Latar Belakang KESIMPULAN DAN SARAN A.

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keluarga berencana adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk mendapatkan objektif-objektif tertentu, menghindarkan kelahiran yang tidak diinginkan, mengatur interval diantara kelahiran, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri dan menentukan jumlah anak dalam keluarga Pinem, 2009. Indonesia dikejutkan dengan angka Tingkat Fertilitas yang meningkat yang meningkat menurut hasil SDKI tahun 2007 sekitar 2,6 padahal 10 tahun sebelumnya 1997 angka tingkat fertilitas sudah mencapai 2,4. Ini menunjukkan kecenderungan jumlah anak dalam keluarga menjadi lebih banyak, pada 2007 terdapat kecenderungan tiap wanita usia subur sampai akhir masa suburnya memiliki sekitar dua sampai tiga anak . Ada selogan bahwa dua anak lebih baik belum sepenuhnya melembaga dan membudidaya diseluruh lapisan masyarakat Indonesia. Hasil SDKI 2007 menunjukkan bahwa 40 ibu di Indonesia yang telah memiliki dua anak menginginkan kehadiran anak yang ketiga. Keinginan untuk mempunyai anak ketiga di beberapa provinsi cukup tinggi, yaitu di Nanggro Aceh Darussalam 81,55, Maluku Utara 73,9, Sulawesi Barat 72,5, Nusa Tenggara Timur 64,5, Maluku 61,1 dan Banten 60. Kecenderungan untuk memiliki anak yang keempat di beberapa provinsi tersebut juga tinggi, dengan rata-rata masih diatas 50. Fakta ini menjadi bukti bahwa ukuran Universitas Sumatera Utara keluarga ideal dengan motto “dua anak lebih baik“ belum sepenuhnya diterima oleh seluruh provinsi di Indonesia Tukiran dkk, 2010. Berdasarkan hasil presurvey BKKBN pada tahun 2010 di Sumatera Utara, jumlah Pasangan Usia Subur sebanyak 2.120.692 peserta, pasangan yang menjadi peserta KB aktif pada Agustus 2010 sebanyak 1.424.630 yakni peserta KB IUD sebanyak 1.529 peserta, metode operasi pria 171 peserta, kondom 4.360 peserta dan pil sebanyak 10.273 peserta. Sementara pasangan usia subur yang bukan peserta KB ada sebanyak 716.739 yakni 73.863 jumlah pasangan usia subur yang sedang hamil, 10.299 jumlah pasangan usia subur yang ingin mempunyai anak segera IAS, 52.606 jumlah pasangan usia subur tidak ingin mewujudkan anak lagi TIAL, 13.688 jumlah pasangan usia subur yang ingin anak ditunda 15.712 BKKBN, 2010. Salah satu peranan penting bidan adalah meningkatkan jumlah penerimaan dan kualitas metode keluarga berencana kepada masyarakat sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan bidan. Metode keluarga berencana yang dianjurkan adalah kontrasepsi mantap, suntikan KB, susuk KB atau Alat Kontrasepsi Bawah Kulit AKBK dan Alat Kontrasespi Dalam RahimAKDR Manuaba, 2010. Metode kontrasepsi Efektif Terpilih MKET adalah metode kontrasepsi yang bersifat jangka panjang dan mantap yaitu: IUD, Implant dan kontrasepsi mantap kontap priawanita Manuaba, 2010. Kontrasepsi Implant juga mempunyai keuntungan diantaranya daya guna tinggi, memberi perlindungan jangka panjang lima tahun, tingkat kesuburan cepat kembali setelah implant dicabut, tidak perlu dilakukan periksa dalam, tidak Universitas Sumatera Utara mengganggu kegiatan senggama dan juga tidak mengganggu produksi ASI, bebas dari pengaruh estrogen dan dapat dicabut setiap saat jika menurut kebutuhan Pinem, 2009. Menurut data dari Riset Kesehatan Dasar RisKesDas tahun 2010 alat kontrasepsi yang digunakan adalah Sterilisasi wanita 2,2, Sterilisasi pria 0,1, Kondom 1,1, MAL 0,1, Pantang berkalakalender 0,4, Pil 12,8, IUD 5,1, Suntikan 32,4, Implant 1,4, Senggama terputus 0,3, tidak menggunakan 44,0. Menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesi SDKI 2002-2003, prevalensi pemakaian kontrasepsi di Indonesia 60. Alat kontrasepsi yang banyak digunakan adalah metode suntik 49,1, pil 23,3, Alat Kontrasepsi Dalam RahimAKDR 10,9, implant 7,6, metode operasi wanita MOW 6,5, kondom 1,6, dan metode operasi pria MOP 0,7. Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia SDKI 2007, alat kontrasepsi yang digunakan adalah Sterilisasi wanita 3,0, Sterilisasi pria 0,2, Kondom 1,3, MAL 0,0, Pantang berkalakalender 1,5, Pil 13,2, IUD 4,9, Suntikan 31,8, Implant 2,8, Senggama terputus 2,1, tidak menggunakan 38,6. Berdasarkan survey awal dan mendapat data dari bidan desa yang ada di Desa Patumbak 1 Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang terdapat ibu yang memakai kontrasepsi implant sebanyak 36 orang, IUD 53 orang, Suntikan 126 orang, Kondom, 123 orang, Pil 132 orang, dan Metode Operasi Wanita MOW 11 orang. Universitas Sumatera Utara

B. Rumusan Masalah dan Permasalahan

Dokumen yang terkait

Hubungan Pengetahuan Dengan Tingkat Kecemasan Ibu Perimenopause Dalam Menghadapi Menopause di Desa Patumbak I Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013

1 54 62

Faktor-Faktor yang Mendorong Ibu Memakai Kontrasepsi Implant di Desa Patumbak I Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013

0 0 12

Faktor-Faktor yang Mendorong Ibu Memakai Kontrasepsi Implant di Desa Patumbak I Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013

0 0 1

Faktor-Faktor yang Mendorong Ibu Memakai Kontrasepsi Implant di Desa Patumbak I Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013

0 0 5

Faktor-Faktor yang Mendorong Ibu Memakai Kontrasepsi Implant di Desa Patumbak I Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013

0 0 17

Faktor-Faktor yang Mendorong Ibu Memakai Kontrasepsi Implant di Desa Patumbak I Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013

0 0 1

Faktor-Faktor yang Mendorong Ibu Memakai Kontrasepsi Implant di Desa Patumbak I Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013

0 0 16

Hubungan Pengetahuan Dengan Tingkat Kecemasan Ibu Perimenopause Dalam Menghadapi Menopause di Desa Patumbak I Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013

0 0 11

Hubungan Pengetahuan Dengan Tingkat Kecemasan Ibu Perimenopause Dalam Menghadapi Menopause di Desa Patumbak I Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013

0 0 1

Hubungan Pengetahuan Dengan Tingkat Kecemasan Ibu Perimenopause Dalam Menghadapi Menopause di Desa Patumbak I Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013

0 0 5