Analisi Data .1 Hasil Uji Akar Unit Unit Root Test
lviii
selalu mengikuti perjalanan sebuah perekonomian Negara yang berkembang dan dinamis. Inflasi bisa muncul jika suatu permintaan lebih tinggi dibandingkan
penawaran dan juga karena faktor lainnya. Naik turunnya angka ini menggambarkan seberapa besar kemampuan daya beli masyarakat terhadap
barang barang dipasaran.
4.2 Analisi Data 4.2.1 Hasil Uji Akar Unit Unit Root Test
Uji stasioneritas ini digunakan untuk mengetahui apakah data PDB pertumbuhan ekonomi, Ekspor, investasi, Pengeluaran Pemerintah dan inflasi di
Indonesia stasioner atau tidak. Pengujian yang dikembangan oleh Dickey Fuller ini dilakukan untuk menghindari model yang lancung tidak efisien.
Uji akar unit ini menggunakan Augmented Dickey Fuller ADF statistik untuk kurun waktu 1970-2008, berikut ini hasil dari uji ADF pada tabel 4.5
dibawah ini :
Tabel 4.5 Hasil Uji Derajat Integrasi dari ADF
Uji Akar Unit Variabel
ADF Critical Value
Derajat Integrasi
Y -6.657933
-3.632900 I 2
X1 -6.825698
-3.639407 I 2
X2 -9.923118
-3.639407 I 2
X3 -7.194648
-3.646342 I 2
Universitas Sumatera Utara
lix
Catatan : = Signifikan pada α = 10
= Signifikan pada α = 5 = Signifikan pada α = 1
Dari tabel 4.6 diatas, dapat dilihat bahwa hasil uji akar unit untuk variable Y pertumbuhan ekonomi, X1 ekspor, X2 pengeluaran pemerintah, dan X3
inflasi stasioner pada derajat integrasi 2 atau pada I 2. Artinya, semua variabel yang digunakan dalam penelitian ini stasioner pada data 2nd Difference dengan
tingkat signifikasi pada α = 1.
Hal ini dapat dilihat berdasarkan angka ADF statistic yang diperoleh pada data Y sebesar -6.657933, sedangkan nilai kritis untuk tingkat signifikasi 1
sebesar -3.632900, signifikan 5 sebesar -2.948404, dan signifikan 10 sebesar - 2.612874. Hasil ini menunjukkan nilai ADF statistic lebih besar dari nilai
kritisnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data telah stasioner. Untuk variabel X1, nilai ADF statistic X1 sebesar -6.825698, sedangkan
nilai kritis untuk tingkat signifikan 1 sebesar -3.639407, signifikan 5 sebesar - 2.951125, dan -2.614300 untuk tingkat signifikan 10. Hasil ini menunjukkan
bahwa nilai ADF statistic X1 lebih besar dari nilai kritisnya. Sehingga dapat dikatakan bahwa data tersebut telah stasioner.
Variable X2, nilai ADF statistic X2 sebesar -9.923118, sedangkan nilai kritis untuk tingkat signifikan 1 sebesar -3.639407, signifikan 5 sebesar -
2.951125, dan -2.614300 untuk tingkat signifikan 10. Hasil ini menunjukkan
Universitas Sumatera Utara
lx
bahwa nilai ADF statistic X2 lebih besar dari nilai kritisnya. Sehingga dapat dikatakan bahwa data tersebut telah stasioner.
Untuk variable X3 angka ADF statistic yang diperoleh pada data X3 sebesar -7.194648, sedangkan nilai kritis untuk tingkat signifikasi 1 sebesar -
3.646342, signifikan 5 sebesar -2.954021, dan signifikan 10 sebesar - 2.615817. Hasil ini menunjukkan nilai ADF statistic lebih besar dari nilai
kritisnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data telah stasioner.
Tabel 4.6 Hasil Uji Derajat Integrasi dari Phillips-Perron
Uji Akar Unit Variabel
Phillips-Perron Critical
Value Derajat
Integrasi Y
-6.657933 -3.632900
I 2 X1
-6.825698 -3.639407
I 2 X2
-9.923118 -3.639407
I 2 X3
-7.194648 -3.646342
I 2
Catatan : = Signifikan pada α = 10
= Signifikan pada α = 5 = Signifikan pada α = 1
Universitas Sumatera Utara
lxi
Dari tabel 4.7 diatas, dapat dilihat bahwa hasil uji akar unit untuk variable Y pertumbuhan ekonomi, X1 ekspor, X2 pengeluaran pemerintah, dan X3
inflasi stasioner pada derajat integrasi 2 atau pada I 2. Artinya, semua variabel yang digunakan dalam penelitian ini stasioner pada data 2nd Difference dengan
tingkat signifikasi pada α = 1.