Markam Alfengki Sinaga : Pengaruh Penambahan Hidrogen Peroksida H
2
O
2
Pada Stage Ekstraksi Terhadap Brightness Pulp Di Unit Bleaching PT Toba Pulp Lestari.Tbk Porsea, 2008.
USU Repository © 2009
12 , semua proses ini berlangsung pada menara ekstraksi. Selanjutnya pulp dicuci dan diencerkan pada washing dan filtratnya ditampung untuk diteruskan ketahap D1.
Variabel-variabel pada proses ekstraksi
a. Konsistensi
Keefektifan proses ekstraksi tergantung kepada konsentrasi alkali yang digunakan. Suatu pulp dengan konsistensi yang tinggi maka akan diberikan konsentrasi alkali
yang lebih tinggi pada penerapan bahan kimia yang diberikan. Pada konsistensi yang lebih tinggi sedikit uap air yang dibutuhkan untuk memanaskan pulp untuk
menaikkan temperatur.
b. Temperatur
Brightness yang lebih tinggi dihasilkan pada tahap pemutihan oksidasi berikutnya dan ekstraksi kappa lebih rendah dapat dicapai jika temperatur
ekstraksi dijaga pada 65-70
o
C tidak menunjukkan adanya hasil-hasil yang menguntungkan.
c. Waktu retensi
Bilangan kappa berkurang dengan suatu kenaikan terhadap waktu reaksi pada saat parameter yang lainnya dijaga tetap. Hal ini secara terus-menerus berkurang
setelah suatu reaksi dengan waktu yang sangat lama. Ada dua bentuk reaksi untuk menghilangkan lignin : a sebuah tahap awal delignifikasi yang sangat cepat
diikuti dengan b sebuah akhir delignifikasi yang lambat. Masing-masing mereka disebut eliminasi lignin yang bersifat mudah dan eliminasi lignin dengan lambat.
d. Brightness
Ini adalah sifat lembaran pulp untuk memantulkan cahaya yang diukur pada suatu kondisi yang baku, digunakan sebagai indikasi pemutihan. Keputihan pulp diukur
dengan kemampuannya memantulkan cahaya monokromatik dan diperbandingkan
Markam Alfengki Sinaga : Pengaruh Penambahan Hidrogen Peroksida H
2
O
2
Pada Stage Ekstraksi Terhadap Brightness Pulp Di Unit Bleaching PT Toba Pulp Lestari.Tbk Porsea, 2008.
USU Repository © 2009
dengan standar yang telah diketahui biasanya Magnesium Oksida. Ketika lignin sudah dikeluarkan dari pulp pada proses pemutihan dengan hidrogen peroksida,
brightness meningkat. Hal ini umumnya disebabkan oleh delignifikasi dan bukan proses penghilangan lignin.
2.5.3 Tahap D
1
Pulp yang berasal dari tahap ekstraksi selanjutnya dilakukan proses pemutihan dengan menggunakan ClO
2 .
Reaksi ini belangsung pada menara D1, dan suhu yang harus dijaga adalah sekitar 50-80
o
C. Waktu selama proses berlangsungnya reaksi ini adalah 210 menit dengan sistem kerja bahwa pulp yang pertama masuk akan pertama
keluar. Pada proses ini konsistensinya harus dijaga pada 12 dan pH larutan adalah sekitar 3,5. Tujuan atau target brightness yang dihasilkan pada tahap ini adalah 87-89
ISO.
2.5.4 Tahap D2
Tahap ini hampir sama dengan tahap sebelumnya yakni dengan menggunakan zat pemutih ClO
2.
Tahap ini adalah tahap penyempurnaan dari proses pemutihan dimana target brightness yang dihasilkan sekitar 89-90 ISO. Reaksi ini berlangsung
selama 147 menit dengan kondisi pH adalah sekitar 3,5-5. Pada tahap ini juga harus dijaga konsistensinya sekitar 12 . Sirait,S.2003
2.6. Hidrogen Peroksida H
2
O
2
Markam Alfengki Sinaga : Pengaruh Penambahan Hidrogen Peroksida H
2
O
2
Pada Stage Ekstraksi Terhadap Brightness Pulp Di Unit Bleaching PT Toba Pulp Lestari.Tbk Porsea, 2008.
USU Repository © 2009
Hidrogen peroksida dengan rumus kimia H
2
O
2
ditemukan oleh Louis Jacques Thenard di tahun 1818. Senyawa ini merupakan bahan kimia anorganik yang memiliki
sifat oksidator kuat. Bahan baku pembuatan hidrogen peroksida adalah gas hidrogen H
2
dan gas oksigen O
2
. Teknologi yang banyak digunakan di dalam industri hidrogen peroksida adalah auto oksidasi Anthraquinone.
H
2
O
2
tidak berwarna, berbau khas agak keasaman, dan larut dengan baik dalam air. Dalam kondisi normal kondisi ambient, hidrogen peroksida sangat stabil
dengan laju dekomposisi kira-kira kurang dari 1 per tahun. Mayoritas pengunaan hidrogen peroksida adalah dengan memanfaatkan dan
merekayasa reaksi dekomposisinya, yang intinya menghasilkan oksigen. Pada tahap produksi hidrogen peroksida, bahan stabilizer kimia biasanya ditambahkan dengan
maksud untuk menghambat laju dekomposisinya. Termasuk dekomposisi yang terjadi selama produk hidrogen peroksida dalam penyimpanan. Selain menghasilkan oksigen,
reaksi dekomposisi hidrogen peroksida juga menghasilkan air H
2
O dan panas. Reaksi dekomposisi eksotermis yang terjadi adalah sebagai berikut:
H
2
O
2
H
2
O + 12O
2
23.45 kcalmol Faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi dekomposisi hidrogen peroksida
adalah: 1. Bahan organik tertentu, seperti alkohol dan bensin
2. Katalis, seperti Pd, Fe, Cu, Ni, Cr, Pb, Mn 3. Temperatur, laju reaksi dekomposisi hidrogen peroksida naik sebesar 2.2 kali setiap
kenaikan 10
o
C dalam range temperatur 20-100
o
C 4. Permukaan container yang tidak rata active surface
5. Padatan yang tersuspensi, seperti partikel debu atau pengotor lainnya 6. Makin tinggi pH makin basa laju dekomposisi semakin tinggi
Markam Alfengki Sinaga : Pengaruh Penambahan Hidrogen Peroksida H
2
O
2
Pada Stage Ekstraksi Terhadap Brightness Pulp Di Unit Bleaching PT Toba Pulp Lestari.Tbk Porsea, 2008.
USU Repository © 2009
7. Radiasi, terutama radiasi dari sinar dengan panjang gelombang yang pendek Hidrogen peroksida bisa digunakan sebagai zat pengelantang atau bleaching
agent pada industri pulp, kertas, dan tekstil. Senyawa ini juga biasa dipakai pada proses pengolahan limbah cair, industri kimia, pembuatan deterjen, makanan dan
minuman, medis, serta industri elektronika pembuatan PCB. Salah satu keunggulan hidrogen peroksida dibandingkan dengan oksidator
yang lain adalah sifatnya yang ramah lingkungan karena tidak meninggalkan residu yang berbahaya. Kekuatan oksidatornya pun dapat diatur sesuai dengan kebutuhan.
Sebagai contoh dalam industri pulp dan kertas, penggunaan hidrogen peroksida biasanya dikombinasikan dengan NaOH atau soda api. Semakin basa, maka laju
dekomposisi hidrogen peroksida pun semakin tinggi. Kebutuhan industri akan hidrogen peroksida terus meningkat dari tahun ke tahun.
Sejak tahun 1980-an, industri tekstil, kertas, dan industri lainnya telah mencoba menggantikan penggunaan klorin sebagai disinfektan ataupun pemutih
dengan hidrogen peroksida H
2
O
2
. Klorin yang telah digunakan oleh masyarakat industri selama seabad lebih ternyata terbukti sangat berbahaya, karena menghasilkan
zat racun Dioksin yang bersifat menyebabkan kanker karsinogenik dan mengacaukan sistem hormon manusia.
Hidrogen peroksida selain digunakan sebagai agen bleaching atau pemutih di industri kertas atau tekstil, juga digunakan untuk melindungi buah dan sayuran segar
dari bakteri patogen seperti Salmonella atau E.coli, pasteurisasi produk susu, ataupun digunakan dalam sterilisasi karton pembungkus jus atau susu segar sehingga tak perlu
pendinginan. Sebenarnya, hidrogen peroksidase juga bukan merupakan senyawa yang aman
bagi manusia. Keberadaan hidrogen peroksida yang merupakan oksidan dapat
Markam Alfengki Sinaga : Pengaruh Penambahan Hidrogen Peroksida H