Psoriasis Vulgaris dan Leptin

Dalam imunitas didapat leptin mempunyai efek pleiotropik yang kemungkinan menunjukkan peningkatan kemampuan sistem imun memberikan respon yang luas terhadap struktur molekular yang berbeda melalui pengenalan terbatas dari kompleks peptidamajor histocompatibility complex MHC. 21

2.3 Psoriasis Vulgaris dan Leptin

Psoriasis vulgaris adalah kelainan kulit inflamasi kronis yang diperantarai oleh elemen-elemen sistem imun dibawa dan didapat. Sel T hampir selalu terlibat saat dimulainya lesi psoriasis. Sel T yang terakivasi pada taut dermal epidermal dianggap mendorong respon proliferasi hiperplastik melalui kumpulan sitokin-sitokin Th1 termasuk tumor necrosis factor TNF- α, interferon- ᵧ dan berbagai interleukin IL. Leptin merupakan salah satu sitokin utama yang dihasilkan oleh adiposa dan telah diteliti perannya dalam mengendalikan homeostatis energi melalui regulasi nafsu makan. Leptin juga penting untuk imunitas yang diperantarai sel. Defisiensi leptin kongenital pada manusia mengakibatkan rendahnya frekuensi sel T CD4+ darah dan juga proliferasi sel T yang rusak serta produksi sitokin- sitokin seperti interferon IFN- ᵧ. Leptin tampak berperan terhadap T helper Th1 dan menekan respon imun Th2. In vitro leptin bekerja pada sel T naif, yaitu meningkatkan sekresi IL-2 dan proliferasi dan juga meningkatkan produksi IFN- ᵧ oleh sel T memori. Oleh karena itu level leptin yang meningkat dapat mengakibatkan peningkatan respon imun tipe Th1 akibat berkurangnya aktivitas sel T regulator. 6 18,29-31 Universitas Sumatera Utara Leptin berperan penting dalam proses inflamasi yang melibatkan sel T dan dapat memodulasi aktivitas sel T-helper dalam respon imun selular. Oleh karena itu leptin mempunyai peran dalam inflamasi yaitu mengaktivasi monosit dan makrofag, meningkatkan sitokin-sitokin proinflamasi, serta mengarahkan diferensiasi sel T menjadi fenotipe Th1 dan mengekspresikan INF- ᵞ dan IL-2. Leptin juga dapat menstimulasi proliferasi keratinosit, ekspresi molekul-molekul adhesi dan angiogenesis dan juga pertumbuhan sel-sel endotel. Pada psoriasis, respon imun efektor berkembang disebabkan antigen kulit yang tidak diketahui dan aktivasi sel T terutama berupa pola sitokin tipe 1. Produksi IFN- ᵞ menginduksi aktivasi keratinosit dan dan sel-sel endotel serta menginduksi produksi sitokin-sitokin proinflamasi IL-1, TNF- α dan kemokin-kemokin IL- 8. TNF- α, sitokin-sitokin lain seperti IL-6 dan growth factor terlibat dalam patogenesis psoriasis dan mekanisme hiperproliferasi. Level serum dari bahan- bahan tersebut dapat berhubungan dengan aktivitas penyakit. Oleh karena psoriasis merupakan suatu penyakit inflamasi yang diperantarai imun dan ditandai dengan adanya hiperproliferasi keratinosit dan infiltrasi limfosit T maka leptin dapat menghubungkan antara fungsi sel T dan inflamasi pada psoriasis. 6,32-34 9 Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan suatu studi deskriptif rancangan potong lintang cross sectional.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

3.2.1. Penelitian dilakukan mulai bulan Februari hingga April 2013, bertempat di Poliklinik Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUP.H.Adam Malik Medan. 3.2.2. Pengambilan sampel dan pemeriksaan sampel dilakukan Laboratorium Klinik Prodia Jl. S. Parman no. 17223 Medan.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1 Populasi target Pasien-pasien yang menderita psoriasis vulgaris. 3.3.2 Populasi terjangkau Pasien-pasien yang menderita psoriasis vulgaris yang berobat ke Poliklinik Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUP. H. Adam Malik Medan mulai bulan Februari 2013 hingga bulan April 2013. Universitas Sumatera Utara