2. Merek memberikan jaminan kualitas. Apabila konsumen membeli merek yang sama lagi, maka akan ada jaminan bahwa kinerja
merek tersebut akan konsisten dengan sebelumnya. 3. Pemasar merek berempati dengan cara pemakai akhir dan masalah
yang akan diatasi merek yang ditawarkan. 4. Merek memfasilitasi ketersediaan prosuk secara luas.
5. Merek memudahkan iklan dan sponsorship. c. Manfaat Psikologis yaitu:
1. Merek merupakan penyederhanaan atau simplikasi dari semua informasi produk yang perlu diketahui konsumen.
2. Pilihan merek tidak selalu didasarkan pada pertimbangan rasional. Dalam banyak kasus, faktor emosional seperti gengsi dan citra
social memainkan peran dominant dalam keputusan pembelian. 3. Merek bisa memperkuat citra diri dan persepsi orang lain terhadap
pemakai pemiliknya. 4. Brand Symbolizm tidak hanya berpengaruh pada persepsi orang
lain, namun juga pada identifikasi diri sendiri dengan objek tertentu.
E. Peralihan Merek Brandswitching
Konsep yang mendasari penelitian ini adalah tentang tingkat loyalitas merek yang lebih khusus yaitu berkaitan dengan prilaku berpindah-pindah atau
Universitas Sumatera Utara
peralihan merek brandswitching. Brandswitching adalah saat dimana seseorang pelanggan atau sekelompok pelanggan berpindah kesetiaan dari satu merek
produk tertentu ke merek produk lainnya Aaker dalam Simamora, 2002:27. Senada dengan itu, Sumarketer
www.swasembada.com mengatakan
bahwa brandswitching adalah perpindahan merek yang digunakan pelanggan untuk setiap waktu penggunaan. Semakin tinggi tingkat brandswitching maka
semakin tidak loyal seorang pelanggan, yang mengakibatkan semakin berisiko merek yang dikelola karena bisa dengan mudah dan cepat kehilangan pelanggan.
Tingkat brandswitching ini juga menunjukkan sejauh mana sebuah merek memiliki pelanggan yang loyal.
Menurut Bilson Simamora 2004:22 dapat dijelaskan bahwa konsumen yang seringkali melakukan peralihan merek brandswitching dalam
pembeliannya termasuk dalam tipe prilaku pembelian yang mencari keragaman variety seeking buying behaviour. Peralihan merek brandswitching ditandai
dengan adanya perbedaan signifikan antar merek. Konsumen dalam hal ini tidak mengetahui banyak mengenai kategori produk yang ada. Para pemasar dengan
demikian perlu mendifrensiasikan keistimewaan mereknya untuk menjelaskan merek tersebut. Peralihan merek brandswitching juga ditandai dengan
keterlibatan yang rendah low involvement. Konsumen tidak melalui tahap-tahap keyakinan, sikap atau prilaku yang normal. Konsumen tidak secara ekstensif
mencari informasi mengenai merek, melainkan merupakan penerima informasi pasif information catching. Konsumen tidak membentuk keyakinan merek
Universitas Sumatera Utara
brand conviction, tetapi memilih suatu merek karena merek tersebut terasa akrab brand familiarity.
F. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Brandswitching
Menurut Rangkuti 2002:61 tingkat loyalitas yang paling dasar adalah pembeli tidak loyal atau tertarik pada merek-merek apapun yang ditawarkan.
Disebut konsumen Switcher atau price buyer konsumen lebih memperhatikan harga didalam melakukan pembelian. Berdasarkan definisi tersebut, ciri yang
paling nampak dari jenis pelanggan ini adalah konsumen membeli suatu produk karena harganya murah. Semakin tinggi frekuensi pelanggan untuk memindahkan
pembeliannya dari suatu merek ke merek-merek yang lain mengindikasikan konsumen sebagai pembeli yang sama sekali tidak loyal.
Senada dengan itu Aaker dalam simamora 2002:28 mengatakan bahwa resiko dari pelanggan yang loyal dapat dipengaruhi pesaing jika penampilan
produk atau layanannya tidak diperbaiki, karena konsumen mungkin akan memindahkan pembeliannya ke merek lain yang menawarkan berbagai manfaat
yang cukup besar sebagai kompensasinya. Tindakan manajemen yang dilakukan perusahaan adalah melakukan usaha-usaha untuk menghindari celah distribusi
out of stocks yang mungkin dapat mempercepat konsumen untuk memutuskan berpindah-pindah merek brandswitching.
Promosi merupakan salah satu kegiatan strategik yang diyakini memiliki pengaruh terhadap keberhasilan pemasaran, apakah itu untuk tujuan menaikkan
penjualan, membentuk citra merek brand image building, mendorong konsumen untuk membeli suatu merek, dan tujuan marketing lainnya. Menurut Phillip Kotler
Universitas Sumatera Utara
2002:205 ada lima jenis kegiatan promosi yang sering disebut juga bauran promosi, yaitu:
1. Periklanan 2. Promosi Penjualan
3. Hubungan Masyarakat dan Publisitas 4. Penjualan Secara Pribadi
5. Pemasaran Langsung
G. Peran Merek