Gambaran Tekanan Darah Pada Pasien Psoriasis Vulgaris Di Poliklinik Kulit & Kelamin Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

(1)

LAMPIRAN 1

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. Data Pribadi

Nama : Hendry

Tempat/ Tanggal Lahir : Lubuk Pakam, 14 Maret 1993

Agama : Buddha

Alamat : Jl. Besar Beringin No.103 , Lubuk Pakam Telepon : 061-7952215 / 081263709969

II. Riwayat Pendidikan

1. Tahun 1996-1998 : PG/ TK Methodist Lubuk Pakam 2. Tahun 1998-2004 : SD Methodist Lubuk Pakam 3. Tahun 2004-2007 : SMP Sutomo 1 Medan 4. Tahun 2007-2010 : SMA Sutomo 1 Medan III. Riwayat Pelatihan

1. Pelatihan Advance Hypnotherapy C3 Institute tahun 2011.

2. Seminar Workshop Hewan Coba, Scientific Class, Update Kedokteran, Ethical Clearance & Talkshow Pre-Coass tahun 2011.

3. Pelatihan Kepemimpinan dan Manajemen Mahasiswa Lokal PEMA FK USU - ISMKI tahun 2011.

IV. Riwayat Organisasi

1. Wakil Ketua Manajemen Mahasiswa Baru FK USU tahun 2011-2012. 2. Anggota Pemerintahan Mahasiswa (PEMA) FK USU divisi

Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa (PSDM) tahun 2011 – 2012. 3. Anggota Medis Bakti Sosial Keluarga Mahasiswa Buddhis USU tahun


(2)

LAMPIRAN 2

LEMBAR PENJELASAN Salam Sejahtera,

Saya, Hendry, mahasiswa semester VI yang sedang menjalani pendidikan kedokteran di Universitas Sumatera Utara, akan mengadakan penelitian dengan judul “Gambaran Tekanan Darah pada Pasien Psoriasis Vulgaris di Poliklinik Kulit & Kelamin RSUP Haji Adam Malik Medan”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana gambaran tekanan darah pada pasien psoriasis vulgaris.

Tindakan yang akan kami lakukan adalah melakukan wawancara mengenai identitas Bapak/Ibu/Saudara/Saudari (nama, jenis kelamin, alamat, dan sebagainya) dan kemudian melakukan pengukuran tekanan darah menggunakan alat yaitu tensimeter.

Partisipasi dari partisipan adalah mutlak bersifat sukarela tanpa adanya paksaan dari pihak manapun. Data yang terkumpul hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian semata. Kerahasiaan identitas partisipan akan dijaga sepenuhnya dan apabila dipublikasikan akan disamarkan. Apabila terdapat hal yang kurang mengerti atau kurang jelas, dapat ditanyakan secara langsung kepada peneliti, saya, Hendry (081263709969).

Demikian penjelasan ini saya sampaikan. Terima kasih saya ucapkan atas kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/Saudari menjadi partisipan dalam penelitian ini dengan mengisi lembar persetujuan yang telah dipersiapkan.

Medan,...2013

Peneliti,


(3)

LAMPIRAN 3

LEMBAR PERNYATAAN

PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : ... Umur : ...(tahun)

Jenis Kelamin : ( Laki – Laki / Perempuan )

Alamat : ...

Setelah membaca dan mendapat penjelasan serta memahami sepenuhnya tentang penelitian,

Judul Penelitian : Gambaran Tekanan Darah pada Pasien Psoriasis Vulgaris di Poliklinik Kulit & Kelamin RSUP Haji Adam Malik Medan

Nama Peneliti : Hendry

Instansi Penelitian : Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya telah SETUJU

Untuk menjadi partisipan dengan sukarela dan tanpa paksaan. Demikian surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Medan, _______________ 2013

Partisipan,

(________________________) Nama dan Tanda Tangan


(4)

LAMPIRAN 4

LEMBAR PENGISIAN

STATUS PARTISIPAN PENELITIAN

Medan,________________ 2013

Nama :

No. Rekam Medis :

Umur :

Jenis Kelamin :

Alamat :

Hasil Wawancara :


(5)

DATA INDUK PENELITIAN

Inisial No. RM Jenis Kelamin Usia Riw.Psoriasis vulgaris keluarga

Riw. Merokok

Riw. Hipertensi Keluarga

TD

Pasien Riwayat Pengobatan A 00.50.96.02 Perempuan 51 Ibu Saja Tidak Ada Ayah + Ibu +

Saudara 100 / 70 Steroid + Antihistamin B 00.50.00.98 Laki - Laki 54 Tidak Ada Ada Tidak Ada 110 / 70 NSAID + Antihistamin + Obat

tradisional

C 00.51.38.00 Laki - Laki 57 Tidak Ada Ada Ayah + Saudara 160 / 80 Inerson + Antifungal + NSAID D 00.54.60.83 Laki - Laki 59 Saudara Saja Ada Tidak Ada 130 / 80 Antihistamin + Antifungal +

Inerson

E 00.54.01.58 Laki - Laki 48 Tidak Ada Ada Ibu + Saudara 130 / 80 Antihistamin + Tupepe Cream + Cyclosporine

F 00.38.96.28 Laki - Laki 35 Tidak Ada Tidak Ada Ayah + Ibu +

Saudara 135 / 85 Inerson + Tupepe + CTM Komplit G 000009982596 Laki - Laki 69 Tidak Ada Ada Saudara Saja 130 / 80 Tupepe + Inerson + Obat BPH H 00.38.59.44 Laki - Laki 51 Ayah + Saudara Ada Ayah + Ibu 125 / 85 Valsartan + Amlodipine + CTM

komplit + Vaseline I 00.49.54.47 Perempuan 52 Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada 120 / 80 Tidak Mengkomsumsi obat sama

sekali J 00.55.34.53 Laki - Laki 20 Ayah + Saudara Tidak Ada Ayah + Ibu +

Saudara 120 / 80

Hidrokortison + Diprosalic (Betamethasone + Asam Salisilat)


(6)

Hasil Pengolahan Data Statistik 1. Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin * Penggolongan Tekanan darah Pasien Crosstabulation

Penggolongan Tekanan darah Pasien Total Normal Pre-Hipertensi TD tinggi

Jenis Kelamin

Laki - Laki

Count 1 5 2 8

% within Jenis Kelamin 12.5% 62.5% 25.0% 100.0%

% within Penggolongan Tekanan darah Pasien

50.0% 83.3% 100.0% 80.0%

% of Total 10.0% 50.0% 20.0% 80.0%

Perempuan

Count 1 1 0 2

% within Jenis Kelamin 50.0% 50.0% 0.0% 100.0%

% within Penggolongan Tekanan darah Pasien

50.0% 16.7% 0.0% 20.0%

% of Total 10.0% 10.0% 0.0% 20.0%

Total

Count 2 6 2 10

% within Jenis Kelamin 20.0% 60.0% 20.0% 100.0%

% within Penggolongan Tekanan darah Pasien

100.0% 100.0% 100.0% 100.0%


(7)

Kelompok Umur * Penggolongan Tekanan darah Pasien Crosstabulation

Penggolongan Tekanan darah Pasien Total Normal Pre-Hipertensi TD tinggi

Kelompok Umur

<= 40 tahun

Count 0 2 0 2

% within Kelompok Umur 0.0% 100.0% 0.0% 100.0%

% within Penggolongan Tekanan darah Pasien

0.0% 33.3% 0.0% 20.0%

% of Total 0.0% 20.0% 0.0% 20.0%

> 40 tahun

Count 2 4 2 8

% within Kelompok Umur 25.0% 50.0% 25.0% 100.0%

% within Penggolongan Tekanan darah Pasien

100.0% 66.7% 100.0% 80.0%

% of Total 20.0% 40.0% 20.0% 80.0%

Total

Count 2 6 2 10

% within Kelompok Umur 20.0% 60.0% 20.0% 100.0%

% within Penggolongan Tekanan darah Pasien

100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 20.0% 60.0% 20.0% 100.0%


(8)

Riwayat merokok pada pasien * Penggolongan Tekanan darah Pasien Crosstabulation

Penggolongan Tekanan darah Pasien Total Normal Pre-Hipertensi TD tinggi

Riwayat merokok pada pasien

Ada

Count 1 3 2 6

% within Riwayat merokok pada pasien

16.7% 50.0% 33.3% 100.0%

% within Penggolongan Tekanan darah Pasien

50.0% 50.0% 100.0% 60.0%

% of Total 10.0% 30.0% 20.0% 60.0%

Tidak Ada

Count 1 3 0 4

% within Riwayat merokok pada pasien

25.0% 75.0% 0.0% 100.0%

% within Penggolongan Tekanan darah Pasien

50.0% 50.0% 0.0% 40.0%

% of Total 10.0% 30.0% 0.0% 40.0%

Total

Count 2 6 2 10

% within Riwayat merokok pada pasien

20.0% 60.0% 20.0% 100.0%

% within Penggolongan Tekanan darah Pasien

100.0% 100.0% 100.0% 100.0%


(9)

4. Berdasarkan riwayat hipertensi pada keluarga

RiwayatHTN * Penggolongan Tekanan darah Pasien Crosstabulation

Penggolongan Tekanan darah Pasien Total Normal Pre-Hipertensi TD tinggi

RiwayatHTN

Ada

Count 1 4 2 7

% within RiwayatHTN 14.3% 57.1% 28.6% 100.0%

% within Penggolongan Tekanan darah Pasien

50.0% 66.7% 100.0% 70.0%

% of Total 10.0% 40.0% 20.0% 70.0%

Tidak Ada

Count 1 2 0 3

% within RiwayatHTN 33.3% 66.7% 0.0% 100.0%

% within Penggolongan Tekanan darah Pasien

50.0% 33.3% 0.0% 30.0%

% of Total 10.0% 20.0% 0.0% 30.0%

Total

Count 2 6 2 10

% within RiwayatHTN 20.0% 60.0% 20.0% 100.0%

% within Penggolongan Tekanan darah Pasien

100.0% 100.0% 100.0% 100.0%


(10)

5. Berdasarkan riwayat psoriasis vulgaris pada keluarga

PsoriasisKel * Penggolongan Tekanan darah Pasien Crosstabulation

Penggolongan Tekanan darah Pasien Total Normal Pre-Hipertensi TD tinggi

PsoriasisKel

Ada

Count 1 2 1 4

% within PsoriasisKel 25.0% 50.0% 25.0% 100.0%

% within Penggolongan Tekanan darah Pasien

50.0% 33.3% 50.0% 40.0%

% of Total 10.0% 20.0% 10.0% 40.0%

Tidak Ada

Count 1 4 1 6

% within PsoriasisKel 16.7% 66.7% 16.7% 100.0%

% within Penggolongan Tekanan darah Pasien

50.0% 66.7% 50.0% 60.0%

% of Total 10.0% 40.0% 10.0% 60.0%

Total

Count 2 6 2 10

% within PsoriasisKel 20.0% 60.0% 20.0% 100.0%

% within Penggolongan Tekanan darah Pasien

100.0% 100.0% 100.0% 100.0%


(11)

6. Berdasarkan riwayat obat-obatan pemicu peningkatan TD

obatpemicu * Penggolongan Tekanan darah Pasien Crosstabulation

Penggolongan Tekanan darah Pasien Total Normal Pre-Hipertensi TD tinggi

obatpemicu

Ada

Count 1 1 1 3

% within obatpemicu 33.3% 33.3% 33.3% 100.0%

% within Penggolongan Tekanan darah Pasien

50.0% 16.7% 50.0% 30.0%

% of Total 10.0% 10.0% 10.0% 30.0%

Tidak Ada

Count 1 5 1 7

% within obatpemicu 14.3% 71.4% 14.3% 100.0%

% within Penggolongan Tekanan darah Pasien

50.0% 83.3% 50.0% 70.0%

% of Total 10.0% 50.0% 10.0% 70.0%

Total

Count 2 6 2 10

% within obatpemicu 20.0% 60.0% 20.0% 100.0%

% within Penggolongan Tekanan darah Pasien

100.0% 100.0% 100.0% 100.0%


(12)

LAMPIRAN 7


(13)

LAMPIRAN 8


(14)

DAFTAR PUSTAKA

Alberti, K.G.M.M., Zimmet, P., Shaw, J., 2006. Metabolic Syndrome - A new world wide definition. A Consensus Statement from the International Diabetes Federation. Diabet Med, 23 : 469 – 480.

Anggara, F.H.D., Prayitno, N., 2013. Faktor – Faktor yang berhubungan dengan Tekanan darah di Puskesmas Telaga Murni, Cikarang Barat Tahun 2012. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 5(1) : 20 – 25.

Armstrong, A.W., Lin, S.W., Chambers, C.J., Sockolov, M.E., Chin, D.L., 2011. Psoriasis and Hypertension Severity : Results from a Case-Control Study. PLoS ONE, 6(3) : e18227.

Armstrong, E.P., Malone, D.C., 2003. The Impact of Non-steroidal Anti-inflammatory Drugs on Blood Pressure, with an Emphasis on Newer Agents. Clin Ther., 25 : 1 – 18.

Barnetson, R & White, A., 2006. Working in the tropics. In : Tyring, S.K., et al., eds. Tropical Dermatology. USA: Elsevier Inc, 22 – 26.

Bowcock, A.M., 2005. Understanding the pathogenesis of psoriasis, psoriatic arthritis, and autoimmunity via a fusion of molecular genetics and immunology. Immunologic Research, 32: 45-46.

Canadian Hypertension Education Program, 2013. Accurate Measurement of Blood Pressure : Table 1. Recommended Technique for Measuring Blood Pressure. Hypertension – Canada. Available From :  http://www.hypertension.ca/iframes/cheptables/table1.html?ml=1&ml=1&ml=

1         

 [Accessed 22 Mei 2013] 

Cohen, A.D., Weitman, D., Dreiher, J., 2010. Psoriasis and Hypertension : A Case-Control Study. Acta Derm Venereol, 90: 23 – 26.


(15)

Cohen, A.D., Sherf, M., Vidavsky, L., Vardy, D.A., Shapiro, J., Meyerovitch, J., 2008. Association between Psoriasis and the Metabolic Syndrome. Dermatology, 216(2) : 152 – 155.

Department of Health and Human Services. 2003. The Seventh Report of The Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure. The National Heart, Lung, and Blood Institute, The Executive Committee.

Djuanda, A., 2010. Dermatosis Eritroskuamosa. Dalam : Djuanda, A., ed. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. 6th ed. Jakarta: Balai Penerbit FK UI, 189-195. Fisher, N.D.L. & Williams, G.H., 2005. Hypertensive Vascular Disease. In : Kasper, D.L., et al., eds. Harrison’s Principle of Internal Medicine. 16th ed. USA: McGraw-Hill, 1466.

Ghazali, M.V., Sastromihardjo, S., Soedjarwo, S.R., Soelaryo, T., Pramulyo, H.S., 2008. Studi cross-sectional. Dalam : Sastroasmoro, S., Ismael, S., et al., eds. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta : Sagung Seto, 112-126.

Ghiasi, M., Nouri, M., Abbasi, A., Hatami, P., Abbasi, M.A., Nourijelyani, K., 2011. Psoriasis and increased prevalence of hypertension and diabetes mellitus. Indian J Dermatol, 56 : 533 – 536.

Griffiths, C.E. & Barker, J.N., 2007. Pathogenesis and Clinical Features of Psoriasis. Lancet, 370 : 263 – 271.

Gudjonsson, J.E. & Elder, J.T., 2008. Psoriasis. In : Wolff K., et al., eds. Fitzpatrick's Dermatology in General Medicine. 7th ed. USA: The McGraw-Hill Companies, 169-193.


(16)

Hayashi, R., Yamashita, N., Matsui, S., Fujita, T., Araya, J., Sassa, K., Arai, N., Yoshida, Y., Kashii, T., Maruyama, M., Sugiyama, E., Kobayashi, M., 2000. Bradykinin stimulates IL-6 and IL-8 production by human lung fibroblasts through ERK- and p38 MAPK-dependent mechanisms. Eur Respir J, 16 : 452 – 458.

Huerta, C., Rivero, E., Rodriguez, L.A.G., 2007. Incidence and Risk Factors for Psoriasis in the General Population. Arch Dermatol, 143(12) : 1559-1565.

Huskic, J., Mulabegovic, N., Alendar, F., Ostojic, L., Ostojic, Z., Simic, D., Milicevic, R., Naletilic, M., 2008. Serum and Tissue Angiotensin Converting Enzyme in Patients with Psoriasis. Coll Antropol, 32 (4) : 1215-1219.

Icen, M., Crowson, C.S., McEvoy, M.T., Dann, F.J., et al., 2009. Trends in incidence of adult-onset psoriasis over three decades : a population based study. J Am Acad Dermatol, 60(3) : 394-401.

James, W.D., Berger, T.G., Elston, D.M., 2006. Andrew’s Diseases of the Skin. 10th ed. Philadelphia : Elsevier Inc, 193 – 201.

Kaplan, N.M., 2006. Kaplan’s Clinical Hypertension. 9th ed. Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins, 103 – 104.

Kranzhofer, R., Schmidt, J., Pfeiffer, C.A.H., Hagl, S., Libby, P. Kubler, W., 1999. Angiotensin Induces Inflammatory Activation of Human Vascular Smooth

Muscle Cells. Available From: http://atvb.ahajournals.org/content/19/7/1623.long

[Accessed 22 Mei 2013].

Kurd, S.H., Troxel, A.B., Crits-Christoph, P., Gelfand, J.M., 2010. The Risk of Depression, Anxiety, and Suicidality in Patients With Psoriasis. Arch Dermatol, 146(8) : 891 – 895.


(17)

Lee, C.T., Williams, G.H., Lilly, L.S., 2011. Hypertension. In : Lilly, L.S., ed. Pathophysiology of Heart Disease a collaborative project of medical students and faculty. 5th ed. Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins, 301 – 323.

Madanagobalane, S., Anandan, S., 2012. Prevalence of Metabolic Syndrome in South Indian Patients with Psoriasis Vulgaris and the Relation Between Disease Severity and Metabolic Syndrome : A Hospital-Based Case-Control Study. Indian J Dermatol, 57 : 353 – 357.

Mukhtar, Z., 2011. Desain Penelitian. Dalam : Mukhtar, Z., ed. Desain Penelitian Klinis dan Statistika Kedokteran. 1st ed. Medan : USU press, 72 – 75. Murad, A & Tobin, A.M., 2012. Cardiovascular Disease in Inflammatory

Disorders – Psoriasis and Psoriatic Arthritis. Available From : www.intechopen.com/download/pdf/32661 .

[Accessed 2 December 2013]

Naldi, L., Chatenoud, L., Belloni, A., Peserico, A., et al., 2005. Cigarette smoking, body mass index, and stressful life events as risk factors for psoriasis : results from an Italian case-control study. J Invest Dermatol, 125: 61-67.

National Heart, Lung, and Blood Institute, 2010. What is Hypotension?. Available From : http://www.nhlbi.nih.gov/health/health-topics/topics/hyp/

[Accessed 2 December 2013]

Niehof, M. & Borlak, J., 2011. HNFalpha Dysfunction as a Molecular Rational for Cyclosporine Induced Hypertension. PLoS ONE, 6(1) : e16319.

Nestle, F.O., Kaplan, D.H., Barker, J., 2009. Mechanisms of disease Psoriasis. N Eng J Med, 361: 469 – 509.


(18)

Rocha-Pereira, P., Santos-Silva, A., Rebelo, I., Figueiredo, A., Quintanilha, A., Teixeira, F., 2001. Dislipidemia and oxidative stress in mild and in severe psoriasis as a risk for cardiovascular disease. Clinica Chimica Acta, 303: 33-29.

Schön, M.P., Boehncke, W.H., 2005. Medical Progress Psoriasis. N Eng J Med, 352: 1899 – 1912.

Sherwood, L. 2010. Human Physiology from cells to systems. 7th ed. USA : Cengage Learning, 350 – 351.

Siregar, R.S., 2000. Psoriasis. Dalam : Harahap, W., ed. Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta : Hipokrates, 116 – 126.

Sowers, J.R., 2002. Hypertension, Angiotensin II, and Oxidative Stress. N Engl J Med, 346: 1999–2001.

Strom, J.B., Libby, P., 2011. Atherosclerosis. In : Lilly, L.S., ed. Pathophysiology of Heart Disease a collaborative project of medical students and faculty. 5th ed. Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins, 113-134.

Sugiharto, A. 2007. Faktor-Faktor risiko Hipertensi grade II pada masyarakat (Studi Kasus di Kabupaten Karanganyar). Tesis. Semarang : Program Studi Epidemiologi Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro.

Tortora, G.J., Derrickson, B., 2012. The Cardiovascular System: Blood Vessels and Hemodynamics. In: Roesch, B., et al., eds. Principles of Anatomy and Physiology. 13th ed. USA: John Wiley & Sons, 817.

Tozawa, M., Oshiro, S., Iseki, C., Sesoko, S., Higashiuesato, Y., Tana, T., Ikemiya,Y., Iseki, K., Fukiyama, K., 2001. Family History of

Hypertension and Blood Pressure in Screened Cohort. Hypertens Res, 24 : 93 – 98.


(19)

Wakkee, M., Thio, H.B., Prens, E.P., Sijbrands, E.J.G., Neumann, H.A.M., 2007. Unfavorable cardiovascular risk profiles in untreated and treated psoriasis patients. Atherosclerosis, 190: 1 - 9.

Wandeler, G., Paccaud, F., Vollenweider, P., Waeber, G., Mooser, V., Bochud, M., 2010. Strength of Family History in Predicting Levels of Blood Pressure, Plasma Glucose and Cholesterol. Public Health Genomics, 13 : 143 – 154.


(20)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian menggambarkan elemen - elemen yang diteliti. Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

     

Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian. 3.2. Definisi Operasional

3.2.1. Psoriasis Vulgaris

Yang dimaksud dengan pasien psoriasis vulgaris dalam penelitian ini adalah setiap pasien yang pernah datang dan berobat ke RSUP Haji Adam Malik baik kasus baru maupun kasus lama (kambuh atau kontrol) dan telah didiagnosa oleh dokter spesialis di Poliklinik Kulit & Kelamin RSUP Haji Adam Malik dengan psoriasis vulgaris.

Psoriasis vulgaris Tekanan darah

 Merokok  Obat-obatan  Riwayat keluarga

(Psoriasis vulgaris dan Hipertensi)  Usia & jenis kelamin


(21)

Alat ukur yang digunakan adalah rekam medis. Cara ukur yang digunakan adalah dengan mengobservasi langsung pada rekam medis. Skala pengukuran dalam penelitian ini adalah nominal.

3.2.2. Tekanan Darah

Yang dimaksud dengan tekanan darah dalam penelitian ini adalah tekanan hidrostatik yang dihasilkan akibat adanya penekanan pada dinding pembuluh darah arteri pasien yang diukur dengan menggunakan alat. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur tekanan darah adalah Sfigmomanometer Nova dan Stetoskop Littmann. Cara pengukuran dalam penelitian ini adalah melakukan pengukuran tekanan darah secara langsung pada pasien psoriasis vulgaris dalam posisi berbaring pada lengan tangan atas sebelah kanan. Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah ordinal.

Dalam penelitian ini, tekanan darah pasien dibagi ke dalam beberapa kelompok :

1. Tekanan darah rendah apabila tekanan darah sistolik pasien < 90 mmHg atau tekanan darah diastolik < 60 mmHg.

2. Tekanan darah normal apabila tekanan darah sistolik 90 - 119 mmHg atau tekanan darah diastolik 60 - 79 mmHg.

3. Tekanan darah prehipertensi apabila tekanan darah sistolik berkisar antara 120 – 139 mmHg atau tekanan darah diastolik berkisar antara 80 - 89 mmHg.

4. Tekanan darah tinggi apabila tekanan darah pasien sistolik > 140 mmHg atau tekanan darah diastolik > 90 mmHg atau pasien sedang mengkonsumsi obat antihipertensi.


(22)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan rancangan penelitian cross-sectional, artinya pengukuran variabel-variabel hanya dilakukan satu kali saja (Mukhtar, 2011) dan pengamatan hanya dilakukan pada satu saat (Ghazali et al., 2008).

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Poliklinik Kulit & Kelamin, RSUP Haji Adam Malik, Medan.

4.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan selama bulan Juli 2013 – Agustus 2013.

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1. Populasi Penelitian

Populasi pada penelitian ini adalah setiap pasien psoriasis vulgaris yang telah didiagnosa oleh dokter spesialis di Poliklinik Kulit & Kelamin RSUP Haji Adam Malik Medan.

4.3.2. Sampel Penelitian

Setiap populasi yang akan menjadi sampel dalam penelitian ini telah memenuhi kriteria inkulsi dan kriteria eksklusi sebagai berikut :

1. Kriteria Inklusi

a. Pasien psoriasis vulgaris di RSUP Haji Adam Malik. b. Usia antara 20 – 70 tahun.


(23)

c. Bersedia untuk ikut menjadi subjek penelitian dengan mengisi dan menandatangani lembar persetujuan setelah penjelasan (informed consent).

2. Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah setiap pasien yang tekanan darahnya tidak dapat diukur.

4.3.3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling. Total sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana jumlah sampel yang diambil sama dengan populasi. Hal tersebut dikarenakan jumlah populasi yang berjumlah kurang dari 100 sehingga seluruh populasi dijadikan sampel penelitian.

4.4. Teknik Pengumpulan Data

Data yang diambil dalam penelitian berupa jenis data sekunder yaitu data pasien dengan diagnosa psoriasis vulgaris di RSUP Haji Adam Malik yang diperoleh melalui rekam medis dan data primer, yaitu melalui wawancara mengenai identitas pasien dan juga pengukuran tekanan darah yang dilakukan secara langsung.

Menurut Canadian Hypertension Education Program (2013), persiapan sebelum dilakukannya pengukuran tekanan darah adalah sebagai berikut :

1. Idealnya, beritahukan pasien untuk tidak merokok atau meminum minuman yang mengandung kafein ± 30 menit sebelum pengukuran dilakukan.

2. Pemilihan cuff yang sesuai :

a. Lebar bladder cuff harus ± 40% dari lingkar lengan atas ( ± 12-14 cm   ukuran rata – rata dewasa).

b. Panjang bladder harus ± 80% dari lingkar lengan atas. 3. Pastikan kamar periksa tenang dan nyaman.


(24)

4. Perintahkan pasien untuk duduk (istirahat) selama 5 menit di kursi. Lengan diletakkan sejajar dengan jantung. Selama pemeriksaan, pasien diharapkan untuk tidak berbicara dan posisi kaki tidak dalam keadaan bersilangan.

5. Pastikan lengan yang akan diperiksa tidak ditutupi oleh pakaian. Pastikan juga tidak ada fistula arteri-vena untuk dialisa, skar (bekas luka) pemotongan arteri brakial, tanda – tanda limfedema.

6. Palpasi arteri brakial untuk memastikan pulsasinya baik.

7. Posisikan lengan sehingga arteri brakial pada fossa antekubiti berada sejajar dengan jantung.

8. Jika pasien duduk, letakkan lengan pada meja yang lebih tinggi sedikit dari pinggang pasien. Jika berdiri, untuk mempertahankan posisi lengan setinggi pertengahan dada penderita.

Selain itu, langkah – langkah untuk mengukur tekanan darah juga dijabarkan sebagai berikut :

1. Lilitkan bagian bladder cuff di medial lengan atas, tepat di atas arteri brakialis, bagian bawah cuff berada 2,5 cm proksimal fossa antekubiti, sejajar dengan letak jantung.

Pastikan lilitan cuff tidak terlalu ketat ataupun terlalu longgar. Posisikan lengan pasien sehingga sedikit flexi pada sendi siku.

2. Sebelum memompa cuff, buka kunci sphygmomanometer terlebih dahulu kemudian kunci katub pompa (jangan terlalu kuat). Hadapkan sphygmomanometer ke arah pemeriksa.

3. Untuk menetapkan tingginya tekanan cuff, pertama-tama perkirakan tekanan sistolik dengan cara palpasi pada arteri radialis. Rasakan pulsasi arteri radialis dengan jari kedua dan ketiga tangan kiri, secara cepat pompa cuff hingga menggembung sampai pulsasi arteri radialis menghilang. Baca tekanan yang dihasilkan pada sphygmomanometer, kemudian tambahkan 30 mmHg. Jumlah tekanan tersebut merupakan target untuk menetapkan tingginya tekanan cuff pada saat pemeriksaan, sehingga dapat mencegah ketidaknyamanan yang


(25)

mungkin terjadi akibat tingginya tekanan cuff yang sebenarnya tidak diperlukan.

Hal ini juga mencegah error yang kadang-kadang disebabkan oleh ausculatory gap (merupakan silent interval yang muncul antara tekanan sistolik dan diastolik).

4. Kempiskan cuff dengan cepat dan sempurna, dan tunggu selama 15 – 30 detik. 5. Pemeriksa memasang stetoskop. Kemudian letakkan bell stetoskop diatas arteri

brakialis (pastikan seluruh pinggir bagian bell stetoskop tersebut menempel pada lengan, sehingga suara Korotkoff dapat didengar dengan jelas).

Karena suara Korotkoff tidak begitu kuat, maka sebaiknya didengar dengan bell stetoskop.

6. Pompa cuff sampai level yang telah ditetapkan tadi, kemudian kempiskan secara perlahan dengan kecepatan 2-3 mmHg per detik. Perhatikan dimana terdengar suara pertama kali dan ini merupakan tekanan sistolik.

7. Lanjutkan menurunkan tekanan secara perlahan sampai suara menghilang sempurna dan ini merupakan tekanan diastolik. Turunkan tekanan sampai angka 0.

8. Catat kedua tekanan tersebut. Tunggu selama 2 menit, ulangi pemeriksaan. Rata – ratakan hasil yang didapat. Jika 2 pembacaan tersebut berbeda sebesar 5 mmHg atau lebih, pemeriksaan diulang.

9. Pemeriksaan tekanan darah sebaiknya dilakukan pada kedua lengan. Normalnya, didapati perbedaan sebesar 5 mmHg, kadang – kadang bisa sampai 10 mmHg. Pemeriksaan yang berikutnya sebaiknya dilakukan pada lengan yang memiliki tekanan yang lebih tinggi.

4.5. Pengolahan dan Analisis Data

Data dari hasil pengukuran dan wawancara yang telah terkumpul selanjutnya akan diperiksa kembali kelengkapannya sebelum meninggalkan tempat penelitian. Kemudian, data tersebut akan diolah dan dianalisis dengan menggunakan program pengolahan data statistik dan disajikan dalam bentuk tabel dengan menggunakan perhitungan distribusi frekuensi.


(26)

BAB 5

HASIL PENELITIAN

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di RSUP (Rumah Sakit Umum Pusat) Haji Adam Malik yang berlokasi di Jalan Bunga Lau No. 17, Kelurahan Kemenangan Tani, Kecamatan Medan Tuntungan, Kotamadya Medan, Provinsi Sumatera Utara yang telah ditetapkan sebagai rumah sakit pendidikan bagi mahasiswa dimulai sejak tanggal 6 September 1991 berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 502/Menkes/IX/1991. RSUP Haji Adam Malik Medan memiliki fasilitas pelayanan yang terdiri atas pelayanan medis dan non medis dimana Poliklinik Kulit & Kelamin berada pada Lantai 4 Gedung P.

Selain itu, RSUP Haji Adam Malik merupakan rumah sakit kelas A sesuai dengan SK Menkes No. 335/Menkes/SK/VII/1990 yang merupakan rumah sakit rujukan untuk wilayah pembangunan A meliputi Provinsi Sumatera Utara, Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat, dan Riau.

5.1.2. Hasil Analisa Deskriptif 1. Berdasarkan Jenis Kelamin

Data mengenai tekanan darah pada pasien psoriasis vulgaris dalam penelitian ini diperoleh dengan pengukuran secara langsung.

Tabel 5.1. Gambaran tekanan darah berdasarkan jenis kelamin.

Tekanan Darah

Jenis Kelamin

Jumlah Responden Laki-Laki Perempuan

n % n % n %

TD rendah 0 0 0 0 0 0

Normal 1 12,5 1 50 2 20

Prehipertensi 5 62,5 1 50 6 60

TD tinggi 2 25 0 0 2 20


(27)

Dari hasil pengukuran tekanan darah yang disajikan pada tabel 5.1., tidak dijumpai pasien psoriasis vulgaris yang tergolong tekanan darah rendah baik pada laki-laki maupun perempuan (0%). Dari semua responden laki-laki yang berjumlah 8 orang, didapati bahwa 1 orang (12,5%) yang tergolong tekanan darah normal, 5 orang (62,5%) tergolong prehipertensi, dan 2 orang (25%) tergolong tekanan darah tinggi. Dari semua responden perempuan yang berjumlah 2 orang, didapati 1 orang (50%) yang tergolong tekanan darah normal dan 1 orang (50%) lainnya tergolong prehipertensi.

2. Berdasarkan usia

Tabel 5.2. Gambaran tekanan darah berdasarkan usia.

Berdasarkan tabel 5.2., terlihat bahwa responden psoriasis vulgaris dengan usia diatas 40 tahun berjumlah 8 orang, dengan 2 orang (25%) tergolong dalam tekanan darah normal, 4 orang (50%) tergolong prehipertensi, dan 2 orang (25%) tergolong tekanan darah tinggi. Semua pasien psoriasis vulgaris yang berusia dibawah 40 tahun pada penelitian ini memiliki tekanan darah yang tergolong prehipertensi dengan jumlah 2 orang (100%).

Tekanan Darah

Usia

Jumlah Responden < 40 tahun > 40 tahun

n % n % n %

TD rendah 0 0 0 0 0 0

Normal 0 0 2 25 2 20

Prehipertensi 2 100 4 50 6 60

TD tinggi 0 0 2 25 2 20


(28)

3. Berdasarkan riwayat merokok responden

Data mengenai riwayat merokok responden, riwayat hipertensi dan psoriasis vulgaris pada keluarga responden dalam penelitian ini diperoleh melalui anamnesis.

Tabel 5.3. Gambaran tekanan darah berdasarkan riwayat merokok.

Tekanan Darah

Merokok

Jumlah Responden

Ada Tidak Ada

n % n % n %

TD rendah 0 0 0 0 0 0

Normal 1 16,67 1 25 2 20

Prehipertensi 3 50 3 75 6 60

TD tinggi 2 33,33 0 0 2 20

Total 6 100 4 100 10 100

Berdasarkan tabel 5.3. diatas, terlihat bahwa 6 orang responden psoriasis vulgaris dalam penelitian ini memiliki riwayat merokok, dengan 1 orang (16,67%) tergolong tekanan darah normal, 3 orang (50%) tergolong prehipertensi, dan 2 orang (33,33%) tergolong tekanan darah tinggi. Dari 4 orang responden yang tidak memiliki riwayat merokok, hanya 1 orang (25%) yang tergolong tekanan darah normal, sedangkan 3 orang lainnya (75%) tergolong prehipertensi.

4. Berdasarkan riwayat hipertensi pada keluarga

Tabel 5.4. Gambaran tekanan darah berdasarkan riwayat hipertensi.

Tekanan Darah

Riwayat Hipertensi pada Keluarga

Jumlah Responden

Ada Tidak Ada

n % n % n %

TD rendah 0 0 0 0 0 0

Normal 1 14,29 1 33,33 2 20

Prehipertensi 4 57,14 2 66,67 6 60

TD tinggi 2 28,57 0 0 2 20


(29)

Berdasarkan tabel 5.4., terlihat bahwa 7 orang responden psoriasis vulgaris dalam penelitian ini memiliki riwayat hipertensi pada keluarganya, dengan 1 orang (14,29%) tergolong tekanan darah normal, 4 orang (57,14%) tergolong prehipertensi, dan 2 orang (28,57%) tergolong tekanan darah tinggi. Dari 3 orang responden yang tidak memiliki riwayat hipertensi pada keluarganya, 1 orang (33,33%) tergolong tekanan darah normal dan 2 orang lainnya tergolong prehipertensi (66,67%).

5. Berdasarkan riwayat psoriasis vulgaris pada keluarga

Tabel 5.5. Gambaran tekanan darah berdasarkan riwayat psoriasis.

Tekanan Darah

Riwayat Psoriasis vulgaris pada Keluarga

Jumlah Responden

Ada Tidak Ada

n % n % n %

TD rendah 0 0 0 0 0 0

Normal 1 25 1 16,67 2 20

Prehipertensi 2 50 4 66,67 6 60

TD tinggi 1 25 1 16,67 2 20

Total 4 100 6 100 10 100

Berdasarkan tabel 5.5., terlihat bahwa hanya terdapat 4 orang responden psoriasis vulgaris yang juga memiliki riwayat psoriasis vulgaris pada keluarganya, dengan 1 orang (25%) tergolong tekanan darah normal, 2 orang (50%) tergolong prehipertensi, dan 1 orang (25%) tergolong tekanan darah tinggi. Dari 6 orang responden yang tidak memiliki riwayat psoriasis vulgaris pada keluarganya, 1 orang (16,67%) tergolong tekanan darah normal, 4 orang (66,67%) tergolong prehipertensi, dan 1 orang (16,67%) tergolong tekanan darah tinggi.


(30)

6. Berdasarkan riwayat penggunaan obat-obatan yang dapat memicu peningkatan tekanan darah

Tabel 5.6. Gambaran tekanan darah berdasarkan riwayat obat-obatan.

Tekanan Darah

Penggunaan obat-obatan yang dapat

memicu peningkatan TD Jumlah Responden

Ada Tidak Ada

n % n % n %

TD rendah 0 0 0 0 0 0

Normal 1 33,33 1 14,29 2 20

Prehipertensi 1 33,33 5 71,43 6 60

TD tinggi 1 33,33 1 14,29 2 20

Total 3 100 7 100 10 100

Berdasarkan tabel 5.6., terlihat bahwa 3 orang responden psoriasis vulgaris dalam penelitian ini memiliki riwayat penggunaan obat-obatan yang dapat memicu peningkatan tekanan darah, dengan 1 orang (33,33%) tergolong tekanan darah normal, 1 orang (33,33%) tergolong prehipertensi, dan 1 orang (33,33%) tergolong tekanan darah tinggi. Dari 7 orang responden yang tidak memiliki riwayat penggunaan obat-obatan yang dapat memicu peningkatan tekanan darah, 1 orang (14,29%) tergolong tekanan darah normal, 5 orang (71,43%) tergolong prehipertensi, dan 1 orang (14,29%) tergolong tekanan darah tinggi.

5.2. Pembahasan

Hasil penelitian terhadap gambaran tekanan darah berdasarkan jenis kelamin pada tabel 5.1. menunjukkan bahwa sebagian besar laki-laki yang menderita psoriasis vulgaris mengalami peningkatan tekanan darah, yaitu 2 orang tergolong tekanan darah tinggi (25%) dan 5 orang tergolong prehipertensi (67,5%). Penelitian oleh Anggara & Prayitno (2013) mendapatkan bahwa jenis kelamin tidak berhubungan secara statistik terhadap tekanan darah. Sebagian besar penelitian mengenai hubungan antara psoriasis vulgaris terhadap tekanan


(31)

darah hanya menerangkan bahwa prevalensi hipertensi meningkat pada pasien psoriasis dibandingkan non-psoriasis (Ghiasi et al., 2011 ; Madanagobalane et al., 2012; Cohen et al., 2008).

Berdasarkan tabel 5.2., terlihat bahwa sebagian besar responden yang berusia diatas 40 tahun cenderung mengalami peningkatan tekanan darah. Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang oleh Sugiharto (2007) yang mendapatkan bahwa salah satu faktor yang terbukti sebagai faktor resiko terjadinya hipertensi adalah umur 36–45 tahun (p=0,0001; OR adjusted 1,23; 95% CI 1,02–3,33), umur 45–55 tahun (p=0,0001; OR adjusted 2,22; 95% CI 1,09–5,53), umur 56–65 tahun (p=0,0001; OR adjusted 4,76; 95% CI 2,01–11,50), sehingga wajar apabila resiko peningkatan tekanan darah juga akan meningkat seiiring bertambahnya usia.

Dalam penelitian ini, pada tabel 5.3. terlihat lebih banyak responden yang merokok, yaitu sebanyak 6 orang, dan peningkatan tekanan darah dijumpai pada 5 orang responden penelitian yang merokok yaitu 3 orang tergolong prehipertensi (50%) dan 2 orang tergolong tekanan tinggi (33,33%). Penelitian yang dilakukan oleh Anggara & Prayitno (2013) menyatakan bahwa kebiasaan merokok berhubungan terhadap statistik tekanan darah. Akan tetapi, hasil yang sedikit berbeda didapatkan oleh Sugiharto (2007) yang menyatakan bahwa kebiasaan merokok tidak terbukti sebagai salah satu faktor resiko terjadinya peningkatan tekanan darah. Hal tersebut kemungkinan karena adanya variabel lain yang lebih kuat sebagai faktor resiko hipertensi, mengingat pada penelitian tersebut semua variabel dianalisis secara bersama-sama.

Hasil penelitian pada tabel 5.4. menunjukkan bahwa dari 7 orang pasien psoriasis vulgaris yang memiliki riwayat hipertensi pada keluarganya, peningkatan tekanan darah terlihat pada 6 orang (85,71%). Penelitian oleh Tozawa et al. (2001) dan Wandeler et al. (2010) menyatakan bahwa semakin tinggi jumlah anggota keluarga yang memiliki riwayat hipertensi, semakin tinggi pula resiko untuk mendapatkan peningkatan tekanan darah pada keturunannya. Hal tersebut juga didukung oleh penelitian yang dilakukan Sugiharto (2007) yang


(32)

menyatakan bahwa riwayat keluarga menjadi salah satu faktor resiko terjadinya hipertensi.

Berdasarkan tabel 5.5., terlihat lebih banyak responden penelitian yang tidak memiliki riwayat psoriasis vulgaris pada keluarganya. Peningkatan tekanan darah juga lebih banyak terjadi pada responden yang tidak memiliki riwayat psoriasis vulgaris pada keluarganya, yaitu 4 orang tergolong prehipertensi (66,67%) dan 1 orang tergolong tekanan darah tinggi (16,67%). Belum dijumpai penelitian mengenai bagaimana riwayat psoriasis pada keluarga mempengaruhi tekanan darah seseorang. Penelitian yang dilakukan hanya menyebutkan bahwa seseorang yang memiliki riwayat psoriasis dalam keluarganya cenderung bermanifestasi klinis lebih dini (Murad & Tobin, 2012)

Hasil penelitian pada tabel 5.6. menunjukkan bahwa peningkatan tekanan darah terjadi pada 2 dari 3 orang (66,67%) yang memiliki riwayat mengkonsumsi obat-obat yang dapat memicu peningkatan tekanan darah, dan 6 dari 7 orang (85,71%) yang tidak memiliki riwayat mengkonsumsi obat-obat tersebut. Dalam penelitian ini, tidak diketahui pasti berapa lama dan dosis obat yang dikonsumsi oleh responden. Akan tetapi, setiap orang yang mengkonsumsi obat-obatan yang dapat memicu peningkatan tekanan darah dalam jangka waktu tertentu dan dosis tertentu dapat mempengaruhi tekanan darahnya (Armstrong & Malone, 2003).


(33)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

1. Sebagian besar responden psoriasis vulgaris dalam penelitian ini mengalami peningkatan tekanan darah, dengan 6 orang (60%) tergolong prehipertensi dan 2 orang (20%) tergolong tekanan darah tinggi.

2. Sebagian besar peningkatan tekanan darah dalam penelitian ini dijumpai pada responden laki-laki, yaitu 5 orang (62,5%) tergolong prehipertensi dan 2 orang (25%) tergolong tekanan darah tinggi.

3. Kebanyakan responden dengan usia diatas 40 tahun mengalami peningkatan tekanan darah, dengan 4 orang (50%) tergolong prehipertensi dan 2 orang (25%) tergolong tekanan darah tinggi.

4. Pada penelitian ini, responden yang memiliki riwayat merokok lebih banyak yang mengalami peningkatan tekanan darah, dengan 3 orang (50%) tergolong prehipertensi dan 2 orang (33,33%) tergolong tekanan darah tinggi.

5. Peningkatan tekanan darah lebih banyak terjadi pada responden psoriasis vulgaris yang memiliki riwayat hipertensi pada keluarganya, yaitu 4 orang (57,14%) tergolong prehipertensi dan 2 orang (28,57%) tergolong tekanan darah tinggi.

6. Sebagian besar responden yang mengalami peningkatan tekanan darah tidak memiliki riwayat psoriasis vulgaris pada keluarganya, yaitu 4 orang (66,67%) tergolong prehipertensi dan 1 orang (16,67%) tergolong tekanan darah tinggi.

7. Responden yang mengalami peningkatan tekanan darah kebanyakan tidak memiliki riwayat penggunaan obat-obatan yang dapat memicu peningkatan tekanan darah, yaitu 5 orang (71,43%) tergolong prehipertensi dan 1 orang (14,29%) tergolong tekanan darah tinggi.


(34)

6.2. Saran

1. Disarankan kepada setiap pasien psoriasis vulgaris untuk lebih sering memeriksakan tekanan darahnya, sehingga dapat menurunkan kejadian penyakit kardiovaskular dan secara tidak langsung mencegah terjadinya komplikasi yang dapat ditimbulkannya.

2. Disarankan kepada peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian serupa di tempat lain atau penelitian lainnya yang terkait dengan penelitian ini untuk menggunakan sampel yang lebih banyak, atau menggunakan jenis psoriasis yang lebih bervariasi, atau mencari hubungan diantara keduanya (psoriasis vulgaris terhadap tekanan darah), sehingga bisa mendapatkan hasil yang lebih memuaskan serta memperluas cakupan penelitian yang dilakukan.


(35)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Psoriasis

2.1.1. Deskripsi Umum / Definisi

Psoriasis merupakan suatu penyakit inflamasi kronik pada kulit, dengan dasar genetik yang kuat, disertai adanya perubahan secara kompleks pada pertumbuhan dan perkembangan epidermal, diikuti perubahan biokimia, imunologi, abnormalitas vaskular, serta sistem saraf yang masih belum diketahui

bagaimana hubungannya (Gudjonsson et al., 2008).

Psoriasis ditandai dengan adanya lesi berupa makula eritem berbatas tegas, ditutupi oleh skuama kasar berlapis, berwarna putih seperti mika, disertai fenomena tetesan lilin dan tanda Auspitz (Siregar, 2000).

2.1.2. Etiologi

Menurut Siregar (2000), Ada beberapa faktor predisposisi dan pencetus yang dapat menimbulkan penyakit ini.

Faktor – faktor predisposisi :

1. Faktor herediter bersifat dominan autosomal dengan penetrasi tidak lengkap.

2. Faktor – faktor psikis, seperti stress dan gangguan emosi.

3. Infeksi lokal. Infeksi menahun di daerah hidung dan telinga, tuberkulosis paru, dermatomikosis, artritis, dan radang menahun ginjal.

4. Penyakit metabolik, seperti diabetes mellitus yang laten. 5. Gangguan pencernaan, seperti obstipasi.

6. Faktor cuaca. Beberapa kasus menunjukkan tendensi untuk menyembuh pada


(36)

Faktor – faktor provokatif yang dapat mencetuskan atau menyebabkan penyakit ini bertambah hebat ialah :

1. Faktor Trauma. Gesekan dan tekanan pada kulit sering dapat menimbulkan lesi

psoriasis pada tempat trauma, dan ini disebut fenomena Koebner.

2. Faktor infeksi. Infeksi streptokokus di faring dapat merupakan faktor pencetus pada penderita dengan presdisposisi psoriasis. Pada bentuk psoriasis ini, sebaiknya dilakukan apusan tenggorokan untuk mencari infeksi lokal. Apabila infeksi tenggorokan sembuh, biasanya psoriasisnya juga akan sembuh.

3. Obat – obatan. Obat kortikosteroid merupakan obat bermata dua. Pada

permulaan, kortikosteroid dapat menyembuhkan psoriasis, tetapi apabila obat ini dihentikan penyakit akan kambuh kembali, bahkan lebih berat daripada sebelumnya menjadi psoriasis pustulosa atau generalisata. Obat lain seperti antimalaria (klorokuin) dan obat antihipertensi betablocker dapat memperberat penyakit psoriasis.

4. Sinar ultraviolet dapat menghambat pertumbuhan sel – sel epidermis, tetapi

apabila penderita sensitif terhadap sinar matahari, malahan penyakit psoriasis akan bertambah hebat karena reaksi isomorfik.

5. Stres psikologis. Pada sebagian penderita, faktor stres dapat menjadi faktor

pencetus. Penyakit ini sendiri dapat menyebabkan gangguan psikologis pada penderita, sehingga menimbulkan satu lingkaran setan, dan hal ini memperberat penyakit. Sering pengobatan psoriasis tidak akan berhasil apabila faktor stres psikologis ini belum dapat dihilangkan.

6. Kehamilan. Kadang- kadang wanita yang menderita psoriasis dapat sembuh

saat hamil, tetapi akan kambuh kembali sesudah bayinya lahir, dan penyakit ini akan kebal terhadap pengobatan selama beberapa bulan.


(37)

2.1.3. Patogenesis

Dalam proses terjadinya psoriasis, faktor genetik dan faktor imunologi merupakan dua hal penting yang memiliki pengaruh besar terhadap perjalanan penyakit ini.

1. Faktor genetik

Hal yang menyokong adanya faktor genetik adalah bahwa psoriasis

berkaitan dengan HLA (Human Leukocyte Antigen). Psoriasis tipe I (awitan dini,

bersifat familial) berhubungan dengan HLA-B13, B17, Bw57, dan Cw6. Psoriasis tipe II (awitan lambat, bersifat nonfamilial) berkaitan dengan HLA-B27 dan Cw2, sedangkan psoriasis pustulosa berkorelasi dengan HLA-B27 (Djuanda, 2010).

2. Faktor Imunologi

Sel T dan sitokin memegang peranan yang sangat penting dalam patofisiologi terjadinya psoriasis. Ekspresi secara berlebihan dari sitokin tipe-1

seperti IL-2, IL-6, IL-8, IL-12, IFN- dan TNF-α telah terbukti dijumpai pada

beberapa studi, termasuk ekspresi berlebih dari IL-8 yang memicu akumulasi neutrofil. IL-12 menjadi sinyal utama bagi perkembangan Th1, yang memicu pengeluaran dari IFN- . Sitokin tipe-2 seperti IL- 10 memegang pengaruh besar terhadap imunoregulasi dengan cara menghambat produksi sitokin proinflamasi tipe-1. IL-15 memicu berkumpulnya sel-sel inflamasi, angiogenesis dan produksi

sitokin inflamasi, seperti IFN- , TNF-α , dan IL-17, dimana semua sitokin

tersebut mengalami up-regulated pada psoriasis. Beberapa sitokin yang

mengalami down-regulated yaitu TGF- dan sel NK (Natural Killer) turut

memicu terjadinya proliferasi sel yang abnormal pada penderita psoriasis (James


(38)

Berikut gambar yang dapat menjelaskan bagaimana pengaruh faktor imunologi terhadap kejadian psoriasis.

Gambar 2.1. : Pengaruh faktor imunologi terhadap Psoriasis vulgaris.

Sumber : Nestle, F.O., Kaplan, D.H., Barker, J., 2009. Mechanisms of


(39)

Pembesaran dan pemanjangan papil dermis menyebabkan epidermo-dermal bertambah luas dan menyebabkan lipatan di bawah lapisan stratum spinosum bertambah banyak. Proses ini juga menyebabkan masa pertumbuhan kulit menjadi lebih cepat dan masa pertukaran kulit menjadi lebih pendek dari normal, dari 28 hari menjadi 3-4 hari. Stratum granulosum tidak terbentuk dan di dalam stratum korneum terjadi parakeratosis. Dengan pemendekan interval proses keratinisasi sel epidermis dan stratum basalis menjadi stratum korneum, proses pematangan dan keratinisasi gagal mencapai proses yang sempurna. Selain proses keratinisasi terganggu, proses biokimiawi di dalam masing-masing sel berubah. Dengan mikroskop elektron dapat dilihat, di dalam sel epidermis, produksi tonofilamen keratin dan butir-butir keratohialin berkurang dan adenosin 35 monofosfat (AMP siklik) pada lesi psoriasis berkurang. Ini sangat penting dalam pengaturan aktivitas mitosis sel epidermis (Siregar, 2000).

2.1.4. Gambaran Klinis

Psoriasis memiliki ciri khas atau disebut tanda klasik yaitu lesi yang berwarna kemerahan (eritema), berbatas tegas lesi ditutupi oleh skuama kasar berlapis, berwarna putih seperti mika.

Lesi dari psoriasis ini memiliki predileksi di daerah scalp, kuku,

permukaan ekstensor dari ekstremitas atas dan bawah, regio umbilikal, dan juga

sakrum (James et al., 2006). Biasanya, lesi bersifat simetris, walau terkadang

dijumpai unilateral (Gudjonsson et al., 2008). Perasaan subjektif seperti rasa gatal atau terbakar juga sering dikeluhkan oleh penderita (James et al., 2006).

Kelainan kulit terdiri atas bercak-bercak eritema yang meninggi (plak) dengan skuama diatasnya. Eritema sirkumskrip dan merata, tetapi pada stadium penyembuhan sering eritema yang di tengah menghilang dan hanya terdapat di pinggir. Skuama berlapis-lapis, kasar, dan berwarna putih seperti mika, serta transparan. Besar kelainan bervariasi : lentikular, numular, atau plakat, dapat berkonfluensi. Jika seluruhnya atau sebagian besar lentikular disebut psoriasis gutata, biasanya terjadi pada anak-anak dan dewasa muda dan terjadi setelah infeksi akut oleh Streptococcus (Djuanda, 2010).


(40)

Psoriasis yang menyerang kuku jari tangan dan kaki memberi gambaran

berupa lubang kecil pada kuku yang disebut pits. Warna kuku menjadi kabur dan

bagian kuku bebas agak terpisah dari dasarnya oleh karena terbentuk zat tanduk subungual. Umumnya, kelainan kuku dimulai dari bagian distal dan menyebar ke bagian proksimal, hingga terjadi onikolisis. Mukosa hampir tidak pernah terkena penyakit ini, kemungkinan karena pertumbuhan epitel mukosa mirip dengan petumbuhan kulit yang psoriasis (Siregar, 2000).

Gambar 2.2. : Karakteristik kulit pada Psoriasis vulgaris.

Sumber : Schön, M.P., Boehncke, W.H., 2005. Medical Progress Psoriasis.


(41)

2.1.5. Diagnosis

Pada psoriasis terdapat fenomena tetesan lilin, tanda Auspitz dan fenomena

Koebner (isomorfik). Fenomena tetesan lilin ialah skuama yang berubah

warnanya menjadi putih pada goresan, seperti lilin yang digores (Djuanda, 2010). Dibawah skuama tersebut, pada lapisan kulit terdapat eritem homogen yang mengkilat, akan dijumpai tanda perdarahan apabila terjadi pelepasan atau trauma pada kulit akibat adanya vasodilatasi dari pembuluh darah dibawahnya. Hal tersebut dikenal sebagai Auspitz’s sign (Gudjonsson et al., 2008). Trauma pada kulit penderita psoriasis, misalnya garukan, dapat menyebabkan kelainan yang

sama dengan kelainan psoriasis dan disebut fenomenon Koebner yang timbul

kira-kira setelah 3 minggu (Djuanda, 2010).

Kedua fenomena yang disebut lebih dahulu dianggap khas, sedangkan yang terakhir tidak khas, hanya sekitar 47% yang positif dan didapati pula pada penyakit lain, misalnya liken planus dan veruka plana juvenilis (Djuanda, 2010).

Fenomena Koebner biasa terjadi setelah 7-14 hari pasca trauma. (Gudjonsson et

al., 2008).

Pemeriksaan histopatologi juga memegang peranan yang penting dalam

penegakkan diagnosa psoriasis. Pada plak psoriasis, foci neutrofil berjumlah

sangat banyak dan biasanya membentuk mikroabses munro pada stratum korneum. Lapisan granular menghilang akibat parakeratosis. Pada plak yang telah berkembang sempurna, dapat dijumpai akantosis epidermal dengan pemanjangan

rete ridges, penipisan dermal papillae, dan juga pelebaran dari pembuluh darah

kapiler dalam dermal papillae. Dua hal yang disebutkan sebelummya memiliki

pengaruh besar terhadap penemuan Auspitz’s sign (James et al., 2006).

2.1.6. Bentuk Klinis

Menurut Djuanda (2010), psoriasis memiliki berbagai bentuk yang berbeda sesuai dengan klinisnya, diantaranya :


(42)

2.1.6.1. Psoriasis Vulgaris

Bentuk ini ialah yang lazim terdapat karena itu disebut vulgaris, dinamakan pula tipe plak karena lesi-lesinya umumnya berbentuk plak. Tempat predileksinya seperti yang telah diterangkan diatas.

2.1.6.2. Psoriasis Gutata

Diameter kelainan biasanya tidak melebihi 1 cm. Timbulnya mendadak

dan diseminata, umumnya setelah infeksi Streptococcus di saluran napas bagian

atas sehabis influenza atau morbili.

2.1.6.3. Psoriasis Inversa (psoriasis fleksural)

Psoriasis tersebut mempunyai tempat predileksi pada daerah fleksor sesuai dengan namanya.

2.1.6.4. Psoriasis Eksudativa

Bentuk tersebut sangat jarang. Biasanya kelainan psoriasis kering tetapi pada bentuk ini kelainanya eksudatif seperti dermatitis akut.

2.1.6.5. Psoriasis Seboroik (seboriasis)

Gambaran klinis psoriasis seboroik merupakan gabungan antara psoriasis dan dermatitis seboroik, skuama yang biasanya kering menjadi agak berminyak dan agak lunak, selain berlokasi pada tempat yang lazim, juga terdapat pada tempat seboroik.

2.1.6.6. Psoriasis Pustulosa

Ada 2 pendapat mengenai psoriasis pustulosa, pertama dianggap sebagai penyakit tersendiri, kedua dianggap sebagai varian psoriasis. Terdapat 2 bentuk psoriasis pustulosa, bentuk lokalisata, dan generalisata. Bentuk lokalisata, contohnya psoriasis pustulosa palmo-plantar (Barber), sedangkan bentuk generalisata, contohnya psoriasis pustulosa generalisata akut (von Zumbusch).


(43)

2.1.6.7. Eritroderma psoriatik

Eritroderma psoriatik dapat disebabkan oleh pengobatan topikal yang terlalu kuat atau oleh penyakitnya sendiri yang meluas. Biasanya lesi yang khas untuk psoriasis tidak tampak lagi karena terdapat eritema dengan skuama tebal universal. Ada kalanya lesi psoriasis masih tampak samar-samar, yakni lebih eritematosa dan kulitnya meninggi.

2.2. Tekanan Darah

Tekanan darah didefinisikan sebagai tekanan hidrostatik yang dihasilkan akibat adanya penekanan pada dinding pembuluh darah (Tortora, 2012). Istilah tekanan darah yang sering dipakai sebenarnya lebih ditujukan pada tekanan

arterial. Tekanan darah dipengaruhi oleh dua hal, yaitu Cardiac output (CO) dan

juga Total Peripheral Resistance (TPR). Cardiac output itu sendiri ditentukan

oleh Stroke volume (SV) dan Heart Rate (HR). Stroke volume dipengaruhi oleh

kontraktilitas jantung, afterload, dan preload (Lee, 2011).

Gambar 2.3. : Faktor – faktor yang mempengaruhi tekanan darah.

Sumber : Kaplan, N.M., 2006. Kaplan’s Clinical Hypertension. 9th ed.


(44)

Tekanan arteri rata-rata dapat diperoleh melalui perhitungan berikut (Sherwood, 2010) :

Tekanan arteri rata – rata = tekanan darah diastolik + 1/3 (tekanan darah  sistolik – tekanan darah diastolik) 

 

Tekanan darah seseorang dapat diukur dengan menggunakan stetoskop dan sfigmomanometer. Pada saat melakukan pengukuran, akan didapati tekanan darah sistolik dan diastolik. Yang dimaksud dengan tekanan darah sistolik adalah tekanan darah tertinggi yang dicapai arteri selama sistol, sedangkan tekanan darah diastolik adalah tekanan darah terendah yang dicapai arteri selama diastol (Tortora, 2012).

Tabel 2.1. Klasifikasi Tekanan Darah pada Orang Dewasa.

Klasifikasi TD TD sistolik (mmHg) TD diastolik (mmHg)

Normal < 120 < 80

Prehipertensi 120-139 80-89

Hipertensi tingkat 1 140-159 90-99

Hipertensi tingkat 2 ≥ 160 ≥ 100

Sumber : Department of Health and Human Services. 2003. The Seventh Report of

The Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and

Treatment of High Blood Pressure. The National Heart, Lung, and Blood Institute,

The Executive Committee.

Selain itu, menurut National Heart, Lung and Blood Institute (2010),

terdapat juga kelompok tekanan darah rendah. Yang dimaksud dengan tekanan darah rendah adalah suatu keadaan ketika tekanan darah lebih rendah dari normal, dimana tekanan darah sistolik pasien < 90 mmHg atau tekanan darah diastolik pasien < 60 mmHg.


(45)

2.3. Psoriasis terhadap peningkatan tekanan darah

Beberapa dekade belakangan ini, studi epidemiologis menunjukkan bahwa terdapat korelasi antara psoriasis dan kejadian penyakit kardiovaskular dimana salah satu penyebabnya adalah akibat peningkatan tekanan darah. Hal tersebut diperkuat oleh salah satu penelitian yang dilakukan oleh Cohen et al. (2010) yang menunjukkan hasil yang cukup signifikan bahwa 38,8% pasien psoriasis menderita hipertensi dibandingkan 29,1% pada kontrol.

Berdasarkan data penelitian, dibandingkan dengan pasien hipertensi tanpa psoriasis, pasien psoriasis dengan hipertensi memiliki kemungkinan 5 kali lebih

besar untuk mendapatkan monotherapy antihypertensive regimen

(95 % CI 3,607,05), kemungkinan 9,5 kali lebih besar untuk mendapatkan dual

antihypertensive regimen (95% CI 6,68 – 13,65), 16,5 kali lebih besar untuk

mendapatkan triple antihypertensive regimen (95% CI 11,01 – 24.84), dan 19,9

kali lebih besar untuk mendapatkan quadruple antihypertensive regimen atau

centrally-acting agent pada analisis multivariable setelah menyesuaikan berbagai

faktor resiko, sehingga didapatkan kesimpulan bahwa hipertensi pada pasien psoriasis cenderung lebih sulit untuk dikontrol (Armstrong et al., 2011).

Patofisiologi terjadinya peningkatan tekanan darah pada psoriasis vulgaris belum diketahui secara pasti. Salah satu faktor yang menyumbang peran besar

dalam kejadian tersebut adalah endothelin-1, yang merupakan suatu peptida yang

dihasilkan oleh keratinosit akibat autokrin dari growth factor sel tersebut dan

proses inflamasi pada psoriasis. Endothelin-1 memiliki efek vasokonstriksi

sistemik yang sangat poten dan berkontribusi sangat besar dalam kejadian peningkatan tekanan darah (Wakkee et al., 2007).

Selain endothelin-1, angiotensin-II juga berpengaruh terhadap

patofisiologi terjadinya peningkatan tekanan darah pada psoriasis. Penelitian yang

dilakukan oleh Huskic et al. (2008) menunjukkan bahwa terjadi peningkatan dari

Angiotensin Converting Enzyme (ACE) pada pasien psoriasis, dimana ACE

tersebut merupakan suatu karboksipeptidase yang memiliki peranan penting dalam regulasi tekanan darah tubuh dengan mengkatalisis konversi dari


(46)

Peningkatan kadar ACE dalam tubuh pasien psoriasis akan menyebabkan

dua hal penting, yaitu peningkatan jumlah angiotensin-II (akibat banyaknya

angiotensin-I yang dikonversi) dan juga inaktifasi dari bradikinin, dimana

bradikinin memiliki efek vasodilatasi dari pembuluh darah yang sangat poten

dengan cara meningkatkan produksi dari NO (Nitric Oxide), meningkatkan

permeabilitas kapiler, dan juga menstimulasi produksi dari IL-6 dan IL-8 (Hayashi

et al., 2000). Selain itu, ACE juga mendegradasi substansi P (SP), dan pada

akhirnya berpengaruh terhadap perkembangan dari psoriasis.

Angiotensin-II dipercaya memiliki efek vasokonstriksi yang sangat kuat

pada kapiler pembuluh darah dalam tubuh dan juga sintesis dari IL-6 dan IL-8

yang memilik efek proinflamasi (Kranzhofer et al., 1999). Hal tersebut turut

memberi peranan penting dalam peningkatan tekanan darah pada pasien psoriasis.

Gambar 2.4. : Angiotensin II menghasilkan Oksidatif stress.

Sumber : Sowers, J.R., 2002. Hypertension, Angiotensin II, and


(47)

NADPH oksidase juga ikut teraktivasi oleh berbagai stimulus

patofisiologis, termasuk peningkatan angiotensin-II, untuk menghasilkan radikal

oksigen bebas (O2-) yang akan menghasilkan senyawa peroksinitrit (OONO-).

Peristiwa tersebut akan menyebabkan destruksi dari NO pada endotel pembuluh darah (endothelium-dependent vasodilatation loss), mengaktivasi respon inflamasi yang pada akhirnya akan menyebabkan hipertensi (Sowers, 2002), dan juga memperparah kondisi dari psoriasis itu sendiri.

Selain mediator – mediator inflamasi seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, faktor-faktor lain seperti riwayat merokok, riwayat hipertensi pada keluarga dan penggunaan obat-obatan oleh responden juga dapat mempengaruhi tekanan darah pada pasien psoriasis vulgaris.

Penelitian yang dilakukan oleh Naldi et al. (2005) menunjukkan bahwa

setiap orang yang memiliki riwayat merokok 1,6 kali lebih beresiko untuk terjadinya psoriasis vulgaris. Merokok itu sendiri juga dapat meningkatkan kadar oksidatif LDL, menurunkan kadar HDL di sirkulasi darah, disfungsi endotel, serta

meningkatkan platelet adhesiveness, yang akan menyebabkan vasokonstriksi

sehingga mempercepat terjadinya plak aterosklerotik, dan pada akhirnya beresiko untuk meningkatkan tekanan darah (Strom & Libby, 2011).

Seseorang yang memiliki riwayat hipertensi pada keluarganya juga memiliki resiko yang lebih tinggi untuk mengalami peningkatan tekanan darah di kemudian harinya, terutama first-degree family members. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, terdapatnya faktor keturunan yang berhubungan dengan kejadian hipertensi seperti diabetes mellitus dan peningkatan kadar kolesterol serum. Kedua, keluarga memiliki budaya dan gaya hidup yang tidak jauh berbeda, seperti konsumsi garam yang tinggi, aktifitas fisik yang kurang, riwayat merokok serta mengkonsumsi alkohol. Ketiga, adanya interaksi antara genetik dan faktor lingkungan disekitarnya (Tozawa et al., 2001).

Obat-obatan yang memiliki efek vasokonstriktor seperti NSAID, baik yang selektif maupun non-selektif dapat mempengaruhi peningkatan tekanan darah (Armstrong & Malone, 2003). NSAID menghambat produksi dari prostaglandin


(48)

dan mengganggu fungsi normal ginjal yang berujung pada peningkatan tekanan darah. Pengobatan terhadap psoriasis vulgaris dengan menggunakan steroid oral dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan retensi cairan yang akan

memicu peningkatan tekanan darah seseorang.Selain itu, pemberian cyclosporine

sebagai terapi juga dapat menyebabkan disfungsi dari HNF4α, suatu hepatic

nuclear factor, sehingga menyebabkan gangguan dari renin-angiotensin-system,


(49)

ABSTRAK

Psoriasis termasuk dalam penyakit kulit kelompok papuloskuamosa atau dermatosis eritroskuamosa yang ditandai dengan adanya eritema dan skuama serta

bersifat kronis. Sekitar 85% - 90% kasus yang dijumpai berjeniskan chronic

plague (psoriasis vulgaris). Psoriasis vulgaris dapat mengenai laki-laki dan perempuan pada semua usia. Penyebab psoriasis vulgaris juga masih belum diketahui. Akan tetapi, berbagai faktor seperti autoimun, genetik dan lingkungan memegang peranan penting dalam proses terjadinya penyakit ini.

Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan bagaimana tekanan darah pada pasien psoriasis vulgaris.

Desain penelitian yang digunakan bersifat deskriptif cross-sectional.

Responden penelitian berjumlah 10 orang, yang merupakan pasien psoriasis vulgaris di RSUP Haji Adam Malik Medan. Teknik pengambilan sampel pada

penelitian ini menggunakan total sampling, dimana semua sampel dipilih

berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Responden yang telah memenuhi syarat

dan bersedia untuk menjadi partisipan, selanjutnya akan menandatangani informed

consent, dan diwawancarai mengenai riwayat psoriasis serta dilakukan pengukuran tekanan darah. Data kemudian diolah dengan menggunakan program pengolahan data statistik.

Dari hasil penelitian, didapatkan bahwa 6 orang (60%) tergolong prehipertensi dan 2 orang (20%) tergolong tekanan darah tinggi. Hanya 2 orang responden saja (20%) tergolong tekanan darah normal, serta tidak dijumpai partisipan yang tergolong tekanan darah rendah (0%).

Pasien psoriasis vulgaris dalam penelitian ini cenderung mengalami peningkatan tekanan darah. Oleh karena itu, pengukuran tekanan darah harus dilakukan lebih sering dan teratur oleh pasien psoriasis vulgaris sehingga dapat dideteksi secara dini serta mencegah komplikasi yang mungkin terjadi di kemudian hari.


(50)

ABSTRACT

Psoriasis, a papulosquamous skin disease, is an inflammatory skin disease characterized by epidermal hyperproliferation and scaly erythematous patches. It affects both gender in all group of ages, with chronic plague (psoriasis vulgaris) accounting for 85% - 90% cases. Although the exact aetiology of psoriasis vulgaris remains unclear, autoimmune provoking inflammatory process, familial genetics, and environmental factors play a significant role in the disease initiation. The aim of this study was to assess the blood pressure in patients with psoriasis vulgaris.

The study was designed as a descriptive cross-sectional study. Total of 10 patients who have been diagnosed with psoriasis vulgaris by a dermatologist at Haji Adam Malik Hospital participated in this study. Written informed consent was obtained from all patients who were chosen based on inclusion and exclusion criteria using total sampling method. Then, all patients were subjected to detailed history taking and blood pressure measurement. Analysis of the data was carried out using statistical program.

The results of this study show that 6 people (60%) were categorized into prehypertension and 2 people (20%) into high blood pressure. Only 2 people (20%) were categorized into normal blood pressure, and no participants were categorized as low blood pressure (0%).

Most of the patients with psoriasis vulgaris in this study tend to have increasing blood pressure. Therefore, blood pressure measurement should be performed regularly to prevent any further complication that might be happen in the future.


(51)

RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN

Oleh : HENDRY 100100214

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2013


(52)

RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN

KARYA TULIS ILMIAH

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran

Oleh : HENDRY 100100214

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2013


(53)

LEMBAR PENGESAHAN

Gambaran Tekanan Darah pada Pasien Psoriasis Vulgaris di Poliklinik Kulit & Kelamin RSUP Haji Adam Malik Medan

Nama : Hendry

NIM : 100100214

Pembimbing Penguji I

(dr. Ramona Dumasari Lubis, Sp.KK) (dr. Syafrizal Nasution, Sp.PD)

NIP. 19721004 200501 2 001 NIP. 19680525 200003 1 001

Penguji II

(dr. Bambang Praguyo, Sp.B)

NIP. 19800228 200501 1 003

Medan, 27 Desember 2013 Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

( Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH ) NIP. 19540220 198011 1 001


(54)

ABSTRAK

Psoriasis termasuk dalam penyakit kulit kelompok papuloskuamosa atau dermatosis eritroskuamosa yang ditandai dengan adanya eritema dan skuama serta bersifat kronis. Sekitar 85% - 90% kasus yang dijumpai berjeniskan chronic plague (psoriasis vulgaris). Psoriasis vulgaris dapat mengenai laki-laki dan perempuan pada semua usia. Penyebab psoriasis vulgaris juga masih belum diketahui. Akan tetapi, berbagai faktor seperti autoimun, genetik dan lingkungan memegang peranan penting dalam proses terjadinya penyakit ini.

Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan bagaimana tekanan darah pada pasien psoriasis vulgaris.

Desain penelitian yang digunakan bersifat deskriptif cross-sectional. Responden penelitian berjumlah 10 orang, yang merupakan pasien psoriasis vulgaris di RSUP Haji Adam Malik Medan. Teknik pengambilan sampel pada

penelitian ini menggunakan total sampling, dimana semua sampel dipilih

berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Responden yang telah memenuhi syarat dan bersedia untuk menjadi partisipan, selanjutnya akan menandatangani informed consent, dan diwawancarai mengenai riwayat psoriasis serta dilakukan pengukuran tekanan darah. Data kemudian diolah dengan menggunakan program pengolahan data statistik.

Dari hasil penelitian, didapatkan bahwa 6 orang (60%) tergolong prehipertensi dan 2 orang (20%) tergolong tekanan darah tinggi. Hanya 2 orang responden saja (20%) tergolong tekanan darah normal, serta tidak dijumpai partisipan yang tergolong tekanan darah rendah (0%).

Pasien psoriasis vulgaris dalam penelitian ini cenderung mengalami peningkatan tekanan darah. Oleh karena itu, pengukuran tekanan darah harus dilakukan lebih sering dan teratur oleh pasien psoriasis vulgaris sehingga dapat dideteksi secara dini serta mencegah komplikasi yang mungkin terjadi di kemudian hari.


(55)

ABSTRACT

Psoriasis, a papulosquamous skin disease, is an inflammatory skin disease characterized by epidermal hyperproliferation and scaly erythematous patches. It affects both gender in all group of ages, with chronic plague (psoriasis vulgaris) accounting for 85% - 90% cases. Although the exact aetiology of psoriasis vulgaris remains unclear, autoimmune provoking inflammatory process, familial genetics, and environmental factors play a significant role in the disease initiation. The aim of this study was to assess the blood pressure in patients with psoriasis vulgaris.

The study was designed as a descriptive cross-sectional study. Total of 10 patients who have been diagnosed with psoriasis vulgaris by a dermatologist at Haji Adam Malik Hospital participated in this study. Written informed consent was obtained from all patients who were chosen based on inclusion and exclusion criteria using total sampling method. Then,all patients were subjected to detailed history taking and blood pressure measurement. Analysis of the data was carried out using statistical program.

The results of this study show that 6 people (60%) were categorized into prehypertension and 2 people (20%) into high blood pressure. Only 2 people (20%) were categorized into normal blood pressure, and no participants were categorized as low blood pressure (0%).

Most of the patients with psoriasis vulgaris in this study tend to have increasing blood pressure. Therefore, blood pressure measurement should be performed regularly to prevent any further complication that might be happen in the future.


(56)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini tepat pada waktunya, sebagai salah satu syarat untuk mencapai kelulusan sarjana kedokteran Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Adapun tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini adalah untuk memaparkan landasan pemikiran dan segala konsep menyangkut penelitian yang akan dilaksanakan. Penelitian yang dilaksanakan ini berjudul “Gambaran Tekanan Darah pada Pasien Psoriasis Vulgaris di Poliklinik Kulit & Kelamin Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan”.

Penulis menyadari bahwa sangatlah sulit untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah ini tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan segala rasa hormat, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, MSc(CTM), Sp.A(K), selaku rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH, selaku Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu dr. Ramona Dumasari Lubis, M.Ked(KK), Sp.KK selaku Dosen Pembimbing yang telah memberi banyak arahan dan masukan bagi

penulis sehingga karya tulis ilmiah ini dapat diselesaikan dengan baik. 4. Bapak dr. Syafrizal Nasution, Sp.PD selaku Dosen Penguji I yang telah

memberikan petunjuk-petunjuk serta nasihat-nasihat dalam penyempurnaan karya tulis ilmiah ini.

5. Bapak dr. Bambang Praguyo, Sp.B selaku Dosen penguji II yang telah memberikan petunjuk-petunjuk serta nasihat-nasihat dalam penyempurnaan karya tulis ilmiah ini.


(57)

6. Seluruh staf pengajar dan civitas akademika Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara atas bimbingan selama perkuliahan hingga penyelesaian studi dan juga penulisan karya tulis ilmiah ini.

7. Seluruh pihak RSUP Haji Adam Malik Medan yang senantiasa membantu

penulis pada pelaksanaan survei awal dan penelitian.

8. Orang tua penulis yang telah membesarkan penuh dengan kasih sayang dan tiada bosan-bosannya mendoakan serta memberikan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan karya tulis dan pendidikan.

9. Semua pihak yang telah membantu baik dalam bentuk moril maupun

materil yang namanya tidak dapat disebutkan oleh penulis satu per satu.

Penulis memahami sepenuhnya bahwa penulisan karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi materi yang disampaikan maupun tata cara penulisannya. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, segala saran dan kritik yang membangun dari pembaca sangatlah diharapkan guna menyempurnakan hasil penelitian karya tulis ini.

Medan, 09 Desember 2013


(58)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan ... i

Abstrak ... ii

Kata Pengantar ... iv

Daftar Isi ... vi

Daftar Tabel ... ix

Daftar Gambar ... x

Daftar Lampiran ... xi

Daftar Singkatan ... xii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1.Latar Belakang ... 1

1.2.Rumusan Masalah ... 3

1.3.Tujuan penelitian ... 3

1.3.1.Tujuan Umum ... 3

1.3.2.Tujuan Khusus ... 3

1.4.Manfaat Penelitian ... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1. Psoriasis ... 5

2.1.1. Deskripsi umum / Definisi ... 5

2.1.2. Etiologi ... 5

2.1.3. Patogenesis ... 7

2.1.4. Gambaran Klinis ... 9

2.1.5. Diagnosis ... 11

2.1.6. Bentuk Klinis ... 11

2.1.6.1. Psoriasis Vulgaris ... 12

2.1.6.2. Psoriasis Gutata ... 12

2.1.6.3. Psoriasis Inversa (Psoriasis Fleksural) ... 12


(59)

2.1.6.5. Psoriasis Seboroik ... 12

2.1.6.6. Psoriasis Pustulosa ... 12

2.1.6.7. Eritroderma Psoriatik ... 13

2.2. Tekanan Darah ... 13

2.3. Psoriasis terhadap peningkatan tekanan darah ... 15

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL……... 19

3.1. Kerangka Konsep ... 19

3.2. Definisi Operasional ... 19

3.2.1.Psoriasis Vulgaris ... 19

3.2.2. Tekanan Darah ... 20

BAB 4 METODE PENELITIAN ... 21

4.1. Jenis Penelitian ... 21

4.2. Lokasi dan Waktu penelitian ... 21

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 21

4.4. Teknik Pengumpulan Data ... 22

4.5. Pengolahan dan Analisis Data ... 24

BAB 5 HASIL PENELITIAN ... 25

5.1. Hasil Penelitian ... 25

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 25

5.1.2. Hasil Analisa Deskriptif ... 25

1. Berdasarkan Jenis Kelamin ... 25

2. Berdasarkan Usia ... 26

3. Berdasarkan Riwayat Merokok Responden ... 27

4. Berdasarkan Riwayat Hipertensi pada Keluarga ... 27

5. Berdasarkan Riwayat Psoriasis vulgaris Keluarga ... 28

6. Berdasarkan Penggunaan obat-obatan ... 29


(60)

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 32

6.1. Kesimpulan ... 32

6.2. Saran ... 33

DAFTAR PUSTAKA ... 34


(61)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 2.1. Klasifikasi Tekanan Darah pada Orang Dewasa... 14

Tabel 5.1. Gambaran Tekanan darah berdasarkan jenis kelamin... 25

Tabel 5.2. Gambaran Tekanan darah berdasarkan usia…………... 26

Tabel 5.3. Gambaran Tekanan darah berdasarkan riwayat merokok... 27

Tabel 5.4. Gambaran Tekanan darah berdasarkan riwayat hipertensi…. 27 Tabel 5.5. Gambaran Tekanan darah berdasarkan riwayat psoriasis... 28

Tabel 5.6. Gambaran Tekanan darah berdasarkan riwayat obat-obatan.. 29


(62)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1. Pengaruh faktor imunologi terhadap psoriasis vulgaris... 8

Gambar 2.2. Karakteristik kulit pada psoriasis vulgaris... 10

Gambar 2.3. Faktor yang mempengaruhi tekanan darah……... 13

Gambar 2.4. Angiotensin II menghasilkan oksidatif stress... 16

Gambar 3.1. Kerangka konsep………... 19


(63)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 2 Lembar Penjelasan

Lampiran 3 Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan (Informed Consent)

Lampiran 4 Lembar Pengisian Status Partisipan Penelitian

Lampiran 5 Data Induk Penelitian

Lampiran 6 Hasil Pengolahan Data Statistik

Lampiran 7 Ethical Clearance Lampiran 8 Surat Izin Penelitian


(64)

DAFTAR SINGKATAN

ACE Angiotensin Converting Enzyme

AMP Adenosine monophosphate

APC Antigen Presenting Cells

BPH Benign Prostate Hyperplasia

CO Cardiac Output

CTM Chropheniramine Maleate

ESRD End State Renal Disease

HDL High-Density Lipoprotein

HLA Human Leukocyte Antigen

HR Heart Rate

IFN-Ȗ Interferon- γ (Gamma)

IL Interleukin

LDL Low-Density Lipoprotein

NSAID Non-Steroid Antiinflammatory Drugs

NK Natural Killer

NO Nitric Oxide

TAG Trigliserida

TGF Transforming Growth Factor


(65)

TNF Tumor Necrosis Factor

TPR Total Peripheral Resistance

SP Substansi P

SV Stroke Volume


(1)

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 32

6.1. Kesimpulan ... 32

6.2. Saran ... 33

DAFTAR PUSTAKA ... 34

LAMPIRAN


(2)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 2.1. Klasifikasi Tekanan Darah pada Orang Dewasa... 14

Tabel 5.1. Gambaran Tekanan darah berdasarkan jenis kelamin... 25

Tabel 5.2. Gambaran Tekanan darah berdasarkan usia…………... 26

Tabel 5.3. Gambaran Tekanan darah berdasarkan riwayat merokok... 27

Tabel 5.4. Gambaran Tekanan darah berdasarkan riwayat hipertensi…. 27 Tabel 5.5. Gambaran Tekanan darah berdasarkan riwayat psoriasis... 28

Tabel 5.6. Gambaran Tekanan darah berdasarkan riwayat obat-obatan.. 29


(3)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1. Pengaruh faktor imunologi terhadap psoriasis vulgaris... 8

Gambar 2.2. Karakteristik kulit pada psoriasis vulgaris... 10

Gambar 2.3. Faktor yang mempengaruhi tekanan darah……... 13

Gambar 2.4. Angiotensin II menghasilkan oksidatif stress... 16

Gambar 3.1. Kerangka konsep………... 19

 


(4)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Lembar Penjelasan

Lampiran 3 Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan (Informed

Consent)

Lampiran 4 Lembar Pengisian Status Partisipan Penelitian Lampiran 5 Data Induk Penelitian

Lampiran 6 Hasil Pengolahan Data Statistik Lampiran 7 Ethical Clearance


(5)

DAFTAR SINGKATAN

ACE Angiotensin Converting Enzyme

AMP Adenosine monophosphate

APC Antigen Presenting Cells

BPH Benign Prostate Hyperplasia

CO Cardiac Output

CTM Chropheniramine Maleate

ESRD End State Renal Disease

HDL High-Density Lipoprotein

HLA Human Leukocyte Antigen

HR Heart Rate

IFN-Ȗ Interferon- γ (Gamma)

IL Interleukin

LDL Low-Density Lipoprotein

NSAID Non-Steroid Antiinflammatory Drugs

NK Natural Killer

NO Nitric Oxide

TAG Trigliserida

TGF Transforming Growth Factor

TIA Transient Ischemic Attack


(6)

TNF Tumor Necrosis Factor

TPR Total Peripheral Resistance

SP Substansi P

SV Stroke Volume