Instrumen Penelitian Teknik Analisis Data

6 Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh.

3.6 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian digunakan sebagai alat untuk mempermudah penelitian. Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah Arikunto, 2006:160. Instumen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah peneliti dan pedoman wawancara. a. Peneliti Pada penelitian ini, peneliti adalah instrumen yang paling utama. Sebagai instrumen penelitian, peneliti dapat menentukan siapa yang tepat digunakan sebagai sumber data, peneliti juga mengumpulkan data melalui wawancara. Selanjutnya data tersebut dianalisis secara kualitatif oleh peneliti mengenai model aritmetika pada proses jual beli yang dilakukan masyarakat Osing di pasar tradisional, menjelaskan pula bagaimana subjek penelitian dapat menjumlahkan, mengurangkan, mengalikan dan membagi pada ketika melakukan transaksi jual beli. b. Pedoman Wawancara Wawancara dilakukan kepada penjual dan pembeli untuk memperoleh informasi tentang cara-cara mereka melakukan transaksi jual beli serta menghitung penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian pada transaksi jual beli. Instrumen ini berupa lembar garis besar pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan. Hasil yang didapat dari wawancara ini digunakan untuk menjelaskan model aritmatika pada proses jual beli yang dilakukan oleh masyarakat Osing di pasar tradisional.

3.6 Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa data hasil wawancara. Setelah semua data terkumpul dilakukan analisis data yang bertujuan untuk memfokuskan pada hal-hal yang akan diteliti. Menurut Bogdan dan Biklen dalam Ahmadi, 2005:147 analisis data merupakan suatu proses penyelidikan, dan pengaturan secara sistematis transkrip wawancara, catatan lapangan, dan material- material lain yang dikumpulkan digunakan untuk meningkatkan pemahaman mengenai data yang diperoleh dan memungkinkan peneliti untuk mempresentasikan apa yang telah diperoleh dari orang lain. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut. 1 Reduksi data Reduksi data merupakan bentuk analisis dengan cara merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas sehingga dapat ditarik kesimpulan sementara. Tahap reduksi data dalam penelitian ini yaitu dengan merangkum, memilih hal-hal pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dari hasil wawancara. Data hasil wawancara dituangkan secara tertulis dengan cara sebagai berikut: a. Mendengarkan hasil wawancara pada alat perekam beberapa kali agar dapat menuliskan dengan tepat apa yang diucapkan responden. b. Mentranskrip hasil wawancara dengan responden. c. Hasil kegiatan wawancara selanjutnya ditranskrip dan dikodekan dengan dengan menggunakan huruf kapital yang menyatakan inisial dari subjek atau peneliti S atau P. S merupakan inisial bagi subjek, sedangkan P merupakan inisial peneliti yang selanjutnya diikuti dengan empat digit angka. Digit pertama menyatakan subjek yang diwawancarai. Sedangkan tiga digit terakhir menyatakan urutan percakapan yang terjadi percakapan yang terjadi pada kegiatan wawancara. Misalnya S1001 artinya wawancara dari S1 Subjek 1 yang pertama pada urutan percakapan pertama. d. Memeriksa kembali hasil transkrip tersebut dengan mendengarkan kembali ucapan-ucapan saat wawancara berlangsung untuk mengurangi kesalahan penulisan pada hasil transkrip. 2 Penyajian data Setelah data direduksi tahap selanjutnya yaitu penyajian data. Penyajian data dalam penelitian kualitatif dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan sejenisnya namun analisis data yang sering dilakukan dalam penelitian kualitatif yaitu dengan menggunakan teks yang bersifat naratif. Dalam penelitian ini tahap penyajian data yang digunakan yaitu dengan menggunakan teks yang bersifat naratif. Dari hasil reduksi data dari data wawancara akan diuaraikan dalam bentuk deskriptif dengan menggunakan kata-kata dan berisi kutipan-kutipan hasil wawancara selain itu data hasil wawancara yang sudah direduksi dibandingkan dengan teori matematika. 3 Membuat Kesimpulan Setelah dianalisis, maka diperoleh model aritmatika yang dilakukan oleh penjual dan pembeli. Hasil tersebut digunakan dalam menyimpulkan model aritmetika pada proses jual beli yang dilakukan oleh masyarakat Osing di pasar tradisional. Agar data yang didapat dapat dipercaya kebenarannya, maka dilakukan validasi data. Validasi data dapat dilakukan dengan triangulasi. Triangulasi adalah salah satu cara untuk menguji keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Triangulasi yang dipakai dalam penelitian ini yaitu triangulasi sumber, dan triangulasi pengamat. Triangulsi sumber menurut Patton dalam Moleong, 2006:330 yaitu suatu cara untuk menguji keabsahan data dengan cara membandingkkan, mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda. Tujuan dilakukannya triangulasi adalah untuk memberikan penegasan apakah data yang didapatkan dari subjek penelitian juga digunakan oleh orang yang diwawancarai sebagai triangulasi. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mewawancarai penjual lain selain subjek penelitian, dan orang tetua yang asli orang Osing dan mendiami desa Cungking tersebut. Sedangkan triangulasi pengamat yang dimaksud dalam penelitian ini adalah dosen pembimbing yang bertindak sebagai pengamat dan memberikan masukan terhadap hasil pengumpulan data. 28

BAB 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dokumen yang terkait

Etnomatematika pada Proses Jual Beli yang dilakukan Masyarakat Osing di Pasar Tradisional sebagai Bahan Pembelajaran Aritmetika

1 12 6

ETNOMATEMATIKA PADA TRANSAKSI JUAL BELI YANG DILAKUKAN PEDAGANG SAYUR DALAM MASYARAKAT MADURA DI PAITON PROBOLINGGO

7 90 60

ETNOMATEMATIKA PEDAGANG SAYUR PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDI TRANSAKSI JUAL BELI YANG DILAKUKAN PADA LINGKUP MASYARAKAT BERBAHASA JAWA

8 32 58

SENGKETA JUAL BELI TANAH YANG DILAKUKAN DENGAN AKTA JUAL BELI FIKTIF Sengketa Jual Beli Tanah Yang Dilakukan dengan Akta Jual Beli Fiktif (Studi Putusan Pengadilan Negeri Klaten No.50/PDT.G/2012/PN.Klt).

0 3 15

KARAKTER KEJUJURAN PADA PEDAGANG DALAM TRANSAKSI JUAL BELI DI PASAR TRADISIONAL Karakter Kejujuran Pada Pedagang Dalam Transaksi Jual Beli Di Pasar Tradisional(Studi Kasus pada Pedagang di Pasar Sayur Kabupaten Magetan).

0 7 12

KARAKTER KEJUJURAN PADA PEDAGANG DALAM TRANSAKSI JUAL BELI DI PASAR TRADISIONAL Karakter Kejujuran Pada Pedagang Dalam Transaksi Jual Beli Di Pasar Tradisional(Studi Kasus pada Pedagang di Pasar Sayur Kabupaten Magetan).

0 6 20

IMPLIKATUR PERCAKAPAN DI BALIK UNGKAPAN “INGGIH” DALAM TRANSAKSI JUAL-BELI DI PASAR TRADISIONAL Implikatur Percakapan Di Balik Ungkapan “Inggih” Dalam Transaksi Jual-Beli Di Pasar Tradisional Purwodadi Grobogan.

0 3 15

IMPLIKATUR PERCAKAPAN DI BALIK UNGKAPAN “INGGIH” DALAM TRANSAKSI JUAL-BELI DI PASAR TRADISIONAL Implikatur Percakapan Di Balik Ungkapan “Inggih” Dalam Transaksi Jual-Beli Di Pasar Tradisional Purwodadi Grobogan.

0 1 24

TNDAK TUTUR DAN PRINSIP KERJASAMA DALAM PROSES JUAL BELI DI PASAR TRADISIONAL SURAKARTA.

0 0 16

Tindak Tutur dan Prinsip Kerjasama dalam Proses Jual Beli di Pasar Tradisional Surakarta IMG 20160520 0001

0 0 1