Analisis Rasio Likuiditas Analisis Rasio Leverage

C. Pengertian Analisis Rasio Keuangan

Menurut Van Horne dalam Kasmir 2009:104: “Rasio Keuangan merupakan indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan angka lainnya”. Analisis rasio keuangan adalah membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan untuk mengetahui posisi keuangan suatu perusahaan serta menilai kinerja manajemen dalam suatu periode tertentu. Pada umumnya rasio keuangan bermacam-macam tergantung kepada kepentingan dan penggunaannya, begitu pula perbedaan jenis perusahaan juga dapat menimbulkan perbedaan rasio-rasionya. Berikut ini adalah bentuk-bentuk rasio keuangan :

1. Analisis Rasio Likuiditas

Weston dalam Kasmir 2009:129: menyebutkan bahwa “Rasio Likuiditas liquidity ratio merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban utang jangka pendek” . Dalam analisis rasio likuiditas yang digunakan adalah sebagai berikut: a. Rasio Lancar Current Ratio Menurut Kasmir 2009:111, “Rasio Lancar Current Ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan”. Rumusnya adalah sebagai berikut : 100 Lancar Hutang Lancar Aktiva × = Ratio Current b. Rasio Cepat Quick Ratio atau Acid Test Ratio Menurut Kasmir 2009:111, “Rasio Cepat Quick Ratio atau rasio sangat lancar atau acid test ratio merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan memenuhi atau membayar kewajiban atau utang lancar utang jangka pendek dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai persediaan inventory”. Rumusnya adalah sebagai berikut : 100 Lancar Hutang Persediaan - Lancar Aktiva × = Ratio Quick c. Cash Ratio Rasio Kas Menurut Kasmir 2009:111, “Rasio Kas Cash Ratio merupakan alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang”. Dengan kata lain Cash Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan kas yang tersedia dan surat berharga efek yang segera dapat diuangkan. Cash Ratio dapat dihitung dengan formula: 100 Lancar Hutang Kas × = Ratio Cash

2. Analisis Rasio Leverage

Menurut Sjahrial dan Purba 2013:37, “Rasio Leverage menggambarkan kemampuan perusahaan melunasi kewajiban jangka panjang apabila perusahaan dilikuidasi”. Semakin kecil rasio ini adalah semakin baik terkecuali rasio kelipatan bunga yang dihasilkan karena kewajiban jangka panjang lebih sedikit dari modal dan atau aktiva. Dan juga kewajiban jangka panjang yang besar memiliki konsekuensi beban bunga yang besar pula. Dalam analisis rasio leverage yang digunakan adalah sebagai berikut : a. Rasio Total Hutang Terhadap Total Aktiva Debt to Asset Ratio Menurut Kasmir 2009:112, “Debt to Assets Ratio atau Debt Ratio merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva”. Rasio ini hanya merupakan persentase dana yang diberikan oleh kreditor bagi perusahaan. Rumusnya sebagai berikut: 100 Aktiva Total Hutang Total × = Ratio Asset to Debt b. Rasio Total Hutang Terhadap Total Ekuitas Debt To Equity Ratio Menurut Kasmir 2009:112, “Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas”. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam kreditor dengan pemilik perusahaan. Semakin besar rasio ini akan semakin menguntungkan perusahaan, sedangkan bagi pihak bank akan mengakibatkan semakin besar risiko yang ditanggungnya. Rumusnya sebagai berikut: 100 Sendiri Modal Hutang Total × = Ratio Equity to Debt 3. Analisis Rasio Aktivitas Menurut Sjahrial dan Purba 2013:37, “Rasio Aktivitas Activity Ratio menggambarkan kemampuan perusahaan memanfaatkan aktiva yang dimiliki dalam memperoleh penghasilan melalui penjualan”. Mengenai rasio aktivitas tidak semata-mata mengukur tinggi rendahnya rasio yang dihitung untuk mengetahui baik atau tidaknya keuangan perusahaan. Hal ini dipahami karena rasio aktivitas untuk mengukur kinerja manajemen dalam menjalankan perusahaan untuk mencapai target atau sasaran yang telah ditentukan. Dalam analisis rasio aktivitas yang digunakan adalah sebagai berikut: a. Rasio Perputaran Persediaan Inventory Turnover Ratio Menurut Kasmir 2009:114, “Perputaran persediaan Inventory Turnover merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanam dalam persediaan inventory ini berputar dalam suatu periode”. Rumusnya adalah sebagai berikut: 100 Persediaan penjualan pokok Harga × = Turnover Inventory b. Rasio Perputaran Aktiva Asset Turn Over Ratio Menurut Kasmir 2009:114, “Perputaran Aktiva Assets Turnover merupakan rasio yang digunakan untuk perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan”. Rasio ini digunakan untuk mengukur aktivitas penggunaan dana yang tertanam pada seluruh aset dalam menghasilkan penjualan. Rumusnya adalah sebagai berikut: 100 Aktiva Total Penjualan × = Turnover Asset c. Average Collection Period Ratio Menurut Syahyunan 2013:94, “Average Collection Period Ratio adalah rasio yang digunakan untuk menghitung berapa kali dana yang tertanam dalam piutang perusahaan berputar dalam setahun”. Rumusnya adalah sebagai berikut: kali 1 360 rata - rata Penjualan Dagang Piutang × × = Period Collection Average

4. Analisis Rasio Profitabilitas