Kawasan Kognitif Teori Taksonomi Bloom

Psikomotor Afektif Kognitif Sumber: Adaptasi dari Budiantoro, 2009 : 3 Gambar 2 Tahapan Taksonomi Bloom

2.5.1 Kawasan Kognitif

Hasil belajar kognitif adalah perubahan perilaku yang terjadi dalam kawasan kognisi seorang siswa. Proses belajar yang melibatkan kognisi meliputi kegiatan sejak dari penerimaan stimulus eksternal oleh sensori, penyimpanan, dan pengolahan dalam otak menjadi informasi hingga pemanggilan kembali informasi atau mengingat ketika informasi tersebut diperlukan untuk menyelesaikan masalah. Oleh karena belajar melibatkan otak, maka perubahan perilaku akibatnya juga terjadi dalam otak berupa kemampuan tertentu oleh otak untuk menyelesaikan masalah Purwanto, 2005 : 159. Kawasan atau ranah kognitif meliputi tujuan pendidikan yang berkenaan dengan ingatan atau pengenalan terhadap pengetahuan dan pengembangan kemampuan intelektual dan kemampuan berpikir. Dalam kawasan kognitif ini, tujuan pendidikan dibagi menjadi enam jenjang, yaitu pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Keenam jenjang itu bersifat hierarkial, Universitas Sumatera Utara dimulai dari jenjang yang paling bawah yaitu pengetahuan sampai ke jenjang yang paling tinggi yaitu evaluasi. Artinya jenjang dibawah menjadi prasyarat untuk jenjang diatasnya. Jenjang yang dibawahnya itu harus dicapai lebih dahulu agar dapat mencapai jenjang yang diatasnya. Penerapan konsep jenjang taksonomi tujuan tersebuat dapat kita jumpai dalam proses pengembangan tes objektif untuk tujuan-tujuan instruksional yang berada dalam kawasan kognitif. Dalam proses tersebut perlu membuat kisi-kisi blue print tes. Salah satu model kisi-kisi yang biasa digunakan orang mengandung kolom pengetahuan C 1 , pemahaman C 2 , penerapan C 3 , analisis C 4 , sintesis C 5 , dan evaluasi C 6 . Berikut ini penjelasan setiap jenjang taksonomi tujuan pendidikan dalam kawasan kognitif, yakni:

1. Pengetahuan Knowledge

Pengetahuan meliputi perilaku-perilaku behaviours yang menekankan pada mengingat remembering. Mengingat terhadap hal-hal yang telah dipelajari sebelumnya. Mengingat akan hal-hal yang khusus dan umum, ingatan akan ide, fenomena atau peristiwa, istilah, fakta, tanggal, nama orang, metode, proses, pola, struktur, rumus, peraturan, defenisi, atau lokasi. Penekanan tujuan pengetahuan lebih banyak pada proses psikologis atau upaya untuk mengingat. Kemampuan ini merupakan kemampuan awal meliputi kemampuan mengetahui sekaligus menyampaikan ingatan bila diperlukan. Hasil dari pengetahuan merupakan tingkatan paling rendah dalam ranah kognitif. Universitas Sumatera Utara

2. Pemahaman Comprehension

Pemahaman didefenisikan sebagai kemampuan untuk memahami materibahan. Proses pemahaman terjadi karena adanya kemampuan menjabarkan suatu materibahan ke materibahan lain. Seseorang yang mampu memahami sesuatu antara lain dapat menjelaskan narasi pernyataan kosa kata ke dalam angka, dapat menafsirkan sesuatu melalui pernyataan dengan kalimat sendiri atau dengan rangkuman. Pemahaman dapat juga ditunjukkan dengan kemampuan memperkirakan kecenderungan, kemampuan meramalkan akibat-akibat dari berbagai penyebab suatu gejala. Hasil belajar dari pemahaman lebih maju dari ingatan sederhana, hafalan, atau pengetahuan tingkat rendah. Di antara taksonomi kawasan kognitif, jenjang pemahaman paling banyak digunakan, baik pada jenjang perguruan tinggi maupun jenjang pendidikan di bawahnya. Alasannya adalah karena jenjang pemahaman merupakan dasar yang sangat menentukan untuk mempelajari dan menguasai jenjang-jenjang taksonomi di atasnya seperti penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi atau bentuk yang lebih terintegrasi seperti pemecahan masalah Suparman, 2001 : 81.

3. Penerapan Aplication

Penerapan merupakan kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari dan dipahami ke dalam situasi konkret, nyata, atau baru. Kemampuan ini mencakup penggunaan pengetahuan, aturan, rumus, konsep, prinsip, hokum, dan teori ke dalam praktek memecahkan masalah atau melakukan suatu pekerjaan. Hasil belajar untuk kemampuan menerapkan ini, tingkatannya lebih tinggi dari pemahaman. Universitas Sumatera Utara

4. Analisis Analysis

Analisis merupakan kemampuan untuk menjabarkan atau menguraikan breakdown materi atau konsep ke dalam bagian-bagian atau komponen- komponen yang lebih terstruktur atau lebih rinci dan mudah dimengerti. Kemampuan menganalisis termasuk mengidentifikasi bagian-bagian, menganalisis kaitan antar bagian, serta mengenali atau mengemukakan organisasi dan hubungan antar bagian tersebut. Hasil belajar analisis merupakan tingkatan kognitif yang lebih tinggi dari kemampuan memahami dan menerapkan, karena untuk memiliki kemampuan menganalisis, seseorang harus mampu memahami isisubstansi sekaligus struktur organisasinya.

5. Sintesis Synthesis

Sintesis merupakan kemampuan untuk mengumpulkan bagian-bagian secara terintegrasi menjadi suatu bentuk yang utuh dan menyeluruh. Kemampuan ini meliputi memproduksi bentuk komunikasi yang unik dari segi tema dan cara mengomunikasikannya, mengajukan proposal penelitian, membuat model atau pola yang mencerminkan struktur yang utuh dan menyeluruh dari keterkaitan pengertian atau informasi abstrak. Hasil belajar sintesis menekankan pada perilaku kreatif dengan mengutamakan perumusan pola atau struktur yang baru dan unik.

6. Evaluasi Evaluation

Penilaian merupakan kemampuan untuk memperkirakan dan menguji nilai suatu materi pernyataan, novel, puisi, laporan penelitian untuk tujuan tertentu. Karena membuat penelitian, maka prosesnya menggunakan criteria atau standar Universitas Sumatera Utara untuk mengatakan sesuatu yang dinilai tersebut seberapa jelas, efektif, ekonomis, atau memuaskan. Penelitian didasari dengan criteria yang terdefenisikan. Kriteria terdefenisi ini mencakup criteria internal organisasi atau criteria eksternal terkait dengan tujuan yang telah ditentukan. Peserta didik dapat menetukan kriteria sendiri atau memperoleh criteria dari nara sumber. Hasil belajar penilaian merupakan tingkatan kognitif paling tinggi sebab berisi unsure-unsur dari semua kategori, termasuk kesadaran untuk melakukan pengujian yang sarat nilai dan kejelasan kriteria.

2.6. Teori Ketergantungan Dependency Theory