Perumusan Masalah Pembatasan Masalah Kerangka Konsep

jadwal pertandingan, hasil-hasil pertandingan, profil atlet, dan informasi- informasi lainnya dari sepak bola saat ini. Mahasiswa sebagai salah satu sekmen terbesar pembaca bola, membuat peneliti tertarik untuk menjadikan mahasiswa FISIP USU sebagai responden dalam penelitian ini. Dari uraian diatas, peneliti merasa tertarik untuk meneliti sejauh mana hubungan antara motivasi konsumsi tabloid bola dangan peningkatan pengetahuan sepak bola di kalangan mahasiswa FISIP USU.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat dikemukakan perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut: “Sejauhmanakah hubungan antara motivasi konsumsi tabloid Bola dengan peningkatan pengetahuan sepak bola di kalangan mahasiswa FISIP USU?”

1.3. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari permasalahan yang terlalu luas sehingga dapat mengaburkan penelitian, maka penulis membatasi masalah yang akan diteliti. Adapun pembatasan masalah tersebut adalah: 1. Penelitian ini bersifat korelasional, yaitu bersifat mencari atau menjelaskan hubungan atau menguji hipotesis. 2. Penelitian ini menganalisis motivasi konsumsi dan peningkatan pengetahuan mahasiswa FISIP USU terhadap berita sepak bola pada tabloid Bola. 3. Objek penelitian adalah mahasiswa FISIP USU stambuk 2007-2008 Universitas Sumatera Utara 4. Penelitian dilakukan pada tabloid Bola edisi November sampai dengan Desember 2009 1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui apa saja motivasi konsumsi di kalangan mahasiswa FISIP USU terhadap tabloid Bola. 2. Untuk mengetahui apakah pengetahuan sepak bolanya terpenuhi 3. Untuk mengetahui sejauh mana hubungan antara motivasi konsumsi tabloid Bola dengan peningkatan pengetahuan sepak bola di kalangan mahasiswa FISIP USU.

1.4.2. Manfaat Penelitian

1. Secara teoritis, penelitian ini berguna untuk memperkaya khasanah penelitian tentang motivasi khalayak mengkonsumsi media massa. 2. Secara akademis penelitian ini dapat disumbangkan kepada FISIP USU khususnya departemen Ilmu Komunikasi dalam rangka memperkaya bahan penelitian dan sumber bacaan. 3. Secara praktis sebagai sumbangan pemikiran kepada pihak media massa. Universitas Sumatera Utara

1.5. Kerangka Teori

Dalam memecahkan suatu masalah penelitian, perlu adanya teori-teori yang akan dijadikan fokus untuk menyoroti permasalahan. Teori-teori yang digunakan menjadi pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah penelitian akan disoroti. Nawawi,1991:41. Kerlinger menyebutkan teori adalah himpunan konsep, definisi, dan proposi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi di antara variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut Rakhmat, 2004:6 Dalam penelitian ini, model yang digunakan adalah Dependency Theory dan teori yang dianggap relevan adalah Komunikasi dan Komunikasi massa, motif penggunaan media, berita, tabloid dan tabloid Bola. 1.5.1 Komunikasi dan Komunikasi Massa 1.5.1.1. Komunikasi Secara etimologis yaitu pengertian menurut asal katanya, istilah komunikasi berasal dari kata “communication”. Istilah ini bersumber dari perkataan “communis” yang berarti sama. Sama di sini maksudnya adalah sama makna Effendy, 1999:9. Jika tidak terjadi kesamaan makna antara pihak yang menyampaikan pesan komunikator dengan penerima pesan komunikan, maka komunikasi tidak terjadi secara efektif. Jadi komunikasi terjadi apabila terdapat kesamaan makna mengenai suatu pesan yang disampaikan oleh pihak-pihak yang terlibat dalam proses komunikasi, yaitu komunikator dengan komunikan. Universitas Sumatera Utara Selain pengertian komunikasi diatas, Berelson dan Steiner 1964 mengemukakan bahwa komunikasi adalah penyampaian informasi, ide, emosi, ketrampilan, dan seterusnya, melalui penggunaan simbol, kat, gambar, angka, grafik dan lain-lain Fisher, 1990:10 Sedangkan Harold Lasswell dalam karyanya “The Structure and function of Communication in society” mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi adalah sebagai berikut : “Who Says What in Which Channel to Whom with What Effect?”. Pertanyaan ini menunjukkan bahwa komunikasi terdiri atas 5 unsur yaitu : a. Komunikator Source, Sender, Communicator b. Pesan Message c. Saluran Channel d. Komunikan Receiver, Communicant e. Efek Effect Jadi, berdasarkan paradigma Laswell tersebut, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu Effendy, 1999:10 Dari beberapa pengertian komunikasi diatas, pada hakikatnya komunikasi adalah proses pernyataan antar manusia. Dalam bahasa komunikasi pernyataan dinamakan pesan message, orang yang menyampaikan pesan disebut komunikator communicator, sedangkan orang yang menerima pernyataan diberi nama komunikan communicate. Universitas Sumatera Utara

1.5.1.2. Komunikasi Massa

Komunikasi massa merupakan suatu tipe komunikasi manusia human communiaction yang lahir bersamaan dengan mulai digunakannya alat-alat mekanik, yang mampu melipatgandakan pesan-pesan komunikasi. Sebagian atau sejumlah besar alat-alat mekanik itu dikenal sebagai alat- alat komunikasi massa atau lebih populer dengan media massa, yang meliputi semua alat-alat saluran, ketika narasumber komunikator mampu mencapai jumlah penerima komunikan, audience yang luas serta serentak dengan kecepatan yang relatif tinggi. Komunikasi massa diadopsi dari istilah bahasa inggris, mass communication, kependekan dari mass media communication komuniaksi media massa. Artinya, komunikasi yang menggunakan media massa atau komuniaksi yang mass mediated. Berlo 1960 mengemukakan bahwa massa diartikan sebagai “meliputi semua orang yang menjadi sasaran alat-alat komunikasi massa atau orang-orang pada ujung lain dari saluran” Wiryanto, 2000:2 Pool 1973 mendefinisikan komunikasi massa sebagai komunikasi yang berlangsung dalam situasi interposed ketika antara sumber dan penerima tidak terjadi kontak secara langsung, pesan-pesan komunikasi mengalir kepada penerima melalui saluran-saluran media massa, seperti surat kabar, majalah, radio, film tau televisi Wiryanto, 2003:3 Pengertian komunikasi massa terutama dipengaruhi oleh kemampuan media massa untuk membuat produksi massal dan untuk menjangkau khalayak dalam jumlah besar McQuail, 1994:31. Selain itu, komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, Universitas Sumatera Utara heterogen, dan anonim melalui media cetak atau elektronik sebagai pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat Rakhmat, 1993:189.

1.5.2. Motif Penggunaan Media

Motif manusia merupakan dorongan, keinginan, hasrat dan tenaga penggerak lainnya yang berasal dari dalam dirinya, untuk melakukan sesuatu. Motif – motif itu memberikan tujuan dan arah kepada tingkah laku kita Gerungan, 1986 : 141. Menurut teori behaviorisme “ low of effects “ prilaku yang tidak mendatangkan kesenangan tidak akan diulangi, artinya kita tidak akan menggunakan media massa bila media massa tersebut tidak memberikan pemuasan pada kebutuhan kita. Jadi jelaslah kita menggunakan media massa karena didorong oleh motif – motif tertentu Rakhmat, 2001 : 207. Sehubungan dengan kebutuhan manusia, Katz, Guveritch dan Haas merumuskan tipologi kebutuhan yang berhubungan dengan media, yang meliputi Liliweri, 1991 : 137 – 138: 1. Kebutuhan Kognitif 2. Kebutuhan Afektif 3. Kebutuhan Integratif Personal 4. Kebutuhan Integratif Sosial 5. Kebutuhan akan Pelarian Dalam penelitian ini kebutuhan yang dimaksudkan adalah kebutuhan kognitif, karena kubutuhan ini berkaitan dengan usaha-usaha untuk menambah informasi dan meningkatkan pengetahuan khususnya di bidang sepak bola. Hal ini Universitas Sumatera Utara berkaitan dengan keadaan mahasiswa yang dianggap paling aktif dan tertarik untuk mengikuti perkembangan sepak bola.

1.5.3 Pengetahuan

Pengetahuan dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dipahami, dimengerti, dan diketahui berkenaan dengan suatu hal. Menurut Albert Bandura, media massa dianggap sebagai agen sosialisasi pengetahuan dan kebudayaan yang utama disamping keluarga, guru di sekolah, dan sahabat karib. Berdasarkan wacana tersebut di atas, maka dapat dikatakan bahwa media massa, dalam hal ini tabloid mempunyai pengaruh yang besar untuk meningkatkan pengetahuan pembacanya. Pengetahuan akan sepak bola dalam penelitian ini dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dipahami, dimengerti, dan diketahui oleh komunikan, dalam hal ini mahasiswa FISIP USU, mengenai berbagai hal tentang sepak bola. Ada beberapa komponen yang dijadikan acuan untuk melihat sejauh mana pengetahuan mahasiswa bertambah dalam bidang sepak bola, yaitu:  Preview dan rewiew pertandingan sepak bola  Jadwal pertandingan sepak bola  Hasil-hasil pertandingan sepak bola  Profil atlet 1.5.4 Tabloid dan Tabloid BOLA 1.5.4.1. Tabloid Tabloid adalah kumpulan berita-olahan atau berita investigatif, artikel, berita atau iklan yang terbit berkala biasanya tiap minggu, dan dicetak dalam kertas yang ukurannya lebih kecil daripada plano broadsheet. Penerbitan tabloid Universitas Sumatera Utara di Barat tempat asal lahirnya dilandasi semangat sensasional disebut juga jurnalisme got, karena pemberitaannya yang sensasional, transparan, mengerahkan narasumber, dan menggemparkan khalayak pembaca. Wahyu Wibowo, 2006:24 Tabloid awalnya diterbitkan sebagai bagian dari penerbitan surat kabar non reguler, yaitu surat kabar yang tidak terbit setiap hari sebagaimana surat kabar pada umumnya. Tabloid dijadikan wadah untuk memuat berita-berita yang dianggap kurang penting, seperti berita olahraga, selebritas, kesehatan, dan lain sebagainya.

1.5.4.2. Tabloid Bola

Tabloid Bola adalah tabloid olahraga Indonesia yang terbit dua kali dalam seminggu, pada hari Selasa dan Jumat. Tabloid ini merupakan tabloid olahraga yang populer dan bisa dibilang merupakan pelopor dalam penerbitan media massa bertema olahraga di Indonesia. Bola awalnya terbit sebagai sisipan harian Kompas pada 3 Maret 1984 namun empat tahun kemudian mulai diterbitkan terpisah. Hingga tahun 1997, Bola hanya diterbitkan sekali seminggu, yaitu pada hari Jumat. Tabloid Bola mempunyai fokus pada berita-berita sepak bola dan sering mengirimkan wartawannya untuk meliput ajang-ajang olahraga di luar negeri, termasuk Piala Dunia FIFA. Masthead tabloid Bola dan rancangan halaman depannya telah banyak dikopi tabloid-tabloid olahraga sejenis di Indonesia . Selain tabloid Bola, tabloid Bola kini juga diterbitkan dalam format majalah: Bola Vaganza, yang membahas Universitas Sumatera Utara tentang sepak bola namun lebih terfokus pada artikel-artikel non-berita, dan Bola Sports, yang mempunyai fokus pada cabang olahraga lainnya.

1.5.5. Teori Taksonomi Bloom

Kata Taksonomi diambil dari bahasa Yunani, yakni “tassein” berarti untuk mengklasifikasikan dan “nomos” yang berarti aturan. Taksonomi dapat diartikan sebagai klasifikasi berhirarki dari sesuatu atau prinsip yang mendasari klasifikasi. Hampir semua – benda bergerak, benda diam, tempat, dan kejadian – dapat diklasifikasikan menurut beberapa skema taksonomi. http:id.wikipedia.orgwikiTaksonomi . Konsep Taksonomi Bloom dikembangkan pada tahun 1956 oleh Benjamin

S. Bloom, seorang psikolog bidang pendidikan. Taksonomi Bloom merujuk pada

taksonomi yang dibuat untuk tujuan pendidikan. Bloom membagi tujuan pendidikan menjadi tiga kawasan menurut jenis kemampuan yang tercantum di dalamnya yaitu kawasan kognitif, kawasan afektif, dan kawasan psikomotor. Menurut Taksonomi Bloom, tahapan seseorang hingga ia memiliki skill terhadap pengetahuan tertentu dimulai dari tahapan kognitif, di mana pada tahapan ini seseorang berproses untuk memiliki keyakinan bahwa dirinya mampu mengaplikasikan ilmu yang diperolehnya. Lalu, akan naik ke tahap afektif, yaitu seseorang akan tertarik untuk melakukan adopsi-inovasi. Terakhir, seseorang sampai pada tahap psikomotor, di mana ia benar-benar mempraktikkan pengetahuan yang baru itu, sehingga ia memiliki skill yang baik. Inilah tahapan- tahapan yang akan dilalui seseorang dari tahapan unskill sampai ke tahapan skill terhadap suatu pengetahuan tertentu yang dikemukakan oleh Bloom. Universitas Sumatera Utara

1.5.6. Teori Ketergantungan Dependency Theory

Teori ketergantungan Dependency Theory adalah teori tentang komunikasi massa yang menyatakan bahwa semakin seseorang tergantung pada suatu media untuk memenuhi kebutuhannya, maka media tersebut menjadi semakin penting untuk orang itu Saverin and Tankard, 1992: 264. Teori ini diperkenalkan oleh Sandra Ball-Rokeach dan Melvin Defleur. Mereka memperkenalkan model yang menunjukan hubungan integral tak terpisahkan antara pemirsa, media dan sistem sosial yang besar. Sejalan dengan apa yang dikatakan oleh teori uses and gratification, teori ini memprediksikan bahwa khalayak tergantung kepada informasi yang berasal dari media massa dalam rangka memenuhi kebutuhan khalayak bersangkutan serta mencapai tujuan tertentu dari proses konsumsi media massa. Namun perlu digarisbawahi bahwa khalayak tidak memiliki ketergantungan yang sama terhadap semua media. Besarnya ketergantungan seseorang pada media ditentukan dari dua hal:  Pertama, individu akan condong menggunakan media yang menyediakan kebutuhannya lebih banyak dibandingkan dengan media lain yang hanya sedikit.  Kedua, persentase ketergantungan juga ditentukan oleh stabilitas sosial saat itu. Dalam teori dependensi efek komunikasi massa yang dikembangkan oleh Sandra Ball-Rokeach dan Melvin Defleur Sendjaja, 2002: 26 memfokuskan perhatiannya pada kondisi struktural suatu masyarakat yang mengatur kecendrungan terjadinya suatu efek media massa. Di sini media massa dianggap sebagai sistem informasi yang memiliki peran penting dalam pemeliharaan, perubahan, dan konflik pada tataran masyarakat, kelompok atau individu dalam Universitas Sumatera Utara aktivitas sosial. Pemikiran dalam teori ini adalah bahwa di dakam masyarakat modern, audience menjadi tergantung pada media massa sebagai sumber informasi bagi pengetahuan, dan orientasi kepada apa yang terjadi dalam masyarakat. Dalam teori ini menjelaskan bahwa tingkat ketergantungan ini dipengaruhi oleh jumlah kondisi struktural dan apa yang dilakukan oleh media massa sebagai pelayanan berbagai fungsi informasi. Ada tiga komponen yang saling berhubungan dalam teori ini, yaitu audience, sistem media dan sistem sosial. Menurut Sendjaja 2002: 27, dari hubungan ketiga komponen tersebut kita dapat melihat efek tersebut dalam rumusan: 1. Efek kognitif, berhubungan dengan pikiran atau penalaran, sehingga khalayak yang semula tidak tahu, yang tadinya tidak mengerti, yang tadinya bingung menjadi merasa jelas. 2. Efek afektif, berkaitan dengan perasaan. Akibat dari membaca tabloid atau majalah, mendengar radio, menonton televisi, timbul perasaan tertentu pada khalayak. 3. Efek behafiorial, bersangkutan dengan niat, upaya, tekad, usaha yang cenderung menjadi suatu kegiatan atau tindakan. Efek behavioral tidak langsung timbul sebagai akibat terpaan media massa, melainkan didahului oleh efek kognitif dan afektif.

1.6. Kerangka Konsep

Kerangka sebagai hasil pemikiran yang rasional merupakan uraian yang bersifat kritis dan memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang dicapai dan dapat mengantarkan penelitian pada rumusan hipotesis Nawawi, 1995 : 40. Universitas Sumatera Utara Konsep adalah penggambaran secara tepat fenomena yang hendak diteliti yakni istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau individu, yang menjadi pusat perhatian ilmu pengetahuan sosial Singarimbun, 1995 : 57. Jadi, kerangka konsep adalah hasil pemikiran yang rasional dalam menguraikan rumusan hipotesis, yang merupakan jawaban sementara dari masalah yang diujikebenarannya. Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, maka harus dioperasionalkan dengan mengubahnya menjadi variabel. Variabel-variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Bebas X Variabel bebas adalah sejumlah gejala, faktor atau unsur yang menentukan atau mempengaruhi munculnya gejala, faktor atau unsur yang lain Nawawi, 1991:56. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah motivasi konsumsi tabloid Bola, yang terdiri dari komponen-komponen seperti: motif membca tabloid Bola Intensitas membaca tabloid Bola, dan frekwensi membaca tabloid Bola. 2. Variabel terikat Y Variabel terikat adalah sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang ada atau muncul dipengaruhi atau ditentukan oleh adanya variable bebas Nawawi, 1991: 57. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan sepak bola di kalangan mahasiswa FISIP USU, yang meliputi: preview dan Universitas Sumatera Utara review pertandingan sepak bola, jadwal pertandingan sepak bola, hasil- hasil pertandingan sepak bola, profil pemain sepak bola.

1.7. Model Teoritis