8
frekuensi f sebagai hasil kebalikan dari periode T, seperti nampak dari rumus di bawah ini :
2.1
Gambar 2.1. frekuensi pada sinyal
Amplitudo adalah jumlah variasi antara gerakan maju dan mundur, gerakan ke atas dan ke bawah, kompresi dan penghalusan. Amplitudo
mendefinisikan keras lemahnya atau tinggi rendahnya suatu gelombang. Amplitude dibatasi oleh volume dan sound pressure level SPL. Semakin tinggi
suatu tekanan maka akan semakin halus keras suaranya. Level ini diibatasi oleh pengukuran logaritmik yang disebut decibel dB.
3
Gambar 2.2. Amplitudo pada sinyal sinusoidal
2.5. Teori Oktaf Band
3
Ben Harris. 2009. Home Studio Setup. United States of America. Focus Press. h. 5
9
Oktaf band adalah pemisahan spektrum menjadi 10 band hal ini dikarenakan adanya satu oktaf diantara bagian atas dan bawah masing-masing
band. Frekuensi pusat untuk band-band biasanya 31,5Hz, 63Hz, 125Hz, 250Hz, 500Hz, 1kHz, 2kHz, 4kHz, 8kHz dan 16kHz. Frekuensi ini adalah frekuensi yang
paling sensitif bagi telinga manusia.
2.6. Monoaural
Untuk setengah abad pertama rekaman suara, mono itu semua ada. Pada waktu itu keahlian, cukup dikembangkan dalam teknik mikrofon untuk
menangkap suara dengan keseimbangan yang layak langsung dan ambien konten. Monoaural adalah channel tunggal. Tipe dari monoaural itu sendiri terdiri dari
satu mikrofon, satu loudspeaker, atau bentuk channel dari sinyal yang umum.
4
Contoh 2.3.Sketsa monoaural
2.7. Metode Pemulusan Spektrum Hanning Windowing
Windowing adalah metode yang digunakan untuk menganalisa suatu sinyal yang panjang dengan cara mengambil satu bagian yang cukup mewakili.
Analisa DFTFFT dibuat data dalam domain waktu, setiap penghitungan
4
Thomas D. Rossing. 2007. Springer Handbook of Acoustics. United States of America. Springer. h. 776
10
DFTFFT ditransformasikan dalam domain waktu yang panjangnya terbatas. Dalam sinyal sebelumnya dan sesudahnya, pencuplikan waktu tidak diperhatikan
dalam analyzer.
5
0.5 1 cos
2 1
2.2 Jika sebuah gelombang periodik yang mengandung jendela merupakan
contoh dalam penganalisis FFT untuk meningkatkan estimasi spektral, jendela yang paling umum digunakan adalah Hanning Window. Tidak ada standar
nasional maupun Internasional untuk penampilan penganalisis FFT. Jendela Hanning mempunyai lebar inti sempit yang sama pada lobe.
Hanning Window adalah manipulasi digital dari sinyal sampel ke dalam FFT yang membutuhkan awal dan akhir catatan waktu ke nol amplitudo. Hal ini
mengkompensasi kesalahan yang melekat dalam algoritma FFT akan menyebabkan energi dalam frekuensi tertentu yang akan diperluas untuk lebih
baik didefinisikan frekuensi. Ketika pengolahan data kontinu, efek ini adalah kompensasi, tetapi ada kesalahan saat menggunakan Hanning Window untuk data
sementara. Hanning Window adalah jendela yang mempunyai fungsi umum untuk
menganalisis sinyal kontinu dan digunakan pada macam-macam kasus karena
memiliki karakterisitik filter yang terbaik secara keseluruhan.
5
Svend Gade dan Henrik Herlufsen. 1987. Technical Review Windows to FFT Analysis Part 1. Bruel Kjaer. h. 7