D. Konfigurasi Pemikiran Ekonomi dan Posisi Pemikiran Ekonomi Mohammad Hatta
Persoalan ekonomi sesungguhnya sama tuanya dengan keberadaan manusia itu sendiri dan pemikiran-pemikiran yang berkenaan masalah ekonomi pun terus
mengalami perkembangan. Bukti paling kongkrit adanya pemikiran ekonomi dimulai dari masa Yunani kuno, yang mana ketika itu pemikiran mengenai ekonomi digagas
oleh Plato, dilanjutkan Aristoteles dan Xenophone. Lalu perkembangan pemikiran ekonomi selanjutnya adalah kaum skolastik. berbeda dengan pemikir pada masa
Yunani Kuno, pemikiran kaum skolastik ini sudah ada analisis yang terinci tentang usaha untuk mencapai tujuan-tujuan ekonomi. Ciri utama dari aliran pemikiran
ekonomi skolastik adalah kuatnya hubungan antara ekonomi dengan masalah etis serta besarnya perhatuan pada masalah keadilan. Hal ini tidak lain karena ajaran-
ajaran skolastik mendapat pengaruh yang sangat kuat dari ajaran gereja. Tokoh utama ini adalah St.Albertus Magnus dan St.Thomas Aquinas.
109
Lalu setelah era skolastik, muncullah era yang disebut era merkantilisme. Sebetulnya hingga saat ini belum ada kesepakatan apakah merkantilisme dapat
disebut sebagai aliranmazhab ekonomi atau tidak, sebagian menganggap merkantilisme hanya sebagai kebijaksanaan ekonomi, sedangkan sebagian yang lain
menganggap bukan sebuah aliranmazhab ekonomi. Istilah “merkantilisme” itu sendiri berasal dari kata merchant, yang berarti “pedagang”. Menurut paham
merkantilisme, tiap negara yang berkeinginan untuk maju harus melakukan
109
Deliarnov, Perkembangan Pemikiran Ekonomi, h. 17
perdagangan dengan negara lain. Sumber kekayaan negara akan diperoleh melalui “surplus” perdagangan luar negeri yang akan diterima dalam bentuk emas atau perak.
Bagi penganut merkantilisme sumber kekayaan negara adalah perdagangan luar negeri dan uang sebagai hasil surplus perdagangan adalah sumber kekuasaan. Tidak
heran, kalau kebijaksanaan pedagang waktu itu sangat mendorong ekspor, dan sedapat mungkin impor dibatasi. Paham merkantilisme banyak dianut di negara-
negara Eropa pada abad ke-16, antara lain Portugis, Spanyol, Inggris, Prancis dan Belanda. tokoh utama dalam aliran merkantilisme ini sangat banyak, beberapa
diantaranya antara lain Jean Boudin, Thomas Mun, Sir William Petty dan David Hume.
110
Lalu fase selanjutnya, terdapat mazhab fisiokratis, berbeda dengan kaum merkantilis yang menganggap sumber kekayaan suatu Negara adalah perdagangan
luar negeri, Kaum fisiokrat menganggap bahwa sumber kekayaan yang senyata- nyatanya adalah sumber daya alam. Kata fisiokratis, diambil dari gabungan dua kata
phsyc alam dan cratein atau cratos kekuasaan, yang berarti mereka yang percaya bahwa alam diciptakan oleh Tuhan penuh keselarasan dan keharmonisan dan hukum
alam yang penuh dengan keselarasan dan keharmonisan ini berlaku kapan saja, dimana saja dan dalam situasi apapun bersifat kosmopolit. Kaum fisiokrat percaya
bahwa sistem perekonomian juga mirip dengan alam yang penuh harmoni tersebut. Dengan demikian tiap tindakan manusia dalam memenuhi kebutuhannya masing-
masing juga akan selaras dengan kemakmuran masyarakat banyak. Beri manusia
110
Ibid, h.19-20
kebebasan, dan biarkan mereka melakukan yang terbaik bagi dirinya masing-masing. Pemerintah tidak perlu campur tangan, dan alam akan mengatur semua pihak, akan
senang dan bahagia. inilah yang menjadi cikal bakal doktrin laissez faiere-laissez passer, yang kira-kira berarti : biarkan semua terjadi, biarkan semua berlalu let do,
let pass. sedangkan tokoh utama aliran fisiokrat adalah Francis Quesnay.
111
Setelah pemikiran fisiokratis, terdapatlah pemikiran kapitalismeliberalisme, yang dipelopori oleh Adam Smith, masa kapitalisme yang tumbuh sumber sejak
revolusi industry di Inggris ini terus berkembang sampai pada masa Hatta hidup bahkan terus berkembang sampai saat ini. Dalam banyak hal pemikiran kapitalisme
agaknya sejalan dengan pemikiran kaum fisiokrat, seperti juga kaum fisiokrat, kapitalisme juga mendukung asas laissez faire-laissez passer,
112
dimana asas ini menekankan tidak adanya intervensi dalam mekanisme pasar, sebab pada dasarnya,
jika terdapat ketidakseimbangan, maka akan muncul “sebuah tangan yang tidak terlihat” invisible hand. dan pikiran lainnya kapitalisme yang sejalan dengan aliran
fisiokrat adalah anggapan bahwa produksi barang-barang dan jasa sebagai sumber utama kemakmuran suatu negara, bukan melalu perdagangan luar negeri sebagaimana
yang dipercaya kaum merkantilis. Lalu setelah kapitalisme, maka muncullah sosialisme sebagai reaksi atas
aliran kapitalisme. d William l Reese dalam bukunya “Dictionary of Philosophy and religion, Eastern and western thought” mengemukakan bahwa sosialisme secara
111
Ibid, h. 23
112
Ibid, h. 30
literal berasal dari bahasa latin socius, yang merupakan suatu istilah yang mengatakan kepada suatu persekutuan yang didirikan diatur prinsip-prinsip kebersamaan dalam
kepemilikan baik soal produksi dan distribusi untuk kesejahteraan umum.
113
Sosialisme muncul sebagai faham ekonomi dan kemasyarakatan pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19 M di Eropa. Revolusi industri yang terjadi di Inggris
telah memunculkan kelas baru dalam masyarakat, yaitu kaum borjuis yang menguasai sarana produksi karena penguasaan modal bertimbun di tangan mereka. Di
sebelahnya sebagian besar masyarakat kota hidup sebagai buruh yang tenaga kerjanya diperas dan semakin miskin. Kekayaan yang dihasilkan karena kerja keras kaum
pekerja ini hanya bisa dinikmati oleh kaum borjuis kapitalis yang jumlahnya tidak besar. Dari waktu ke waktu kesenjangan sosial dan ekonomi semakin ketara. Ketika
itulah individualisme tumbuh. Gereja sebagai lembaga sosial keagamaan yang masih berpengaruh ketika itu bersekutu pula dengan kaum kapitalis dalam mengeruk
kekayaan yang sebenarnya merupakan hak rakyat banyak, karena merekalah sebenarnya yang bekerja keras. Sebagai akibat dari pesatnya perkembangan
invidualisme dan kapitalisme ini hukum yang berlaku hanyalah hukum rimba. Undang-undang dibuat semata-mata demi kepentingan golongan borjuis bandingkan
dengan undang-undang yang dbuat VOC dan pemerintah Hindia Belanda di
113
William l Reese, Dictionary of Philosophy and Religion, Eastern and Western Thought, Newyork : Humanity Books, 1998, hal 713
Indonesia, dan juga dengan keadaan sekarang. Secara ringkas, sosialisme merupakan reaksi terhadap keadaan ini.
114
Sosialisme, seperrti telah dikemukakan, mula-mula muncul sebagai sebagai reaksi terhadap kondisi buruk yang dialami rakyat di bawah sistem kapitalisme liberal
yang tamak. Kondisi buruk terutama dialami kaum pekerja atau buruh yang bekerja di pabrik-pabrik dan pusat-pusat sarana produksi dan transportasi. Sejumlah kaum
cendekiawan muncul untuk membela hak-hak kaum buruh dan menyerukan persamaan hak bagi semua lapisan, golongan dan kelas masyarakat dalam menikmati
kesejahteraan, kekayaan dan kemakmuran. Mereka menginginkan pembagian keadilan dalam ekonomi Di antara tokoh-tokoh awal penganjur sosialisme dapat
disebut antara lain: St. Simon 1769-1873, Fourisee 1770-1837 , Robert Owen 1771-1858 dan Louise Blane 1813-1882. Setelah itu baru muncul tokoh-tokoh
seperti Proudhon, Marx, Engels, Bakunin dan lain sebagainya. St. Simon dipandang sebagai bapak sosialisme karena dialah orang pertama yang menyerukan perlunya
sarana-sarana produksi dimiliki sepenuhnya oleh pemerintahnegara. Gagasannya merupakan benih awal lahirnya sistem Kapitalisme negara state capitalism. Fourie,
tokoh sosialis berikutnya, adalah orang pertama di Eropa yang merasa prihatin melihat pertarungan tersembunyi antara kaum kapitalis dan buruh. Dia mengusulkan
pada pemerintah Perancis agar membangun kompleks perumahan yang memisahkan kelompok-kelompok politik dan ekonomi, yang dapat menampung empat hingga lima
114
Abdul Hadi W.M, “Islam, Marxisme dan Persoalan Sosialisme di Indonesia”, artikel ini diakses pada tanggal 6 Juni 2008 dari
http:indonesiafile.comindex?option=com_contenttask=viemid=108Itemid=40
ratus kepala keluarga. Ia menganjurkan hal ini untuk menghentikan pertarungan dan pertentangan ekonomi antara kaum kapitalis dan buruh. Pandangan ini tidak
mendapat tanggapan positif, sedangkan ajaran St Simon banyak mendapat pengikut serta mendorong lahirnya Marxisme di kemudian hari. Robert Owen, seorang ahli
ekonomi yang berpandangan sama dengan Fouriee. Tetapi pandangan kurang bulat dibanding pandangan para pendahulunya. Ia mengajarkan pentingnya perbaikan
ekonomi seluruh lapisan masyarakat dan penyelesaian masalah yang timbul antara kaum kapitalis dan buruh. Caranya melalui berbagai kebijakan yang dapat
mengendalikan timbulnya kesenjangan ekonomi dan kecemburuan sosial. Ia sendiri pernah menjadi manager sebuah pabrik. Pengalamannya sebagai manager sangat
mempengaruhi pemikiran ekonominya. Sekalipun demikian ide-idenya dianut banyak orang di Inggris.
115
Dan juga sebagaimana Fourier, Owen berfikir di dalam rangak komunitas yang memilih sistem industry baru dimana desa industry dan pertanian
dibangun atas dasar koperasi. owen mencita-citakan para pekerja bersatu untuk mengorganisasi diri mereka.
116
Louis Blanc adalah tokoh yang revolusioner dan ikut membidani meletusnya Revolusi Perancis. Menurutnya salah satu kewajiban negara ialah mendirikan pabrik-
pabrik yang dilengkapi dengan segala sarana dan bahan produksi, termasuk peraturan-peraturan yang mengikat. Selanjutnya jika pabrik itu telah berjalan dengan
baik diserahkan pengurusannya kepada para buruh dan pegawainya untuk mengatur
115
Ibid
116
Ian Adams, Ideologi Politik Mutakhir, Yogyakarta : Penerbit Qalam, 1993, h. 175
dan mengembangkannya secara bebas. Organisasi dan managemen pabrik seluruhnya dibebankan kepada buruh, begitu pula kewenangan memajukan produksi, mencari
pasar dan pembagian keuntungan. Sosialisme yang dianjurkan Louis Blanc disebut sosialisme kooperatif. Menurutnya kapitalisme akan hilang dengan sendirinya apabila
gagasan-gagasannya itu diwujudkan. Sayang, apa yang diserukannya itu kurang mendapat tanggapan khalayak. Bahkan ia ditentang keras oleh para politisi dan
ekonom. Pada tahun 1882 di Inggeris berdiri kelompok Fabian Society yang menganjurkan sosialisme berdasarkan gilde. Tetapi pada akhir abad ke-19 sosialisme
dan berbagai alirannya yang berbeda-beda, mulai mendapat penerimaan luas di Eropa. Ini disebabkan karena mereka tidak hanya melontarkan ide-ide dan
mengembangkan wacana di kalangan intelektual dan kelas menengah, tetapi juga terutama karena mengorganisir gerakan-gerakan bawah tanah yang radikal dan
bahkan revolusioner. Pierre J. Proudhon 1809-1865 adalah penganjur sosialisme generasi kedua di Perancis setelah generasi St. Simon dan Louis Blanc. Tetapi
berbeda dengan para penganjur sosialisme lain yang cenderung menghapuskan hak- hak individual atas sarana-sarana produksi, termasuk hak petani untuk memiliki tanah
garapan, Proudhon justru bersikeras memperjuangkan dipertahankan hak-hak individual secara terbatas, termasuk hak petani untuk memiliki dan menggarap
tanahnya, sebagai juga hak pengusaha kecil untuk mengembangkan usahanya. Jadi ia menolak ide kolektivisme penuh dari kaum sosialis radikal seperti Marx. Bagi Marx
hak individual harus dihapus, termasuk hak pemilikan tanah. Di samping itu kaum
tani bukan golongan yang penting dalam masyarakat yang bergerak menuju masyarakat sosialis sejati.
117
Sosialisme menurut Karl Marx 1818-1883 bukanlah pendapat seorang pujangga yang ingin memperbaharui dunia, melainkan suatu keadaan yang tidak
dapat ditindas sebagai akibat dari pertentangan kelas dua kelas yang dilahirkan sejarah yaitu kelas borjuis dan kelas proletariat
118
Marx berpendapat demikian karena faham dialektika materialismenya, yang menganggap bahwa sejarah bisa berubah
hanya disebabkan oleh faktor-faktor produksi dan penguasaan sarana produksi oleh kaum proletar yang selama ini diperas oleh kaum kapitalis. Perbedaan pandangan
antara Prodhoun dan Marx inilah yang membuat gerakan sosialis internasional mengalami perpecahan pada akhir abad ke-19, dan sosialisme pun pecah ke dalam
berbagai aliran seperti sosialisme demokrat, komunisme ala Marx, sosialisme anarkis ala Bakunin, Marxisme-Leninisme, sosialisme ala Kautsky , sosialisme Kristen, dan
lain-lain.
119
Perbedaan yang sifatnya prinsipil inilah yang menyebabkan pertentangan yang tajam antara aliran kapitalisme dan sosialismekomunisme dan di alam
pertentangan yang tajam inilah Hatta lahir, tumbuh dan besar. Sepertinya sudah
117
Ibid
118
Karl Marx dan Friedrich Engels, The Class Basis of Political Power, The Communist Manifesto, Alvin Z. Rubinsten dan Garolg W Thumn Ed, The Challengge of Politics, Ideas and
Issues Toronto : Prentice-Hall of Canada, Ltd, 1965, h. 35-36
119
Abdul Hadi W.M, “Islam, Marxisme dan Persoalan Sosialisme di Indonesia”, artikel ini diakses pada tanggal 6 Juni 2008 dari
http:indonesiafile.comindex?option=com_contenttask=viemid=108Itemid=40
merupakan jalannya apabila Hatta memilih sosialisme dalam frame pemikiran ekonominya. Hal itu tidak mengherankan, jika ia melihat kekejaman kapitalisme yang
dilakukan oleh penjajah kolonial kepada rakyat Indonesia, seperti diberikannya pajak yang besar kepada rakyat, tidak tersedianya pendidikan dan kesehatan serta perlakuan
masyarakat kolonial yang diskriminatif.
120
Selain itu, perhatian Hatta yang begitu tinggi terhadap sosialisme bisa jadi karena sejak usia yang masih muda Hatta telah
dipengaruhi oleh unsur-unsur sosialis, seperti kedekatannya dengan tokoh-tokoh Sarekat Islam seperti H.Agus Salim dan Abdul Muis. tetapi walaupun Hatta adalah
seorang sosialis, namun bukan berarti Hatta adalah seorang marxisme.
121
Pemikiran sosialis Hatta lebih diilhami oleh ajaran-ajaran Islam, Dalam tulisannya Hatta kerap
kali mengelaborasikan pemikiran keislammannya dengan pemikiran sosialisnya hal itu terlihat dalam bukunya Persoalan Ekonomi Sosialis Indonesia.
sekarang, bagaimana duduknya sosialisme Indonesia? Cita-cita sosialisme lahir dalam pangkuan pergerakan kebangsaan Indonesia. Dalam pergerakan
yang menuju kebebasan dari penghinaan diri dan penjajahan, dengan sendirinya orang terpikat oleh tuntutan sosial dan humanisme
perikemanusiaan yang disebarkan oleh pergerakan sosialisme di benua
120
Lihat Demokrasi Kita dalam Karya Lengkap Bung Hatta Jilid I,
121
Mohammad Hatta, Persoalan Ekonomi Sosialis Indonesia, Jakarta : Djambatan, 1967, h. 115
Barat. Tuntutan sosial dan humanisme itu tertangkap pula oleh jiwa Islam, yang memang menghendaki pelaksanaan perintah Allah Yang Maha Pengasih
dan Penyayang serta Adil, supaya manusia hidup dalam sayang menyayangi dan dalam suasana persaudaraan dengan tolong-menolong.
BAB IV PEMIKIRAN EKONOMI MOHAMMAD HATTA DAN TINJAUANNYA