Tahap Klorinasi Do Tahap Ekstraksi

Markam Alfengki Sinaga : Pengaruh Penambahan Hidrogen Peroksida H 2 O 2 Pada Stage Ekstraksi Terhadap Brightness Pulp Di Unit Bleaching PT Toba Pulp Lestari.Tbk Porsea, 2008. USU Repository © 2009 dipergunakan pada tahap ekstraksi dan terutama digunakan pada proses delignifikasi. Untuk mencapai suatu ”brightness penuh” pada tingkat 89 – 90 ISO, proses pemutihan dilaksanakan dengan lima tahap, menggunakan tahapan C,E,H,E,D atau C,E,D,E,D. Pada pemutihan dengan menggunakan Hypokhlorit, kelompok khromopik lignin hancur. Brightness meningkat sangat tinggi pada tahap ini. Kalsium atau Sodium Hypoklorit kemungkinan bisa dipergunakan. Salah satu kerugian perlakuan ini adalah bahwa selulosa juga diserang oleh Hypokhlorit, dan oleh karena itu kondisi- kondisi operasi selama perlakuan ini harus diperhatikan dengan seksama untuk mencegah terjadinya kerusakan terhadap selulosa. Tahap pemutihan dengan klorin dioksida menghasilkan brightness pulp yang tinggi. Keuntungan dengan perlakuan ini adalah bahwa klorin dioksida menghancurkan lignin tanpa merusak selulosa. Peroksida digunakan pada proses pemutihan pulp secara kimia. Digunakan pada kondisi-kondisi yang relatif sejuk 35 sampai dengan 55 o C. Peroksida merupakan zat pemutih yang efektif untuk melindungi selulosa dan memperbaiki brighness tanpa kehilangan produksi yang berarti.

2.5.1. Tahap Klorinasi Do

Bubur pulp yang belum diputihkan diencerkan dengan air hingga konsistensinya menjadi 3,5-4 dalam storage tank. Kemudian dari tangki ini bubur pulp dipindahkan ke menara Do. Pada saat pemindahan maka ditambahkan ClO 2 sebanyak 14-20 literton bubur pulp, kemudian diaduk dengan chlorinizing mixer. Bila konsistensinya lebih tinggi, harus ditambahkan airdilusi. Penambahan pengencer dikontrol dengan paralel meter, yang didasarkan atas residu klorin. Markam Alfengki Sinaga : Pengaruh Penambahan Hidrogen Peroksida H 2 O 2 Pada Stage Ekstraksi Terhadap Brightness Pulp Di Unit Bleaching PT Toba Pulp Lestari.Tbk Porsea, 2008. USU Repository © 2009 Lamanya pencampuran berkisar 27-30 menit dengan temperatur 60-65 C dan pH 1,6- 2,2 dan konsistensi 2-3.5. Selanjutnya bubur pulp dicuci dalam Chlorination washer I, cara kerjanya sama dengan washer yang digunakan sebelum memasuki tahap screening. Disini sebagai pencuci digunakan adalah air sekaligus sebagai pengencer larutan untuk mengurangi konsistensi. Sisa air pencuci ditampung dalam filtrate tank dan bubur pulp yang sudah dicuci dilewatkan ke proses ekstraksi.

2.5.2 Tahap Ekstraksi

Tahap kedua pada bleaching plant dengan banyak tahapan dan ini merupakan tahap pemurnian dari tahap klorinasi. Tujuan utama dari alakali estraksi adalah melarutkan komponen-komponen penyebab warna yang kemungkinan besar larut dalam larutan alkali yang hangat berdasarkan kerja dari bahan-bahan kimia yang digunakan terhadap sebagian proses pemutihan. Kelarutan klorinat dan lignin yang teroksidasi, dan komponen-komponen warna lainnya meningkatkan tingkat keputihan dalam tahap pemutihan dalam berikutnya. Zat kimia yang digunakan pada tahap ini adalah sodium hidroksida dan hidrogen peroksida.Sodium hidroksida larutan 10 digunakan untuk menguraikan hasil reaksi dari proses klorinasi. NaOH berfungsi untuk memisahkan ClO 2 dengan lignin, sehingga lignin dapat kembali direaksikan dengan menggunakan hidrogen peroksida. Zat H 2 O 2 berfungsi mengikat kambali lignin yang masih terkandung di dalam pulp. Penggunaan hidrogen peroksida adalah sekitar 16-17 kgton pulp kering dan akan bekerja secara maksimal pada pH antara 10-11, sehingga mampu menghasilkan brightness hingga 80-84 ISO. Penambahan sodium hidroksida dan hidrogen peroksida harus pada jumlah tertentu agar dapat mempertahankan konsistensi pulp 10 hingga Markam Alfengki Sinaga : Pengaruh Penambahan Hidrogen Peroksida H 2 O 2 Pada Stage Ekstraksi Terhadap Brightness Pulp Di Unit Bleaching PT Toba Pulp Lestari.Tbk Porsea, 2008. USU Repository © 2009 12 , semua proses ini berlangsung pada menara ekstraksi. Selanjutnya pulp dicuci dan diencerkan pada washing dan filtratnya ditampung untuk diteruskan ketahap D1. Variabel-variabel pada proses ekstraksi

a. Konsistensi

Dokumen yang terkait

Analisa Pengaruh Penggunaan H2O2 Terhadap Kecemerlangan (Brightness) Pada Tahap Ekstraksi Oksidasi Peroksida (EOP) Unit Fiberline Pada Proses Pemutihan (Bleaching) PT. Toba Pulp Lestari, Tbk Porsea

2 32 49

Pengaruh Jumlah Pemakaian Hidrogen Peroksida (H2O2) Pada Tahap EP2 Terhadap Brightness Pulp Di Unit Bleaching PT. Toba Pulp Lestari, Tbk Porsea

2 36 60

Pengaruh Penambahan H2O2 Terhadap Kecerahan (Brightness) Tahap Ekstraksi/Oksidasi/Peroksida (E/O/P)Di Pemutihan (Bleaching) Pada Pengolahan Kayu PT Toba Pulp Lestari, Tbk Porsea

3 27 51

Penentuan Brightness Pulp Pada D0, D1 Dan D2 Stage Di Unit Bleaching PT. Toba Pulp Lestari, Tbk Porsea

1 43 36

Pengaruh Penambahan Hidrogen Peroksida (H2o2) Terhadap Derajat Keputihan (Brightness) Pada Tahap D2 Di Unit Bleaching PT. Toba Pulp Lestari, Tbk-Porsea

2 34 54

Penentuan Brightness Pulp Pada D0 EoP D1 Dan D2 Stage Di Unit Bleaching Pada Pembuatan Pulp PT. Toba Pulp Lestari, Tbk Porsea

8 23 51

Pengaruh Konsentrasi Dan Jumlah Pemakaian CLO2 Terhadap Brightness Pulp Pada D1 Stage Unit Bleaching PT.Toba Pulp Lestari,Tbk Porsea

0 0 12

Pengaruh Konsentrasi Dan Jumlah Pemakaian CLO2 Terhadap Brightness Pulp Pada D1 Stage Unit Bleaching PT.Toba Pulp Lestari,Tbk Porsea

0 0 2

Pengaruh Konsentrasi Dan Jumlah Pemakaian CLO2 Terhadap Brightness Pulp Pada D1 Stage Unit Bleaching PT.Toba Pulp Lestari,Tbk Porsea

1 1 4

Pengaruh Konsentrasi Dan Jumlah Pemakaian CLO2 Terhadap Brightness Pulp Pada D1 Stage Unit Bleaching PT.Toba Pulp Lestari,Tbk Porsea

0 2 22