Analisis Rasio Profitabilitas ANALISIS RASIO KEUANGAN PERUSAHAAN

Rata-rata pengumpulan piutang pada tahun 2009 adalah selama 14,48 hari, untuk tahun 2010 rata-rata pengumpulan piutangnya selama 3,98 hari kemudian pada tahun 2011 rata-rata pengumpulan piutangnya adalah selama 1,60 hari dan tahun 2012 rata-rata pengumpulan piutangnya sebesar 1,01 hari. Berarti mengalami penurunan sebesar 10,5 hari pada tahun 2009-2010 dan pada tahun 2011-2012 mengalami penurunan sebesar 0,95 hari. Jika dilihat dari penurunan tersebut maka keadaan perusahaan cukup baik, karena semakin kecil resiko kemungkinan tidak tertagihnya piutang perusahaan. Rata-rata pengumpulan piutang pada tahun 2012 adalah sebesar 1,01 hari dan untuk tahun 2013 adalah selama 53,42 hari. Jika dilihat dari kenaikan tersebut maka keadaan perusahaan kurang baik karena semakin besar resiko kemungkinan tidak tertagihnya piutang perusahaan.

4. Analisis Rasio Profitabilitas

a. Margin Laba Kotor Gross Profit Margin 100 Penjualan Kotor Laba × = Margin Profit Gross 01 , 40 100 350 . 034 . 459 . 419 443 . 021 . 819 . 167 2009 Tahun = × = 39 , 51 100 220 . 749 . 933 . 790 579 . 624 . 448 . 406 2010 Tahun = × = 97 , 58 100 518 . 263 . 046 . 381 . 1 555 . 577 . 390 . 814 2011 Tahun = × = 14 , 59 100 889 . 413 . 446 . 2 562 . 896 . 446 . 1 2012 Tahun = × = 87 , 49 100 761 . 239 . 684 . 3 344 . 425 . 837 . 1 2013 Tahun = × = Rasio Margin Laba Kotor pada tahun 2009 diperoleh sebesar 40,01 yang berarti setiap Rupiah penjualan menghasilkan Rp 0,4001,- laba kotor. Pada tahun 2010 rasio margin laba kotor diperoleh sebesar 51,39 yang berarti setiap Rupiah penjualan menghasilkan Rp 0,5139,- laba kotor. Jika dibandingkan rasio margin laba kotor pada tahun 2009 dan 2010 maka dapat disimpulkan terjadi kenaikan rasio margin laba kotor sebesar 11,38 yang disebabkan adanya kenaikan laba kotor dan kenaikan pendapatan operasional yang lebih kecil. Pada tahun 2011 rasio margin laba diperoleh sebesar 58,97 yang berarti bahwa setiap Rupiah penjualan menghasilkan Rp 0,5997,- laba kotor. Jika dibandingkan tahun 2011 dengan tahun 2012 terjadi kenaikan rasio margin laba kotor sebesar 0,17 yang disebabkan adanya kenaikan laba kotor dan kenaikan pendapatan operasional yang lebih kecil. Gross Profit Margin 59,14 pada tahun 2012 berarti setiap 100 penjualan bersih menghasilkan 59,14 laba kotor atau setiap Rp 1,- penjualan bersih menghasilkan Rp 0,59 laba kotor. Pada tahun 2013 adalah 49,87 berarti setiap 100 penjualan bersih menghasilkan 49,87 laba kotor atau setiap Rp 1,- penjualan bersih menghasilkan Rp 0,49 laba kotor. Pada tahun 2013 terjadi penurunan 9,27 dibandingkan tahun 2012 menunjukkan berkurangnya kemampuan perusahaan menghasilkan laba kotor dari setiap penjualan bersih. Hal ini disebabkan menurunnya penjualan dan bertambahnya harga pokok penjualan pada tahun 2013. b. Margin Laba Operasi Operating Profit Margin 100 Penjualan Usaha Laba × = Margin Profit Operating 76 , 27 100 350 . 034 . 459 . 419 530 . 427 . 431 . 116 2009 Tahun = × = 15 , 42 100 220 . 749 . 933 . 790 808 . 222 . 360 . 333 2010 Tahun = × = 22 , 50 100 518 . 263 . 046 . 381 . 1 318 . 457 . 620 . 693 2011 Tahun = × = 26 , 51 100 889 . 413 . 446 . 2 034 . 013 . 254 . 1 2012 Tahun = × = 62 , 41 100 761 . 239 . 684 . 3 019 . 221 . 533 . 1 2013 Tahun = × = Rasio Margin Laba Operasi pada tahun 2009 diperoleh sebesar 27,76 yang berarti setiap Rupiah penjualan menghasilkan Rp 0,2776,- laba operasi. Pada tahun 2010 rasio margin laba kotor diperoleh sebesar 42,15 yang berarti setiap Rupiah penjualan menghasilkan Rp 0,4215,- laba operasi. Jika dibandingkan rasio margin laba operasi pada tahun 2009 sampai tahun 2010 terjadi kenaikan rasio margin laba operasi sebesar 14,39 dan pada tahun 2011 sampai tahun 2012 terjadi kenaikan rasio margin laba operasi sebesar 1,04 yang disebabkan adanya kenaikan laba operasi dan penekanan kenaikan biaya operasi. Pada tahun 2012 Rasio Margin Laba Operasi diperoleh sebesar 51,26 yang berarti bahwa setiap Rupiah penjualan menghasilkan Rp 0,5126,- laba operasi. Jika dibandingkan tahun 2012 dengan tahun 2013 terjadi penurunan rasio margin laba operasi sebesar 9,64 yang disebabkan adanya penurunan laba operasi dan penekanan kenaikan biaya operasional. Dalam hal ini, dapat diketahui bahwa kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba operasi semakin meningkat pada tingkat penjualan tertentu. Peningkatan ini menunjukkan keefisienan manajemen kerja perusahaan. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan keberhasilan manajemen perusahaan dalam menekan kenaikan biaya operasi. c. Margin Laba Bersih Net Profit Margin 100 Penjualan Bersih Laba × = Margin Profit Net 41 , 22 100 350 . 034 . 459 . 419 049 . 549 . 020 . 94 2009 Tahun = × = 73 , 36 100 220 . 749 . 933 . 790 132 . 812 . 483 . 290 2010 Tahun = × = 56 , 43 100 518 . 263 . 046 . 381 . 1 295 . 801 . 653 . 601 2011 Tahun = × = 75 , 48 100 889 . 413 . 446 . 2 925 . 715 . 192 . 1 2012 Tahun = × = 80 , 23 100 761 . 239 . 684 . 3 386 . 785 . 876 2013 Tahun = × = Rasio Margin Laba Bersih pada tahun 2009 diperoleh sebesar 22,41 yang berarti setiap Rupiah penjualan menghasilkan Rp 0,2241,- laba bersih. Pada tahun 2010 rasio margin laba bersih diperoleh sebesar 22,41 yang berarti setiap Rupiah penjualan menghasilkan Rp 0,2241,- laba bersih. Jika dibandingkan rasio margin laba bersih pada tahun 2009 sampai tahun 2010 terjadi kenaikan rasio margin laba bersih sebesar 14,32 dan pada tahun 2011 sampai tahun 2012 terjadi kenaikan rasio margin laba bersih sebesar 5,19 yang disebabkan adanya kenaikan laba bersih dan kinerja perusahaan yang baik dalam menjalankan aktivitasnya untuk menghasilkan keuntungan netto dari setiap penjualan perusahaan. Pada tahun 2012 Rasio Margin Laba Bersih diperoleh sebesar 48,75 yang berarti bahwa setiap Rupiah,- penjualan menghasilkan Rp 0,4875,- laba bersih. Pada tahun 2013 Rasio Margin Laba Bersih diperoleh sebesar 23,80 yang berarti bahwa setiap Rupiah,- penjualan menghasilkan Rp 0,2380,- laba bersih. Jika dibandingkan tahun 2012 dengan tahun 2013 terjadi penurunan rasio margin laba bersih sebesar 24,95 yang disebabkan adanya penurunan laba bersih dan kinerja perusahaan yang cukup baik dalam menjalankan aktivitasnya untuk menghasilkan keuntungan netto dari setiap penjualan perusahaan. d. Return on Equity Pengembalian Atas Ekuitas 100 Ekuitas Total Bersih Laba × = Equity on Return 86 , 4 100 988.958 1.935.127. .049 94.020.549 2009 Tahun = × = 10 , 13 100 939.445 2.216.420. 2.132 290.483.81 2010 Tahun = × = 59 , 21 100 914.380 2.786.871. 1.295 601.653.80 2011 Tahun = × = 20 , 25 100 734 4.731.874. 925 1.192.715. 2012 Tahun = × = 44 , 16 100 694 5.331.784. 6 876.785.38 2013 Tahun = × = Return on Equity pada tahun 2009 sebesar 4,86, pada tahun 2010 sebesar 13,10, pada tahun 2011 sebesar 21,59, pada tahun 2012 sebesar 25,20, dan pada tahun 2013 sebesar 16,44. Setiap Rp 100,- total aset yang dimiliki perusahaan akan mengembalikan 5 investasi pada tahun 2009, 13 investasi pada tahun 2010, 22 investasi pada tahun 2011, 25 investasi pada tahun 2012 dan 16 pada tahun 2013. Dalam hal ini berarti return on equity pada tahun 2012 lebih baik jika dibandingkan dengan tahun 2011. Nilai return on equity mengalami peningkatan sebesar 30 dari tahun 2011 ke tahun 2012. Tabel 3.6 PT. ALAM SUTERA REALTY Tbk Rasio Keuangan Tahun 2009-2013 Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah Rasio 2009 2010 2011 2012 2013 Rata-rata

1. Rasio Likuiditas a. Current Ratio