2 PT Bank Pan Indonesia Tbk X X Bukan Sampel 3 PT Bank OCBC NISP Tbk X Bukan Sampel 4 PT Bank Mayapada Tbk Sampel
5 PT Bank Mega Tbk X X Bukan Sampel
6 PT Bank Windu Kentjana
Internasional Tbk
X X Bukan Sampel
7 PT Artha Graha InternasionalTbk X Bukan Sampel 8 PT Bank Victoria Internasional Tbk X Bukan Sampel 9 PT Bank Tabungan Pensiunan X X Bukan Sampel
(32)
Nasional Tbk
10 PT Bank SwadesiTbk X X Bukan Sampel 11 PT Bank Permata Tbk X X X Bukan Sampel 12 PT Bank Internasional IndonesiaTbk X X Bukan Sampel 13 PT Bank CIMB Niaga Tbk Sampel
14 PT Bank Bumi Artha Tbk Sampel
15 PT Bank Mandiri Tbk Sampel
16 PT Bank Danamon Tbk Sampel
17 PT Bank Rakyat Indonesia Tbk Sampel `18 PT Bank Negara IndonesiaTbk Sampel
19 PT Bank Bukopin Tbk Sampel
20 PT Bank Central AsiaTbk Sampel
21 PT Bank ICB Bumiputera
IndonesiaTbk
Sampel
Sumber: diolah oleh peneliti (2011
F. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
3.1Variabel independen (bebas)
Variabel independen (bebas) adalah variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel lain.Variabel independen (bebas) yang digunakan dalam penelitian ini adalah laba akuntansi dan arus kas operasi. Variabel independen disimbolkan dengan “X”
Laba akuntansi yang digunakan dalam penellitian ini adalah laba bersih yang didapat dari selisih antara pendapatan yang operatif maupun tidak dan
(33)
seluruh biaya operatif maupun tidak. Ukuran laba bersih sebagai variabel laba akuntansi mendasar pada penelitian Elizabeth (2000) dan Murtanto dan Febby (2004). Alasan penggunaan laba bersih sebagai variabel laba akuntansi dikarenakan laba bersih adalah laba yang menunjukan kinerja dan pertanggung jawaban manajemen.
3.2 Variabel dependen (terikat)
Variabel dependen (terikat) adalah variabel yang dijelaskan atau yang dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah deviden tunai, dimana variabel dependen disimbolkan dengan “Y”.
Dividen yang dimaksud dalam penelitian ini adalah dividen tunai. Besarnya dividen tunai dapat dilihat pada laporan keuangan tahunan pada bagian laporan perubahan ekuitas tahun berikutnya. Hal ini dikarenakan penelitian ini bertujuan untuk mencari keeratan hubungan antara laba akuntansi dan arus kas operasi periode ini dengan nilai dividen tunai yang dibagikan perusahaan. Misalnya penulis akan meneliti laporan keuangan tahun 2007, maka nilai dividen tunai diperoleh dari laporan perubahan ekuitas yang disajikan pada laporan keuangan tahun 2008.
(34)
Tabel 3.2
Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel Konsep Variabel Indikator Ukuran Laba
Akuntansi (X1)
Selisih bersih antara
penerimaan dan pengeluaran perusahaan
yang berasal dari laporan laba rugi tahunan.
Nilai laba akuntansi per lembar saham
Nominal
Arus Kas operasi(X2)
Selisih bersih antar penerimaan dan pengeluaran kas dan
setara kas yang berasal dari aktivitas operasi selama satu tahun buku, sebagaimana tercantum dalam laporan arus kas
Nilai arus kas dari aktivitas operasi perlembar saham Nominal Deviden Tunai (Y)
Distribusi Laba dalam bentuk kas oleh sebuah perusahaan kepada pemegang sahamnya.
Nilai deviden tunai
Nominal
Sumber : diolah oleh peneliti (2011)
G. Metode Analisis Data
Secara garis besar, metode statistik yang akan digunakan dalam pengujian hipotesis penelitian adalah “stastistik inferensi yang berkaitan dengan pengambilan keputusan dari data yang telah dicatat dan diringkas tersebut” (Singgih Santoso, 2005:3). Dalam praktek, satatistik inferensi dapat dilakukan dengan metode parametrik ataupun metode non parametrik. Penelitian ini menggunakan metode statistik inferensi non parametrik dimana “data yang ada
(35)
tidak berdistribusi normal, atau jumlah data sangat sedikit serta level data nominal atau ordinal” (Singgih Santoso, 2005: 378).
3.1Korelasi Spearman Rank
Penelitian ini menggunakan model Korelasi Spearman menurut wahid (2003:136) “korelasi Spearman Rank digunakan untuk mencari hubungan atau untuk menguji signifikansi hipotesis asosiatif bila masing-masing variabel yang dihubungkan berbentuk ordinal dan sumber data antar variabel tidak harus sama”. Inti dari analisis korelasi adalah mengukur kekuatan hubungan antar variabel, tanpa menunjukan adanya sebab-akibat. Pada dasarnya Korelasi Spearman ini adalah mencari korelasi antar jenjang atau posisi urutan data, bukan nilai data” (Wahid Sulaiman, 2003: 136).
Rumus untuk menghitung korelasi Spearman secara manual adalah:
− − =
∑
) 1 ( 6 1 2 2 n n D r Dimana:r = Koefisien Korelasi Spearman (Rank Order)
d = Merupakan perbedaan peringkat untuk setiap pasangan
(36)
Untuk mandapatkan basarnya nilai korelasi spearman penelitian ini dapat menggunakan perhitungan dengan menggunakan software SPSS.
3.2Uji t
Nilai korelasi yang didapatkan dari penelitian merupakan nilai korelasi sampel, yang merupakan harga estimasi dari koefisien korelasi populasi yang dilambangkan dengan r. Untuk selanjutnya kita akan mengadakan uji hipotesis mengenai koefisien korelasi populasi yang tidak diketahui berdasarkan pada estimasi nilai koefisien korelasi sampel, yaitu r.
Pengujian hipotesis untuk korelasi secara manual digunakan Uji t. Hasil dari perhitungan Uji t akan menunjukkan hipotesis yang akan diterima. Berikut ada 2 kriteria yang digunakan dalam mengambil keputusan:
a. jika t hitung > t tabel, H0 ditolak b. jika t hitung < t tabel , H0 diterima
(37)
H. Jadwal Penelitian
Perencanaan jadwal penelitian adalah sebagai berikut: Tabel 3.3
Jadwal Penelitian
Sumber: diolah oleh penulis(2011) T
Taahhaappaann P
Peenneelliittiiaann
F Feebb 2 2001111
M Maarreett
2 2001111
A Apprriill
2 2001111
M Meeii 2 2001111
J Juunnii 2 2001111 Study Pendahuluan Pengajuan Proposal Penyetujuan Proposal Bimbingan Proposal Seminar Proposal Pengumpulan dan Pengolahan Data Bimbingan dan Penyelesaian Skripsi
(38)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Data penelitian
Data dari perusahaan yang diteliti diperlukan untuk menganalisis hubungan dalam penelitian ini. Hal tersebut dilakukan agar dapat dianalisi hubungan antara Laba Akuntansi, Arus Kas Operasi dengan Deviden Tunai. Analisis tersebut diperlukan sebelum membahas hubungan dari variabel independent yaitu laba akuntansi da arus kas operasi dengan variabel dependen yaitu deviden tunai.
Populasi yang diteliti dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI selama 2007-2009. perusahaan yang dijadikan sampel adalah berjumlah 10 perusahaan., dimana perusahaan tersebut telah memenuhi kriteria yang telah ditentukan sebelumnya. Jumlah sampel secara keseluruhan adalah 30 untuk 3 tahun dari tahun 2007-2009
B. Deskripsi Data Penelitian
Berikut ini adalah histogram dari ketiga variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Dengan adanya histogram ini, maka dapat dilihat apakah data yang digunakan dalam penelitian ini memiliki normalitas.
(39)
Gambar 4.1 Histogram
Gambar histogram di atas menunjukkan penyebaran data dari ketiga variabel selama periode pengamatan menyebar secara tidak normal. Hal tersebut dikarenakan garis lengkung yang tidak simetris dan data cenderung lebih condong ke kiri. Hal tersebut bukan merupakan suatu hal yang berarti karena data yang tidak berdistribusi normallah yang lebih sesuai menggunakan statistik nonparametrik.
(40)
Analisis objek dimulai dengan data. Data-data tersebut dikumpulkan selama periode pengamatan untuk dianalisis lebih lanjut. Berikut akan disajikan tabel yang memuat semua data dari ketiga variabel tersebut.
Tabel 4.2 Data Laba Akuntansi
Tahun 2007
Nama Perusahaan Laba Akuntansi
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk 4,838,001,000,000
PT Bank Central AsiaTbk 4,489,252,000,000
PT Bank Mandiri Tbk 4,346,224,000,000
PT Bank Danamon Tbk 2,117,000,000,000
PT Bank CIMB Niaga Tbk 1,508,386,000,000
PT Bank Negara IndonesiaTbk 897,928,000,000
PT Bank Bukopin Tbk 375,126,000,000
PT Bank Mayapada Tbk 40,447,000,000
PT Bank Bumi Artha Tbk 20,801,644,265
PT Bank ICB Bumiputera IndonesiaTbk 20,647,835,000 Sumber : www.idx.co.id
Tabel 4.3 Data Laba Akuntansi
Tahun 2008
Nama Perusahaan Laba Akuntansi
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk 5,958,368,000,000
PT Bank Central AsiaTbk 5,776,139,000,000
PT Bank Mandiri Tbk 5,312,821,000,000
PT Bank Danamon Tbk 1,530,022,000,000
PT Bank Negara IndonesiaTbk 1,222,485,000,000
PT Bank CIMB Niaga Tbk 678,189,000,000
PT Bank Bukopin Tbk 368,807,000,000
PT Bank Mayapada Tbk 40,965,181,000
PT Bank Bumi Artha Tbk 27,621,261,140
PT Bank ICB Bumiputera IndonesiaTbk 1,925,744,000 Sumber : www.idx.co.id
(41)
Tabel 4.4 Data Laba Akuntansi
Tahun 2009
Nama Perusahaan Laba Akuntansi
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk 7,308,292,000,000
PT Bank Mandiri Tbk 7,155,000,000,000
PT Bank Central AsiaTbk 6,807,242,000,000
PT Bank Negara IndonesiaTbk 4,837,995,000,000
PT Bank CIMB Niaga Tbk 1,568,130,000,000
PT Bank Danamon Tbk 1,532,533,000,000
PT Bank Bukopin Tbk 362,191,000,000
PT Bank Mayapada Tbk 41,098,969,000
PT Bank Bumi Artha Tbk 28,213,676,725
PT Bank ICB Bumiputera IndonesiaTbk 5,043,438,000 Sumber : www.idx.co.id
Berikut merupakan perincian dari laba akuntansi yang terbesar dan terkecil selama periode pengamatan:
a. Pada tahun 2007 PT Bank Rakyat Indonesia Tbk memperoleh laba akuntansi terbesar yaitu 4,838,001,000,000 dan PT Bank ICB Bumiputera IndonesiaTbk memperoleh laba akuntansi terkecil yaitu 20,647,835,000,
b. Pada tahun 2008 PT Bank Rakyat Indonesia Tbk memperoleh laba akuntansi terbesar yaitu 5,958,368,000,000 dan PT Bank ICB Bumiputera IndonesiaTbk memperoleh laba akuntansi yang terkecil yaitu 1,925,744,000,
c. Pada tahun 2009 PT Bank Rakyat Indonesia Tbk memperoleh laba akuntansi terbesar yaitu 7,308,292,000,000 dan PT Bank ICB
(42)
Bumiputera IndonesiaTbk memperoleh laba terkecil yaitu 5,043,438,000.
Untuk mengetahui nilai minimum, maksimum serta mean dari modal kerja dapat dilihat pada tabel deskriptif yang dihasilkan dari perhitungan komputer SPSS 18.0 sebagai berikut:
Tabel 4.5
Deskriptive Statistik Laba Akuntansi Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Ln_LA 30 21.38 29.62 26.9755 2.45627
Valid N (listwise) 30
Sumber : Data primer yang diolah
Berdasarkan Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa nilai rata-rata laba akuntansi perusahaan selama tahun 2007 -2009 sebesar26.97 %, dengan nilai minimum sebesar 21.38 % dan nilai maksimum sebesar 21.38% serta standar deviasi sebesar 2.45627.
Tabel 4.6
Data Arus Kas Operasi Tahun 2007
Nama Perusahaan Arus Kas Operasi
PT Bank Negara IndonesiaTbk 10,187,279,000,000
PT Bank Central AsiaTbk 8,806,087,000,000
PT Bank Mandiri Tbk 5,803,964,000,000
PT Bank Bumi Artha Tbk 34,255,108,520
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk 23,989,827,000
PT Bank ICB Bumiputera IndonesiaTbk (86,348,263,000)
PT Bank CIMB Niaga Tbk (89,504,000,000)
PT Bank Mayapada Tbk (839,228,740,000)
PT Bank Bukopin Tbk (2,197,021,000,000)
PT Bank Danamon Tbk (4,977,809,000,000)
(43)
Tabel 4. 7
Data Arus Kas Operasi Tahun 2008
Nama Perusahaan Arus Kas Operasi 2008
PT Bank Danamon Tbk 3,116,534,000,000
PT Bank Mandiri Tbk 521,717,000,000
PT Bank Mayapada Tbk 103,507,932,000
PT Bank Bumi Artha Tbk (113,390,381,912)
PT Bank ICB Bumiputera IndonesiaTbk (346,017,924,000)
PT Bank Central AsiaTbk (1,743,764,000,000)
PT Bank CIMB Niaga Tbk (2,520,629,000,000)
PT Bank Bukopin Tbk (2,594,636,000,000)
PT Bank Negara IndonesiaTbk (12,340,073,000,000)
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (14,213,727,000,000) Sumber : www.idx.co.id
Tabel 4.8
Data Arus Kas Operasi Tahun 2009
Nama Perusahaan
Arus Kas Operasi 2009
PT Bank Mandiri Tbk 12,360,087,000,000
PT Bank Negara IndonesiaTbk 1,343,479,000,000
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk 1,277,129,000,000
PT Bank ICB Bumiputera IndonesiaTbk 413,816,934,000
PT Bank Bumi Artha Tbk 223,430,644,619
PT Bank Mayapada Tbk 173,034,917,000
PT Bank Danamon Tbk (1,098,934,000,000)
PT Bank Bukopin Tbk (2,199,392,000,000)
PT Bank CIMB Niaga Tbk (2,617,834,000,000)
PT Bank Central AsiaTbk (18,660,401,000,000)
(44)
Berikut merupakan perincian dari arus kas operasi yang terbesar dan terkecil selama periode pengamatan:
a. Pada tahun 2007 PT Bank Negara Indonesia Tbk memperoleh Arus Kas Operasi terbesar yaitu 10,187,279,000,000 dan PT Bank Danamon Tbk memperoleh Arus Kas Operasi yang terkecil yaitu (4,977,809,000,000),
b. Pada tahun 2009 PT Bank Danamon Tbk meperoleh Arus Kas Operasi yang terbesar yaitu 3,116,534,000,000 dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk memperoleh Arus Kas Operasi yang terkecil yaitu (14,213,727,000,000),
c. Pada tahun 2009 PT Bank Mandiri Tbk memperoleh Arus Kas Operasi yang terbesar yaitu 12,360,087,000,000 dan PT Bank Central AsiaTbk memperoleh Arus Kas Operasi yang terkecil yaitu (18,660,401,000,000).
Untuk mengetahui nilai minimum, maksimum serta mean dari arus kas operasi dapat dilihat pada tabel deskriptif yang dihasilkan dari perhitungan komputer SPSS 18.0 sebagai berikut:
Tabel 4.9
Deskriptive Statistik Arus Kas Operasi Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Ln_AKO 14 23.90 30.15 27.3659 2.09316
Valid N (listwise) 14
(45)
Berdasarkan Tabel 4.9 dapat diketahui bahwa nilai rata-rata arus kas operasi perusahaan selama tahun 2007 -2009 sebesar 27.36%, dengan nilai minimum sebesar 23.90% dan nilai maksimum sebesar 30.15% serta standar deviasi sebesar 2.09316.
Tabel 4.10 Data Deviden Tunai
Tahun 2007
Nama Perusahaan Deviden Tunai
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk 2,128,786,000,000
PT Bank Central AsiaTbk 2,087,941,000,000
PT Bank Mandiri Tbk 1,452,834,000,000
PT Bank Negara IndonesiaTbk 962,922,000,000
PT Bank CIMB Niaga Tbk 366,950,000,000
PT Bank Bukopin Tbk 126,086,000,000
PT Bank Danamon Tbk 20,400,000,000
PT Bank Mayapada Tbk 12,667,550,000
PT Bank Bumi Artha Tbk 6,930,000,000
PT Bank ICB Bumiputera IndonesiaTbk 1,999,998,000 Sumber : www.idx.co.id
Tabel 4.11 Data Deviden Tunai
Tahun 2008
Nama Perusahaan Deviden Tunai
PT Bank CIMB Niaga Tbk 141,967,000,000,000
PT Bank Mandiri Tbk 3,911,601,000,000
PT Bank Central AsiaTbk 1,549,623,000,000
PT Bank Danamon Tbk 1,128,064,000,000
PT Bank Negara IndonesiaTbk 449,054,000,000
PT Bank Bukopin Tbk 187,563,000,000
PT Bank Mayapada Tbk 12,882,660,000
PT Bank Bumi Artha Tbk 5,197,500,000
PT Bank ICB Bumiputera IndonesiaTbk 5,150,000,000
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk 2,419,000,000
(46)
Tabel 4.12 Data Deviden Tunai
Tahun 2009
Nama Perusahaan Deviden Tunai
PT Bank Central AsiaTbk 3,411,135,000,000
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk 2,085,429,000,000
PT Bank Mandiri Tbk 1,859,488,000,000
PT Bank Danamon Tbk 892,335,000,000
PT Bank CIMB Niaga Tbk 305,107,000,000
PT Bank Negara IndonesiaTbk 122,248,000,000
PT Bank Bukopin Tbk 110,634,000,000
PT Bank Mayapada Tbk 15,459,192,000
PT Bank Bumi Artha Tbk 6,906,900,000
PT Bank ICB Bumiputera IndonesiaTbk 3,316,000,000 Sumber : www.idx.co.id
Berikut merupakan perincian dari arus kas operasi yang terbesar dan terkecil selama periode pengamatan:
a. Pada tahun 2007 PT Bank Rakyat Indonesia Tbk memperoleh deviden tunai terbesar yaitu 2,128,786,000,000 dan PT Bank ICB Bumiputera IndonesiaTbk memperoleh deviden tunai terkecil yaitu 1,999,998,000
b. Pada tahun 2008 PT Bank CIMB Niaga Tbk memperoleh deviden tunai terbesar yaitu 141,967,000,000,000 dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk memperoleh deviden tunai terkecil yaitu 2,419,000,000
c. Pada tahun 2009 PT Bank Central Asia Tbk memperoleh deviden tunai terbesar yaitu 3,411,135,000,000 dan PT Bank ICB
(47)
Bumiputera Indonesia Tbk memeperoleh deviden tunai terkecil yaitu 3,316,000,000
Untuk mengetahui nilai minimum, maksimum serta mean dari deviden tunai dapat dilihat pada tabel deskriptif yang dihasilkan dari perhitungan komputer SPSS 18.0 sebagai berikut:
Tabel 4.13
Deskriptive Statistik Deviden Kas Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Ln_DT 30 21.42 32.59 25.7954 2.82601
Valid N(listwise) 30
Sumber : Data primer yang diolah
Berdasarkan Tabel 4.13 dapat diketahui bahwa nilai rata-rata deviden tunai perusahaan selama tahun 2007 -2009 sebesar 25.79%, dengan nilai minimum sebesar 32.59% dan nilai maksimum sebesar 21.42% serta standar deviasi sebesar 2.82601.
D. Hasil Analisis Statistik
Korelasi Spearman Rank
Penganalisaan statistik dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan korelasi Spearman Rank. Mnurut Sugiono (2006:356) “Korelasi Spearman Rank digunakan untuk mencari hubungan atau signifikansi hipotesis asosiatif bila masing-masing variabel yang dihubungkan berbentuk ordinal dan sumber data antar variabel tidak harus sama. Perhitungan Korelasi Spearman Rank (rs) dalam penelitian ini
(48)
menggunakan SPSS. Menurut Sugiono(2006:152) “Nilai rs menggambarkan
besarnya hubungan antara dua variabel. Nilai rs = 1 maka hubungan antara
dua variabel tersebut kuat dan bilamana rs mendekati nol maka hubungan
kedua variabel tersebut lemah dan mendekati tidak ada.
1. Perhitungan korelasi Spearman Rank untuk tahun 2007 Tabel 4.14
Korelasi Speraman Rank 2007 Correlations
Ln_LA Ln_DT Spearman's rho Ln_LA Correlation
Coefficient
1.000 .915** Sig. (2-tailed) . .000 N 10 10 Ln_DT Correlation
Coefficient
.915** 1.000 Sig. (2-tailed) .000 .
N 10 10 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
Ln_AKO Ln_DT Spearman's rho Ln_AKO Correlation
Coefficient
1.000 .300** Sig. (2-tailed) . .000 N 5 5 Ln_DT Correlation
Coefficient
.300** 1.000 Sig. (2-tailed) .000 .
N 10 10 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Berdasarkan hasil analisa koefisien Korelasi Spearman rank antara laba akuntansi dan dividen tunai tahun 2007 menunjukan nilai rs sebesar
(49)
antara laba akuntansi dengan dividen tunai untuk tahun 2007. Nilai korelasi antara arus kas operasi dan dividen tunai sebesar 0,300. Nilai ini menunjukan ada korelasi yang kuat dan searah antara arus kas operasi dengan dividen tunai untuk tahun 2007.
Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pada tahun 2007 yang memiliki hubungan korelasi paling kuat dalam menentukan nilai dividen tunai adalah nilai korelasi antara laba akuntansi dan dividen tunai.
2. Perhitungan korelasi Spearman Rank untuk tahun 2008 Tabel 4.15
Korelasi Speraman Rank 2008 Correlations
Ln_LA Ln_DT Spearman's
rho
Ln_LA Correlation Coefficient
1.000 .321** Sig. (2-tailed) . .000 N 10 10 Ln_DT Correlation
Coefficient
.321** 1.000 Sig. (2-tailed) .000 .
N 10 10 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
Ln_AKO Ln_DT
Spearman's rho
Ln_AKO Correlation Coefficient
1.000 .500**
Sig. (2-tailed) . .000
N 10 10
Ln_DT Correlation Coefficient
.500** 1.000
Sig. (2-tailed) .000 .
N 10 10
(50)
Berdasarkan hasil analisa koefisien Korelasi Spearman rank antara laba akuntansi dan dividen tunai tahun 2008 menunjukan nilai rs sebesar 0,321.
Nilai tersebut dapat menjelaskan ada korelasi yang kuat dan searah antara laba akuntansi dengan dividen tunai untuk tahun 2008. Nilai korelasi antara arus kas operasi dan dividen tunai sebesar 0,500. Nilai ini menunjukan ada korelasi yang kuat dan searah antara arus kas operasi dengan dividen tunai untuk tahun 2008.
Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pada tahun 2008 yang memiliki hubungan korelasi paling kuat dalam menentukan nilai dividen tunai adalah nilai korelasi antara arus kas operasi dan dividen tunai. 3. Perhitungan korelasi Spearman Rank untuk tahun 2009
Tabel 4.16
Korelasi Speraman Rank 2009 Correlations
Ln_LA Ln_DT Spearman's rho Ln_LA Correlation
Coefficient
1.000 .915** Sig. (2-tailed) . .000 N 10 10 Ln_DT Correlation
Coefficient
.915** 1.000 Sig. (2-tailed) .000 . N 10 10 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
(51)
Correlations
Ln_AKO Ln_DT Spearman's rho Ln_AKO Correlation
Coefficient
1.000 .600**
Sig. (2-tailed) . .000
N 10 10
Ln_DT Correlation Coefficient
.600 1.000 Sig. (2-tailed) .000 . N 10 10 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Berdasarkan hasil analisa koefisien Korelasi Spearman rank antara laba akuntansi dan dividen tunai tahun 2009 menunjukan nilai rs sebesar
0,915. Nilai tersebut dapat menjelaskan ada korelasi yang kuat dan searah antara laba akuntansi dengan dividen tunai untuk tahun 2009. Nilai korelasi antara arus kas operasi dan dividen tunai sebesar 0,600. Nilai ini menunjukan ada korelasi yang kuat dan searah antara arus kas operasi dengan dividen tunai untuk tahun 2009.
Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pada tahun 2009 yang memiliki hubungan korelasi paling kuat dalam menentukan nilai dividen tunai adalah nilai korelasi antara laba akuntansi dan dividen tunai. Sehingga dapat dikatakan bahwa tahun 2009 laba akuntansi lebih mempengaruhi besarnya dividen tunai dibandingkan dengan arus kas operasi.
(52)
Uji t
Untuk menginterprestasikan koefisien variabel bebas (independen) yaitu laba akuntansi dan arus kas operasi terhadap variabel terikat (dependen) yaitu deviden tunai, dapat dijelaskan pada tabel sebagai berikut:
1. Tahun 2007
Tabel 4.17 Uji t 2007 Model
T Sig.
1 (Constant) -.628 .594
Ln_LA 6.848 .001
Ln_AKO 1.704 .554
Pada Tabel 4.17 menunjukkan bahwa t hitung untuk variabel laba akuntansi sebesar 6.848 dengan signifikansi 0.001 < 0.005 sehingga tolak hipotesis nol (H01) atau menerima hipotesis alternatif (HA1). Cara lain dapat dilakukan dengan membandingkan nilai t hitung dengan t tabel. Dari data diatas didapat thitung > t tabel sebesar 6.848 > 2.710 maka keputusannya adalah tolak H01 dan menerima HA1, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara laba akuntansi dan deviden tunai pada tahun 2007.
Arus kas operasi diketahui t hitung sebesar 1.704 dengan tingkat signifikasi 0.554 > 0.005 sehingga terima H02 atau dengan cara membandingkan antara t hitung dengan t tabel . Dari data di atas didapat t hitung < t tabel sebesar 1.704 < 2.701 maka menerima hipotesis nol (H02) dan menolak hipotesis alternatif (HA2) sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak
(53)
terdapat hubungan yang signifikan antara arus kas operasi dengan deviden tunai pada tahun 2007.
2. Tahun 2008
Tabel 4.18 Uji t 2008 Model
T Sig.
1 (Constant) -.276 .163
Ln_LA 3.653 .001
Ln_AKO 1.720 .173
Pada Tabel 4.18 menunjukkan bahwa t hitung untuk variabel laba akuntansi sebesar 3.653 dengan signifikansi 0.001 lebih kecil dari 0.005 sehingga tolak hipotesis nol (H01) atau menerima hipotesis alternatif (HA1). Cara lain dapat dilakukan dengan membandingkan nilai t hitung dengan t tabel. Dari data diatas didapat thitung > t tabel sebesar 3.653 > 2.710 maka keputusannya adalah tolak H01 dan menerima HA1, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara laba akuntansi dan deviden kas pada tahun 2008.
Arus kas operasi diketahui t hitung sebesar 1. 720 dengan tingkat signifikasi 0.173 > 0.005 sehingga terima H02 atau dengan cara membandingkan antara t hitung dengan t tabel . dari data di atas didapat t hitung < t tabel sebesar 1. 720 < 2.701 maka menerima hipotesis nol (H02) dan menolak hipotesis alternatif (HA2) sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara arus kas operasi dengan deviden kas pada tahun 2008.
(54)
3. Tahun 2009
Tabel 4.19 Uji t 2009
Model T Sig.
1 (Constant) -.275 .801
Ln_LA 2.773 .003
Ln_AKO 1.710 .529
Pada Tabel 4.19 menunjukkan bahwa t hitung untuk variabel laba akuntansi sebesar 2.773 dengan signifikansi 0.003 < 0.005 sehingga tolak hipotesis nol (H01) atau menerima hipotesis alternatif (HA1). Cara lain dapat dilakukan dengan membandingkan nilai t hitung dengan t tabel. Dari data diatas didapat t hitung > t tabel sebesar 2. 773 > 2.710 maka keputusannya adalah tolak H01 dan menerima HA1, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara laba akuntansi dan deviden tunai pada tahun 2009.
Arus kas operasi diketahui t hitung sebesar 1. 710 dengan tingkat signifikasi 0.529 > 0.005 sehingga terima H02 atau dengan cara membandingkan antara t hitung dengan t tabel. Dari data di atas didapat t hitung < t tabel sebesar 1. 710 < 2.710 maka menerima hipotesis nol (H02) dan menolak hipotesis alternatif (HA2) sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara arus kas operasi dengan deviden tunai.
(55)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian empiris ini dimaksudkan untuk melihat hubungan antara laba akuntansi, arus kas operasi dangan deviden tunai pada perusahaan perbanknan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007-2009 dan diteliti pada perusahaan-perusahaan yang memenuhi kriteria yang telah ditentukan. Tujuan tersebut dapat dipenuhi dengan cara menganalisis data melalui pengujian korelasi Spearman Rank untuk menguji ada atau tidaknya hubungan antar variabel independen dan variabel dependen yang dimaksud. Hasil penelitian tersebut menghasilkan tiga kesimpulan.
1. Berdasarkan analisis, perhitungan dan pembahasan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa nilai koefisien korelasi Spearman Rank (rs) antara laba akuntansi dengan deviden kas selama periode 2007-2009 mempunyai nilai > 0 (2007 = 0,915, 2008 = 0,321, 2009 = 0,915) yang berarti bahwa terdapat hubungan antara laba akuntansi dengan deviden tunai. Nilai uji t juga mendukung kesimpulan ini karena nilai t > t tabel (2007 = 6.848 > 2.710, 2008 = 3.653 > 2. 710, 2009 =2. 773 > 2. 710 ) selama periode pengamatan. Artinya kita menolak H01 dan menerima HA1 yang berbunyi “terdapat hubungan yang signifikan antara laba akuntansi dengan dividen tunai”.
(56)
arus kas operasi dengan deviden tunai selama periode pengamatan mempunyai nilai > 0 (2007 = 0,300, 2008 = 0,500, 2009 = 0,600) yang berarti bahwa terdapat hubungan antara arus kas operasi dengan deviden tunai. Namun nilai uji t tidak mendukung kesimpulan ini karena nilai t < t tabel (2007 = 1.704 < 2. 710, 2008 = 1. 720 < 2. 710, 2009 = 1. 710 < 2. 710) selama periode pengamatan. Artinya kita menolak H02 dan menerima HA2 yang berbunyi “terdapat hubungan antara arus kas operasi dengan dividen tunai”
3. Berdasarkan analisis, perhitungan dan pembahasan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa laba akuntansi memiliki hubungan yang lebih signifikan dan kuat dengan deviden tunai daripada arus kas operasi. Hal ini disebabkan karena nilai uji t arus kas operasi < t tabel.
B. Keterbatasan Penelitian
Meskipun hipotesa yang diajukan penelitian ini telah teruji secara signifikan, namun sebagai dasar pengambilan keputusan bagi para akademisi maupun para praktisi, peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih mengandung beberapa keterbatasan. Untuk itu bagi para akademisi yang akan menggunakan hasil penelitian ini sebagai dasar kajian ilmiah maupun bagi para praktisi yang akan menggunakan hasil penelitian ini sebagai dasar pengambilan keputusan investasi dan ekonomik lainnya diharapkan memperhatikan beberapa keterbatasan penelitian ini.
1. Penelitian ini hanya membahas hubungan antara laba akuntansi dan arus kas operasi terhadap dividen tunai. Padahal faktor yang berhubungan
(57)
dengan dividen tunai cukup banyak, seperti: penjualan, posisi likuiditas perusahaan, dll.
2. Penelitian ini hanya pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEJ untuk tahun 2007-2009 yang dipilih berdasarkan purposive sampling.
3. Rentang waktu yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu selama tiga tahun (2007-2009) masih terlalu singkat.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan, maka saran-saran yang dapat diajukan adalah sebagai berikut :
1. Perusahaan sebaiknya dalam pembagian dividen tunai berdasarkan pada laba akuntansi, karena menurut penelitian yang telah dilakukan nilai koefisien korelasi laba akuntansi terhadap dividen tunai lebih besar dari koefisien korelasi arus kas operasi terhadap dividen tunai. Walaupun pada tahun 2008 nilai koefisien arus kas operasi terhadap dividen tunai lebih besar daripada koefisien anatara laba akuntansi terhadap dividen tunai tetapi untuk tahun 2007 dan 2009 nilai koefisien laba akuntansi terhadap dividen tunai lebih besar daripada koefisien anatara arus kas operasi terhadap dividen tunai,
2. Sebaiknya penelitian dilakukan terhadap lebih dari satu jenis perusahaan sehingga hasilnya dapat dibandingkan antara perusahaan yang satu dengan yang lain.
(58)
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, Indah. 2006. “Analisis Pengaruh Laba Akuntansi, Laba Tunai Terhadap Dividen Kas Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta”, Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Medan. Astuti, Dewi, 2002. Manajemen Keuangan Perusahaan, Ghalia Indonesia, Bogor. Belkaoui, Ahmed Riahi, 2000. Teori Akuntansi, Edisi Pertama, Alih Bahasa
Marwata S.E,Akt, Salemba Empat Jakarta.
Brigham, Eugene F., Joel F. Houston, 2001. Fundamentals Of Financial
Management, Eight Edition, Alih Bahasa Herman Wibowo, Manajemen Keuangan, Edisi Kedelapan, Jilid II, Erlangga, Jakarta.
Elizabeth, 2000. “Analisis Laba Akuntansi, Arus Kas Operasi dengan Deviden Kas Pada Perusahaan yang Go Publik di BEJ”, Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Bogor.
Erlina dan Sri Mulyani, 2007. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan
Manajemen. USU Press, Medan.
Febby, Murtanto. 2004. “Analisis Hubungan Antara Laba Akuntansi dan Laba Tunai Dengan Deviden Kas pada Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di BEJ”, Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Medan.
Ghozali, Imam, 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Gitosudarmo, Indriyo dan Basri, 2002. Manajemen Keuangan, BPFE- Yogyakarta, Yogyakarta.
Hadi, Syamsull, 2006. Metodologi Penelitian Kuantitatif untuk Akuntansi &
Keuangan, Ekonisia, Jakarta.
Hermi, 2004. “Hubungan Laba Bersih dan Arus Kas Operasi terhadap Dividen Kas pada Perusahaan Manufaktur di Bursa efek Jakarta pada Periode 1999-2002”, Media Riset Akuntansi, Auditing, dan Informasi Vol. 4 No. 3, hal 247-258.
Husnan, Suad, 1994Dasar-dasar Manajemen Keuangan, UUP-AMP,YKPN, Yogyakarta.
Idriyantoro, Nur, Bambang Supomo, 2002. Metodologi Penelitian Bisnis untuk
(59)
Ikatan Akuntan Indonesia, 2002. Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat, Jakarta.
Institute for Economic and Financial Research, 2007. Indonesia Capital Market
Directory, Jakarta.
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi USU, 2004. Buku Petunjuk Teknik
Penulisan dan penulisan Skripsi, Medan.
Kuncoro, Mudrajat, 2003. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi, Erlangga, Jakarta.
Murhadi, Werner R, 2008. “Study Kebijakan Deviden: Anteseden dan Dampaknya terhadap Harga Saham”, Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol.10, No.1, Maret, hal 1-17.
Muqodim, 2005. Teori Akuntansi, Edisi ke-1, yogyakarta
Singgih Santoso, 2005. Menggunakan SPSS untuk Statistik Non-Parametrik, Elexmedia Komputindo, Jakarta.
Stice, Earl K., James D. Stice, Fred Skousen, 2005. Akuntansi Keuangan
Menengah, Jilid I, PT Salemba Empat, Jakarta.
Sugiyono, 2006. Metode Penelitian Bisnis, CV Alfabeta, Bandung.
Suwardjono, 2005. Teori Akuntansi : Perekayasaan Pelaporan Keuangan (Edisi
III). Yogyakarta.
Umar, Husein,2001. Riset Kuntansi: Metode Riset Sebagai Cara Penelititn
Ilmiah, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Wahid , 2005. Statistik Non-Parametrik Contoh Kasus dan Pemecahannya, Salemba Empat, Jakarta.
Warsono, 2003. Manajemen Keuangan Perusahaan, Edisi Ketiga, Jilid I, Bayumedia, Malang, hal 272- 287.
(60)
Lampiran 1
Daftar Sampel Perusahaan Perbankan
Tabel .3.1
Sampel Perusahaan Perbankan
No Nama Perusahaan Kriteria Keterangan
1 PT Bank Mayapada Tbk Sampel
2 PT Bank CIMB Niaga Tbk Sampel
3 PT Bank Bumi Artha Tbk Sampel
4 PT Bank Mandiri Tbk Sampel
5 PT Bank Danamon Tbk Sampel
6 PT Bank Rakyat Indonesia Tbk Sampel `7 PT Bank Negara IndonesiaTbk Sampel
8 PT Bank Bukopin Tbk Sampel
9 PT Bank Central AsiaTbk Sampel 10 PT Bank ICB Bumiputera IndonesiaTbk Sampel Sumber: diolah oleh peneliti (2011
(61)
Lampiran 2
Data penelitian tahun 2007 - 2009
Tabel 4.2 Data Laba Akuntansi
Tahun 2007 (dalam Rupiah)
Nama Perusahaan Laba Akuntansi
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk 4,838,001,000,000
PT Bank Central AsiaTbk 4,489,252,000,000
PT Bank Mandiri Tbk 4,346,224,000,000
PT Bank Danamon Tbk 2,117,000,000,000
PT Bank CIMB Niaga Tbk 1,508,386,000,000
PT Bank Negara IndonesiaTbk 897,928,000,000
PT Bank Bukopin Tbk 375,126,000,000
PT Bank Mayapada Tbk 40,447,000,000
PT Bank Bumi Artha Tbk 20,801,644,265
PT Bank ICB Bumiputera IndonesiaTbk 20,647,835,000 Sumber:www.icmd.co.id
Tabel 4.3 Data Laba Akuntansi
Tahun 2008 (dalam Rupiah)
Nama Perusahaan Laba Akuntansi
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk 5,958,368,000,000
PT Bank Central AsiaTbk 5,776,139,000,000
PT Bank Mandiri Tbk 5,312,821,000,000
PT Bank Danamon Tbk 1,530,022,000,000
PT Bank Negara IndonesiaTbk 1,222,485,000,000
PT Bank CIMB Niaga Tbk 678,189,000,000
PT Bank Bukopin Tbk 368,807,000,000
PT Bank Mayapada Tbk 40,965,181,000
PT Bank Bumi Artha Tbk 27,621,261,140
PT Bank ICB Bumiputera IndonesiaTbk 1,925,744,000 Sumber:www.icmd.co.id
(62)
Tabel 4.4 Data Laba Akuntansi
Tahun 2009 (dalam Rupiah)
Nama Perusahaan Laba Akuntansi
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk 7,308,292,000,000
PT Bank Mandiri Tbk 7,155,000,000,000
PT Bank Central AsiaTbk 6,807,242,000,000
PT Bank Negara IndonesiaTbk 4,837,995,000,000
PT Bank CIMB Niaga Tbk 1,568,130,000,000
PT Bank Danamon Tbk 1,532,533,000,000
PT Bank Bukopin Tbk 362,191,000,000
PT Bank Mayapada Tbk 41,098,969,000
PT Bank Bumi Artha Tbk 28,213,676,725
PT Bank ICB Bumiputera IndonesiaTbk 5,043,438,000 Sumber:www.icmd.co.id
Tabel 4.6
Data Arus Kas Operasi Tahun 2007 (dalam Rupiah)
Nama Perusahaan Arus Kas Operasi
PT Bank Negara IndonesiaTbk 10,187,279,000,000
PT Bank Central AsiaTbk 8,806,087,000,000
PT Bank Mandiri Tbk 5,803,964,000,000
PT Bank Bumi Artha Tbk 34,255,108,520
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk 23,989,827,000
PT Bank ICB Bumiputera IndonesiaTbk (86,348,263,000)
PT Bank CIMB Niaga Tbk (89,504,000,000)
PT Bank Mayapada Tbk (839,228,740,000)
PT Bank Bukopin Tbk (2,197,021,000,000)
PT Bank Danamon Tbk (4,977,809,000,000)
(63)
Tabel 4. 7
Data Arus Kas Operasi Tahun 2008 (dalam Rupiah)
Nama Perusahaan Arus Kas Operasi 2008
PT Bank Danamon Tbk 3,116,534,000,000
PT Bank Mandiri Tbk 521,717,000,000
PT Bank Mayapada Tbk 103,507,932,000
PT Bank Bumi Artha Tbk (113,390,381,912)
PT Bank ICB Bumiputera IndonesiaTbk (346,017,924,000)
PT Bank Central AsiaTbk (1,743,764,000,000)
PT Bank CIMB Niaga Tbk (2,520,629,000,000)
PT Bank Bukopin Tbk (2,594,636,000,000)
PT Bank Negara IndonesiaTbk (12,340,073,000,000)
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (14,213,727,000,000) Sumber:www.icmd.co.id
Tabel 4.8
Data Arus Kas Operasi Tahun 2009 (dalam Rupiah)
Nama Perusahaan Arus Kas Operasi 2009
PT Bank Mandiri Tbk 12,360,087,000,000
PT Bank Negara IndonesiaTbk 1,343,479,000,000
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk 1,277,129,000,000
PT Bank ICB Bumiputera IndonesiaTbk 413,816,934,000
PT Bank Bumi Artha Tbk 223,430,644,619
PT Bank Mayapada Tbk 173,034,917,000
PT Bank Danamon Tbk (1,098,934,000,000)
PT Bank Bukopin Tbk (2,199,392,000,000)
PT Bank CIMB Niaga Tbk (2,617,834,000,000)
PT Bank Central AsiaTbk (18,660,401,000,000)
(64)
Tabel 4.10 Data Deviden Tunai
Tahun 2007 (dalam Rupiah)
Nama Perusahaan Deviden Tunai
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk 2,128,786,000,000
PT Bank Central AsiaTbk 2,087,941,000,000
PT Bank Mandiri Tbk 1,452,834,000,000
PT Bank Negara IndonesiaTbk 962,922,000,000
PT Bank CIMB Niaga Tbk 366,950,000,000
PT Bank Bukopin Tbk 126,086,000,000
PT Bank Danamon Tbk 20,400,000,000
PT Bank Mayapada Tbk 12,667,550,000
PT Bank Bumi Artha Tbk 6,930,000,000
PT Bank ICB Bumiputera IndonesiaTbk 1,999,998,000 Sumber:www.icmd.co.id
Tabel 4.11 Data Deviden Tunai
Tahun 2008 (dalam Rupiah)
Nama Perusahaan Deviden Tunai
PT Bank CIMB Niaga Tbk 141,967,000,000,000
PT Bank Mandiri Tbk 3,911,601,000,000
PT Bank Central AsiaTbk 1,549,623,000,000
PT Bank Danamon Tbk 1,128,064,000,000
PT Bank Negara IndonesiaTbk 449,054,000,000
PT Bank Bukopin Tbk 187,563,000,000
PT Bank Mayapada Tbk 12,882,660,000
PT Bank Bumi Artha Tbk 5,197,500,000
PT Bank ICB Bumiputera IndonesiaTbk 5,150,000,000
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk 2,419,000,000
(65)
Tabel 4.12 Data Deviden Tunai
Tahun 2009 (dalam Rupiah)
Nama Perusahaan Deviden Tunai
PT Bank Central AsiaTbk 3,411,135,000,000
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk 2,085,429,000,000
PT Bank Mandiri Tbk 1,859,488,000,000
PT Bank Danamon Tbk 892,335,000,000
PT Bank CIMB Niaga Tbk 305,107,000,000
PT Bank Negara IndonesiaTbk 122,248,000,000
PT Bank Bukopin Tbk 110,634,000,000
PT Bank Mayapada Tbk 15,459,192,000
PT Bank Bumi Artha Tbk 6,906,900,000
PT Bank ICB Bumiputera IndonesiaTbk 3,316,000,000 Sumber:www.icmd.co.id
Lampiran 3
Descriptive Statistik Laba Akuntansi Tabel 4.5
Deskriptive Statistik Laba Akuntansi Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Ln_LA 30 21.38 29.62 26.9755 2.45627
Valid N (listwise) 30
Sumber : Data primer yang diolah Lampiran 4
Descriptive Statistik Arus Kas Operasi Tabel 4.9
Deskriptive Statistik Arus Kas Operasi Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Ln_AKO 14 23.90 30.15 27.3659 2.09316
Valid N (listwise) 14
(66)
Lampiran 5
Descriptive Statistik Deviden Tunai
Tabel 4.13
Deskriptive Statistik Deviden Tunai Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Ln_DT 30 21.42 32.59 25.7954 2.82601
Valid N(listwise) 30
Sumber : Data primer yang diolah Lampiran 6
Korelasi Spearman Rank Tahun 2007
Tabel 4.14
Korelasi Speraman Rank 2007 Correlations
Ln_LA Ln_DT Spearman's rho Ln_LA Correlation
Coefficient
1.000 .915** Sig. (2-tailed) . .000 N 10 10 Ln_DT Correlation
Coefficient
.915** 1.000 Sig. (2-tailed) .000 .
N 10 10 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
Ln_AKO Ln_DT Spearman's rho Ln_AKO Correlation
Coefficient
1.000 .300** Sig. (2-tailed) . .000 N 5 5 Ln_DT Correlation
Coefficient
.300** 1.000 Sig. (2-tailed) .000 .
N 10 10 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
(67)
Lampiran 7
Korelasi Spearman Rank Tahun 2008
Tabel 4.15
Korelasi Speraman Rank 2008 Correlations
Ln_LA Ln_DT Spearman's
rho
Ln_LA Correlation Coefficient
1.000 .321** Sig. (2-tailed) . .000 N 10 10 Ln_DT Correlation
Coefficient
.321** 1.000 Sig. (2-tailed) .000 .
N 10 10 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
Ln_AKO Ln_DT
Spearman's rho
Ln_AKO Correlation Coefficient
1.000 .500**
Sig. (2-tailed) . .000
N 10 10
Ln_DT Correlation Coefficient
.500** 1.000
Sig. (2-tailed) .000 .
N 10 10
(68)
Lampiran 8
Korelasi Spearman Rank Tahun 2009
Tabel 4.16
Korelasi Speraman Rank 2009 Correlations
Ln_LA Ln_DT Spearman's rho Ln_LA Correlation
Coefficient
1.000 .915** Sig. (2-tailed) . .000 N 10 10 Ln_DT Correlation
Coefficient
.915** 1.000 Sig. (2-tailed) .000 . N 10 10 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
Ln_AKO Ln_DT Spearman's rho Ln_AKO Correlation
Coefficient
1.000 .600**
Sig. (2-tailed) . .000
N 10 10
Ln_DT Correlation Coefficient
.600 1.000 Sig. (2-tailed) .000 . N 10 10 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
(1)
Data Deviden Tunai Tahun 2009 (dalam Rupiah)
Nama Perusahaan Deviden Tunai
PT Bank Central AsiaTbk 3,411,135,000,000
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk 2,085,429,000,000
PT Bank Mandiri Tbk 1,859,488,000,000
PT Bank Danamon Tbk 892,335,000,000
PT Bank CIMB Niaga Tbk 305,107,000,000
PT Bank Negara IndonesiaTbk 122,248,000,000
PT Bank Bukopin Tbk 110,634,000,000
PT Bank Mayapada Tbk 15,459,192,000
PT Bank Bumi Artha Tbk 6,906,900,000
PT Bank ICB Bumiputera IndonesiaTbk 3,316,000,000 Sumber:www.icmd.co.id
Lampiran 3
Descriptive Statistik Laba Akuntansi Tabel 4.5
Deskriptive Statistik Laba Akuntansi Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Ln_LA 30 21.38 29.62 26.9755 2.45627
Valid N (listwise) 30
Sumber : Data primer yang diolah Lampiran 4
Descriptive Statistik Arus Kas Operasi Tabel 4.9
Deskriptive Statistik Arus Kas Operasi Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Ln_AKO 14 23.90 30.15 27.3659 2.09316
Valid N (listwise) 14
(2)
Descriptive Statistik Deviden Tunai
Tabel 4.13
Deskriptive Statistik Deviden Tunai Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Ln_DT 30 21.42 32.59 25.7954 2.82601
Valid N(listwise) 30
Sumber : Data primer yang diolah Lampiran 6
Korelasi Spearman Rank Tahun 2007
Tabel 4.14
Korelasi Speraman Rank 2007 Correlations
Ln_LA Ln_DT
Spearman's rho Ln_LA Correlation Coefficient
1.000 .915** Sig. (2-tailed) . .000 N 10 10 Ln_DT Correlation
Coefficient
.915** 1.000 Sig. (2-tailed) .000 .
N 10 10 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
Ln_AKO Ln_DT Spearman's rho Ln_AKO Correlation
Coefficient
1.000 .300** Sig. (2-tailed) . .000 N 5 5 Ln_DT Correlation
Coefficient
.300** 1.000 Sig. (2-tailed) .000 .
N 10 10 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
(3)
Korelasi Spearman Rank Tahun 2008
Tabel 4.15
Korelasi Speraman Rank 2008 Correlations
Ln_LA Ln_DT
Spearman's rho
Ln_LA Correlation Coefficient
1.000 .321** Sig. (2-tailed) . .000 N 10 10 Ln_DT Correlation
Coefficient
.321** 1.000 Sig. (2-tailed) .000 .
N 10 10 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
Ln_AKO Ln_DT
Spearman's rho
Ln_AKO Correlation Coefficient
1.000 .500**
Sig. (2-tailed) . .000
N 10 10
Ln_DT Correlation Coefficient
.500** 1.000
Sig. (2-tailed) .000 .
N 10 10
(4)
Korelasi Spearman Rank Tahun 2009
Tabel 4.16
Korelasi Speraman Rank 2009 Correlations
Ln_LA Ln_DT
Spearman's rho Ln_LA Correlation Coefficient
1.000 .915** Sig. (2-tailed) . .000 N 10 10 Ln_DT Correlation
Coefficient
.915** 1.000 Sig. (2-tailed) .000 . N 10 10 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
Ln_AKO Ln_DT
Spearman's rho Ln_AKO Correlation Coefficient
1.000 .600**
Sig. (2-tailed) . .000
N 10 10
Ln_DT Correlation Coefficient
.600 1.000 Sig. (2-tailed) .000 . N 10 10 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
(5)
Tabel Uji t Tahun 2007-2009
Tabel 4.17 Uji t 2007
Model
T Sig.
1 (Constant) -.628 .594
Ln_LA 6.848 .001
Ln_AKO 1.704 .554
Tabel 4.18 Uji t 2008 Model
T Sig.
1 (Constant) -.276 .163
Ln_LA 3.653 .001
Ln_AKO 1.720 .173
Tabel 4.19 Uji t 2009
Model T Sig.
1 (Constant) -.275 .801
Ln_LA 2.773 .003
(6)