f Evaluasi evaluation Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian- penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau
menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. Notoatmodjo, 2003, hal.122
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitin atau
responden. Kedalam pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan di atas Notoatmodjo, 2003.hal,124.
3. Kategori Pengetahuan Pengetahuan dibagi dalam 3 kategori, yaitu:
a Baik : Bila subyek mampu menjawab dengan benar 76 - 100
dari seluruh petanyaan b Cukup
: Bila subyek mampu menjawab dengan benar 56 - 75 dari seluruh pernyataan
c Kurang : Bila subyek mampu menjawab dengan benar 56 dari
seluruh pernyataan
B. Pendidikan
1. Pengertian Pendidikan Menurut Syah 2010, hal.10 pendidikan berasal dari kata “didik”,
lalu kata ini mendapat awalan me sehingga menjadi “mendidik”, artinya memelihara dan memberi latihan. Dalam memelihara dan memberi latihan.
Dalam memelihara dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntunan, dan pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Dalam pengertian
Universitas Sumatera Utara
yang agak luas, pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan,
pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan. Menurut UU No.20 Tahun 2003 pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa
dan negara. 2. Tingkat pendidikan
Di dalam UU No.20 Tahun 2003 Jenjang pendidikan formal terdiri atas :
a. pendidikan dasar b. pendidikan menengah
c. pendidikan tinggi Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi
jenjang pendidikan menengah. Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar SD dan Madrasah Ibtidaiyah MI atau bentuk lain yang sederajat
serta Sekolah Menengah Pertama SMP dan Madrasah Tsanawiyah MTs, atau bentuk lain yang sederajat. Pendidikan menengah merupakan
lanjutan pendidikan dasar. Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan. Pendidikan
menengah berbentuk Sekolah Menengah Atas SMA, Madrasah Aliyah MA, Sekolah Menengah Kejuruan SMK, dan Madrasah Aliyah
Kejuruan MAK, atau bentuk lain yang sederajat. Pendidikan tinggi
Universitas Sumatera Utara
merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, spesialis, dan doktor
yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi. Pendidikan tinggi deselenggarakan dengan sistem terbuka, pendidikan tinggi dapat
berbentuk akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut, atau universitas. Perguruan tinggi berkewajiban menyelenggarakan pendidikan, penelitian,
dan pengabdian kepada masyarakat, perguruan tinggi dapat menyelenggarakan program akademik, profesi, dan vokasi.
3. Tujuan pendidikan Tujuan pendidikan diharapkan individu mempunyai kemampuan dan
keterampilan secara mandiri untuk meningkatkan taraf hidup lahir batin dan meningkatkan perannya sebagai pribadi, pegawaikaryawan, warga
masyarakat, warga negara, dan makhluk Tuhan dalam mengisi pembangunan Widyastuti, Rahmawati, Purnamaningrum. 2010, hal. 124.
4. Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Kesehatan Perilaku seseorang atau subyek dipengaruhi atau ditentukan oleh
faktor-faktor baik dari dalam maupun dari luar subyek. Dalam perilaku kesehatan menurut Lawrence Green 1980, dalam Notoatmodjo, 2003, hal.
13, perilaku kesehatan dipengaruhi oleh 3 faktor utama yaitu : a. Faktor predisposisi Predisposing factors
Faktor presdiposisi adalah faktor-faktor yang mempermudah dan mendasari untuk terjadinya perilaku seseorang. Yang termasuk dalam
kelompok ini antara lain pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan, sistem
nilai yang dianut, tingkat pendidikan dan tingkat sosial ekonomi.
Universitas Sumatera Utara
b. Faktor Pemungkin Enabling Factor Faktor pendukung adalah faktor-faktor yang memungkinkan atau
menfasilitasi perilaku atau tindakan. Artinya faktor pemungkin adalah sarana dan prasarana atau fasilitas untuk terjadinya perilaku kesehatan.
Untuk berperilaku sehat masyarakat memerlukan sarana dan prasarana pendukung. Ibu hamil yang mau periksa hamil tidak hanya karena ia tahu
dan sadar manfaat periksa hamil saja, melainkan ibu tersebut dengan mudah harus dapat memperoleh fasilitas atau tempat periksa hamil.
Fasilitas ini pada hakikatnya mendukung atau memungkinkan terwujudnya perilaku kesehatan.
c. Faktor Penguat Reinforcing Factor Faktor penguat adalah faktor-faktor yang mendorong atau memperkuat
terjadinya perilaku pada ibu hamil dalam melakukan kunjungan pemeriksaan antenatal. Faktor ini meliputi dukungan suami dan tindakan
petugas kesehatan. Sebagai contoh, ibu hamil akan melakukan kunjungan pemeriksaan antenatal dengan rutin apabila suami menganjurkan,
memberikan dukungan maka ibu hamil mau untuk melaksanakannya. Apabila tindakan petugas kesehatan baik dan ramah maka ibu hamil akan
melakukan kunjungan pemeriksaan antenatal dengan rutin dan sebaliknya apabila petugas kesehatan kurang ramah ibu hamil akan enggan untuk
melakukannya dan mungkin akan berpindah ke tempat kunjungan pemeriksaan antenatal dengan pelayanan yang lebih baik.
Universitas Sumatera Utara
B. Pemeriksaan Antenatal PAN