Penggunaan Prefiks Dan Sufiks Pada Kanji Bahasa Jepang

(1)

NIHONGGO NO KANJI NI OKERU SETTOJI TO SETSUBIJI

NO SHIYOU

KERTAS KARYA Dikerjakan

O L E H

NIM: 092203032

MELDA FRISKA ARITONANG

PROGRAM STUDI BAHASA JEPANG DIII FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

DAITOU AJIA SENTOU NO TOKI NO NIHONG DE

MANANDA INDONESIA GAKUSEI NO JYOUTAI

KERTAS KARYA

Kertas Karya ini diajukan kepada Panitia Ujian Program Pendidikan Non- Gelar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan,

untuk melengkapi salah satu syarat ujian Diploma III dalam bidang Studi Bahasa Jepang.

Dikerjakan

OLEH :

092203032

MELDA FRISKA ARITONANG

Pembimbing, Pembaca,

Drs. Nandi, S

Nip. 196008221988031002 Nip. 196208022004011001 Zulnaidi, Ss, M.Hum

PROGRAM STUDI BAHASA JEPANG DIII FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(3)

PENGESAHAN

Diterima Oleh

Panitia Ujian Program Pendidikan Non- Gelar Sastra Budaya Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan,

Untuk melengkapi salah satu syarat ujian Diploma III dalam bidang studi Bahasa Jepang.

Pada : Tanggal : Hari :

Program Diploma Sastra Budaya Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara

Dekan,

Nip. 195110131976031001 Dr. Syahron Lubis, M.A.

Panitia Ujian:

No. Nama Tanda Tangan

1. Zulnaidi, S.S., M.Hum ( )

2.Drs. Nandi, S ( )

3. Zulnaidi, Ss, M.Hum ( )


(4)

Disetujui oleh:

Program Diploma Sastra dan Budaya Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara Medan

Program studi D III Bahasa Jepang Ketua Program Studi

Nip. 196708072004011001 Zulnaidi, SS, M. Hum


(5)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan berkat dan kasih karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan kertas karya ini guna untuk melengkapi syarat untuk mencapai gelar Ahli Madya pada Universitas Sumatera Utara. Adapun judul kertas karya ini adalah “Penggunaan Prefiks Dan Sufiks Pada Kanji Bahasa Jepang ”. Penulis menyadari bahwa kertas karya ini jauh dari sempurna, baik dari pengkajian kalimat, penguraian materi, dan pembahasan masalah. Tetapi berkat dan bimbingan berbagai pihak penulis dapat menyelesaikan kertas karya ini.

Dengan segala kerendahan hati pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu terutama kepada:

1. Bapak Dr.Syahron Lubis,M.A. selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Zulnaidi,S.S.,M.Hum. selaku Ketua Program Studi Diploma III Bahasa Jepang, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs.Nandi,S.S. selaku dosen pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu dan fikirannya untuk membimbing dan memberikan petunjuk kepada penulis dalam menyelesaikan kertas karya ini.

4. Bapak Zulnaidi,S.S.,M.Hum. selaku dosen pembaca yang telah bersedia meluangkan waktu dan memberikan petunjuk kepada penulis dalam menyelesaikan kertas karya ini.


(6)

5. Terkhusus kepada kedua orang tua saya tercinta bapak H. Aritonang dan ibu T. Tarigan (Alm)/F. Simangunsong yang telah bersusah payah membesarkan dan mendidik saya sampai saat ini, makasih papa dan mama melda sayang kalian, juga kepada abang-abang melda bang David, bang Dedi, dan bang Jefry, makasih atas dukungannya yah bang, dan kaka melda tercinta kak Natalia walaupun cerewet tapi makasih yah kak atas cerewetnya, karena melda tau itu semua untuk membangun agar bisa menjadi orang yang sukses.

6. Teman-teman D3 bahasa Jepang stambuk 09 yang selalu menemani penulis selama masa perkuliahan dan memberikan keceriaan di hari-hari penulis, terkhusus buat Melfa, Evelyn, Aisyah, Hartono, Wira, Arwin makasih yah tomodachi sudah menemani melda dalam menyusun ronbun ini.

Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan dalam pembuatan kertas karya ini, untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis menerima kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan kertas karya ini.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan atas semua bantuan yang elah diberikan kepada penulis. Akhirnya penulis berharap semoga kertas karya ini dapat menambah dan memperluas pengetahuan kita semua, terima kasih.

Medan, Juli Melda Friska Aritonang


(7)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Alasan Pemilihan Judul ... 1

1.2 Tujuan Penulisan ... 2

1.3 Pembatasan Masalah ... 2

1.4 Metode Penulisan ... 3

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PREFIKS, SUFIKS DAN KANJI 2.1 Pengertian Prefiks ... 4

2.2 Macam-macam Prefiks ... 4

2.3 Pengertian Sufiks ... 6

2.4 Pengertian Kanji ... 7

BAB III PENGGUNAAN PREFIKS DAN SUFIKS PADA KANJI BAHASA JEPANG 3.1 Prefiks ... 9


(8)

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan ... 22 4.2 Saran ... 23


(9)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Alasan Pemilihan Judul

Menurut William A. Haviland. Prefiks adalah sebuah kata dasar yang ditambahkan sebuah awalan sehingga menjadi kata yang mengandung arti lebih jelas dipahami oleh pembaca dan pendengar, sedangkan sufiks yaitu sebuah kata dasar yang diakhirnya ditambahkan kata bantu sehingga maknanya menjadi lebih jelas. Prefiks dan sufiks merupakan hal yang penting dalam komunikasi sehari-hari untuk memperjelas perkataan atau ungkapan pembicara, yang ditangkap baik oleh pendengar. Prefiks dan sufiks yang termasuk dalam kategori sistem bahasa sangat luas dalam bidang ungkapan atau pemakaiannya. Bahasa yang baik berkembang berdasarkan suatu sistem, yaitu seperangkat aturan yang dipatuhi oleh pemakainya. Bahasa juga berfungsi sebagai sarana komunikasi serta sebagai sarana integrasi dan adaptasi, bahasa salah satu unsur terpenting dalam kehidupan manusia. Jika kita ingin bersosialisasi dengan baik dengan bangsa lain, kita harus menguasai bahasa mereka.

Saat ini penggunaan prefiks dan sufiks dalam kanji bahasa Jepang sangat diperlukan di Indonesia karena banyaknya investor Jepang yang menanamkan modalnya di Indonesia. Selain itu, sudah lama terjalin hubungan kerjasama yang erat di berbagai bidang antara bangsa Jepang dengan bangsa Indonesia, baik dalam bidang industri ekonomi maupun pendidikan dan lain-lain.


(10)

Namun untuk dapat berkomunikasi dalam bahasa Jepang yang baik, kita harus memahami struktur dalam kalimat bahasa Jepang dalam bentuk apapun. Adanya kekurangan pemahaman akan Gramatika bahasa Jepang, dapat menimbulkan kesulitan dalam menggunakan pola kalimat bahasa Jepang yang baik dan benar, dapat menimbulkan kerancuan makna, juga dapat berkesan tidak baik bagi pihak yang menerima informasi.

Dengan penjelasan di atas, maka penulis tertarik untuk menulis kertas karya dengan judul “Penggunaan Prefiks dan Sufiks Pada Kanji Bahasa Jepang”

untuk kertas karya.

1.2 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan dari Kertas Karya ini adalah :

1. Untuk mengetahui cara penggunaan prefiks dan sufiks dalam kanji bahasa Jepang.

2. Untuk mengetahui arti dan makna prefiks dan sufiks dalam kanji bahasa Jepang.

3. Untuk menambah pengetahuan penulis dan pembaca tentang penggunaan prefiks dan sufiks dalam kanji bahasa Jepang.

1.3 Pembatasan Masalah

Pada kertas karya ini penulis hanya memfokuskan pembahasan penggunaan prefiks dan sufiks dalam struktur kanji bahasa Jepang saja, yakni tata cara pemakaiannya dan arti makna tersebut, apabila digabungkan pada kanji


(11)

bahasa Jepang. Penulis tidak membahas hal lain, yang tidak berkaitan dengan judul kertas karya.

1.4Metode Penulisan

Metode yang digunakan dalam penulisan kertas karya ini adalah metode kepustakaan. Metode kepustakaan adalah teknik pengumpulan bahan atau data dengan membaca buku-buku yang terkait dengan judul kertas karya. Kemudian data-data tersebut dikumpulkan, dianalisis, dan dituliskan dalam masing-masing bab.


(12)

BAB II

GAMBARAN UMUM TENTANGPREFIKS, SUFIKS DAN KANJI 2.1 PengertianPrefiks

Menurut William A. Haviland. Prefiks adalah sebuah kata dasar yang ditambahkan sebuah awalan sehingga menjadi kata yang mengandung arti lebih jelas dipahami oleh pembaca dan pendengar. Adapun contoh prefiks yaitu:

1. Berlari : be– adalah prefiks yang memiliki arti “melakukan” 2. Seekor : se– adalah prefiks yang memiliki arti “satu”

3. Mahakuasa : maha– adalah prefiks yang memiliki arti “paling”

2.2 Macam-macam Prefiks

1. Prefiks di–

Berfungsi membentuk kata kerja, dan menyatakan makna pasif. Contoh: diambil, diketik, ditulis, dijemput, dan dikelola

2. Prefiks me–

Berfungsi membentuk kata kerja atau verba. Prefiks ini mengandung arti struktural. Prefiks ini mengandung beberapa arti:

1. Melakukan tindakan seperti tersebut dalam kata dasar. Contoh: menari, melompat, mengarsip, menanam, menulis, mencatat

2. Membuat jadi atau menjadi. Contoh: menggulai, menyatai, menjelas, meninggi, menurun, menghijau, menua


(13)

3. Mengerjakan dengan alat. Contoh: mengetik, membajak, mengail, mengunci, mengetam

4. Berbuat seperti atau dalam keadaan sebagai. Contoh: membujang, menjanda, membabi buta.

5. Mencari atau mengumpulkan. Contoh: mendamar, merotan

3. Prefiks ber–

Berfungsi membentuk kata kerja (biasanya dari kata benda, kata sifat, dan kata kerja sendiri) Prefiks ini mengandung arti:

1. Mempunyai. Contoh: bernama, beristri, beruang, berjanggut 2. Memakai. Contoh: berbaju biru, berdasi, berbusana

3. Melakukan tindakan untuk diri sendiri (refleksif). Contoh: berhias, bercukur, bersolek

4. Berada dalam keadaan. Contoh: bersenang-senang, bermalas-malas, berpesta-ria, berleha-leha

5. Saling, atau “timbal balik” (resiprok). Contoh: bergelut, bertinju

4. Prefiks pe–

Berfungsi membentuk kata benda dan kata kerja, kata sifat, dan kata benda sendiri. Prefiks ini mendukung makna gramatikal. Pelaku tindakan seperti tersebut dalam kata dasar. Contoh: penguji, pemisah, pemirsa, penerjemah, penggubah, penatar, penyuruh, penambang.


(14)

Berfungsi membentuk kata kerja imperatif. Mengandung arti: membuat jadi (kausatif). Contoh: perbudak, perhamba, pertuan membuat lebih. Contoh: pertajam, perkecil, perbesar, perkuat.

6. Prefiks ke–

Berfungsi membentuk kata bilangan tingkat dan kata bilangan kumpulan, kata benda, dan kata kerja. Sebagai pembentuk kata benda, prefiks ke– bermakna gramatikal yang di…i, atau di…kan, seperti pada kata kekasih dan ketua

2.3 PengertianSufiks

Menurut William A. Haviland, sufiks yaitu sebuah kata dasar yang diakhirnya ditambahkan kata bantu sehingga maknanya menjadi lebih jelas. Contoh : Adanya, Andaikan, Tahunan.

Walaupun penggunaannya tidak terlalu banyak seperti penggunaan prefiks, namun sufiks sangat mudah untuk dipahami.

2.4 PengertianKanji

Kanji adalah Aksara dari Han, (Tionghoa) yang digunakan dalam bahasa Jepang. Huruf kanji 漢字 dibuat di China lebih dari 3000 tahun yang lalu. Mula-mula dari bentuk suatu benda kemudian dipresentasikan ke dalam bentuk tulisan sehingga bisa dibaca.

Kanji memiliki tiga bagian yang paling mendasar: bentuk, pengucapan dan arti. Setiap karakter kanji ada yang mempunyai bentuk yang sangat sederhana seperti pada karakter kanji ichi ( 一 ) yang terdiri atas satu goresan dan ada juga yang mempunyai bentuk yang sangat kompleks hingga memiliki dua


(15)

puluh sampai tiga puluh goresan seperti pada karakter kanji Kōnotori ( 鸛 ) yang terdiri atas dua puluh delapan goresan. Hampir setiap karakter kanji memiliki dua pengucapan, yaitu pengucapan China yang biasa disebut On Yomi (音読み) dan pengucapan Jepang yang biasa disebut kun yomi (訓読み), dan tiap-tiap bacaan memungkinkan memiliki banyak makna. Dalam pengucapan On untuk mengetahui maknanya sangatlah sulit, sedangkan pengucapan Kun untuk mengetahui maknanya sangatlah mudah.


(16)

BAB III

PENGGUNAAN “PREFIKS DAN SUFIKS” PADA KANJI BAHASA JEPANG

3.1Prefiks

1. Chou (Super-, Ultra-, Supra-, )

Kata yang dibentuk dengan –chou pada umumnya mengacu pada tingkat ekstrim atau contoh ekstrim dari apa yang disebutkan kata dasarnya (contoh 1, 2). Dalam kasus-kasus lainnya, namun demikian, kata yang dibentuk dengan –chou berarti “melampaui” apa yang disebutkan kata dasarnya.

1.Choudendou “superkonduksi” Dasar : Dendou “konduksi”

: ちょう–でんどう 注目 されるように なった : Chou–dendou ga chuumoku sareru you ni natta

: Superkonduksi telah menjadi pusat perhatian

2.Chouderakkusu (na) “supermewah” Dasar : Derakkusu (na) “mewah”

: ハワイイにちょう–でらっくす なほてる 立られた

: Hawaii ni chou–derakkusu na hoteru ga taterareta : Hotel-hotel supermewah telah dibangun di Hawaii

2. Dai(Besar)

Dampak semantik dengan menambahkan dai– pada kata dasar adalah mirip dengan dampak yang dimiliki Bahasa Indonesia dengan memodifikasi sebuah kata dengan “besar” atau “dengan besar”. Cakupan semantik dari dai– secara kasar “besar, serius, ekstrim, luar biasa, hebat, raya, dan maha”. Dengan


(17)

beberapa perkecualian, kata dasarnya merupakan sebuah kata benda atau kata sifat nominal, dan kata dengan dai– masuk dalam katagori yang sama. Cakupan pemakaian dai– bertumpang tindih dengan mei– (tak termasuk), namun mei– hanya ditambahkan pada kata dasar yang merupakan kata benda.

1.Dai–hantai “penentang keras” Dasar : Hantai “penentang”

: 母 結婚 大–はんたい だった : Haha wa musume no kekkon ni dai–hantai datta

: Ibu dengan keras menentang perkawinan anak perempuan

2.Dai–kouzui “banjir besar”

Dasar : Kouzui “banjir”

: せんきゅうやく-さんじゅうさん 年 の 大–こうずいで

多くさん がしんだい

: Senkyuuyaku-sanjuusan nen no dai–kouzui de takusan no hito ga shindai

: Banyak orang tewas dalam banjir besar tahun 1933

3. Fu (Tak, non-, )

Kata dasar yang dibentuk dengan fu– melibatkan penindakan terhadap apa yang disebutkan kata dasarnya. Kata dasarnya berupa kata benda ataupun kata benda yang menyerupai kata sifat, dan apabila kata dasarnya kata benda, kata berawalan fu– dapat berfungsi baik sebagai kata benda yang menyerupai kata sifat (contoh 1 dan 2).

1.Fu–antei(na) “tidak stabil”

Dasar : Antei “stabilitas”


(18)

: Gyogyou wa totemo fu–antei na shokugyou desu : Industri perikanan adalah bisnis yang sangat tidak stabil

2.Fu–eisei(na) “tidak terjaga kebersihannya” Dasar : Eisei “sanitasi, kebersihan”

: ふ–えいせい ので, その レストラン に

行きたくない

: Fu–eisei na node, sono resutoran ni wa ikitaku nai : Aku tak mau pergi ke restoran itu karena tidak bersih

4. Hi (non-, tak, bukan, anti, bebas)

Kata yang dibentuk dengan hi– melibatkan penindakan terhadap apa yang ditunjukkan kata dasarnya. Dalam kebanyakan kasus, kata dasarnya adalah kata benda, namun hi– dapat pula ditambahkan pada kata benda yang dapat berfungsi sebagai kata sifat berakhiran –teki. Apabila kata dasarnya adalah kata benda bebas, kata yang berawal hi– mungkin kata benda bebas atau tidak bebas.

1.Hi–bouryoku “anti kekerasan” (makna bebas) Dasar : Bouryoku “kekerasan”

: がんじ や きんぐ は ひ–ぼうりょく 主張 しった

: Ganji ya kingu wa hi– bouryoku o shuchou shitta : Gandi dan King menganjurkan anti kekerasan

2.Hi–bosou (no) “tak dipersenjatai” (makna tidak bebas) Dasar : Bosou “persenjataan”

: 国民 ひ–ぼそう 中立 のぞんだ : Kokumin wa hi–bosou chuuritsu o nozonda


(19)

5. Kaku (tiap, masing-masing)

Kata yang dibentuk dengan kaku– mengacu pada masing-masing dan tiap hal dari jenis yang disebutkan kata dasarnya.

1.Kaku–daijin “tiap menteri”

Dasar : Daijin “menteri kabinet” : 書–だいじん 演説 する : Kaku–daijin ga enzetsu o suru : Tiap menteri memberikan sambutan 2.Kaku–katei “tiap rumah tangga”

Dasar : Katei “rumah tangga”

: 今では 書–かてい から テレビ がある : Ima de wa kaku–katei ni kara terebi ga aru

: Sekarang ini ada televisi berwarna di tiap rumah tangga

6. Mi (Belum, tak ter-, )

Kata yang dibentuk dengan mi– berfungsi sebagai pembentuk kata benda apabila diikuti oleh no. Dalam kebanyakan kasus, kata dasarnya mengacu pada perbuatan, dan kata yang berawalan mi– mengacu pada atribut yang berarti belum dipengaruhi oleh perbuatan itu. Kata miseinen (no) (belum cukup umur) adalah sebuah perkecualian dalam hal memiliki kata dasar yang tidak mengacu pada perbuatan.

1.Mi–bunseki (no) “belum dianalisis” Dasar : Bunseki “analisis”

: はくっつ された 金属 は み–ぶんせき まま

なっている


(20)

: Logam yang telah digalih dari dalam tanah itu tetap belum teranalisis

2.Mi–kaiketsu (no) “belum terpecahkan”

Dasar : Kaiketsu “pemecahan, penyelesaian” : 基本 問題 すら み–かいけつ まま です : Kihon mondai sura mi–kaiketsu no mama desu

: Bahkan permasalahan yang mendasar pun tetap belum terpecahkan

7. Sai (Lagi-, kembali-, ulang-, )

Kata dasar yang dibentuk dengan sai– mengacu pada pengulangan suatu perbuatan atau kegiatan seperti yang disebutkan kata dasarnya.

1.Sai–chousa “pemeriksaan, investigasi ulang”

Dasar : Chousa “pemeriksaan, investigasi”

: 新しい 傾向 を 調べる ため, せんきゅう ひゃく

はち じゅう きゅう さい–ちょうさ

おこなわれた

: Atarashii keikou o shiraberu tame, senkyuu hyaku hachi juu kyuu nen ni sai–chousa ga okonawareta

: Untuk memastikan trend yang baru, sebuah investigasi ulang diadakan pada tahun 1988

2.Sai–housou “tayang ulang”

Dasar : Housou “menayangkan”

: あのどらま いつ かさい–ほうそう されるに

違い ない


(21)

: Drama yang populer itu sudah pasti akan ditayangkan ulang suatu saat

8. Zen (Semua, seluruh)

Kata yang dibentuk dengan zen– mengandung arti semua atau satuan keseluruhan.

1.Zen–bun’ya “semua bidang” Dasar : Bun’ya “bidang”

: この 大学 に は, ぜん–ぶん’や に いい 先生 が いる

: Kono daigaku ni wa, zen–bun’ya ni ii sensei ga iru : Universitas ini memiliki guru yang baik di semua bidang

2.Zen–chimu “seluruh tim” Dasar : Chimu “tim”

: おなあ ぜん–ちむ を 集めて パ–テイ を する : Onaa wa zen–chimu o atsumete paati o suru

: Si pemilik mengumpulkan seluruh timnya dan mereka berpesta ria

3.2Sufiks

1. Betsu (Sebagai, menurut)

Kata yang dibentuk dengan –betsu berarti “diklafikasikan menurut” kriteria yang ditunjukkan kata dasarnya. Kata-kata yang berakhiran –betsu pada umumnya digunakan sebagai pembentukan kata benda, baik secara langsung mendahului kata bendanya maupun dengan sisipan no, atau diikuti ni dan digunakan sebagai kata keterangan.


(22)

1.Chiki–betsu (no) “menurut wilayah” Dasar : Chiki “wilayah”

: 人口は ぬおず でちき–べつ にしめされている

: Jinkou wa shita nuo zu de chiki–betsu ni shimesarete iru

: Populasi ditunjukan menurut wilayah pada gambar di bawah ini

2.Kamoku–betsu(no) “menurut mata pelajaran” Dasar : Kamoku “mata pelajaran”

: 先生 かもく–べつ の 楽天 調べる : Sensei wa kamoku–betsu no takuten o shiraberu : Guru memeriksa nilai berdasarkan mata pelajarannya

2. Bu (Bagian, departemen, kelompok, regu atau tim)

Kata dasar dibentuk dengan –bu menunjuk suatu bagian dari kesatuan yang lebih besar. Ini umumnya merupakan bagian dari sebuah tempat atau benda. Di dalam pemerintahan Jepang, sebuah departemen dengan nama yang berakhiran –bu merupakan sebuah sub-divisi dari unit yang lebih besar.

1.Engan–bu “daerah pantai, daerah pesisir” Dasar : Engan “pantai”

: 北 アフリカ の 人口 は えんがん–ぶ に 集中 して

いる

: Kita Afurika no jinkou wa engan–bu ni shuuchuu shite iru : Populasi Afrika Utara terpusat di sepanjang pantai

2.Kasen–bu “bagian yang digaris bawahi” Dasar : Kasen “garis bawah”

: その 文章 の かせん–ぶ ちゅうい しよう : Sono bunshou no kasen–bu ni chuui shiyou


(23)

3. Chou (Gaya,karakter)

Kata yang dibentuk dengan –chou mengacu pada gaya atau karakter khas yang ditunjukkan oleh kata dasarnya.

1.Bikutoria–chou “gaya Victoria”

Dasar : Bikutoria “(Ratu) Victoria”

: ビクトリア–ちょう ていたく とうく

見える

: Bikutoria–chou no dai teitaku ga touku ga ni mieru

: Sebuah rumah besar bergaya Victoria terlihat dari kejauhan

2.Gunpuku–chou “gaya seragam militer” Dasar : Gunpuku “seragam militer”

:布 が きめた 服はぐんぷく–ちょう です : Saifu ga kimeta fuku wagunpuku–chou desu

: Pakaian yang ditetapkan pemerintah adalah yang bergaya seragam militer

4. Do (Derajat, tingkat, ke- )

Kata yang dibentuk dengan –do mengacu pada derajat sejauh mana properti yang disebutkan kata dasarnya berada. Dalam cakupan pemakaiannya, apabila –do bertumpang tindih dengan –sei, do lebih spesifik. Bahkan pada saat –do

mengacu properti yang memiliki gradasi, sebuah kata dengan –sei dapat digunakan.

1.Kansei–do “ derajat kelengkapan, atau kesempurnaan” Dasar : Kansei “kelengkapan, atau kesempurnaan”

: われわれ は かんせい–ど 高い 車 を 生産 したい : Wareware wa kansei–do no takai kuruma o seisan shitai


(24)

: Kami ingin memproduksi mobil mewah yang tinggi derajat kesempurnaannya

2.Juuyou–do “derajat kepentingan”

Dasar : Juuyou (na) “penting”

: コンピウタ– の じゅうよう–ど は ますます 高かく

なって いる

: Konpyutaa no juuyou–do wa masumasu takaku natte iru

: Derajat kepentingan komputer telah meningkatkan secara pasti

5. Fuu (Gaya, seperti, penampilan)

Kata yang dibentuk dengan –fuu berarti penampakan atau gaya dari apa yang ditunjukkan kata dasarnya.

1.Gakusei–fuu(no) “penampilan seorang pelajar” Dasar : Gakusei “pelajar”

: 犯人は 学生–ふう です : Hannin wa gakusei–fuu no otoko desu

: Penjahatnya seorang lelaki berpenampilan pelajar

2.Gendai–fuu(no) “ gaya modern”

Dasar : Gendai “ jaman modern, jaman sekarang”

: 若い 人たち は げんだい–ふうに 手紙 を 横書きに

する

: Wakai hitotachi wa gendai–fuu ni tegami o yokogaki ni suru : Anak mudah menulis surat dengan cara modern, dari kiri ke

kanan


(25)

Kata yang dibentuk dengan –hin mengacu pada objek sebuah jenis seperti yang disebutkan kata dasarnya. Cakupan pemakaian –hin bertumpang tindih dengan –butsu, namun kata yang berakhiran –hin selalu tertujuh pada objek yang dapat dihitung dan telah dibuat atau diproses oleh seseorang.

1.Bijutsu–hin “karya seni”

Dasar : Bijutsu “seni”

: この 画廊に おおく びじゅつ–ひん が 並べて

ある

: Kono garou ni wa ooku no bijutsu–hin ga narabete aru : Banyak karya seni yang digelar di galeri ini

2.Furyou–hin “Barang rusak”

Dasar : Furyou “kerusakan”

: この 工場 ふりょう–ひん が 少ない 人 有名

です

: Kono koujou wa furyou–hin ga sukunai koto de yuumei desu : Pabrik ini terkenal akan produksinya yang sedikit sekali


(26)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

1. Prefiks adalah sebuah kata dasar yang ditambahkan sebuah awalan sehingga menjadi kata yang mengandung arti lebih jelas dipahami oleh pembaca dan pendengar.

2. Macam-macam Prefiks diantaranya: Prefiks di–, Prefiks me–, Prefiks ber–, Prefiks pe–, Prefiks per–, Prefiks ke–.

3. Sufiks yaitu sebuah kata dasar yang diakhirnya ditambahkan kata bantu sehingga maknanya menjadi lebih jelas.

4. Kanji adalah Aksara dari Han, (Tionghoa) yang digunakan dalam bahasa Jepang.Huruf kanji

漢字

dibuat di China lebih dari 3000 tahun yang lalu. Mula-mula dari bentuk suatu benda kemudian dipresentasikan ke dalam bentuk tulisan sehingga bisa dibaca.

5. Prefiks dan sufiks sangat berkaitan, dengan kata lain keduanya saling berhubungan di dalam menentukan kata dasar yang ingin di gabungkan 6. Prefiks adalah sebuah kata dasar yang di tambahkan sebuah awalan,

sedangkan sufiks adalah sebuah kata dasar yang di akhirnya di tambahkan kata bantu.


(27)

4.2 Saran

Penulis mengharapkan para pembaca atau pemakai bahasa jepang agar dapat lebih memahami pengunaan prefiks dan sufiks dalam kanji bahasa Jepang, sehingga dapat berkomunikasi dengan menggunakan kalimat bahasa jepang, baik dan benar di dalam tulisan maupun percakapan sehari-hari.


(28)

DAFTAR PUSTAKA

Chandra, T, 2005. Pelajaran Bahasa Jepang – jilid ketiga. Jakarta Pusat :

Evergreen Japanese Course

Martin, Samuel E, 1975. A Reference Grammar of Japanese. Yale University Press

Taniguchi, Goro. 1982. Kamus Standar Bahasa Indonesia-Jepang.

Jakarta : PT Dian Rakyat.

Timothy J. Vance 2004. Prefiks dan Sufiks Dalam Bahasa Jepang.


(1)

3. Chou (Gaya,karakter)

Kata yang dibentuk dengan –chou mengacu pada gaya atau karakter khas yang ditunjukkan oleh kata dasarnya.

1.Bikutoria–chou “gaya Victoria”

Dasar : Bikutoria “(Ratu) Victoria”

: ビクトリア–ちょう ていたく とうく

見える

: Bikutoria–chou no dai teitaku ga touku ga ni mieru

: Sebuah rumah besar bergaya Victoria terlihat dari kejauhan

2.Gunpuku–chou “gaya seragam militer” Dasar : Gunpuku “seragam militer”

:布 が きめた 服はぐんぷく–ちょう です

: Saifu ga kimeta fuku wagunpuku–chou desu

: Pakaian yang ditetapkan pemerintah adalah yang bergaya seragam militer

4. Do (Derajat, tingkat, ke- )

Kata yang dibentuk dengan –do mengacu pada derajat sejauh mana properti yang disebutkan kata dasarnya berada. Dalam cakupan pemakaiannya, apabila –do bertumpang tindih dengan –sei, do lebih spesifik. Bahkan pada saat –do

mengacu properti yang memiliki gradasi, sebuah kata dengan –sei dapat digunakan.

1.Kansei–do “ derajat kelengkapan, atau kesempurnaan” Dasar : Kansei “kelengkapan, atau kesempurnaan”

: われわれ は かんせい–ど 高い 車 を 生産 したい


(2)

: Kami ingin memproduksi mobil mewah yang tinggi derajat kesempurnaannya

2.Juuyou–do “derajat kepentingan”

Dasar : Juuyou (na) “penting”

: コンピウタ– の じゅうよう–ど は ますます 高かく

なって いる

: Konpyutaa no juuyou–do wa masumasu takaku natte iru

: Derajat kepentingan komputer telah meningkatkan secara pasti

5. Fuu (Gaya, seperti, penampilan)

Kata yang dibentuk dengan –fuu berarti penampakan atau gaya dari apa yang ditunjukkan kata dasarnya.

1.Gakusei–fuu(no) “penampilan seorang pelajar” Dasar : Gakusei “pelajar”

: 犯人は 学生–ふう です

: Hannin wa gakusei–fuu no otoko desu

: Penjahatnya seorang lelaki berpenampilan pelajar

2.Gendai–fuu(no) “ gaya modern”

Dasar : Gendai “ jaman modern, jaman sekarang”

: 若い 人たち は げんだい–ふうに 手紙 を 横書きに

する

: Wakai hitotachi wa gendai–fuu ni tegami o yokogaki ni suru : Anak mudah menulis surat dengan cara modern, dari kiri ke

kanan


(3)

Kata yang dibentuk dengan –hin mengacu pada objek sebuah jenis seperti yang disebutkan kata dasarnya. Cakupan pemakaian –hin bertumpang tindih dengan –butsu, namun kata yang berakhiran –hin selalu tertujuh pada objek yang dapat dihitung dan telah dibuat atau diproses oleh seseorang.

1.Bijutsu–hin “karya seni”

Dasar : Bijutsu “seni”

: この 画廊に おおく びじゅつ–ひん が 並べて

ある

: Kono garou ni wa ooku no bijutsu–hin ga narabete aru : Banyak karya seni yang digelar di galeri ini

2.Furyou–hin “Barang rusak”

Dasar : Furyou “kerusakan”

: この 工場 ふりょう–ひん が 少ない 人 有名

です

: Kono koujou wa furyou–hin ga sukunai koto de yuumei desu : Pabrik ini terkenal akan produksinya yang sedikit sekali


(4)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

1. Prefiks adalah sebuah kata dasar yang ditambahkan sebuah awalan sehingga menjadi kata yang mengandung arti lebih jelas dipahami oleh pembaca dan pendengar.

2. Macam-macam Prefiks diantaranya: Prefiks di–, Prefiks me–, Prefiks ber–, Prefiks pe–, Prefiks per–, Prefiks ke–.

3. Sufiks yaitu sebuah kata dasar yang diakhirnya ditambahkan kata bantu sehingga maknanya menjadi lebih jelas.

4. Kanji adalah Aksara dari Han, (Tionghoa) yang digunakan dalam bahasa Jepang.Huruf kanji

漢字

dibuat di China lebih dari 3000 tahun yang lalu. Mula-mula dari bentuk suatu benda kemudian dipresentasikan ke dalam bentuk tulisan sehingga bisa dibaca.

5. Prefiks dan sufiks sangat berkaitan, dengan kata lain keduanya saling berhubungan di dalam menentukan kata dasar yang ingin di gabungkan 6. Prefiks adalah sebuah kata dasar yang di tambahkan sebuah awalan,

sedangkan sufiks adalah sebuah kata dasar yang di akhirnya di tambahkan kata bantu.


(5)

4.2 Saran

Penulis mengharapkan para pembaca atau pemakai bahasa jepang agar dapat lebih memahami pengunaan prefiks dan sufiks dalam kanji bahasa Jepang, sehingga dapat berkomunikasi dengan menggunakan kalimat bahasa jepang, baik dan benar di dalam tulisan maupun percakapan sehari-hari.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Chandra, T, 2005. Pelajaran Bahasa Jepang – jilid ketiga. Jakarta Pusat :

Evergreen Japanese Course

Martin, Samuel E, 1975. A Reference Grammar of Japanese. Yale University Press

Taniguchi, Goro. 1982. Kamus Standar Bahasa Indonesia-Jepang.

Jakarta : PT Dian Rakyat.

Timothy J. Vance 2004. Prefiks dan Sufiks Dalam Bahasa Jepang.