Pendekatan Psikologis Perilaku Memilih dalam Berbagai Pendekatan

menghasilkan budaya politik yang berbeda pula. Jika dalam sebuah masyarakat ternyata orientasi yang berkembang dan mendominasi adalah kharakteritik yang bersifat kognitif, maka akan terbentuk budaya politik yang parochial budaya politik tradisional. Sementara, jika dalam sebuah masyarakat sikap yang mendominasi adalah kharakteristik yang bersifat afektif, maka budaya politik yang terbentuk adalah budaya subjective. Akhirnya, sebuah masyarakat yang sikap dan orientasinya dominan mengarah pada orientasi evaluatif, maka akan terbentuk budaya politik yang partisipatif participative.

b. Pendekatan Psikologis

Pendekatan psikologis berkembang di Amerika Serikat, berasal dari Eropa Barat.oleh karena itu, pendekatan ini disebut sebagai mazhab Michigan. Pelopor utama pendekatan ini adalah August Campbell. Pendekatan ini merupakan reaksi atas ketidakpuasan mereka terhadap pendekatan sosiologis.Pendekatan sosiologis dianggap secara metodologis sulit diukur, seperti bagaimana mengukur secara tepat sejumlah indicator kelas social, tingkat pendidikan, agama, dan sebagainya.Apalagi, pendekatan sosiologi umumnya hanya sebatas menggambarkan dukungan suatu kelompok tertentu pada suatu partai politik, tidak sampai pada penjelasan mengapa suatu kelompok tertentu pada suatu partai politik, tidak sampai pada penjelasan mengapa suatu kelompok tertentu memilih partai politik tertentu sementara yang lain tidak. Oleh karena itu, menurut pendekatan ini, sosialisasilah sebenarnya yang menentukan perilaku memilih politik seseorang, bukan karakteristik sosiologis. Dalam hal ini, pendekatan ini menggunakan konsep psikologis, terutama konsep sosialisasi dan sikap untuk menjelaskan perilaku memilih. Bahwasanya sosialisasi politik yang diterima seseorang pada masa kecil baik lingkungan keluarga ataupun pertemanan dan sekolah misalnya, sangat mempengaruhi pilihan politik mereka, khususnya pada saat pertama kali menentukan pilihan politiknya. Penganut pendekatan ini menjelaskan bahwa sikap seseorang sebagai refleksi dari kepribadian seseorang merupakan variabel yang cukup menentukan dalam mempengaruhi perilaku politik seseorang.Oleh karena itu, pendekatan psikologis menekankan pada tiga aspek psikologis sebagai kajian utama, yaitu ikatan emosional pada suatu partai politik, orientasi terhadap isu-isu dan orientasi terhadap kandidat. Pendekatan psikologis menganggap sikap merupakan variabel sentral dalam menjelaskan perilaku memilih seseorang.Menurut Greenstein mempunyai tiga fungsi. Pertama, siakap merupakan fungsi kepentingan.Artinya, penilaian terhadap suatu objek diberikan berdasarkan motivasi, minat dan kepentingan orang tersebut. Kedua, siakap merupakan fungsi penyesuaian diri, artinya, seseorang bersikap tertentu merupakan akibat dari keinginan orang itu untuk sama atau tidak sama dengan tokoh yang disegani atau kelompok panutan. Ketiga, siakap merupakan fungsi ekstenalisasi dan pertahanan diri, artinya siakap seseorang itu merupakan upaya untuk mengatasi konflik batin atau tekanan psikis, yang mungkin berwujud mekanisme pertahanan diri defence mechanism dan eksternalisasi diri seperti proyeksi, idealisasi, rasionalisasi dan identifikasi.

c. Pendekatan Rasional

Dokumen yang terkait

Iklan Politik dan Minat Memilih (Studi Korelasional Tentang Iklan Politik di Televisi Terhadap Minat Memilih Pemilih Pemula Di Kelurahan Mangga Medan Tuntungan).

17 47 120

ANALISIS USAHATANI PADI DI PERBATASAN KOTA MALANG (Studi Kasus Desa Tegalgondo Kecamatan Karangploso dan Desa Landungsari Kecamatan Dau Kabupaten Malang)

1 12 7

Pengaruh Terpaan Iklan Politik Terhadap Keputusan Memilih Para Pemilih Pemula (Studi Pada mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang angkatan 2013)

0 7 25

PENGARUH TERPAAN IKLAN TELEVISI KAMPANYE POLITIK CALON PRESIDEN JOKOWI-JK TERHADAP TINGKAT KEPUTUSAN MEMILIH MASYARAKAT DALAM PEMILU 2014 (Studi Pada Masyarakat Perumahan Puri Kartika Asri Kota Malang)

1 12 52

PENGARUH RESPON KOGNITIF AUDIENCE MELALUI KAMPANYE IKLAN PEMILU 2004 DI TELEVISI TERHADAP KEPUTUSAN VOTERS DALAM MEMILIH CALON PRESIDEN DAN WAKIL

0 5 96

PENERIMAAN KHALAYAK PEMILIH PEMULA DI YOGYAKARTA TERHADAP IKLAN CALON PRESIDEN PERIODE 2014-2019 (Analisis Resepsi Mengenai Penerimaan Pemilih Pemula terhadap Iklan Calon Presiden 2014)

0 4 129

Pengaruh Terpaan Iklan Politik Terhadap Keputusan Memilih Presiden.

0 0 2

HUBUNGAN TERPAAN IKLAN CALON PRESIDEN PRABOWO-HATTA DI TELEVISI DENGAN PARTISIPASI POLITIK DALAM PILPRES 2014 (Study Korelasi Hubungan Terpaan Iklan Calon Presiden Prabowo-Hatta Versi Garuda Di Dadaku di Televisi Dengan Partisipasi Politik Dalam Pilpres 2

0 0 101

PENGARUH RESPON KOGNITIF AUDIENCE KAMPANYE IKLAN DI TELEVISI TERHADAP KEPUTUSAN VOTERS DALAM MEMILIH CALON PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN PADA PEMILU 2004 (Studi di Kelurahan Maguwoharjo Kecamatan Depok Kabupaten Sleman Propinsi Daerah Istimewa Yogya

0 0 14

HUBUNGAN TERPAAN IKLAN CALON PRESIDEN PRABOWO-HATTA DI TELEVISI DENGAN PARTISIPASI POLITIK DALAM PILPRES 2014 (Study Korelasi Hubungan Terpaan Iklan Calon Presiden Prabowo-Hatta Versi Garuda Di Dadaku di Televisi Dengan Partisipasi Politik Dalam Pilpres 2

0 0 21