7 ,
35 100
736 .
797 .
364 .
2 353
. 906
. 844
2011 Tahun
= ×
=
9 ,
51 100
085 .
986 .
162 .
3 519
. 315
. 641
. 1
2012 Tahun
= ×
=
24 100
115 .
655 .
718 .
3 387
. 181
. 890
2013 Tahun
= ×
=
Cash Ratio tahun 2009 sebesar 38,5 dan pada tahun 2010 sebesar 46,2. Pada tahun 2011 cash ratio sebesar 35,7, untuk tahun 2012 sebesar 51,9 dan
untuk tahun 2013 sebesar 24. Hal tersebut berarti setiap Rp 100,- utang lancar dijamin oleh kas dan surat-surat berharga sebesar Rp 38,5,- untuk tahun 2009 dan
Rp 46,2,- untuk tahun 2010, tahun 2011 cash rasio sebesar 35,7, untuk tahun 2012 sebesar 51,9 dan untuk tahun 2013 sebesar 24. Nilai Cash ratio
mengalami peningkatan sebesar 7,7 dari tahun 2009 ke tahun 2010 dan dari tahun 2011 ke tahun 2012 sebesar 16,2. Nilai cash ratio mengalami penurunan
pada tahun 2012 ke tahun 2013 sebesar 27,9 dan dari tahun 2010 ke tahun 2011 sebesar 10,5.
2. Analisis Rasio Leverage
a. Rasio Total Hutang Terhadap Total Aktiva Debt to Asset Ratio
Debt to Assets Ratio 100
Aktiva Total
Hutang Total
× =
64 ,
45 100
928 .
964 .
559 .
3 940
. 836
. 624
. 1
2009 Tahun
= ×
=
69 ,
51 100
473 .
986 .
587 .
4 534
. 565
. 371
. 2
2010 Tahun
= ×
=
61 ,
53 100
091 .
548 .
007 .
6 177
. 676
. 220
. 3
2011 Tahun
= ×
=
77 ,
56 100
244 .
417 .
946 .
10 510
. 542
. 214
. 6
2012 Tahun
= ×
=
04 ,
63 100
567 .
082 .
428 .
14 873
. 297
. 096
. 9
2013 Tahun
= ×
=
Debt to Assets Ratio 45,64 pada tahun 2009 berarti setiap 45,64 total hutang mampu dijamin 100 dengan total aktiva atau setiap Rp 1,- total aktiva
mampu menjamin Rp 0,45,- total hutang perusahaan. Pada tahun 2010 Debt to Assets Ratio sebesar 51,69 berarti setiap 100 total aktiva mampu menjamin
51,69 total hutang perusahaan atau setiap Rp 1,- total aktiva mampu membayar Rp 0,51,- seluruh hutang perusahaan. Pada tahun 2011 Debt to Assets Ratio
sebesar 53,61 berarti setiap 100 total aktiva mampu menjamin 53,61 total hutang perusahaan atau setiap Rp 1,- total aktiva mampu membayar Rp 0,53,-
seluruh hutang perusahaan. Pada tahun 2012 Debt to Assets Ratio sebesar 56,77 berarti setiap 100
total aktiva mampu menjamin 56,77 total hutang perusahaan atau setiap Rp 1,- total aktiva mampu membayar Rp 0,56,- seluruh hutang perusahaan. Pada tahun
2013 debt to assets ratio sebesar 63,04 berarti setiap 100 total aktiva mampu menjamin 63,04 total hutang perusahaan atau setiap Rp 1,- total aktiva mampu
membayar Rp 0,63,- seluruh hutang perusahaan. Peningkatan persentase rasio dari tahun 2010 sampai tahun 2013 menunjukkan kondisi perusahaan yang kurang
baik karena semakin banyak beban yang ditanggung atau semakin banyak aktiva yang dijaminkan untuk membayar hutang perusahaan.
b. Rasio Total Hutang Terhadap Total Ekuitas Debt to Equity Ratio
Debt to Equity Ratio
100 Sendiri
Modal Hutang
Total ×
=
97 ,
83 100
958 .
988 .
127 .
935 .
1 940
. 836
. 624
. 1
2009 Tahun
= ×
=
107 100
445 .
939 .
420 .
216 .
2 534
. 565
. 371
. 2
2010 Tahun
= ×
=
116 100
380 .
914 .
871 .
786 .
2 177
. 676
. 220
. 3
2011 Tahun
= ×
=
13 ,
131 100
734 .
874 .
731 .
4 510
. 542
. 214
. 6
2012 Tahun
= ×
=
6 ,
170 100
694 .
784 .
331 .
5 873
. 297
. 096
. 9
2013 Tahun
= ×
=
Debt to Equity Ratio tahun 2009 sebesar 83,96 berarti setiap 83,96 total hutang mampu dijamin 100 dengan modal sendiri perusahaan atau setiap Rp
0,83,- total hutang mampu dibayar Rp 1,- dengan modal sendiri perusahaan. Pada tahun 2010 Debt to Equity Ratio sebesar 107 berarti setiap 107 total hutang
hanya mampu dijamin 100 dengan modal sendiri perusahaan atau setiap Rp 1,07,- total hutang hanya mampu dibayar Rp 1,- dengan modal sendiri
perusahaan. Pada tahun 2011 Debt to Equity Ratio sebesar 116 berarti setiap 116 total hutang hanya mampu dijamin 100 dengan modal sendiri perusahaan
atau setiap Rp 1,16,- total hutang hanya mampu dibayar Rp 1,- dengan modal
sendiri perusahaan. Pada tahun 2012 Debt to Equity Ratio sebesar 131,3 berarti setiap 131,3 total hutang hanya mampu dijamin 100 dengan modal sendiri
perusahaan atau setiap Rp 1,313,- total hutang hanya mampu dibayar Rp 1,- dengan modal sendiri perusahaan.
Pada tahun 2013 Debt to Equity Ratio sebesar 170,6 berarti setiap 170,6 total hutang hanya mampu dijamin 100 dengan modal sendiri perusahaan atau
setiap Rp 1,706,- total hutang hanya mampu dibayar Rp 1,- dengan modal sendiri perusahaan. Persentase 170,6 pada tahun 2013 menunjukkan bahwa kondisi
perusahaan lebih buruk dibandingkan tahun 2009-2012, meskipun pada tahun tersebut persentasenya tinggi akan tetapi modal sendiri perusahaan masih mampu
menjamin seluruh kewajibannya. Kondisi ini terjadi disebabkan adanya peningkatan pada hutang lancar dan hutang jangka panjang dan menggambarkan
perusahaan dalam operasinya banyak menggunakan hutang.
3. Analisis Rasio Aktivitas