Hubungan Pengetahuan dan Pendidikan Ibu Hamil Dengan Kunjungan Pemeriksaan Antenatal di Klinik Cahaya Kelurahan Pulo Brayan Kecamatan Medan Timur Tahun 2013

(1)

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN IBU HAMIL

DENGAN KUNJUNGAN PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE

di KLINIK CAHAYA KELURAHAN PULO BRAYAN

KECAMATAN MEDAN TIMUR

TAHUN 2013

NIDA PIRKALIANA 125102029

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

(3)

Hubungan pengetahuan dan pendidikan ibu hamil dengan kunjungan pemeriksaan antenatal di klinik cahaya kelurahan pulo brayan

kecamatan medan timur tahun 2013 ABSTRAK

Nida Pirkaliana

Latar belakang : pada tahun 2007 jumlah kunjungan 1 pemeriksaan antenatal secara keseluruhan 95,88 %, jumlah kunjungan 4 pemeriksaan antenatal sebesar 92,08 %. Sedangkan pada tahun 2008 jumlah kunjungan 1 pemeriksaan antenatal sebesar 95,00 %, jumlah kunjungan 4 pemeriksaan antenatal sebesar 90,66 %. Pada tahun 2008 terjadi penurunan jumlah kunjungan 4 dibandingkan tahun 2007, sedangkan target pencapaian K4 menurut Menteri Kesehatan harus mencapai 95,00 %.

Tujuan penelitian : untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan pendidikan ibu hamil dengan kunjungan pemeriksaan antenatal di Klinik Cahaya Kelurahan Pulo Brayan Kecamatan Medan Timur Tahun 2013.

Metodologi : Metode penelitian yang digunakan bersifat deskriptif analitik. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 64 responden. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan accidental sampling. Penelitian ini dilakukan di Klinik Cahaya Kelurahan Pulo Brayan Kecamatan Medan Timur Tahun 2013. Analisa data menggunakan univariat dan bivariat dan uji statistiik chi square menggunakan SPSS. Hasil : hasil penelitian diperoleh mayoritas responden pengetahuan cukup (45,3%), mayoritas responden pendidikan menengah (46,9%) dan responden melakukan kunjungan pemeriksaan antenatal adalah (71,9%). Hasil uji statistik diperoleh ada hubungan yang signifikan pada pengetahuan dengan kunjungan pemeriksaan antenatal dengan nilai p = 0,006 dan ada hubungan yang signifikan pada pendidikan ibu hamil dengan kunjungan pemeriksaan antenatal dengan nilai p = 0,002.

Kesimpulan dan saran : dapat disimpulkan ada hubungan pengetahuan dan pendidikan ibu hamil dengan kunjungan pemeriksaan antenatal di Klinik Cahaya Kelurahan Pulo Brayan Kecamatan Medan Timur Tahun 2013. Disarankan agar petugas kesehatan memberikan pelayanan khususnya pemeriksaan kehamilan yang berkualitas agar mendorong ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan antenatal untuk kesejahteraan diri dan bayinya.


(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayat-Nya serta kesempatan kepada penullis sehingga penulis dapat menyusun Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan Pengetahuan dan Pendidikan Ibu Hamil Dengan Kunjungan Pemeriksaan Antenatal di Klinik Cahaya Kelurahan Pulo Brayan Kecamatan Medan Timur Tahun 2013”.

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis menemukan banyak sekali hambatan dan kesulitan, namun berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada :

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns, M.kep selaku Ketua Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Diah Lestari Nasution, SST, M.Keb selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan pengarahan dan petunjuk dalam penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah.

4. Seluruh Staf Dosen pengajar & Pegawai Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

5. Pimpinan Rumah Bersalin Cahaya yang telah mengizinkan dan membantu penulis dalam mencari data serta melakukan penelitian awal.

6. Buat kedua orang tua dan keluarga tersayang yang telah memberikan support bagi penulis.


(5)

7. Sahabat-sahabatku seperjuangan yang selalu memberikan semangat kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak kekurangan dan ketidaksempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun guna kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, Juli 2013


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... ..ii

KATA PENGANTAR ... ivii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR SKEMA ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan ... 9

1. Pengertian Pendidikan ... 11

2. Tingkat pendidikan ... 12

3. Tujuan pendidikan ... 13

4. Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Kesehatan ... 13

B. Pemeriksaan Antenatal (PAN) ... 15

1. Pengertian pemeriksaan antenatal(PAN) ... 15


(7)

3. Frekuensi dan tempat kunjungan pemeriksaan antenatal (PAN) ... 15

4. Standar pemeriksaan antenatal (PAN) yang diprogramkan ... 18

5. Kebijakan program ... 18

6. Langkah-langkah dalam perawatan kehamilan pemeriksaan antenatal ... 19

7. Informasi yang diberikan ketika memberikan asuhan kebidanan ... 25

8. faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan wanita di Indonesia...24

BABIII KERANGKAKONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL A. Kerangka Konsep ... 29

B. Hipotesa. ... 29

C. Definisi Operasional ... 30

BABIVMETODELOGIPENELITIAN A. Desain Penelitian ... 39

B. Populasi dan Sampel ... 39

C. Tempat Penelitian ... 41

D. Waktu Penelitian ... 39

E. Etika Penelitian ... 41

F. Alat Pengumpulan Data ... 41

G. Prosedur Pengumpulan Data ... 30

H. Pengolahan dan Rencana Analisis Data ... 30

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil penelitian ... 38


(8)

C. Keterbatasan Penelitian ... 48

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 50 B. Saran ... 51


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jumlah Kunjungan pemeriksaan antenatal Kota Medan

Provinsi Sumatera Utara Tahun 2007-2008 ... 3

Tabel 2.1 Pengukuran Tinggi Fundus Uteri ... 19

Tabel 2.2 Pemberian Imunisasi TT ... 20

Tabel 3.1 Deinisi Operasional ... 29

Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan krakteristik Umur, Paritas, Pendapatan, Pendidikan, Pekerjaan, Sumber Informasi, Usia Kehamilan di Klinik Cahaya Kelurahan Pulo Brayan Kecamatan Medan Timur Tahun 2013 ... 39

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi pengetahuan ibu hamil yang melakukan kunjungan pemeriksaan antenatal di Klinik Cahaya Kelurahan Pulo Brayan Kecamatan Medan Timur Tahun 2013 ... 40

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi pendidikan ibu hamil yang melakukan kunjungan pemeriksaan antenatal di Klinik Cahaya Kelurahan Pulo Brayan Kecamatan Medan Timur Tahun 2013 ... 41

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi kunjungan pemeriksaan antenatal di Klinik Cahaya Kelurahan Pulo Brayan Kecamatan Medan Timur Tahun 2013 ... 41

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Dengan Kunjungan pemeriksaan antenatal di Klinik Cahaya Kelurahan Pulo Brayan Kecamatan Medan Timur Tahun 2013 ... 42

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Hubungan Pendidikan Ibu Hamil Dengan Kunjungan pemeriksaan antenatal di Klinik Cahaya Kelurahan Pulo Brayan Kecamatan Medan Timur Tahun 2013 ... 43 Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Hubungan Umur Dengan Paritas Ibu


(10)

DAFTAR SKEMA


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Kuisioner

Lampiran 2 : Lembar Permintaan Menjadi Responden Lampiran 3 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 4 : Surat Permohonan Izin Pengambilan Data Penelitian Lampiran 5 : Surat Balasan Selesai Penelitian

Lampiran 6 : Lembar Hasil SPSS

Lampiran 7 : Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah Lampiran 8 : Daftar Riwayat Hidup


(12)

AKI : Angka Kematian Ibu AKB : Angka Kematian Bayi

APBN : Anggaran Pendapatan Belanja Negara DMG : Diabetes Mellitus Gestasional

GAKI : Gangguan Akibat Kekurangan Yodium MA : Madrasah Aliyah

MAK : Madrasah Aliyah Kejuruan MDGs : Millenium Devolopment Goals MI : Madrasah Ibtidaiyah

MTSn : Madrasah Tsanawiyah PAN : Pemeriksaan Antenatal SD : Sekolah Dasar

SMP : Sekolah Menengah Pertama

SDKI : Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia SDM : Sumber Daya Manusia

SMA : Sekolah Menengah Atas SMK : Sekolah Menengah Kejuruan USG : Ultra Sono Grafi

VDRL : Veneral Desease Research Laboratory WHO : World Health Organization


(13)

Hubungan pengetahuan dan pendidikan ibu hamil dengan kunjungan pemeriksaan antenatal di klinik cahaya kelurahan pulo brayan

kecamatan medan timur tahun 2013 ABSTRAK

Nida Pirkaliana

Latar belakang : pada tahun 2007 jumlah kunjungan 1 pemeriksaan antenatal secara keseluruhan 95,88 %, jumlah kunjungan 4 pemeriksaan antenatal sebesar 92,08 %. Sedangkan pada tahun 2008 jumlah kunjungan 1 pemeriksaan antenatal sebesar 95,00 %, jumlah kunjungan 4 pemeriksaan antenatal sebesar 90,66 %. Pada tahun 2008 terjadi penurunan jumlah kunjungan 4 dibandingkan tahun 2007, sedangkan target pencapaian K4 menurut Menteri Kesehatan harus mencapai 95,00 %.

Tujuan penelitian : untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan pendidikan ibu hamil dengan kunjungan pemeriksaan antenatal di Klinik Cahaya Kelurahan Pulo Brayan Kecamatan Medan Timur Tahun 2013.

Metodologi : Metode penelitian yang digunakan bersifat deskriptif analitik. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 64 responden. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan accidental sampling. Penelitian ini dilakukan di Klinik Cahaya Kelurahan Pulo Brayan Kecamatan Medan Timur Tahun 2013. Analisa data menggunakan univariat dan bivariat dan uji statistiik chi square menggunakan SPSS. Hasil : hasil penelitian diperoleh mayoritas responden pengetahuan cukup (45,3%), mayoritas responden pendidikan menengah (46,9%) dan responden melakukan kunjungan pemeriksaan antenatal adalah (71,9%). Hasil uji statistik diperoleh ada hubungan yang signifikan pada pengetahuan dengan kunjungan pemeriksaan antenatal dengan nilai p = 0,006 dan ada hubungan yang signifikan pada pendidikan ibu hamil dengan kunjungan pemeriksaan antenatal dengan nilai p = 0,002.

Kesimpulan dan saran : dapat disimpulkan ada hubungan pengetahuan dan pendidikan ibu hamil dengan kunjungan pemeriksaan antenatal di Klinik Cahaya Kelurahan Pulo Brayan Kecamatan Medan Timur Tahun 2013. Disarankan agar petugas kesehatan memberikan pelayanan khususnya pemeriksaan kehamilan yang berkualitas agar mendorong ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan antenatal untuk kesejahteraan diri dan bayinya.


(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Angka kematian ibu melahirkan di Indonesia termasuk tertinggi di kawasan Asia, yakni 307/100.000 kelahiran. Provinsi penyumbang kasus kematian ibu melahirkan terbesar ialah Papua 730/100.000 kelahiran, Nusa Tenggara Barat 370/100.000 kelahiran, Maluku 340/100.000 kelahiran, dan Nusa Tenggara Timur 330/100.000 kelahiran. Jumlah tersebut tidak jauh berbeda dari masa Orde Baru. Reformasi belum mampu memperbaiki sejumlah kasus yang menimpa kaum perempuan, terutama ibu melahirkan (Widyastuti, Rahmawati, & Purnamaningrum. 2010, hal. 125).

Berdasarkan kesepakatan global (Millenium Devolopment Goals/MDGs, 2000) pada tahun 2015 diharapkan Angka Kematian Ibu menurun sebesar 3/4 dalam kurun waktu 1990-2015 dan Angka Kematian Bayi menurun sebesar 2/3 dalam kurun waktu 1990-2015. Berdasarkan hal itu Indonesia mempunyai komitmen untuk menurunkan Angka Kematian Ibu menjadi 102/100.000 kelahiran hidup, Angka Kematian Bayi menjadi 23/1.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 (Kemenkes, 2010, hal. 2).

Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih merupakan angka tertinggi jika dibandingkan dengan negara tetangga. Saat ini status kesehatan ibu dan anak di Indonesia masih jauh dari harapan, ditandai dengan masih tingginya angka kematian ibu (AKI) yaitu 228/100.000 kelahiran hidup (SDKI, 2007). Meskipun telah mengalami penurunan jika dibandingkan pada tahun 2002-2003


(15)

yaitu 307/100.000 kelahiran.Kondisi Angka Kematian Bayi (AKB) tidak jauh berbeda, saat ini kematian bayi sebesar 34 per 1000 kelahiran hidup (SDKI, 2007). Dan terjadi penurunan bila kita bandingkan dengan SDKI 2003 (35/1000 kelahiran hidup). Penyebab langsung kematian ibu sebesar 90% terjadi pada saat persalinan.Penyebab langsung kematian ibu adalah Perdarahan (40%), Eklampsia (24%), Infeksi (11%) selain itu kematian ibu disebabkan karena Kurang Energi Kronik (KEK) pada kehamilan (37%) dan anemia pada kehamilan (40%). Sedangkan penyebab kematian bayi adalah gangguan pernafasan (37%), prematuritas (34%), sepsis (12%), hipotermi (7%), ikterus (6%), postmatur (3%), dan kelainan kongenital (1%) (Kemenkes, 2010, hal. 1).

Program Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir (yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo bekerja sama dengan Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi 2002 dan Depkes RI, 2001) adalah semua kehamilan beresiko, jadi harus sedini mungkin memeriksakan kehamilan sehingga gangguan kesehatan dapat diketahui sejak awal dan dapat dicegah atau diobati (Pinem, 2009, hal. 75).

Menurut ibu Kustinah selaku Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Sumatera Utara didalam sebuah surat kabar, mengatakan Angka Kematian Ibu (AKI) di Sumatera Utara sejak empat tahun terakhir ini dinilai cukup tinggi, bahkan melebihi AKI secara nasional yakni 228/100.000 kelahiran hidup.Tahun 2007, AKI mencapai 231/100.000 kelahiran hidup, tahun 2008 meningkat menjadi 258/100.000 kelahiran hidup dan tahun 2009 menjadi 260/100.000 kelahiran hidup serta di tahun 2010 per Agustus mencapai 249/100.000 kelahiran hidup. Salah satu penyebab kematian ibu karena


(16)

perdarahan pada saat persalinan bila tidak tertolong selama dua jam bisa membuat ibu tersebut meninggal dunia.

Tujuan utama asuhan kehamilan adalah untuk memfasilitasi hasil yang sehat dan positif bagi ibu maupun bayinya dengan cara membina hubungan saling percaya dengan ibu, mendeteksi komplikasi-komplikasi yang dapat mengancam jiwa, mempersiapkan kelahiran, dan memberikan pendidikan. Asuhan antenatal penting untuk menjamin agar proses alamiah tetap berjalan normal selama kehamilan. Kehamilan dapat menjadi masalah atau komplikasi setiap saat. Sekarang ini secara umum telah diterima bahwa setiap saat kehamilan membawa resiko bagi ibu. World Health Organization (WHO) memperkirakan bahwa sekitar 15 % dari seluruh wanita yang hamil akan berkembang menjadi komplikasi yang berkaitan dengan kehamilannya serta dapat mengancam jiwanya (Dewi & Sunarsih, 2011, hal. 11).

Tabel 1.1

Jumlah Pemeriksaan antenatal Kota Medan Provinsi Sumatera Utara

Tahun 2007-2008

Kota Pemeriksaan antenatal ibu hamil

Medan Jumlah K 1 (%) Jumlah K 4 (%)

2007 95,88 92,08

2008 95,00 90,66

Sumber : Bank Data Pusdatin Depkes RI

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa pada tahun 2007 jumlah kunjungan 1 pemeriksaan antenatal secara keseluruhan 95,88 %, jumlah kunjungan 4 pemeriksaan antenatal sebesar 92,08 %. Sedangkan pada tahun 2008 jumlah kunjungan 1 pemeriksaan antenatal sebesar 95,00 %, jumlah kunjungan 4 pemeriksaan antenatal sebesar 90,66 %. Pada tahun 2008 terjadi penurunan jumlah kunjungan 4 dibandingkan tahun 2007, sedangkan target


(17)

pencapaian K4 menurut Meneteri Kesehatan (MENKES) harus mencapai 95,00 % dalam rangka untuk menurunkan AKI di Indonesia.

Sejarah perkembangan kehamilan sejalan dengan perkembangan dunia kebidanan secara umum. Dimana dunia menyadari bahwa persalinan akan berjalan lancar apabila adanya peningkatan pelayanan pemeriksaan antenatal (Pantikawati & Saryono, 2010, hal. 20).

Menurut Saifudin (dalam Salmah, dkk, 2006, hal. 129). kunjungan antenatal untuk pemantauan dan pengawasan kesejahteraan ibu dan anak minimal empat kali selama kehamilan dalam waktu sebagai berikut : kehamilan trimester pertama (<14 minggu) satu kali kunjungan, kehamilan trimester kedua (14-28 minggu) satu kali kunjungan, dan kehamilan trimester ketiga (28-36 minggu dan sesudah minggu ke-36) dua kali kunjungan.

Secara ideal, asuhan prakonsepsi dan nasihat harus dicari dan kesehatan serta kesejahteraan yang optimal dicapai sebelum melakukan hubungan seksual yang prokreatif. Hal ini jarang dilakukan. Diperkirakan 50% kehamilan tidak direncanakan sehingga pentingnya mempertahankan gaya hidup yang sehat tidak dapat ditekankan dengan adekuat. Terdapat aspek fisik, spiritual, sosial, dan psikologis dalam asuhan antenatal. Sasaran utama pemberi perawatan bukan semata-mata untuk memastikan bahwa ibu dan bayi memiliki kesehatan yang baik pada akhir kehamilan. Kehamilan dapat menimbulkan kondisi yang menempatkan kehidupan beresiko. Dalam situasi tersebut sasaran asuhan antenatal ialah meminimalkan setiap efek yang berpotensi membahayakan pada wanita dan bayinya, terminasi kehamilan dapat menjadi hal yang perlu dilakukan jika kehidupan wanita terancam (Henderson & Jones, hal. 160).


(18)

Menurut Blum (dalam Notoatmodjo, 2003, hal. 12) perilaku merupakan faktor terbesar kedua setelah faktor lingkungan yang mempengaruhi kesehatan individu, kelompok, atau masyarakat. Menurut Green (dalam Notoatmodjo, 2003, hal. 12) perilaku dipengaruhi oleh 3 faktor utama,yakni faktor-faktor predisposisi, faktor-faktor pemungkin, dan faktor-faktor penguat. Faktor-faktor predisposisi ini mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan, sistem nilai yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi, dan sebagainya.

Menurut Syah (2010, hal. 10) pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan.

Tingkat kualitas sumber daya manusia (SDM) suatu bangsa pada hakekatnya ditentukan oleh kualitas pendidikan yang diperoleh. Pendidikan yang baik dan berkualitas akan melahirkan individu yang baik dan berkualitas pula. Sebaliknya apabila pendidikan yang diperoleh tidak baik dan tidak berkualitas, maka hal ini akan berdampak terhadap kualitas SDM yang dibangun. Pendidikan yang tinggi dipandang perlu bagi kaum wanita, karena tingkat pendidikan yang tinggi maka mereka dapat meningkatkan taraf hidup, membuat keputusan yang menyangkut masalah kesehatan mereka sendiri. Seorang wanita yang lulus dari pergutuan tinggi akan lebih mudah mendapatkan pekerjaan dan mampu berperilaku hidup sehat bila dibandingkan dengan seorang wanita yang memiliki pendidikan rendah. Semakin tinggi pendidikan seorang wanita maka ia semakin mampu mandiri dengan sesuatu yang menyangkut diri mereka sendiri. Semakin


(19)

tinggi pendidikan wanita akan mudah menerima hal-hal yang baru dan mudah menyesuaikan diri dengan masalah-masalah baru (Widyastuti, Rahmawati, & Purnamaningrum. 2010, hal. 124).

Klinik Cahaya ini merupakan sebuah Klinik yang berada di daerah Brayan, disana banyak terdapat ibu hamil yang memeriksakan kehamilannnya dan Klinik ini sudah berdiri cukup lama sehingga banyak ibu hamil yang melakukan pemeriksaan antenatal disana. Selain itu Klinik tersebut menerima pasien yang memiliki Jampersal, Jampersal merupakan program bantuan Pemerintah bersumber dari APBN melalui sekretariat Bina Upaya Kemenkes yang disalurkan langsung ke Kabupaten/Kota dan diharapkan dapat menekan angka kematian ibu.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Hubungan Pengetahuan dan Pendidikan Ibu Hamil dengan Pemeriksaan Antenatal di Klinik Cahaya Kelurahan Pulo Brayan Kecamatan Medan Timurtahun 2013.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah penelitian adalah sebagai berikut: “bagaimana hubungan Pengetahuan dan pendidikan ibu hamil dengan pemeriksaan antenatal di Klinik Cahaya Kelurahan Pulo Brayan Kecamatan Medan Timur Tahun 2013?”.

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan Pengetahuan dan pendidikan ibu hamil dengan pemeriksaan antenatal di Klinik Cahaya Kelurahan Pulo Brayan Kecamatan


(20)

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui karakteristik demografi responden di Klinik Cahaya Kelurahan Pulo Brayan Kecamatan Medan TimurTahun 2013

b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden di Klinik Cahaya Kelurahan Pulo Brayan Kecamatan Medan Timur Tahun 2013

c. Untuk mengetahui tingkat pendidikan responden di Klinik Cahaya Kelurahan Pulo Brayan Kecamatan Medan Timur Tahun 2013

d. Untuk mengetahui pemeriksaan antenatal responden di Klinik Cahaya Kelurahan Pulo Brayan Kecamatan Medan Timur Tahun 2013

e. Untuk mengetahui hubungan Pengetahuan dan pendidikan ibu hamil dengan pemeriksaan antenatal di Klinik Cahaya Kelurahan Pulo Brayan Kecamatan Medan Timur Tahun 2013.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi pelayanan kebidanan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan atau gambaran tenaga kesehatan khususnya Bidan untuk menambah pengetahuan dalam meningkatkan mutu pelayanan kebidanan tentang pemeriksaan antenatal. Sehingga menciptakan ibu dan bayi sehat, selamat dan terciptanya keluarga bahagia.

2. Bagi perkembangan ilmu kebidanan

Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran perkembangan bagi ilmu kebidanan asuhan kebidanan untuk ibu hamil khususnya pemeriksaan antenatal yaitu upaya peningkatan kesehatan ibu dan bayi, diagnosa dini, pertolongan yang tepat dan cepat bagi ibu dan bayinya.


(21)

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Mudahan penelitian ini bisa dijadikan sumber informasi bagi penelitian selanjutnya khususnya tentang kebidanan.


(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan

1. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, pencuiman, rasa, dan raba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior)

(Notoatmodjo, 2003, hal. 121)

2. Tingkat pengetahuan

Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan.

a) Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Temasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, menyatakan, dan sebagainya.


(23)

b) Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyinpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

c) Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplkasi di sini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

d) Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapimasih di dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

e) Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun informasi baru dari informasi-informasi yang ada. Misalnya, dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.


(24)

f) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

(Notoatmodjo, 2003, hal.122)

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitin atau responden. Kedalam pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan di atas (Notoatmodjo, 2003.hal,124). 3. Kategori Pengetahuan

Pengetahuan dibagi dalam 3 kategori, yaitu:

a) Baik : Bila subyek mampu menjawab dengan benar 76% - 100% dari seluruh petanyaan

b) Cukup : Bila subyek mampu menjawab dengan benar 56% - 75% dari seluruh pernyataan

c) Kurang : Bila subyek mampu menjawab dengan benar <56% dari seluruh pernyataan

B. Pendidikan

1. Pengertian Pendidikan

Menurut Syah (2010, hal.10) pendidikan berasal dari kata “didik”, lalu kata ini mendapat awalan me sehingga menjadi “mendidik”, artinya memelihara dan memberi latihan. Dalam memelihara dan memberi latihan. Dalam memelihara dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntunan, dan pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Dalam pengertian


(25)

yang agak luas, pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan.

Menurut UU No.20 Tahun 2003 pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

2. Tingkat pendidikan

Di dalam UU No.20 Tahun 2003 Jenjang pendidikan formal terdiri atas :

a. pendidikan dasar b. pendidikan menengah c. pendidikan tinggi

Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah. Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat. Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar. Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan. Pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat. Pendidikan tinggi


(26)

merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi. Pendidikan tinggi deselenggarakan dengan sistem terbuka, pendidikan tinggi dapat berbentuk akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut, atau universitas. Perguruan tinggi berkewajiban menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, perguruan tinggi dapat menyelenggarakan program akademik, profesi, dan vokasi.

3. Tujuan pendidikan

Tujuan pendidikan diharapkan individu mempunyai kemampuan dan keterampilan secara mandiri untuk meningkatkan taraf hidup lahir batin dan meningkatkan perannya sebagai pribadi, pegawai/karyawan, warga masyarakat, warga negara, dan makhluk Tuhan dalam mengisi pembangunan (Widyastuti, Rahmawati, & Purnamaningrum. 2010, hal. 124).

4. Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Kesehatan

Perilaku seseorang atau subyek dipengaruhi atau ditentukan oleh faktor-faktor baik dari dalam maupun dari luar subyek. Dalam perilaku kesehatan menurut Lawrence Green (1980, dalam Notoatmodjo, 2003, hal. 13), perilaku kesehatan dipengaruhi oleh 3 faktor utama yaitu :

a. Faktor predisposisi (Predisposing factors )

Faktor presdiposisi adalah faktor-faktor yang mempermudah dan mendasari untuk terjadinya perilaku seseorang. Yang termasuk dalam kelompok ini antara lain pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan, sistem nilai yang dianut, tingkat pendidikan dan tingkat sosial ekonomi.


(27)

b. Faktor Pemungkin (Enabling Factor)

Faktor pendukung adalah faktor-faktor yang memungkinkan atau menfasilitasi perilaku atau tindakan. Artinya faktor pemungkin adalah sarana dan prasarana atau fasilitas untuk terjadinya perilaku kesehatan. Untuk berperilaku sehat masyarakat memerlukan sarana dan prasarana pendukung. Ibu hamil yang mau periksa hamil tidak hanya karena ia tahu dan sadar manfaat periksa hamil saja, melainkan ibu tersebut dengan mudah harus dapat memperoleh fasilitas atau tempat periksa hamil. Fasilitas ini pada hakikatnya mendukung atau memungkinkan terwujudnya perilaku kesehatan.

c. Faktor Penguat (Reinforcing Factor)

Faktor penguat adalah faktor-faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku pada ibu hamil dalam melakukan kunjungan pemeriksaan antenatal. Faktor ini meliputi dukungan suami dan tindakan petugas kesehatan. Sebagai contoh, ibu hamil akan melakukan kunjungan pemeriksaan antenatal dengan rutin apabila suami menganjurkan, memberikan dukungan maka ibu hamil mau untuk melaksanakannya. Apabila tindakan petugas kesehatan baik dan ramah maka ibu hamil akan melakukan kunjungan pemeriksaan antenatal dengan rutin dan sebaliknya apabila petugas kesehatan kurang ramah ibu hamil akan enggan untuk melakukannya dan mungkin akan berpindah ke tempat kunjungan pemeriksaan antenatal dengan pelayanan yang lebih baik.


(28)

B. Pemeriksaan Antenatal (PAN)

1. Pengertian pemeriksaan antenatal (PAN)

Pengertian pemeriksaan antenatal menurut Depkes RI (dalam Pantikawati & Saryono. 2010, hal. 8).adalah pelayanan yang diberikan oleh ibu hamil secara berkala untuk menjaga kesehatan ibu dan bayinya. Pelayanan antenatal ini meliputi pemeriksaan kehamilan, upaya koreksi terhadap penyimpangan dan intervensi dasar yang dilakukan.

2. Tujuan pemeriksaan antenatal (PAN)

a. Memantau kemajuan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang anak.

b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial budaya ibu dan bayi.

c. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama kehamilan termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan, pembedahan.

d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.

e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif.

f. Mempersiapkan peranan ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal (Pantikawati & Saryono. 2010, hal. 9).

3. Frekuensi dan tempat pemeriksaan antenatal (PAN)

Frekuensi dari pemeriksaan pemeriksaan antenatal adalah :


(29)

1) Mendeteksi masalah yang dapat ditangani sebelum membahayakan jiwa

2) Mencegah masalah, misal: tetanus neonatal, anemia, kebiasaan tradisional yang berbahaya

3) Membangun hubungan saling percaya

4) Memulai persiapan kelahiran dan kesiapan menghadapi komplikasi 5) Mendorong perilaku sehat (nutrisi, kebersihan, olahraga, istirahat,

seks, dan sebagainya).

b. Minimal 1 kali pada trimester II (usia kehamilan 14-28 minggu)

1) Mendeteksi masalah yang dapat ditangani sebelum membahayakan jiwa

2) Mencegah masalah, misal: tetanus neonatal, anemia, kebiasaan tradisional yang berbahaya

3) Membangun hubungan saling percaya

4) Memulai persiapan kelahiran dan kesiapan menghadapi komplikasi 5) Mendorong perilaku sehat (nutrisi, kebersihan, olahraga, istirahat,

seks, dan sebagainya)

6) Kewaspadaan khusus terhadap hipertensi kehamilan (deteksi gejala preeklamsia, pantau TD, evaluasi edema, proteinuria).

c. Minimal 2 kali pada trimester III (usia kehamilan 28-36 minggu sekali kunjungan)

1) Mendeteksi masalah yang dapat ditangani sebelum membahayakan jiwa

2) Mencegah masalah, misal: tetanus neonatal, anemia, kebiasaan tradisional yang berbahaya


(30)

3) Membangun hubungan saling percaya

4) Memulai persiapan kelahiran dan kesiapan menghadapi komplikasi 5) Mendorong perilaku sehat (nutrisi, kebersihan, olahraga, istirahat,

seks, dan sebagainya)

6) Kewaspadaan khusus terhadap hipertensi kehamilan (deteksi gejala preeklamsia, pantau TD, evaluasi edema, proteinuria)

7) Deteksi kehamilan ganda Setelah 36 minggu sekali kunjungan

1) Mendeteksi masalah yang dapat ditangani sebelum membahayakan jiwa

2) Mencegah masalah, misal: tetanus neonatal, anemia, kebiasaan tradisional yang berbahaya

3) Membangun hubungan saling percaya

4) Memulai persiapan kelahiran dan kesiapan menghadapi komplikasi 5) Mendorong perilaku sehat (nutrisi, kebersihan, olahraga, istirahat,

seks, dan sebagainya)

6) Kewaspadaan khusus terhadap hipertensi kehamilan (deteksi gejala preeklamsia, pantau TD, evaluasi edema, proteinuria)

7) Deteksi kehamilan ganda

8) Deteksi kelainan letak atau kondisi yang memerlukan persalinan di RS (Dewi & Sunarsih. 2011, hal. 22).

Ibu hamil dapat melaksanakan pemeriksaan kehamilan disarana kesehatan seperti Rumah Sakit, Puskesmas, Posyandu, Bidan Praktek Swasta dan Dokter Praktek (Pantikawati & Saryono. 2010, hal. 10).


(31)

4. Standar pemeriksaan antenatal (PAN) yang diprogramkan

Menurut Arifin (dalam Pantikawati & Saryono. 2010, hal. 9) Standar Pelayanan pemeriksaan antenatal meliputi standar 14 T,sehingga ibu hamil yang datang memperoleh pelayanan komprehensif dengan harapan antenatal care dengan standar 14 T dapat sebagai daya ungkit pelayanan dan diharapkan ikut andil dalam menurunkan angka kematian ibu.

5. Kebijakan program

Pelayanan pemeriksaan antenatal minimal 5T, meningkat menjadi 7T, dan sekarang menjadi 12T, sedangkan untuk daerah gondok dan endemik malaria menjadi 14T, yakni :

5T :

a. Ukur tinggi badan/berat badan b. Ukur tekanan darah

c. Ukur tinggi fundus uteri d. Pemberian imunisasi TT

e. Pemberian tablet zat besi (minimal 90 tablet) selama kehamilan.

7T

f. Test terhadap penyakit menular seksual/VDRL g. Temu wicara/konseling

h. Tes/pemeriksaan Hb

i. Tes/pemeriksaan urin protein j. Tes reduksi urin

k. Perawatan payudara (tekan pijat payudara) l. Pemeliharaan tingkat kebugaran (senam hamil)


(32)

m. Terapi yodium kapsul (khusus daerah endemik gondok) n. Terapi obat malaria (Pantikawati & Saryono. 2010, hal. 10).

6. Langkah-langkah dalam perawatan kehamilan pemeriksaan antenatal (PAN) a. Timbang berat badan dan tinggi badan

Menurut Rochyati (2000, dalam Pantikawati & Saryono. 2010, hal. 10) tinggi badan diperiksa sekali pada saat ibu hamil datang pertama kali kunjungan, dilakukan untuk mendeteksi tinggi badan ibu yang berguna untuk mengkatoagorikan adanya resiko apabila hasil pengukuran < 145 cm. Berat badan diukur setiap ibu datang atau berkunjung untuk mengetahui kenaikan Bb atau penurunan BB. Kenaikan BB ibu hamil normal rata-rata antara 6,5 kg sampai 16 kg.

b. Tekanan darah

Menurut Wiknjosastro tekanan darah diukur dan diperiksa setiap kali ibu datang atau berkunjung. Pemeriksaan tekanan darah sangat penting untuk mengetahui standar normal, tinggi atau rendah.Seteksi tekanan darah yang cenderung naik diwaspadai adanya gejala kearah hipertensi dan preeklamsi. Apabila turun dibawah normal kita pikirkan kearah anemia. Tekanan darah normal berkisar systole/diastole : 110/80-120/80 mmHg (Pantikawati & Saryono. 2010, hal. 11).

c. Pengukuran tinggi fundus uteri

Pengukuran tinggi fundus uteri dengan menggunakan pita sentimeter, letakkan titik nol pada tepi atas sympisis dan rentangkan sampai fundus uteri (fundus tidak boleh ditekan) (Pantikawati & Saryono. 2010, hal. 11).


(33)

Tabel 2.1

Pengukuran Tinggi Fundus Uteri No Tinggi Fundus Uteri

(cm)

Umur Kehamilan Dalam Minggu

1 12 cm 12

2 16 cm 16

3 20 cm 20

4 24 cm 24

5 28 cm 28

6 32 cm 32

7 36 cm 36

8 40 cm 40

d. Pemberian tablet tambah darah (Tablet Fe)

Tablet ini mengandung 200 mg Sulfat Ferosus 0,25 mg asam folat yang diikat dengan laktosa. Tujuan pemberian tablet Fe adalah untuk memenuhi kebutuhan Fe pada ibu hamil dan nifas, karena pada masa kehamilan kebutuhannya meningkat seiring dengan pertumbuhan janin. Zat besi ini penting untuk mengkompensasi peningkatan volume darah yang terjadi selama kehamilan dan untuk memastikan pertumbuhan dan perkembangan janin yang adekuat. Cara pemberian adalah satu tablet Fe per hati, sesudah makan, selama masa kehamilan dan nifas. Perlu diberitahukan kepada ibu bahwa normal bila warna tinja mungkin menjadi hitam setelah makan obat ini. Dosis tersebut tidak mencukupi pada ibu hamil yang mengalami anemia, terutama pada anemia berat (8 gr% atau kurang). Dosis yang dibutuhkan adalah sebanyak 1-2 x 100 mg/hari selama 2 bulan sampai dengan melahirkan (Pantikawati & Saryono. 2010, hal. 11).

e. Pemberian imunisasi TT


(34)

merahan dan bengkak untuk 1-2 hari pada tempat penyuntikan. Ini akansembuh dan tidak perlu pengobatan (Pantikawati & Saryono. 2010, hal 12).

Tabel 2.2

Pemberian Imunisasi TT Imu

nisa si

Interval %

Perlindungan

Masa Perlindungan

TT 1 Pada kunjungan pemeriksaan antenatal

pertama

0% Tidak ada

TT 2 4 minggu setelah TT 1 80% 3 tahun TT 3 6 bulan setelah TT 2 95% 5 tahun TT 4 1 tahun setelah TT 3 99% 10 tahun TT 5 1 tahun setelah TT 4 99% 25

tahun/seumur hidup

f. Pemeriksaan Hb

Jenis pemeriksaan Hb yang sederhana yakni dengan cara Talquis dan dengan cara sahli. Pemeriksaan Hb dilakukan pada kunjungan ibu hamil yang pertama kali, lalu periksa lagi menjelang persalinan. Pemeriksaan Hb adalah salah satu upaya untuk mendeteksi anemia pada ibu hamil (Pantikawati & Saryono. 2010, hal 12).

g. Pemeriksaan protein urine

Pemeriksaan ini berguna untuk mengetahui adanya protein dalam urin ibu hamil. Adapun pemeriksaannya dengan asam asetat 2-3 % ditujukan pada ibu hamil dengan riwayat tekanan darah tinggi, kaki oedema. Pemeriksaan urin protein ini untuk mendeteksi ibu hamil kearah preeklamsia (Pantikawati & Saryono. 2010, hal. 12).


(35)

h. Pengambilan darah untuk pemeriksaan VDRL

Pemeriksaan Veneral Desease Research Laboratory (VDRL) adalah untuk mengetahui adanya treponema pallidum/penyakit menular seksual, antara lain syphilis. Pemeriksaan kepada ibu hamil yang pertama kali datang diambil spesimen darah vena ± 2 cc. Apabila hasil te dinyatakan positif, ibu hamil dilakukan pengobatan/rujukan. Akibat fatal yang terjadi adalah kematian janin pada kehamilan <16 minggu, pada kehamilan lanjut dapat menyebabkan kelahiran premature, cacat bawaan (Pantikawati & Saryono. 2010, hal. 13).

i. Pemeriksaan urine reduksi

Dilakukan pemeriksaan urine reduksi hanya kepada ibu dengan indikasi penyakit gula/DM atau riwayat penyakit gula pada keluarga ibu dan suami.Bila hasil pemeriksaan urine reduksi positif (+) perlu diikuti pemeriksaan gula darah untuk memastikan adanya Diabetes Mellitus Gestasional (DMG). Diabetes Mellitus Gestasional pada ibu dapat mengakibatkan adanya penyakit berupa pre eklamsia, polihidramnion, bayi besar (Pantikawati & Saryono. 2010, hal. 13).

j. Perawatan payudara

Meliputi senam payudara, perawatan payudara, pijat tekan payudara yang ditujukan kepada ibu hamil. Manfaat perawatan payudara adalah :

1) Menjaga kebersihan payudara, terutama putting susu

2) Mengencangkan serta memperbaiki bentuk putting susu (pada putting susu yang terbenam)


(36)

4) Mempersiapkan ibu dalam laktasi

Perawatan payudara dilakukan 2 kali sehari sebelum mandi dan dimulai pada kehamilan 6 bulan (Pantikawati & Saryono. 2010, hal. 13).

k. Senam ibu hamil

Senam ibu hamil bermanfaat untuk membantu ibu hamil dalam mempersiapkan persalinan dan mempercepat pemulihan setelah melahirkan serta mencegah sembelit. Adapun tujuan senam hamil adalah memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot-otot dinding perut, ligamentum, otot dasar panggul, memperoleh relaksasi tubuh dengan latihan-latihan kontraksi dan relaksasi. Menguasai teknik pernafasan yang berperan pada saat persalinan. Senam hamil dapat dimulai pada kehamilan 22 minggu, dilakukan secara teratur, sesuai kemampuan fisik ibu.Gerakan senam hamil meliputi gerakan panggul, gerakan kepala dan gerakan bahu (memperkuat otot perut), gerakan jongkok atau berdiri (memperkuat otot vagina, perineum dan memperlancar persalinan) (Pantikawati & Saryono. 2010, hal. 13).

l. Pemberian obat malaria

Malaria adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh satu dari beberapa jenis plasmodium dan ditularkan oleh gigitan nyamuk anopheles yang terinfeksi. Di Indonesia terdapat 3 jenis yang biasanya adalah plasmodium vivax, plasmodium falciparum, dan plasmodium

malaria. Pemberian obat malaria diberikan khusus pada ibu hamil didaerah endemik malaria atau kepada ibu hamil pendatang baru berasal dari daerah malaria, juga kepada ibu hamil dengan gejala khas malaria


(37)

yakni panas tinggi disertai menggigil dan hasil apusan darah yang positif. Dampak atau akibat penyakit tersebut kepada ibu hamil yakni kehamilan muda dapat terjadi abortus, partus prematurus juga anemia (Pantikawati & Saryono. 2010, hal. 14).

m. Pemberian kapsul minyak beryodium

Diberikan pada kasus gangguan akibat kekurangan yodium di daerah endemis. Gangguan akibat kekurangan yodium (GAKI) adalah rangkaian efek kekurangan yodium pada tumbuh kembang manusia.Kekurangan unsur yodium diperoleh oleh faktor-faktor lingkungan dimana tanah dan air tidak mengandung unsur yodium. Akibat kekurangan yodium dapat mengakibatkan gondok dan kretin yang ditandai dengan (Pantikawati & Saryono. 2010, hal. 14). :

1) Gangguan fungsi mental 2) Gangguan fungsi pendengaran 3) Gangguan pertumbuhan

4) Gangguan kadar hormon yang rendah n. Temu wicara/konseling

1) Definisi konseling

Konseling adalah suatu bentuk wawancara (tatap muka) untuk menolong orang lain memperoleh pengertian yang lebih baik mengenai dirinya dalam asuhannya untuk memahami dan mengatasi permasalahan yang sedang dihadapinya.

2) Prinsip-prinsip konseling

Ada 5 prinsip pendekatan kemanusiaan, yaitu : a) Keterbukaan


(38)

b) Empati c) Dukungan

d) Sikap dan respon positif e) Setingkat atau sama sederajat

3) Tujuan konseling pada pemeriksaan antenatal

a) Membantu ibu hamil memahami kehamilannya dan sebagai upaya preventif terhadap hal-hal yang tidak diinginkan

b) Membantu ibu hamil untuk menemukan kebutuhan asuhan kehamilan, penolong persalinan yang bersih dan aman atau tindakan klinik yang mungkin diperlukan (Pantikawati & Saryono. 2010, hal. 15).

7. Informasi yang diberikan ketika memberikan asuhan kebidanan a. Trimester I

1) Menjalin hubungan saling percaya

Ini merupakan langkah paling awal namun akan sangat menentukan kualitas asuhan di waktu-waktu berikutnya. Hubungan saling percaya antara pasien dan bidan mutlak harus dapat dipenuhi sehingga informasi dan penatalaksanaan yang diberikan oleh bidan dapat selalu sesuai dengan data yang disampaikan pasien secara jujur. Bisa dibayangkan jika pasien tidak dapat percaya dengan bidan dan memberikan data yang tidak sesuai, maka jika terjadi gangguan pada ibu, bidan tidak akan dapat mendeteksi sehingga akan berakibat fatal yaitu salah dalam memberikan pelayanan.


(39)

2) Deteksi masalah

Pada tahap awal pemberian asuhan, bidan melakukan deteksi kemungkinan masalah atau komplikasi yang muncul dengan melakukan penapisan-penapisan. Beberapa di antaranya adalah penapisan kelainan bentuk panggul pada pasien dengan tinggi badan kurang dari 145 cm, pre-eklampsi, hipertensi dalam kehamilan, infeksi, dan sebagainya. Penapisan ini dilakukan melalui proses pengkajian data subjektif dan objektif serta ditunjang dengan pemeriksaan laboratorium, USG, serta rontgen.

3) Mencegah masalah (TT dan anemia)

Pencegahan masalah anemia merupakan prioritas pertama yang harus dilakukan oleh bidan karena anemia merupakan penyebab utama perdarahan postpartum. Berdasarkan data Departemen Kesehatan, penyebab kematian ibu terbanyak di Indonesia adalah perdarahan. Selain anemia, bidan juga harus melakukan pencegahan penyakit tetanus neonatorum karena penyakit ini memberikan peran yang cukup besar dalam menyebabkan kematian bayi.

4) Persiapan persalinan dan komplikasi

Meskipun proses persalinan masih cukup lama, namun bidan tetap harus menyampaikan infoemasi ini seawal mungkin sehingga pasien dan keluarga sudah mempunyai gambaran mengenai apa yang harus direncanakan. Selain itu untuk memberdayakan pasien dan keluarga, beberapa komplikasi yang mungkin terjadi dalam kehamian juga perlu disampaikan sejak dini sehingga pasien dan keluarga dapat ikut aktif dalam pemantauan perjalanan kehamilannya.


(40)

5) Perilaku sehat (gizi, latihan/senam, kebersihan, istirahat)

Untuk informasi ini bidan perlu menyampaikan materi perilaku hidup sehat secara terperinci karena aspek ini merupakan hal sangat menentukan kualitas kesehatan ibu hamil (Pantikawati & Saryono. 2010, hal. 5).

b. Trimester II

Setelah bidan menyimpulkan bahwa pasien sudah cukup paham dengan informasi yang harus diketahui pada trimester I, maka pada trimester II ini bidan memberikan informasi yang berkaitan dengan pre-eklampsi ringan. Bidan mengajak pasien dan keluarga untuk aktif dalam memantau kemungkinan gejala-gejala pre-eklampsi ringan dalam kehamilannya sehingga timbul tanggung jawab bagi pasien dan keluarga untuk mempertahankan kesehatannya secara mandiri (Pantikawati & Saryono. 2010, hal. 6).

c. Trimester III

1) Gemeli (28-36 minggu)

Pada usia kehamilan ini informasi yang perlu disampaikan adalah hasil pemeriksaan kesejahteraan janin dalam kandungan, salah satunya adalah janin tunggal atau ganda. Informasi tersebut akan mengurangi beberapa kekhawatiran yang dirasakan oleh ibu dan keluarga berkaitan dengan janin.

2) Letak janin (> 36 minggu)

Gambaran persalinan yang akan dilalui merupakan salah satu hal yang dikhawatirkan oleh ibu dan keluarga pada akhir masa kehamilan. Informasi mengenai kepastian letak dan posisi janin akan mengurangi


(41)

kecemasan pasien. Ibu akan lebih siap jika diberikan gambaran mengenai proses persalinan secara lengkap (Pantikawati & Saryono. 2010, hal. 7).

8. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan wanita di Indonesia a. Status wanita dalam masyarakat masih rendah

b. Kesehatan reproduksi, di mana seorang wanita mengalami hamil, melahirkan, serta nifas yang berisiko menyebabkan kematian

c. Ketidakmampuan wanita untuk memelihara kesehatannya sendiri akibat pendidikan yang rendah

d. Kurangnya modal (ekonomi) dalam upaya pemeliharaan kesehatan

e. Sosial budaya, ekonomi, pelayanan kesehatan tidak terjangkau, pengetahuan yang rendah (Sulistyawati, 2009, hal. 9).


(42)

BAB III

KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI

OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian “hubungan pengetahuan dan pendidikan ibu hamil dengan pemeriksaan antenatal di Klinik Cahaya Kelurahan Pulo Brayan Kecamatan Medan TimurTahun 2013”.

Variabel Independen Variabel Dependen

Skema1 : Kerangka konsep

B. Hipotesa.

Hipotesa dalam penelitian ini adalah Ada hubungan antara pengetahuan dan pendidikan ibu hamil dengan pemeriksaan antenatal di Klinik Cahaya Kelurahan Pulo Brayan Kecamatan Medan Timur Tahun 2013

Pengetahuan

Kunjungan pemeriksaan kehamilan Pendidikan


(43)

C. Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional

Alat Ukur

Cara Ukur

Hasil Ukur Skala Ukur 1 Pengetahuan Pengetahuan

adalah Segala sesuatu yang diketahui oleh ibu hamil yang berkaitan dengan pemeriksaan kehamilan selama masa kehamilan. Kuisi oner Mengisi lembar kuisioner

1=Baik: bila responden menjawab benar 76-100 dari seluruh pertanyaan. 2=Cukup: bila responden Menjawab benar 56-75 % dari seluruh pertanyaan.

3=Kurang : bila responden

menjawab benar <56 % dari seluruh pertanyaan

Ordinal

2 Pendidikan Tingkat pendidikan merupakan suatu jenjang pendidikan yang telah dicapai oleh responden. Kuisi oner Mengisi lembar kuisioner 1=Tinggi : apabila responden berpendidikan sampai tingkat pendidikan tinggi (diploma,sarjana,spesiali s,doktor)

2=Menengah :

apabila responden berpendidikan sampai tingkat pendidikan menengah (SMA,MA, SMK,MAK, sederajat lainnya)

3=Dasar :

apabila responden berpendidikan sampai tingkat pendidikan dasar (SD,MI,SMP,

MTs,sederajat lainnya)


(44)

3 Pemeriksaan antenatal

kunjungan ibu hamil ke bidan sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan Pemeriksaan antenatal sesuai dengan minimal frekuensi jadwal yang ditentukan, Yakni : 1 kali pada trimester 1, 1 kali pada trimester 2, dan 2 kali pada trimester 3 Check list Mengisi lembar check list berdassark an RM 1=sesuai: apabila responden melakukan pemeriksaan antenatal sesuai dengan minimal frekuensi jadwalyang ditentukan

0=Tidak sesuai:

apabila responden melakukan pemeriksaan antenatal tidak sesuai

dengan minimal frekuensi jadwal yang

ditentukan


(45)

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian ini menggunakan metode deskiptif analitik, menghubungkan pengetahuan dan pendidikan ibu hamil dengan pemeriksaan antenatal. Studi analitik ini merupakan penelitian atau penelaahan hubungan antara dua variabel pada suatu situasi atau sekelompok subjek (Notoatmodjo, 2010, hal. 47).

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian (Suyanto & Salamah, 2009, hal. 40). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang melakukan pemeriksaan antenatal di Klinik Cahaya Kelurahan Pulo Brayan Kecamatan Medan Timur yaitu sebesar 76 responden diambil dari bulan Desember 2012.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek penelitian dan dianggap mewakili populasi (Suyanto & Salamah, 2009, hal. 40).

n = N 1 + N (d2)


(46)

Keterangan : N : Besar populasi n : Besar sampel

d : Tingkat kepercayaan penyimpangan terhadap populasi / derajat ketepatan yang diinginkan 0,05.

n= 76 1+76 (0,052) n= 76 1+76 (0,0025) n= 76

1+ 0,19 n = 76 1,19 N = 63,86

n = 64 responden

Dari rumus pencarian sampel di atas jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 64 responden. Teknik sampling yang digunakan peneliti adalah

accidental sampling. Pengambilan sampel secara accidental ini dilakukan dengan mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau tersedia di satu tempat atau keadaan tertentu (Notoatmodjo, 2010, hal. 125). Dengan kriteria responden adalah ibu yang hamil dan memeriksakan kehamilannya di Klinik Cahaya, ibu yang bisa membaca, ibu yang belum pernah menjadi responden, ibu yang mengerti bahasa Indonesia, ibu mau menjadi responden.


(47)

C. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Klinik Cahaya Kelurahan Pulo Brayan Kecamatan Medan TimurTahun 2013.

D. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan April-Mei 2013.

E. Etika Penelitian

Peneliti menjelaskan cara pengisian Kuisioner kepada responden, sebelumnya responden diminta untuk membaca lembar permintaan menjadi responden yang isinya mengenai judul penelitian, tujuan penelitian, setelah itu peneliti memberikan kepada responden lembar persetujuan responden untuk ditandatangani dengan catatan apabila responden setuju, apabila tidak responden dipersilahkan untuk tidak menandatanganinya. Apabila responden setuju lalu peneliti menyuruh responden untuk mengisi lembar Kuisioner dengan tetap menjaga kerahasiaan data responden, peneliti tidak mencantumkan nama lengkap responden pada lembar Kuisioner.

F. Alat Pengumpulan Data

Instrumen dalam penelitian ini adalah Kuisioner. Pernyataan untuk pengetahuan sebanyak 16 pernyataan dengan bentuk pernyataan tertutup yang terdiri dari pilihan jawaban : benar dan salah. Jika jawaban benar maka diberi nilai 1 (skor = 1), dan jika jawaban salah maka diberi nilai nol ( skor = 0).

Menentukan skor kategori

Pengetahuan ibu hamil akan diklasifikasikan kedalam 3 (tiga) kategori yaitu : Baik (76%-100%), Cukup (56%-75%), dan Kurang ( ≤56%).


(48)

• Kurang = Jika responden menjawab <9 pernyataan dengan benar. • Cukup = Jika responden menjawab 9-12 pernyataan dengan benar. • Baik = Jika responden menjawab 13-16 pernyataan dengan benar.

Untuk tingkat pendidikan yang dibagi 3 : tingkat pendidikan dasar (SD, MI, SMP, MTs, dan sederajat lainnya), tingkat pendidikan menengah (SMA, MA, SMK, MAK, dan sederajat lainnya) dan tingkat pendidikan tinggi (diploma, sarjana, spesialis dan doktor). Kunjungan antenatal sesuai atau tidak sesuai dengan jadwal, yaitu sesuai apabila ibu hamil datang melakukan pemeriksaan antenatal sesuai dengan jadwal kunjungannya apabila di trimester I melakukan kunjungannya berarti sesuai, apabila melakukan pemeriksaan antenatal nya pada trimester II sedangkan pada trimester I tidak melakukan pemeriksaan antenatal maka dikatakan tidak sesuai dengan jadwal yang ditentukan. Skala pengukuran yang digunakan untuk tingkat pendidikan digunakan skala pengukuran Interval yaitu skala yang digunakan untuk mengukur derajat atau tingkatan dengan hasil ukur tinggi, sedang, rendah. Sedangkan untuk pemeriksaan antenatal digunakan skala ukur nominal yaitu pengukuran yang tidak dapat ditambah, dikurangi atau diperbandingkan dengan hasil ukur sesuai dan tidak sesuai.

G. Validitas dan Realibilitas Instrumen

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang diukur. Untuk mengukur apakah kuesioner yang kita susun tersebut mampu mengukur apa yang hendak kita ukur, maka perlu diuji dengan uji korelasi antar skor (nilai) tiap-tiap item (pertanyaan) dengan skor total kuesioner tersebut (Notoatmodjo, 2010, hal 164).


(49)

Sebuah instrument dikatakan valid apabila dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrument menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud (Arikunto, 2010, hal. 211).

Uji reabilitas dilakukan dengan memberikan pertanyaan kepada 20 responden di Klinik Fajar. Dari pengisian kuesioner tersebut, taraf signifikan untuk responden 20 r tabelnya (0,444). Apabila r hitung lebih besar r tabel (0,444), maka kuesioner tersebut dikatakan valid dan layak untuk dijadikan sebagai instrument penelitian, dan apabila r hitung kurang dari r tabel (0,444), maka pertanyaan dari kuesioner harus dihilangkan atau dihapus. Berdasarkan uji reabilitas kuesioner variabel pengetahuan tentang pemeriksaan antenatal yang berjumlah 16 item dan hasilnya valid.

validitasadalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapar dipercaya atau dapat di andalkan. Hal ini menunjukkan sejauh mana hasil pengukuruan itu tetap konsisten atau tetap asas bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama. Teknik yang digunakan untuk menguji reliabilitas adalah teknik alpha.

Bila nilai r alpha > 0,444 maka pertanyaan valid. Berdasarkan hasil

Alpha Cronbach penelitian ini yaitu pengetahuan tentang antenatal care adalah valid karena memiliki nilai Alpha Cronbach lebih besar dari 0,444 yaitu 0,920.

H. Prosedur Pengumpulan Data

Penelitian ini dilakukan setelah peneliti mendapat persetujuan dari institusi pendidikan yaitu Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU dan izin dari bidan di Klinik. Lalu peneliti mulai menyebarkan lembar kuisioner yang telah disiapkan sebelumnya. Dengan


(50)

menjelaskan terlebih dahulu kepada responden apakah bersedia atau tidak, apabila bersedia maka responden mengisi lembar kuisioner. Setelah responden selesai mengisi kuisioner maka peneliti akan mengkatogorikan sesuai dengan data yang akan diteliti, lalu dihubungkan dengan penelitian yang akan dilakukan dari data yang diperoleh tersebut.

I. Pengolahan Analisis Data

1. Pengolahan data

Pengolahan data terkumpul dari hasil pengumpulan data dalam sebuah penelitian, maka dilakukan tahap pengelolaan yang melalui beberapa tahapan sebagai berikut (Suyanto& Salamah, 2009, hal. 57):

a. Cleaning

Cleaning adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan.

b. Coding

Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori.

c. Skoring

Tahap ini dilakukan setelah ditetapkan kode hasil observasi sehingga setiap hasil observasi dapat diberikan skor.

d. Entering

Memasukkan data yang telah diskor kedalam format kolom mengunakan cara manual atau kedalam komputer.


(51)

2. Rencana analisis data a. Analisa Univariat

Analisa univariat dilakukan untuk mengetahui proporsi atau gambaran dari variabel independen yaitu tingkat pengetahuan dan pendidikan ibu hamil dan variabel dependen yaitu pemeriksaan antenatal. Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung persentase distribusi frekuensi masing-masing variabel adalah (Budiarto, 2001, hal. 35) :

P =

F

N x 100%

Ket : P = Nilai persentase responden F= Frekuensi

N= Jumlah responden b. Analisis Bivariat

Analisa ini dilakukan untuk melihat hubungan antara dua variabel yaitu variabel dependen dan veriabel independen. Peneliti ingin mengukur hubungan antara variabel dependen dan variabel independen dalam hal ini adalah pengetahuan dan pendidikan ibu hamil dan pemeriksaan antenatal dengan menggunakan uji statistitik Chi square. Cara penggunaan uji ini dengan menggunakan program SPSS. Dengan p=0,05


(52)

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian dan pembahasan penelitian mengenai Hubungan Pengetahuan dan Pendidikan Ibu Hamil Dengan Kunjungan pemeriksaan antenatal di Klinik Cahaya Kelurahan Pulo Brayan Kecamatan Medan Timur Tahun 2013. Penelitian ini telah dilaksanakan mulai bulan April hingga Mei 2013 di Klinik Cahaya Kelurahan Pulo Brayan Kecamatan Medan Timur, dengan jumlah responden sebanyak 64 orang.

Untuk mengetahui hubungan pendidikan ibu hamil dengan kunjungan pemeriksaan antenatal peneliti menggunakan lembar checklist yang terdapat dalam kuisioner, sedangkan untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu hamil dengan Kunjungan pemeriksaan antenatal peneliti menggunakan kuesioner yang berisikan 16 (enam belas) pertanyaan untuk pengetahuan. Berikut ini akan dijabarkan hasil dari penelitian tersebut yaitu karakteristik responden, pendidikan responden, pengetahuan responden, dan kunjungan pemeriksaan antenatal di Klinik Cahaya Kelurahan Pulo Brayan Kecamatan Medan Timur.

1. Karakteristik Responden

Peneliti menggolongkan karakteristik responden berdasarkan umur, paritas, pendapatan, pendidikan, pekerjaan, sumber informasi, usia kehamilan. Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini :


(53)

Tabel 5.1

Distribusi Responden Berdasarkan krakteristik Umur, Paritas, Pendapatan, Pendidikan, Pekerjaan, Sumber Informasi, Usia Kehamilan di Klinik

Cahaya Kelurahan Pulo Brayan Kecamatan Medan Timur Tahun 2013 (n=64)

No Variabel F %

1. Umur

 <20 th

 20-35 th

 >35 th

11 35 18 17,2% 54,7% 28,1% 2. Paritas

 Primi  Multi  Grande 35 27 2 54,7% 42,2% 3,1% 3. Pendapatan/bulan

 <Rp.1.375.000  >Rp.1.375.000 36 28 56,3% 43,7% 4. Pendidikan

 SD  SMP  SMA  PT 4 12 30 18 6,3% 18,7% 46,9% 28,1% 5. Pekerjaan

 Tidak bekerja/IRT

 Swasta  PNS 27 25 12 42,2% 39,1% 18,7% 6. Sumber Informasi

 Media Massa

 Media Elektronik

 Tenaga Kesehatan

12 23 29 18,8% 35,9% 45,3% 7. Usia Kehamilan

 0 - 14 minggu

 14 - 28 minggu

 28 - 36 minggu

 36 - 42 minggu

21 17 16 10 32,8% 26,5% 25% 15,6%


(54)

Berdasarkan tabel 5.1. dapat dilihat bahwa mayoritas responden yang melakukan kunjungan pemeriksaan antenatal berumur 35 responden (54,7%) pada rentang umur 20-35 tahun, memiliki paritas sebanyak 35 responden (54,7%) yang hamil dengan primigravida, pendapatan per bulan sebanyak 36 responden (56,3%) yaitu dengan pendapatan diatas Rp.1.375.000,00 per bulannya, pendidikan yaitu SMA sebanyak 30 responden (46,9%), pekerjaan sebanyak 27 responden (42,2%) yang tidak bekerja atau ibu rumah tangga, berdasarkan sumber informasi dari tenaga kesehatan sebanyak 29 responden (45,3%) dan berdasarkan usia kehamilan sebanyak 21 responden (32,8%) dengan usia kehamilannya 0 – 14 minggu.

2. Analisa Data

a. Analisa Univariat

Setelah data diolah, dilakukan analisa univariat untuk melihat distribusi frekuensi pengetahuan, pendidikan, kunjungan pemeriksaan antenatal ibu hamil yang melakukan kunjungan pemeriksaan antenatal di Klinik Cahaya Kelurahan Pulo Brayan Kecamatan Medan Timur Tahun 2013, seperti pada tabel berikut ini

Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi pengetahuan ibu hamil yang melakukan kunjungan pemeriksaan antenatal di Klinik Cahaya Kelurahan Pulo Brayan

Kecamatan Medan Timur Tahun 2013 (n=64)

No Pengetahuan Frekuensi %

1 Baik 22 34,4

2 Cukup 29 45,3

3 Kurang 13 20,3

Berdasarkan tabel 5.2, dapat dilihat bahwa ibu hamil yang melakukan kunjungan pemeriksaan antenatal di Klinik Cahaya Kelurahan Pulo Brayan Kecamatan Medan Timur mayoritas memiliki pengetahuan Cukup yaitu 29 responden (45,3%).


(55)

Tabel 5.3

Distribusi Frekuensi pendidikan ibu hamil yang melakukan kunjungan pemeriksaan antenatal di Klinik Cahaya Kelurahan Pulo Brayan

Kecamatan Medan Timur Tahun 2013 (n=64)

No Pendidikan Frekuensi %

1 Tinggi 18 28,1

2 Menengah 30 46,9

3 Dasar 16 25,0

Berdasarkan tabel 5.3, menunjukkan bahwa ibu hamil yang melakukan kunjungan pemeriksaan antenatal di Klinik Cahaya Kelurahan Pulo Brayan Kecamatan Medan Timur mayoritas berpendidikan sampai jenjang menengah (SMA) yaitu 30 responden (46,9%).

Tabel 5.4

Distribusi Frekuensi kunjungan pemeriksaan antenatal di Klinik Cahaya Kelurahan Pulo Brayan Kecamatan Medan Timur

Tahun 2013 (n=64)

No Kunjungan pemeriksaan antenatal

Frekuensi %

1 Sesuai 46 71,9

2 Tidak sesuai 18 28,1

Berdasarkan tabel 5.4, menunjukkan bahwa ibu hamil yang melakukan kunjungan pemeriksaan antenatal di Klinik Cahaya Kelurahan Pulo Brayan Kecamatan Medan Timur mayoritas responden melakukan kunjungan pemeriksaan antenatal sesuai dengan minimal jadwal frekuensi yang ditentukan yaitu 46 responden (71,9%).

b. Analisa Bivariat

Analisa bivariat dilakukan menggunakan program SPSS dengan uji chi-square pada confident interval 95% dengan α 0,05. Analisa bivariat dilakukan untuk melihat hubungan pendidikan dan pengetahuan ibu hamil dengan kunjungan pemeriksaan antenatal, dengan hasil sebagai berikut :


(56)

1. Hubungan Pengetahuan dengan Kunjungan pemeriksaan antenatal Tabel 5.5

Distribusi Frekuensi Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Dengan Kunjungan pemeriksaan antenatal di Klinik Cahaya Kelurahan

Pulo Brayan Kecamatan Medan Timur Tahun 2013 (n=64)

Pengetahuan Kunjungan pemeriksaan antenatal

Total

Sesuai Tidak Sesuai Nilai P F % F % F %

Baik 16 72,7 6 27,3 22 100

Cukup 25 86,2 4 13,8 29 100 0,006 Kurang 5 38,5 8 61,5 13 100

Total 46 71,9 18 28,1 64 100

Dari tabel 5.5 menunjukkan bahwa mayoritas ibu yang melakukan kunjungan pemeriksaan antenatal di Klinik Cahaya Kelurahan Pulo Brayan Kecamatan Medan Timur berpengetahuan cukup sebanyak 29 responden, yang melakukan kunjungan pemeriksaan antenatal sesuai dengan minimal frekuensi jadwal yang ditentukan sebanyak 25 responden (86,2) dan 4 responden (13,8%) melakukan kunjungan pemeriksaan antenatal tidak sesuai dengan minimal frekuensi jadwal yang ditentukan.

Hasil uji statistik diperoleh nilai p value sebesar 0,006. Hal ini menunjukkan nilai (p=0,006 < α=0,05). Sehingga Ho ditolak berarti ada hubungan antara pengetahuan ibu hamil dengan kunjungan pemeriksaan antenatal di Klinik Cahaya Kelurahan Pulo Brayan Kecamatan Medan Timur Tahun 2013.


(57)

2. Hubungan Pendidikan dengan Kunjungan pemeriksaan antenatal Tabel 5.6

Distribusi Frekuensi Hubungan Pendidikan Ibu Hamil Dengan Kunjungan pemeriksaan antenatal di Klinik Cahaya Kelurahan

Pulo Brayan Kecamatan Medan Timur Tahun 2013 (n=64)

Pendidikan Kunjungan pemeriksaan antenatal

Total

Sesuai Tidak Sesuai Nilai P F % F % F %

Tinggi 14 77,8 4 22,2 18 100

Menengah 26 86,7 4 13,3 30 100 0,002 Dasar 6 37,5 10 62,5 16 100

Total 46 71,9 18 28,1 64 100

Dari tabel 5.6 menunjukkan bahwa mayoritas ibu yang melakukan kunjungan pemeriksaan antenatal di Klinik Cahaya Kelurahan Pulo Brayan Kecamatan Medan Timur berpendidikan sampai ke tingkat menengah (SMA) sebanyak 30 responden, dari 30 responden yang berpendidikan menengah terdapat 26 responden (86,7%) melakukan kunjungan pemeriksaan antenatal sesuai dengan minimal frekuensi jadwal yang ditentukan dan 4 responden (13,3%) melakukan kunjungan pemeriksaan antenatal tidak sesuai dengan minimal frekuensi jadwal yang ditentukan.

Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,002. Hal ini menunjukkan nilai (p=0,002 < α=0,05). Sehingga Ho ditolak berarti ada hubungan antara pendidikan ibu hamil dengan kunjungan pemeriksaan antenatal di Klinik Cahaya Kelurahan Pulo Brayan Kecamatan Medan Timur Tahun 2013.


(58)

3. Hubungan Umur dengan Paritas Ibu Hamil Tabel 5.7

Distribusi Frekuensi Hubungan Umur Dengan Paritas Ibu Hamil di Klinik Cahaya Kelurahan Pulo Brayan Kecamatan

Medan Timur Tahun 2013 (n=64)

Umur

Paritas

Total Primigravida Multigravida Grandegravida

<20 Tahun 9 2 0 11 20-35 Tahun 17 18 0 35 >35 Tahun 9 7 2 18

Total 35 27 2 64

Dari tabel 5.7 menunjukkan bahwa mayoritas ibu hamil berusia dalam rentang 20-35 tahun sebanyak 35 responden, terdiri dari ibu yang hamil primigravida 17 responden, hamil dengan multigravida 18 responden. Ibu hamil berumur <20 tahun berjumlah 11 orang, terdiri dari ibu hamil primigravida sejumlah 9 responden, ibu hamil multigravida 2 responden. Ibu hamil berusia >35 tahun sebanyak 18 responden dengan 9 responden ibu yang hamil primigravida dan 7 responden ibu hamil dengan multigravida dan 2 responden ibu hamil dengan grandegravida. Terlihat bahwa dari tabel di atas ibu hamil yang melakukan kunjungan pemeriksaan antenatal memiliki resiko tinggi 4 T yaitu terlalu muda, terlalu tua, terlalu banyak. Dari tabel di atas bahwa ibu hamil yang memiliki resiko tinggi terlalu muda sebanyak 11 responden dengan ibu hamil primigravida 9 responden dan multigravida 2 responden, terlalu tua sebanyak 18 responden dengan ibu hamil primigravida 9 responden dan multigravida 7 responden dan grandegravida 2 responden, untuk ibu hamil yang terlalu banyak ada 2 responden.


(59)

B. Pembahasan

1. Hubungan pengetahuan ibu hamil dengan kunjungan pemeriksaan antenatal

Berdasarkan tabel 5.5 menunjukkan bahwa dari 22 responden yang berpengetahuan baik terdapat 16 responden (72,7%) yang melakukan kunjungan pemeriksaan antenatal sesuai dengan minimal frekuensi jadwal yang ditentukan dan 6 responden (27,3%) yang melakukan kunjungan pemeriksaan antenatal tidak sesuai dengan minimal frekuensi jadwal yang ditentukan. 29 responden yang berpengetahuan cukup 25 responden (86,2%) melakukan kunjungan pemeriksaan antenatal sesuai dengan minimal frekuensi jadwal yang ditentukan, 4 responden (13,8) melakukan kunjungan pemeriksaan antenatal tidak sesuai dengan minimal frekuensi jadwal yang ditentukan. Berpengetahuan kurang sebanyak 13 responden diantaranya 5 responden (38,5) melakukan kunjungan pemeriksaan antenatal sesuai dengan minimal frekuensi jadwal yang ditentukan dan 8 responden (61,5) melakukan kunjungan pemeriksaan antenatal tidak sesuai dengan minimal frekuensi jadwal yang ditentukan.

Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,006. Hal ini menunjukkan nilai (p=0,006 < α=0,05). Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan ibu hamil dengan kunjungan pemeriksaan antenatal di Klinik Cahaya Kelurahan Pulo Brayan Kecamatan Medan Timur Tahun 2013.

Angka yang tercatat tersebut memperkuat pernyataan Notoadmodjo (2003), apabila penerimaan perilaku didasari oleh pengetahuan, kesadaran, dan sikap maka perilaku tersebut akan bersifat baik. Sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan baik pula.


(60)

Menurut Murniati (2007), terdapat kecenderungan tingkat pengetahuan dengan pemanfaatan pelayanan antenatal, dimana ibu yang memanfaatkan pelayanan antenatal cenderung adalah ibu yang memiliki pengetahuan yang baik mengenai pelayanan antenatal itu sendiri. Pengetahuan ini akan mambawa ibu untuk berpikir dan berusaha supaya ia sehat (tidak ada keluhan) dalam kehamilannya dan berusaha agar ia dan bayinya sehat dan selamat sewaktu melahirkan. Hasil penelitian tersebut juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Sadik (1996) yang menemukan bahwa pengetahuan merupakan salah satu variabel yang memiliki hubungan dengan derajat pemanfaatan pelayanan antenatal oleh ibu hamil.

Menurut Agustini (2013), ibu dengan tingkat pengetahuan tinggi memiliki kemungkinaan cakupan pelayanan antenatal lengkap daripada ibu yang tingkat pengetahuannya rendah dengan signifikan antara tingkat pengetahuan dengan cakupan pelayanan antenatal, dimana p < 0,05 (p = 0,023).

Hasil penelitian ini juga memperkuat teori Rogers (1974) dalam buku Notoadmodjo(2003), bahwa jika pengetahuan yang diperoleh tinggi maka setiap orang lebih cendrung berperilaku mandiri untuk kesehatan dirinya dan sebaliknya jika pengetahuan yang diperoleh rendah maka orang lebih cenderung berperilaku berperilaku kurang memperhatikan kesehatan dirinya.

2. Hubungan pendidikan ibu hamil dengan kunjungan pemeriksaan antenatal

Berdasarkan tabel 5.6 menunjukkan bahwa dari 18 responden yang berpendidikan tinggi terdapat 14 responden (77,8%) yang melakukan kunjungan pemeriksaan antenatal sesuai dengan minimal frekuensi jadwal yang ditentukan dan 4 responden (22,2) melakukan kunjungan pemeriksaan antenatal tidak


(61)

sesuai dengan minimal frekuensi jadwal yang ditentukan. Berpendidikan menengah 30 responden sebanyak 26 (86,7) yang melakukan kunjungan pemeriksaan antenatal sesuai dengan minimal frekuensi jadwal yang ditentukan dan 4 responden (13,3) yang melakukan kunjungan pemeriksaan antenatal tidak sesuai dengan minimal frekuensi jadwal yang ditentukan. Berpendidikan dasar 16 responden sebanyak 6 responden (37,5) yang melakukan kunjungan pemeriksaan antenatal sesuai dengan minimal frekuensi jadwal yang ditentukan dan 10 responden (62,5) yang melakukan kunjungan pemeriksaan antenatal tidak sesuai dengan minimal frekuensi jadwal yang ditentukan.

Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,002. Hal ini menunjukkan nilai (p=0,002 < α=0,05). Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara pendidikan ibu hamil dengan kunjungan pemeriksaan antenatal di Klinik Cahaya Kelurahan Pulo Brayan Kecamatan Medan Timur Tahun 2013.

Angka yang tercatat tersebut mendukung pernyataan Widyastuti, Rahmawati, & Purnamaningrum bahwa Pendidikan yang tinggi dipandang perlu bagi kaum wanita, karena tingkat pendidikan yang tinggi maka mereka dapat meningkatkan taraf hidup, membuat keputusan yang menyangkut masalah kesehatan mereka sendiri. Seorang wanita yang lulus dari pergutuan tinggi akan lebih mudah mendapatkan pekerjaan dan mampu berperilaku hidup sehat bila dibandingkan dengan seorang wanita yang memiliki pendidikan rendah.

Hasil penelitian ini juga memperkuat pernyataan Lawrence Green dalam Notoatmodjo yaitu perilaku kesehatan dipengaruhi oleh 3 faktor salah satunya adalah faktor predisposisi, merupakan faktor-faktor yang mempermudah dan mendasari untuk terjadinya perilaku seseorang. Pendidikan merupakan salah satu


(62)

faktor predisposisi dengan adanya pendidikan yang tinggi maka mendorong orang untuk berperilaku sehat mengenai dirinya.

C. Keterbatasan Penelitian

Penyebaran kuisioner ini dilakukan pada saat ibu melakukan pemeriksaan kunjungan pemeriksaan antenatal di Klinik Cahaya, pada waktu pengisian bisa saja responden mengisi kuisioner asal agar mempercepat karena mungkin responden ada keperluan lainnya. Selain itu peneliti disini hanya mengambil 2 variabel yaitu pengetahuan dan pendidikan jadi tidak menutup kemungkinan hal-hal yang lain juga bisa mempengaruhi sesuainya kunjungan pemeriksaan antenatal dengan standar minimal yang ditentukan. Jumlah sampel juga bisa mempengaruhi dari hasil penelitian dimana peneliti hanya mengambil 64 sampel dalam penelitian tersebut.


(63)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Hasil penelitian Hubungan Pengetahuan dan Pendidikan Ibu Hamil Dengan Kunjungan pemeriksaan antenatal di Klinik Cahaya Kelurahan Pulo Brayan Kecamatan Medan Timur Tahun 2013 yang telah dilakukan terhadap 64 responden, maka dapat disimpulkan :

a. Karakteristik demografi responden di Klinik Cahaya Kelurahan Pulo Brayan Kecamatan Medan Timur Tahun 2013. Mayoritas 35 responden (54,7%) pada rentang umur 20-35 tahun, paritas sebanyak 35 responden (54,7%) responden yang hamil dengan primigravida, pendapatan per bulan sebanyak 36 responden (56,3%) yaitu dengan pendapatan kurang dari Rp.1.375.000,00 per bulannya, pendidikan SMA sebanyak 30 responden (46,9%), pekerjaan sebanyak 27 responden (42,2%) yang tidak bekerja atau ibu rumah tangga, sumber informasi dari tenaga kesehatan sebanyak 29 responden (45,3%) dan usia kehamilan sebanyak 21 responden (32,8%) yang usia kehamilannya 0 – 14 minggu.

b. Pengetahuan responden di Klinik Cahaya Kelurahan Pulo Brayan Kecamatan Medan Timur Tahun 2013 yaitu terdapat 22 responden (34,4%) dengan pengetahuan baik, 29 Responden (45,3%) pengetahuan cukup, 13 responden (20,3%) pengetahuan kurang.

c. Untuk pendidikan responden di Klinik Cahaya Kelurahan Pulo Brayan Kecamatan Medan Timur Tahun 2013 yaitu terdapat 18 responden (28,1%) pendidikan tinggi, 30 responden (46,9%) pendidikan menengah, 16


(64)

d. Untuk kunjungan pemeriksaan antenatal responden di Klinik Cahaya Kelurahan Pulo Brayan Kecamatan Medan Timur Tahun 2013 yaitu terdapat 46 responden (71,9%) melakukan kunjungan pemeriksaan antenatal sesuai dengan minimal jadwal frekuensi yang ditentukan 18 responden (28,1%) melakukan kunjungan pemeriksaan antenatal tidak sesuai dengan minimal jadwal frekuensi yang ditentukan.

e. Terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu hamil dengan kunjungan pemeriksaan antenatal di Klinik Cahaya Kelurahan Pulo Brayan Kecamatan Medan Timur Tahun 2013 dengan nilai p (0,006<0,05). Terdapat hubungan yang signifikan antara pendidikan ibu hamil dengan kunjungan pemeriksaan antenatal di Klinik Cahaya Kelurahan Pulo Brayan Kecamatan Medan Timur Tahun 2013 dengan nilai p (0,002<0,05).

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, ada beberapa hal yang dapat disarankan penulis, yaitu :

1. Bagi pelayanan kebidanan

Sebagai pemberi pelayanan khususnya kebidanan memberikan penyuluhan pentingya melakukan kunjungan pemeriksaan antenatal untuk kesehatan bayi dan ibunya sendiri. Lebih meningkatkan kualitas pelayanan bagi ibu hamil yang melakukan pemeriksaan kehamilan, karena dengan pelayanan yang berkualitas akan mendorong ibu hamil atau masyarakat untuk melakukan pemeriksaan dengan tenaga kesehatan terutama bidan.


(65)

2. Bagi perkembangan ilmu kebidanan

Setiap tahunnya terjadi perkembangan atau perubahan tentang bagaimana atau tata cara pemeriksaan pemeriksaan antenatal itu sendiri, sebagai tenaga kesehatan khususnya bidan wajib mengikuti seminar ataupun membaca buku tentang ilmu-ilmu kebidanan.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan untuk penelitian selanjutnya lebih menyempurnakan dan memperbaiki apa yang kurang dari penelitian ini.


(66)

DAFTAR PUSTAKA

Agustini, Ni Nyoman Mestri. 2013. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu Dan Dukungan Keluarga Dengan Cakupan Pelayanan Antenatal Di Wilayah Kerja Puskesmas Buleleng I. Tesis. Universitas Negeri Semarang.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Budiarto, Eko. 2001. Biostatistika Untuk Kodokteran dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC

Dewi, Vivian Nanny Lia, & Sunarsih, Tri. 2011. Asuhan Kehamilan Untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika

Hidayat, A. Aziz Alimul. 2007. Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA). Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Murniati. 2007. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pemanfaatan Pelayanan

Antenatal oleh Ibu Hamil di Kabupaten Aceh Tenggara. Tesis. Universitas Sumatera Utara.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta ______________ 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta ______________ 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta Pantikawati, Ika & Saryono. 2010. Asuhan Kebidanan 1 (kehamilan). Yogyakarta:

Nuha Medika.

Pinem, Saroha. 2009. Kesehatan Reproduksi & Kontrasepsi. Jakarta: CV. Trans Info Media

Sadik D M. 1996. Kajian tentang Faktor-faktor yang Mempengaruhi Derajat Pemanfaatan Pelayanan Antenatal di Kec. Gunung Sugih Kab. Lampung Tengah. Available at: http://www.digilib.ui.ac.id/opac/themes/libri2/ detail.jsp?id=80700

Salmah, dkk. 2006. Asuhan Kebidanan Antenatal. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. Sulistyawati, Ari. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba

Medika


(67)

Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Pendidikan

Widyastuti, Indra. Kematian Ibu Melahirkan Tinggi. (22 Maret, 2011) pukul 16 : 08.

Waspada Online

Widyastuti, Y., Rahmawati, A., & Purnamaningrum, Y.E. (2010). Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Fitramaya


(68)

LEMBAR KUISIONER

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN IBU HAMIL DENGAN KUNJUNGAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN di KLINIK

CAHAYA KELURAHAN PULO BRAYAN KECAMATAN MEDAN TIMUR

TAHUN2013

NO RESPONDEN : (Diisi Peneliti)

Petunjuk pengisian : Pilih lah salah satu dari semua item dibawah ini dengan memberikan tanda checklist (√).

Umur : ( ) < 20 ( ) 20-35 ( ) > 35 Paritas : Primi (anak ke 1) Multi (anak > 1)

Grande (anak >5)

Pendapatan/bulan :< Rp.1.375.000/bulan > Rp.1.375.000/bulan Pendidikan Terakhir : SD/Sederajat

SMP/Sederajat SMA/Sederajat

Akademi/Perguruan Tinggi Pekerjaan :

( ) Tidak bekerja/ IRT ( ) PNS ( ) Swasta

Pernahkah ibu mendengar tentang istilah kunjungan pemeriksaan kehamilan? ( ) Pernah


(69)

Jika ibu pernah mendengar, dari mana? ( ) Media massa : Koran, majalah

( ) Media elektronik : TV, radio, internet ( ) Tenaga kesehatan

Usia Kehamilan : 0-14 minggu (Diisi oleh peneliti)

14-28 minggu 28-36 minggu 36-42 minggu

Kunjungan ANC : Trimester I (Diisi oleh peneliti)

Trimester II Trimester III

PetunjukPengisian :

1. Responden diharapkan untuk memberikan tanda check list (√) pada kolom yang tersedia.

2. Setiap pertanyaan dijawab hanya dengan satu jawaban yang sesuai menurut ibu. 3. Semua pertanyaan hendaknya dijawab dengan sebenarnya.

NO Pertanyaan Jawaban

Benar Salah

1 Pemeriksaan kehamilan merupakan pelayanan yang diberikan kepada ibu hamil secara berkala untuk menjaga kesehatan ibu dan bayinya

2 Pemeriksaan kehamilan dilakukan pertama kali saat ibu terlambat haid


(70)

3 Pemeriksaan kehamilan diberikan oleh tenaga kesehatan (bidan, dokter )

4 Pemeriksaan kehamilan dilakukan saat akan melahirkan saja 5 Frekuensi kunjungan pemeriksaan kehamilan minimal 4 kali

selama kehamilan

6 Kesehatan ibu hamil dapat dilihat melalui pemeriksaan kehamilan

7 Pada umur kehamilan 7 bulan sampai melahirkan minimal dilakukan pemeriksaan kehamilan sebanyak 2 kali

8 Pemeriksaan kehamilan pada bulan 1 sampai ke 3 berguna untuk membangun hubungan saling percaya

9 Pemeriksaan kehamilan bertujuan untuk mengetahui secara dini gangguan dalam kehamilan

10 Imunisasi TT diberikan sebanyak 2 kali

11 Pemeriksaan kehamilan dapat melihat pertumbuhan serta perkembangan bayi yang ada dalam kandungannya

12 Ibu hamil yang sehat tidak memerlukan pemeriksaan kehamilan

13 Ibu hamil tidak boleh melakukan kunjungan antenatal lebih dari 4 kali

14 Pemeriksaan kehamilan pada bulan terakhir diberikan untuk mengetahui letak janin dalam perut ibu

15 Ibu dianjurkan untuk melakukan senam hamil pada pemeriksaan kehamilan di kunjungan kedua


(1)

Distribusi Frekuensi Pendidikan Ibu Hamil dengan Kunjungan Pemeriksaan

Antenatal

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent Pendidikan * Kunjungan

Pemeriksaan Antenatal

64 100,0% 0 ,0% 64 100,0%

Pendidikan * Kunjungan Pemeriksaan Antenatal Crosstabulation

Kunjungan Pemeriksaan Antenatal

Total tidak sesuai sesuai

Pendidikan Tinggi Count 4 14 18

Expected Count 5,1 12,9 18,0

menengah Count 4 26 30

Expected Count 8,4 21,6 30,0

Dasar Count 10 6 16

Expected Count 4,5 11,5 16,0

Total Count 18 46 64

Expected Count 18,0 46,0 64,0

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided) Point Probability Pearson Chi-Square 12,910a 2 ,002 ,002

Likelihood Ratio 12,249 2 ,002 ,004 Fisher's Exact Test 11,791 ,002 Linear-by-Linear

Association

6,179b 1 ,013 ,014 ,010 ,007

N of Valid Cases 64

a. 1 cells (16,7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4,50. b. The standardized statistic is -2,486.


(2)

Hasil SPSS Uji Validitas dan Reliabel Kuisioner Pengetahuan

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 20 100,0 Excludeda 0 ,0

Total 20 100,0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

,920 16

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

p1 ,60 ,503 20

p2 ,50 ,513 20

p3 ,70 ,470 20

p4 ,80 ,410 20

p5 ,60 ,503 20

p6 ,65 ,489 20

p7 ,70 ,470 20

p8 ,70 ,470 20

p9 ,60 ,503 20

p10 ,65 ,489 20

p11 ,75 ,444 20

p12 ,80 ,410 20

p13 ,95 ,224 20

p14 ,90 ,308 20


(3)

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

p1 10,70 20,116 ,574 ,917

p2 10,80 19,958 ,597 ,916

p3 10,60 19,937 ,667 ,914

p4 10,50 20,158 ,714 ,913

p5 10,70 19,168 ,804 ,909

p6 10,65 20,134 ,588 ,916

p7 10,60 20,779 ,457 ,920

p8 10,60 19,726 ,721 ,912

p9 10,70 19,800 ,649 ,915

p10 10,65 18,976 ,878 ,907

p11 10,55 19,945 ,710 ,913

p12 10,50 20,474 ,624 ,915

p13 10,35 21,924 ,470 ,920

p14 10,40 21,411 ,510 ,918

p15 10,35 21,924 ,470 ,920

p16 10,85 20,134 ,560 ,918

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items 11,30 22,958 4,791 16


(4)

(5)

(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama

: Nida Pirkaliana

TTL

: Bantan Tengah, 15 Januari 1990

Agama

: Islam

Nama Ayah

: Suarni

Nama Ibu

: Musngidah

Anak ke

: 2 dari 2 bersaudara

Alamat

:Jln.Jaya Purna, Bantan Tengah, Kecamatan Bantan,

Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau

Pendidikan Formal

: - SD 08 Bantan Tengah (1996-2002)

-

SMP Negeri 3 Bengkalis (2002-2005)

-

SMA Negeri 1 Bengkalis (2005-2008)

-

D-III Akademi Kebidanan Poltekkes Kemenkes

Tanjungpinang Kepulauan Riau (2008-2011)

-

D-IV Bidan Pendidik Fak. Kep USU (2012-2013)


Dokumen yang terkait

Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Trimester III Tentang Antenatal Care Terhadap Kesesuaian Kunjungan Antenatal Care Di Klinik Sumiariani Tahun 2013

0 35 74

Hubungan Pengetahuan dan Pendidikan Ibu Hamil Dengan Kunjungan Pemeriksaan Antenatal di Klinik Cahaya Kelurahan Pulo Brayan Kecamatan Medan Timur Tahun 2013

0 0 2

Hubungan Pengetahuan dan Pendidikan Ibu Hamil Dengan Kunjungan Pemeriksaan Antenatal di Klinik Cahaya Kelurahan Pulo Brayan Kecamatan Medan Timur Tahun 2013

0 0 15

Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Trimester III Tentang Antenatal Care Terhadap Kesesuaian Kunjungan Antenatal Care Di Klinik Sumiariani Tahun 2013

0 0 10

Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Trimester III Tentang Antenatal Care Terhadap Kesesuaian Kunjungan Antenatal Care Di Klinik Sumiariani Tahun 2013

0 0 1

Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Trimester III Tentang Antenatal Care Terhadap Kesesuaian Kunjungan Antenatal Care Di Klinik Sumiariani Tahun 2013

0 0 6

Hubungan Pengetahuan dan Pendidikan Ibu Hamil Dengan Kunjungan Pemeriksaan Antenatal di Klinik Cahaya Kelurahan Pulo Brayan Kecamatan Medan Timur Tahun 2013

0 0 12

Hubungan Pengetahuan dan Pendidikan Ibu Hamil Dengan Kunjungan Pemeriksaan Antenatal di Klinik Cahaya Kelurahan Pulo Brayan Kecamatan Medan Timur Tahun 2013

0 0 1

Hubungan Pengetahuan dan Pendidikan Ibu Hamil Dengan Kunjungan Pemeriksaan Antenatal di Klinik Cahaya Kelurahan Pulo Brayan Kecamatan Medan Timur Tahun 2013

0 0 8

Hubungan Pengetahuan dan Pendidikan Ibu Hamil Dengan Kunjungan Pemeriksaan Antenatal di Klinik Cahaya Kelurahan Pulo Brayan Kecamatan Medan Timur Tahun 2013

0 0 20