Teori Ketergantungan Dependency Theory

untuk mengatakan sesuatu yang dinilai tersebut seberapa jelas, efektif, ekonomis, atau memuaskan. Penelitian didasari dengan criteria yang terdefenisikan. Kriteria terdefenisi ini mencakup criteria internal organisasi atau criteria eksternal terkait dengan tujuan yang telah ditentukan. Peserta didik dapat menetukan kriteria sendiri atau memperoleh criteria dari nara sumber. Hasil belajar penilaian merupakan tingkatan kognitif paling tinggi sebab berisi unsure-unsur dari semua kategori, termasuk kesadaran untuk melakukan pengujian yang sarat nilai dan kejelasan kriteria.

2.6. Teori Ketergantungan Dependency Theory

Teori ketergantungan Dependency Theory adalah teori tentang komunikasi massa yang menyatakan bahwa semakin seseorang tergantung pada suatu media untuk memenuhi kebutuhannya, maka media tersebut menjadi semakin penting untuk orang itu Saverin and Tankard, 1992: 264. Teori ini diperkenalkan oleh Sandra Ball-Rokeach dan Melvin Defleur. Teori ini juga menunjukkan bahwa orang memiliki beberapa ketergantungan kepada media, dan bahwa ketergantungan ini berbeda dari orang ke orang, dari kelompok ke kelompok, dan dari budaya ke budaya. Ball-Rokeach dan Defleur mengatakan bahwa dalam masyarakat perkotaan, khalayak memiliki tingkat ketergantungan yang tinggi terhadap informasi di media massa. Konsisten dengan teori-teori yang menekankan khalayak sebagai penentu media, model ini memperluhatkan bahwa individu bergantung pada media untuk pemenuhan kebutuhan atau untuk mencapai tuuannya, tapi mereka tidak Universitas Sumatera Utara bergantung pada banyak media dengan porsi yang sama besar. Besarnya ketergantungan seseorang terhadap media ditentukan dari dua hal:  Pertama, individu akan condong menggunakan media yang menyediakan kebutuhannya lebih banyak dibandingkan dengan media lain yang hanya sedikit.  Kedua, persentase ketergantungan juga ditentukan oleh stabilitas sosial saat itu. Teori ini memperkenalkan model yang menunjukan hubungan integral tak terpisahkan antara khalayak, media dan sistem sosial yang besar serta hubungannya dengan efek.. Hubungan ini dapat digambarkan sebagai berikut: Media Sistem Sosial Khalayak Efek Kognitif Afektif Behavioral Gambar 3 Hubungan Khalayak, Media dan Sistem sosial Universitas Sumatera Utara Hubungan ketiga unit ini mempengaruhi tinggi rendahnya ketergantungan khalayak terhadap media. Dalam masyarakat, elemen yang berpengaruh terhadap tingkat ketergantungan informasi adalah jumlah gangguan, konflik, dan perubahan. Bila ada banyak perubahan dalam masyarakat, maka ada juga banyak ketidakpastian dalam publik. Pada saat itu, ketergantungan khalayak terhadap media sangat tinggi. Jadi kondisi sosial yang terjadi dalam masyarakat dapat mempengaruhi tingkat kebutuhan informasi terhadap media. Media dapat berkembang dan dapat merespon kebutuhan khalayak serta kondisi sosial yang terjadi dalam masyarakat. Dalam masyarakat perkotaan media dapat melayani sejumlah fungsi, termasuk memberikan informasi, hiburan, dan lain sebagainya. Semakin banyak media melayani fungsi-fungsi dalam masyarakat, maka semakin tinggi tingkat ketergantungan terhadap media tersebut. Pada akhirnya kubutuhan informasi khalayak yang bervariasi menentukan media mana yang dipilihnya untuk memenuhi kubutuhannya akan informasi. Ada khalayak yang memiliki kepentingan besar di bidang olahraga maka dia alan memilih media yang menyediakan banyak informasi mengenai olahraga. Dalam teori dependensi efek komunikasi massa yang dikembangkan oleh Sandra Ball-Rokeach dan Melvin Defleur Sendjaja, 2002: 26 memfokuskan perhatiannya pada kondisi struktural suatu masyarakat yang mengatur kecendrungan terjadinya suatu efek media massa. Di sini media massa dianggap sebagai sistem informasi yang memiliki peran penting dalam pemeliharaan, perubahan, dan konflik pada tataran masyarakat, kelompok atau individu dalam aktivitas sosial. Pemikiran dalam teori ini adalah bahwa di dakam masyarakat Universitas Sumatera Utara modern, khalayak menjadi tergantung pada media massa sebagai sumber informasi bagi pengetahuan, dan orientasi kepada apa yang terjadi dalam masyarakat. Dalam teori ini menjelaskan bahwa tingkat ketergantungan ini dipengaruhi oleh jumlah kondisi struktural dan apa yang dilakukan oleh media massa sebagai pelayanan berbagai fungsi informasi. Ada tiga komponen yang saling berhubungan dalam teori ini, yaitu khalayak, sistem media dan sistem sosial. Menurut Sendjaja 2002: 27, dari hubungan ketiga komponen tersebut kita dapat melihat efek tersebut dalam rumusan: 1. Efek kognitif, berhubungan dengan pikiran atau penalaran, sehingga khalayak yang semula tidak tahu, yang tadinya tidak mengerti, yang tadinya bingung menjadi merasa jelas. 2. Efek afektif, berkaitan dengan perasaan. Akibat dari membaca tabloid atau majalah, mendengar radio, menonton televisi, timbul perasaan tertentu pada khalayak. 3. Efek behafiorial, bersangkutan dengan niat, upaya, tekad, usaha yang cenderung menjadi suatu kegiatan atau tindakan. Efek behavioral tidak langsung timbul sebagai akibat terpaan media massa, melainkan didahului oleh efek kognitif dan afektif. Bila dikaitkan dengan judul penelitian, maka yang dialami oleh komunikan hanya sampai pada efek kognitif saja. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Deskripsi Lokasi Penelitian 3.1.1. Sejarah dan Perkembangan FISIP USU Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik FISIP didirikan atas prakarsa beberapa dosen dalam bidang ilmu sosial, administrasi dan manajemen yang berada di Fakultas Ekonomi dan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara pada tahun 1979. Proposal pendiriannya disusun oleh Drs. M Adham Nasution, Asma Afan, MPA, Dr. Dr. A.P Parlindungan, SH, yang pada saat itu menjabat sebagai Rektor USU, kemudian memperjuangkan proposal tersebut sehingga didirikan FISIP sebagai fakultas kesembilan di lingkungan USU. Pada tahun 1980, mulanya FISIP USU merupakan jurusan ilmu pengetahuan masyarakat di Fakultas Hukum USU dengan ketua jurusan Dr. M. Adhan Nasution yang diangkat berdasarkan surat keputusan Rektor USU No. 1181PT05C.80 tertanggal 1 Juli 1980. Jurusan ini pertama kali menerima mahasiswa pada tahun ajaran 19801981 melalui ujian SIPENMARU dengan jumlah mahasiswa sebanyak 75 orang. Kuliah perdana dimulai 18 Agustus 1980 di gedung perkuliahan Fakultas Kedokteran Gigi USU pembukaannya diresmikan oleh Rektor USU Dr. A. Parlindungan, SH. Perkuliahan selanjutnya dilaksanakan sore hari di gedung tersebut. Walaupun jurusan ilmu pengetahuan masyarakat adalah salah satu jurusan di FH USU, namun kegiatan perkuliahan dan administrasi jurusan tidak Universitas Sumatera Utara