Pada aspek persepsi sehat sakit sebagian besar pasien memutuskan PAPS karena faktor sudah merasa sembuh cukup besar. Persepsi pasien terhadap
kesembuhan ini sering disebut sebagai illness perception. Persepsi sehat sakit ini sering menimbulkan masalah komunikasi. Dokter dan perawat memiliki persepsi
bahwa pasien masih dalam kondisi sakit disease sementara pasiensudah merasa keluhannya mulai membaik sehingga merasa penyakitnya sudah hilang dan
memutuskan pulang walaupun dokter yang merawat tidak mengizinkan.
Dalam beberapa kasus ditemukan juga bahwa pasien memutuskan PAPS dikarenakan pasien yang menderita penyakit kronis dan dirawat dirumah sakit sudah
begitu lama, tidak ada tanda proses penyembuhan dan sudah dalam keadaan lemah. Oleh karenanya, pasien atau keluarganya memilih untuk membawa pasien pulang
selain dengan pertimbangan faktor biaya yang sudah dihabiskan selama di rumah sakit. Untuk pasien yang dilakukan operasi biasanya memilih PAPS karena
pengobatan di rumah sakit memang sudah tidak ada lagi untuk penyakitnya seperti patah tulang untuk rumah sakit daerah hanya bisa untuk pertolongan pertama saja
sehingga harus ke rumah sakit yang lebih lengkap baik dari segi peralatan maupun spesialisnya.
5.2 Faktor Pemungkin
5.2.1 Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Umumnya pasien rawat inap merasa puas bila seluruh pemeriksaan dan pengobatan sudah disiapkan oleh rumah sakit. Demikian juga kebutuhan-kebutuhan
Universitas Sumatera Utara
mendadak seperti alat-alat selalu sudah tersedia dan siap pakai. Di dalam rumah sakit pelayanan kesehatan hampir seluruhnya merupakan pemberian obat. Obat dan semua
alat untuk melakukan pengobatan tidak dapat dipisahkan dari rumah sakit dan tersedianya merupakan suatu keharusan yang mutlak. Bagian farmasi rumah sakit
bertanggung jawab atas kuantitas maupun kualitasnya, baik dari mulai pengadaannya, pendistribusiannya, sampai pada pengawasannya. Penyaluran pada pasien harus tepat
dalam waktu, jumlah dan cara pemakaiannya. Demikian obat-obatan harus tersedia saat bila diperlukan dan memenuhi standar yang diwajibkan. Makanan yang
dihidangkan harus dalam jumlah perkiraan kebutuhan, enak dipandang, dapat dicerna dengan baik, bebas dari kontaminasi, memperhatikan nutrisi dan memenuhi standar
resep, serta penyajiannya pada waktu yang tepat dan teratur. Dari hasil penelitian bahwa dari 6 informan 4 di antaranya yang berasal dari
kelas II dua orang dan kelas III dua orang masih mengeluhkan kurangnya ketersediaan alat seperti EKG, pemeriksaan laboratorium harus ke laboratorium
klinik prodia dan oksigen yang terlambat ke ruangan dan harus menunggu. Informan mengatakan adanya pemeriksaan EKG yang tertunda diakibatkan alat yang
diperlukan masih dipakai di ruangan poli penyakit dalam sehingga informan harus menunggu sampai poli tutup. Hasil wawancara dari 6 informan 3 diantaranya dari
kelas II satu orang dan kelas III dua orang mengeluhkan kesulitan dalam memperoleh obat-obatan khususnya pada malam hari karena tiba-tiba obat yang harus dipakai
sudah tidak ada dan diresepkan oleh dokter umum yang sedang jaga sewaktu membelinya apotik yang ada di rumah sakit sudah tutup. Obat- obatan yang
Universitas Sumatera Utara
dibutuhkan sudah sangat mendesak. Apotik yang ada di Sidimpuan tidak ada yang jam bukanya sampai 24 jam sehingga obat-obatan yang diperlukan tersebut harus
diambil keesokan harinya. Makanan yang dihidangkan oleh petugas gizi tidak ada ada masalah bagi informan karena secara keseluruhan semua bersih, tepat waktu dan
teratur pemberiannya walaupun tidak habis di konsumsi dikarenakan selera makan informan yang menurun selama sakit.
Mengenai fasilitas ruang rawat inap dari 6 informan 5 informan yang berasal dari kelas II dan kelas III mengatakan tidak merasa nyaman dalam ruang rawat inap
dimana ruangan poli yang berada dekat dengan rawat inap menimbulkan suara bising setiap harinya dari jam 09.00 wib sampai jam 13.00 wib, ruangan kotor jika sudah
siang hari diakibatkan keluarga pasien yang menjenguk yang tidak ada habisnya. Petugas kebersihan hanya pagi hari membersihkan ruangan. Keluarga pasien yang
membersihkan ruangan jika sudah sore. Penelitian Theni 2002 masalah kebersihan juga merupakan hal yang banyak dikeluhkan oleh para informan pasien pulang paksa.
Tidak dibatasinya keluarga pasien yang berkunjung juga membuat informan tidak nyaman selama dirawat sehingga jam istirahat informan kurang karena harus
berbicara dengan orang yang menjenguknya. Lingkungan merupakan daerah dimana pasien tinggalmenghabiskan
waktunya selama menjalani perawatan. Hospitalisasi merupakan perlakuan, peraturan, dan suasana baru yang ditimbulkan atas konsekuensi ditentukannya rawat
inap di rumah sakit bagi seorang pasien.Akibat yang ditimbulkan oleh hospitalisasi seringkali menuntut pasien untuk beradaptasi dengan cepat dan terdapat hambatan-
Universitas Sumatera Utara
hambatan yang cukup besar, sehingga menimbulkan ketidaknyamanan dan berakibat pada penolakan rawat inap Susanty, 2009. Berdasarkan Kepmenkes Nomor: 1204
Menkes SKX2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit antara lain: 1 lingkungan bangunan rumah sakit harus dilengkapi penerangan dengan
intensitas cahaya yang cukup, 2 sistem suhu dan kelembaban hendaknya didesain sedemikian rupa, 3 pengaturan dan tata letak ruangan harus sedemikian rupa
sehingga kamar dan ruangan yang memerlukan suasana tenang terhindar dari kebisingan.Pulangnya pasien dengan status PAPS tidak hanya disebabkan salah satu
faktor saja dari beberapa faktor yang mempengaruhi PAPS.
5.2.2 Pelayanan Tenaga Kesehatan