B. Pembahasan
1. Hubungan pengetahuan ibu hamil dengan kunjungan pemeriksaan
antenatal
Berdasarkan tabel 5.5 menunjukkan bahwa dari 22 responden yang berpengetahuan baik terdapat 16 responden 72,7 yang melakukan kunjungan
pemeriksaan antenatal sesuai dengan minimal frekuensi jadwal yang ditentukan dan 6 responden 27,3 yang melakukan kunjungan pemeriksaan antenatal
tidak sesuai dengan minimal frekuensi jadwal yang ditentukan. 29 responden yang berpengetahuan cukup 25 responden 86,2 melakukan kunjungan
pemeriksaan antenatal sesuai dengan minimal frekuensi jadwal yang ditentukan, 4 responden 13,8 melakukan kunjungan pemeriksaan antenatal tidak sesuai
dengan minimal frekuensi jadwal yang ditentukan. Berpengetahuan kurang sebanyak 13 responden diantaranya 5 responden 38,5 melakukan kunjungan
pemeriksaan antenatal sesuai dengan minimal frekuensi jadwal yang ditentukan dan 8 responden 61,5 melakukan kunjungan pemeriksaan antenatal tidak
sesuai dengan minimal frekuensi jadwal yang ditentukan. Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,006. Hal ini menunjukkan nilai
p=0,006 α=0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan ibu hamil dengan kunjungan pemeriksaan antenatal di Klinik
Cahaya Kelurahan Pulo Brayan Kecamatan Medan Timur Tahun 2013. Angka yang tercatat tersebut memperkuat pernyataan Notoadmodjo
2003, apabila penerimaan perilaku didasari oleh pengetahuan, kesadaran, dan sikap maka perilaku tersebut akan bersifat baik. Sebaliknya apabila perilaku itu
tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan baik pula.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Murniati 2007, terdapat kecenderungan tingkat pengetahuan dengan pemanfaatan pelayanan antenatal, dimana ibu yang memanfaatkan
pelayanan antenatal cenderung adalah ibu yang memiliki pengetahuan yang baik mengenai pelayanan antenatal itu sendiri. Pengetahuan ini akan mambawa ibu
untuk berpikir dan berusaha supaya ia sehat tidak ada keluhan dalam kehamilannya dan berusaha agar ia dan bayinya sehat dan selamat sewaktu
melahirkan. Hasil penelitian tersebut juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Sadik 1996 yang menemukan bahwa pengetahuan merupakan
salah satu variabel yang memiliki hubungan dengan derajat pemanfaatan pelayanan antenatal oleh ibu hamil.
Menurut Agustini 2013, ibu dengan tingkat pengetahuan tinggi memiliki kemungkinaan cakupan pelayanan antenatal lengkap daripada ibu yang
tingkat pengetahuannya rendah dengan
signifikan antara tingkat pengetahuan dengan cakupan pelayanan antenatal, dimana p 0,05 p = 0,023.
Hasil penelitian ini juga memperkuat teori Rogers 1974 dalam buku Notoadmodjo2003, bahwa jika pengetahuan yang diperoleh tinggi maka setiap
orang lebih cendrung berperilaku mandiri untuk kesehatan dirinya dan sebaliknya jika pengetahuan yang diperoleh rendah maka orang lebih cenderung berperilaku
berperilaku kurang memperhatikan kesehatan dirinya.
2. Hubungan pendidikan ibu hamil dengan kunjungan pemeriksaan