Gambar 2. 12 Matriks berdasarkan Frekuensi dan Dampak Hanafi, 2006
Pada kuadran I adalah tempat dimana risiko-risiko yang berada pada kuadran tersebut harus mendapatkan perhatian serius agar dapat meminimalkan kemungkinan dan
dampak terjadinya risiko. Sedangkan risiko-risiko pada kuadran II dibutuhkan adanya rencana yang telah teruji untuk menjawab situasi berisiko yang terjadi. Risiko-risiko
pada kuadran III memerlukan pengawasan dan pengendalian internal secara teratur untuk menjaga tingkat kemungkinan terjadinya dan segala dampaknya. Dan pada
kuadran IV, risiko-risiko yang terjadi membutuhkan informasi teratur low control. Risiko yang terplotkan pada kuadran I dan kuadran II merupakan risiko yang harus
selalu direspon karena merupakan risiko yang kemungkinan dan dampaknya besar pada proyek tersebut.
2.9 Metode HIRA
Hazzard Identification and Risk Assesment
Hira Hazzard Identification and Risk Assesment merupakan suatu metode atau teknik untuk mengidentifikasi potensi bahaya kerja dengan mendefinisikan
karakteristik bahaya yang mungkin terjadi dan mengevaluasi resiko yang terjadi
melalui penilaian resiko dengan menggunakan matriks penilaian resiko. Berikut adalah matriks yang digunakan untuk penilaian resiko dengan menggunakan metode
HIRA. Proses identifikasi resiko dengan metode HIRA sebagai berikut : 1.
Identifikasi bahaya 2.
Risk assessment analisa resiko 3.
Menetapkan tindakan pengendalian 4.
Pendokumentasian, sosialisasi, dan pelaksanaan tindakan pengendalian Dalam metode HIRA dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Jenis kerusakan
2. Tingkat kerusakan jalan
3. Mengidentifikasi Hazard
4. Tingkat resiko, penilaian RFN yaitu penilaian Likelihood L dengan Severity
S 5.
Kategori resiko Medium M, Low L, High H.
BAB 3. METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah Jalan Mawar Kecamatan Arjasa – Kecamatan
Kalisat dengan panjang 5 km dan lebar 4 meter yang terbagi 2 jalur 2 arah. Adapun peta penelitian pada Gambar 3.1 dibawah ini.
Sumber: Google Maps, 2015
Gambar 3.1 Peta Lokasi Penelitian Langkah pertama melakukan survei kondisi lokasi penelitian pada Jalan Mawar
untuk mengetahui objek sebenarnya. Dalam hal ini mengamati situasi dan kondisi yang terjadi pada Jalan Mawar.
3.2 Bahan dan Alat
Data Sekunder
Pengelolaan data yang digunakan dengan cara sebagai berikut : Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subyek penelitian
dengan menggunakan alat pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber informasi. Dalam mengumpulkan
data digunakan metode observasi pada lokasi penelitian. Metode observasi merupakan proses pencatatan kejadian yang sistematik untuk mengetahui
secara langsung keadaan pada lokasi penelitian. Pengambilan data dilakukan setiap segmen yaitu per 100 m sepanjang 5 km pada ruas Jalan