Pengetahuan PSK dalam Menanggulangi Penyakit Kelamin.

(1)

PENGETAHUAN PSK DALAM MENANGGULAGI

PENYAKIT KELAMIN

(Studi Atropologi di Daerah Jalan Setia Budi, Kelurahan Simpang Selayang, Kecamatan Medan Tuntungan )

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial

Dalam Bidang Antropologi

Oleh:

SULIA RIMBI

050905034

DEPARTEMEN ANTROPOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2010


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

Halaman Persetujuan

Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan Oleh:

Nama : Sulia Rimbi Nim : 050905034

Judul : Pengetahuan PSK dalam Menanggulangi Penyakit Kelamin

Pembimbing a.n Ketua Departemen Sekretaris

Nurman Achnad,S.Sos.M.Soc

NIP. 19671118 199512 1 002 NIP 19641104 199103 1 002 Drs. Irfan, M.Si

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

NIP. 19680525 199203 1 002 Prof. Dr. Badaruddin, M.Si


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa., atas limpahan karunia yang di berikan-Nya kepada penulis. Terutama nikmat kesehatan dan kesempatan yang masih dilimpahkan dengan kesempatan dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana S-1 bidang Antropologi Sosial di Departemen Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Judul skripsi yang diambil penulis yaitu “Pengetahuan PSK Dalam Menanggulangi Penyakit Kelamin”. Isi dari sekripsi ini telah banyak pihak yang membantu.

Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih yang tulus atas perhatian dan peranserta kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Drs.Irfan,M.Si selaku seketaris Departemen Antropologi Sosial FISIP USU yang telah banyak membantu mulai awal perkuliahan hingga penulisan skripsi.

3. Bapak Drs.Ermansyah, M.Hum. selaku dosen wali peneliti, atas kesabaran, nasehat dan kebaikan selama masa perkuliahan hinggan penyelesaian sekripsi ini.

4. Bapak Nurman Achnad,S.Sos.M.Soc. sebagai Pembimbing Utama, yang telah bersedia meluangkan waktu dan tenaga untuk


(4)

membimbing penulis dan telah memberikan bekal ilmu yang sangat berharga bagi penulis.

5. Seluruh staf pengajar Departemen Antropologi FISIP USU yang telah membantu peneliti dalam kelancaran proses perkuliahan sehingga dapat menyelesaikan sekripsi ini.

6. Kepada Kepala Kelurahan Simpang Selayang Bapak Drrs. Mawardi dan seluruh pegawai Kelurahan Simpang Selayang, terimah kasih atas informasinya dalam melengkapi data skripsi ini.

7. Terimah kasih kepada bapak dan ibu tercinta. Terimah kasih atas kesabaran dan dukungan serta doa kepada penulis sampai sekripsi ini selesai.

8. Terimah kasih kepada abang Suhendrik ST, Sufitria SE, Suningsih Amd dan adik-adik Q Suliahartika, Suhafriswan yang telah memberikan semangat kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini. 9. Kepada rekan-rekan informan Ayu, Rani, Bella, Ratna, Karin, Maya,

Hesti, Uci, Ika. Terimah kasih yang sudah membantu peneliti untuk menyelesaikan sekripsi ini hingga selesai.

10.Kepada sahabat-sahabat Q Minartina Saragih Sos, Eva Yanti Manurung Sos, Naoumi Nova Susanti Aritonang, Erna D. Aritonang, Alisha Yanaki Attar dan Ipda Nafrizal. Terimah kasih atas dukungan semangat buat penulis hingga sekripsi ini selesai.

11.Kepada abang Q Praka Indra Sumarno terimah kasih atas dukungan semangat dan kesabaran selama ini hingga sekripsi ini selesai.


(5)

12.Kerabat-kerabat mahasiswa/i Antropologi Fisip USU yakni Sri Wedari, Fera Syahnidar, Fitria, Heri Manurung, Heri Sianturi, Dani Syahpani, Andri, Tasvin, Fauzi Akbar, Risa, Remaja Barus, Sri Ulina Girsang, Tika, Meiny Saragih, Santi, Minarwati, Toni Manurung, Roseva, Salsa, Tuti, Darwin Najogi dan seluruh anak Antropologi 2005 yang tidak dapat penulis sebutkan terima kasih atas dorongan dan semangat serta bantuan yang diberikan dalam lapangan dan dalam penyelesaian skripsi ini.

13.Terimah kasih kepada abang- abang Q Andre (olim), jogi, darwin, herfan, putra, yang bersedia membantu mencarikan informan dalam pembuatan sekripsi hingga selesai.

14.Terimah kasih kepada teman-teman Q SMU Fahri, Resti, Romi, Ane, Hendy, Herfan, Lilik, Rina, Solihin, Hervian Atas dukungan selama sekripsi ini selesai.

15. Semua pihak yang tidak sempat penulis sebutkan pada kesempatan ini, yang telah membantu penulisan dan proses studi.

Akhir kata, penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila, terdapat kekurangan dan kesalahan dalam isi skripsi ini. Semoga segala kebaikan pihak yan membantu penulis akan di balas oleh yanh di atas sesuai dengan kebaikan yang di berikan.

Medan, Juni 2010


(6)

DAFAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

ABSTRAK ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... iv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah………...1

1.2 Ruang Lingkup Masalah... 19

1.3 Lokasi Penelitian ... 19

1.4 Tujuan Dan Manfaat Penelitian ... 19

1.5 Tinjauan Pustaka ... 20

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

2.1 Lokasi Penelitian………...24

2.2 Sejarah Singkat PSK Jalan Setia Budi……….25

2.3 Latar Belakang PSK………...………. 32

2.4 Golongan Pengunjung Di Jalan Setia Budi...………...…...34

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian………....38

3.2 Intrumen P enelitian………..………38

3.2.1 Observasi………..………..38

3.2.2 Wawancara………...………..…39

3.2.3 Analisa Data………..……….40

3.3 Informan Penelitian………..………40

3.4 Pengalaman Dilapangan………..……….41

BAB IV KARAKTERISTIK PSK DI JALAN SETIA BUDI

4.1 Identitas Informan ………43

4.1.1 Berdasarkan Agama………45

4.1.2 Berdasarkan Etnis………46

4.1.3 Berdasarkan Golongan Umur PSK………..47

4.1.4 Berdasarkan Pendidikan………..47

4.2 Interaksi Sosial PSK di Jalan Setia Bud……….48

4.3 Asal Mula Menjadi PSK……….50

4.4 Pandangan Keluarga PSK………...56

4.5 Peran, Tugas dan Fungsi Mucikari………..58


(7)

BAB V PENGETAHUAN PSK DAN PENYAKIT KELAMIN

5. 1 Penyakit Menular Seksual Yang Di Jalan Setia Budi…………..…61

5. 2 Pengetahuan PSK Mengenai Penyakit Kelamin………..…63

5. 3

Resiko Penyakit Kelamin Bagi Para PSK………68

5. 4 C ara PSK Menghindari Penyakit Kelamin………..70

5 .5 Sikap PSK Dalam MenanggulangiPenyakit Kelamin……….75.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1KESIMPULAN………..…78

6.2SARAN………80

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN - LAMPIRAN SURAT IZIN PENELITIAN DAFTAR INFORMAN DOKUMENTASI


(8)

DAFTAR TABEL

01 Latar Belakang Menjadi PSK 02 Jumlah Informan

03 Jumlah Informan Menurut Umur 04 Pendapatan Informan

05 Berdasarkan Informan 06 Berdasarkan Agama 07 Berdasarkan Etnis

08 Bedasarkan Golongan Umur PSK 09 Berdasrkan Pendidikan

10 Asal Mula Menjadi PSK


(9)

ABSTRAK

Sulia Rimbi, 2010, judul “Pengetahuan PSK Dalam Menanggulangi Penyakit Kelamin”. Skripsi ini terdiri dari 6 bab, 94 halaman, 18 daftar pustaka, 6 sumber lain terdiri dari internet, dan beberapa lampiran surat izin penelitian dan di lengkapi dengan photo lokasi penelitian.

Penelitian ini dengan judul Pengetahuan PSK Dalam Menanggulangi Penyakit Kelamin. Penelitian ini mengambil lokasi di Daerah Jalan Setia Budi, Kelurahan Simpang Selayang, Kecamatan Medan Tuntungan. Tidak dipungkiri dari zaman dahulu kala sudah ada PSK. Seseorang memiliki profesi sebagai PSK di karenakan berbagai macam alasan.

Penelitian ini mengungkapkan permasalahan, resiko dan cara menghindari penyakit kelamin. Penelitian ini di lakukan dengan memakai metode kualitatif yang bersifat deskritif. Teknik yang di gunakan untuk memperoleh informasi di lapangan dengan memakai teknik observasi dan

deep interview. Observasi berupa observasi pengamatan tidak terlibat untuk mengetahui pengetahuan dan penyakit kelamin bagi para PSK yang di Jalan

Setia Budi.

Dalam jaringan PSK terdapat peran-peran yang berbeda. Di antara peran mucikari yang melindungi kepentingan PSK. Perantara orang yang menghubungkan PSK dengan konsumen, konsumen bisa meminta seperti apa yang di inginkan maka perantara akan menjeput PSK sesuai keinginan konsumen. PSK di Jalan Setia Budi dapat di ketahui melalui tingkah laku mereka yang energik, berpenampilan seksi dengan dandanan yang sedikit menor. Hubungan antara sesama PSK hanya saling kenal saja, tidak memiliki hubungan yang akrab antara satu sama lainnya. Latar belakang mereka menjadi PSK juga berlainan namun sebagian besar karena himpitan ekonomi,

ingin mendapatkan banyak uang tanpa ha rus bekerja keras salah satunya.


(10)

ABSTRAK

Sulia Rimbi, 2010, judul “Pengetahuan PSK Dalam Menanggulangi Penyakit Kelamin”. Skripsi ini terdiri dari 6 bab, 94 halaman, 18 daftar pustaka, 6 sumber lain terdiri dari internet, dan beberapa lampiran surat izin penelitian dan di lengkapi dengan photo lokasi penelitian.

Penelitian ini dengan judul Pengetahuan PSK Dalam Menanggulangi Penyakit Kelamin. Penelitian ini mengambil lokasi di Daerah Jalan Setia Budi, Kelurahan Simpang Selayang, Kecamatan Medan Tuntungan. Tidak dipungkiri dari zaman dahulu kala sudah ada PSK. Seseorang memiliki profesi sebagai PSK di karenakan berbagai macam alasan.

Penelitian ini mengungkapkan permasalahan, resiko dan cara menghindari penyakit kelamin. Penelitian ini di lakukan dengan memakai metode kualitatif yang bersifat deskritif. Teknik yang di gunakan untuk memperoleh informasi di lapangan dengan memakai teknik observasi dan

deep interview. Observasi berupa observasi pengamatan tidak terlibat untuk mengetahui pengetahuan dan penyakit kelamin bagi para PSK yang di Jalan

Setia Budi.

Dalam jaringan PSK terdapat peran-peran yang berbeda. Di antara peran mucikari yang melindungi kepentingan PSK. Perantara orang yang menghubungkan PSK dengan konsumen, konsumen bisa meminta seperti apa yang di inginkan maka perantara akan menjeput PSK sesuai keinginan konsumen. PSK di Jalan Setia Budi dapat di ketahui melalui tingkah laku mereka yang energik, berpenampilan seksi dengan dandanan yang sedikit menor. Hubungan antara sesama PSK hanya saling kenal saja, tidak memiliki hubungan yang akrab antara satu sama lainnya. Latar belakang mereka menjadi PSK juga berlainan namun sebagian besar karena himpitan ekonomi,

ingin mendapatkan banyak uang tanpa ha rus bekerja keras salah satunya.


(11)

BAB I PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang Masalah

Pekerja seks komersil adalah bagian dari dunia pelacuran yang termaksuk dengan istilah WTS atau wanita tunasusila. Pelacuran atau Prostitusi merupakan salah satu bentuk penyakit masyarakat yang harus dihentikan penyebarannya, tanpa mengabaikan usaha pencegahan dan perbaikan. Pelacuran berasal dari bahasa latin pro-stituere atau pro-stauree, yang membiarkan diri berbuat zina, melakukan persundalan, percabulan, dan pergendakan (Kartini, 2007:207).

Menurut Feldman, seseorang menjadi PSK yang terlibat dalam hubungan seks demi uang sebagai mata pencarian (Fildman dalam Koentjoro, 2004:31). Lebih lanjutnya, Koentjaraningrat (2004:34) mendefenisikan seseorang menjadi PSK karena berhubungan badan demi uang, perselingkuhan, dan tidak acuh secara emosional. Dari sudut antropologi ekonomi, PSK memerlukan uang untuk memenuhi kebutuhan hidup dan PSK sering kali dianggap membahayakan kepribadian seseorang dan memperburuk kehidupan keluarga dan pernikahan menyebarkan penyakit dan mengakibatkan diorganisasi sosial, (Koentjoronigrat 2004 : 41).

Banyak wanita yang hidup semata-mata dalam kemiskinan menjadi PSK untuk memperoleh makanan, pakaian dan perlindungan atau yang berasal dari keluarga yang tingkat ekonominya rendah, dengan berbagai


(12)

alasan mereka mengambil jalan pintas untuk mendapatkan uang guna memenuhi kebutuhannya dan keluarga. Hal ini juga oleh karena faktor pendidikan yang rendah sehingga tidak memungkinkan memperoleh pekerjaan yang memberikan penghasilan yang cukup misalnya pada sektor formal.

Mengenai soal dan macam serta jumlah dorongan naluri manusia, yang membentuk kepribadian dan dipertegas melalui pola interaksinya antara lain seperti yang di gambarkan oleh Koentjaranigrat dalam bukunya Pengatar Ilmu Antropologi (1990:108), adalah:

Dorongan untuk mempertahanan hidup, dorongan ini memang merupakan suatu kekuatan biologi yang juga ada pada sesama makhluk di dunia ini dan menyebabkan mampu mempertahankan hidup.

1. Dorongan seks, bahwa dorongan seks timbul pada setiap individu yang normal tanpa terpengaruh pengetahuan sebagai landasan biologis.

2. Dorongan untuk usaha mencari makan, sebagai sikap dasar setiap manusia yang tidak di pengaruhi oleh landasan pengetahuan.

3. Dorongan untuk bergaul dan berinteraksi dengan sesama manusia dorongan ini merupakan landasan biologi dan kehidupan masyarakat manusia sebagai makhluk kolektif.

Sebenarnya dorongan naluri manusia untuk membentuk kepribadian ada 7 faktor, tetapi ke empat dorongan ini yang cenderung membuat responden menjadi PSK, dorongan naluri manusia dalam lingkungan interaksinya akan semakin membesar menjadi sebuah keyakinan dalam


(13)

berbagai pandangan yang berbeda antara manusia yang satu dengan yang lainnya, Saragih (2008 : 13).

Dalam bersosialisasi antara PSK dengan masyarakat akan banyak hal didapat oleh PSK seperti, cara pandang masyarakat setempat terhadap mereka, pandangan masyarakat yang menganggap rendah dan memojokkan PSK dalam kehidupan sehari-hari. Adanya anggapan, bahwa apabila bersosialisasi dengan seorang PSK dapat mempengaruhi kepribadian seseorang. Fakta dalam kehidupan sehari-hari, banyak orang yang tidak mau bergaul dan menganggap rendah pekerjaan PSK, khususnya para istri. Para istri merasa tidak senang dengan PSK, sebab PSK dianggap sebagai peretak rumah tangga.

Dari pengertian di atas jelas bahwa pekerja seks komersil adalah suatu perbuatan di mana seorang wanita menyerahkan dirinya untuk berhubungan badan dengan mengharapkan bayaran, baik berupa uang maupun bentuk lainnya.

Disini Kartono (1992:207) mengemukakan defenisi PSK sebagai berikut:

1. Prostitusi adalah bentuk penyimpangan seksual dengan pola-pola organisasi implu/dorongan seks yang tidak wajar dan tidak terintegrasi, dalam bentuk pelampiasan nafsu-nafsu seks tanpa kendali dengan banyak oarang


(14)

2.PSK merupakan peristiwa penjualan diri dengan jalan memperjual-belikan bada, kehormatan dan kepribadian kepada banyak orang untuk memuaskan nafsu-nafsu seks dengan imbalan pembayaran.

3. PSK ialah perbuatan perempuan atau laki-laki yang menyerahkan badannya untuk berbuat cabul secara seksual dengan mendapatkan upah.

PSK diartikan sebagai kurang beradab karena keroyalan relasi seksualnya dalam bentuk penyerahan diri pada banyak laki-laki untuk pemuasan seksual dan mendapatkan imbalan jasa atau uang bagi pelayanannya. PSK itu juga bisa diartikan sebagai salah satu tingkah, tidak susila atau gagal menyesuaikan diri terhadap norma-norma susila. Maka pelacuran itu adalah wanita yang tidak pantas kelakuannya dan bisa mendatangkan mala/celaka dan penyakit, baik kepada orang lain yang bergaul dengan dirinya, maupun kepada diri sendiri.

PSK merupakan profesi yang sangat tua usianya, setua umur kehidupan manusia itu sendiri. Yaitu berupa tingkah laku lepas bebas tanpa kendali dan cabul, karena adanya pelampiasan nafsu seks dengan lawan jenisnya tanpa mengenal batas-batas kesopanan. PSK selalu ada pada semua negara berbudaya, sejak zaman purba sampai sekarang. Dan senantiasa menjadi masalah sosial atau menjadi objek urusan hukum dan tradisi. Selanjutnya, dengan perkembangan teknologi, industri dan kebudayaan manusia, turut berkembang pula pelacuran dalam pelbagai bentuk dan tingkatannya.


(15)

Sejak zaman dahulu para pelacur selalu dikecam atau dikutuk oleh masyarakat, karena tingkah lakunya yang asusila dan dianggap mengotori sakralitas hubungan seks. Mereka disebut sebagai orang-orang yang melanggar norma-norma, adat dan agama dan memyebabkan penyebaran penyakit kelamin. Adapun hal yang mendasari PSK terjun ke dunia pelacuran karena berbagai alasan, salah satunya faktor ekonomi dan masalah pribadi. (Agustina : 2008) Menyatakan di samping itu, keterbatasan lapangan pekerjaan bagi perempuan juga menghentikan mereka sebagai salah satu pilar penyokong ekonomi keluarga.

Salah satu pilihan pekerjaan mudah bagi perempuan dengan keterampilan dan pendidikan rendah, tetapi dengan harapan mendapat kehidupan yang layak adalah dengan menjalani profesi sebagai Pekerja Seks Komersil (PSK). Kesulitan-kesulitan dalam situasi tertentu mempengaruhi kondisi mental/moral seseorang dalam usaha memenuhi kebutuhan tersebut; yang bertentangan dengan akhlak, moral, dan agama, menjadi faktor banyaknya para wanita menjadi seorang PSK (Triono, 2008:12).

Jika dilihat dari sudut pandang kehidupan sosial tidak semua masyarakat bisa menerima posisi PSK dalam lingkungan masyarakat, karena dapat mempengaruhi kepribadian masyarakat, khususnya anak-anak yang sedang berkembang. Secara tidak langsung, PSK yang juga manusia biasa, dalam bergaul dengan yang lain mengalami diskriminasi dalam berteman, PSK tersebut dijauhi dalam pergaulan masyarakat. Hal ini menunjukkan PSK tersebut hanya berteman dengan sesama profesinya yaitu, antar sesama PSK


(16)

saja. PSK juga dipandang sebahagiaan masyarakat sebagai merusak rumah tangga orang dan penyebar penyakit.

Salah satu akibat yang ditimbulkan dari aktivitas seksual yang tidak sehat adalah munculnya Penyakit Menular Seksual (PMS). Penyakit ini disebut juga venereal, berasal dari kata venus, yaitu Dewi Cinta dari Romawi kuno. Penularan penyakit ini biasanya terjadi karena seringnya seseorang melakukan hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan (Ajen,2003:86).

Penyakit Menular Seksual (PMS) merupakan salah satu infeksi saluran reproduksi (ISR) yang ditularkan melalui hubungan kelamin. Kuman penyebab infeksi tersebut dapat berupa jamur, virus dan parasit. Perempuan lebih mudah terkena infeksi saluran reproduksi (ISR) dibanding dengan laki-laki, karena saluran reproduksi perempuan lebih dekat ke anus dan saluran kencing. ISR pada perempuan juga sering tidak diketahui karena gejalanya kurang jelas dibandingkan laki-laki (Widyastuti,2009:38).

Melakukan hubungan seksual dengan seseorang yang sebelumnya telah terjangkit Penyakit Menular Seksual ini jelas sangat berbahaya. Pengobatan untuk setiap jenis penyakit berbeda-beda, di antaranya tidak dapat disembuhkan. Untuk mengetahui lebih lanjut, dibawah ini akan dibahas beberapa beberapa Penyakit Menular Seksual. Seperti Gonorhoe, sifilis, HIV/AIDS.


(17)

Penyakit Gonorhoe ini ditularkan melalui hubungan seksual. Sebutan lain penyakit ini adalah kencing nanah. Penyakit ini menyerang organ seks dan organ kemih. Selain itu, akan menyerang selaput lendir mulut, mata, anus, dan beberapa organ tubuh lainnya. Bakteri yang membawa penyakit ini dinamakan gonococcus.

Pada perempuan berjangkitnya penyakit ini akan terlihat setelah 5-20 hari melakukan hubungan seksual. Tanda-tandanya tidak dapat terlihat, bahkan perempuan tersebut tidak menyadari jika dirinya telah terjangkit. Tiba-tiba dia akan merasakan sakit di bagian kelamin wanita akan keluar nanah (Dianawati, 2003:87). Jika penyakit ini belum sempat diobati dan dia mengalami kehamilan, bayi yang ada dalam kandungannya dapat terancam kebutaan karena gonorhoe ini bisa menjalar dan menyerang selaput lendir mata bayi ini juga dapat menyebabkan kemandulan. Sedangkan pada laki-laki, penyakit ini dapat terlihat setelah 3-7 hari melakukan hubungan seksual. Gejala yang terlihat saat ujung kepala penis terlihat merah karena meradang dan mengeluarkan nanah dan merasa sakit ketika kencing. Untuk menanggulangi penyakit ini, penderita akan diberi obat antibiotik atas resep dokter dan melakukan diagnosis yang tepat dan teratur melalui dokter spesialis penyakit kulit dan kelamin.

Sifilis dikenal juga dengan sebutan raja singa. Penyakit ini sangat berbahaya. Penyakit ini di tularkan melalui hubungan seksual atau penggunaan barang-barang dari seseorang yang tertular (seperti baju, handuk, dan jarum suntik). Kuman ini menyerang organ-organ penting tubuh lainnya,


(18)

seperti selaput lendir, anus, bibir, lidah, dan mulut. Penularannya penyakit ini akan terlihat sekitar 3-4 minngu bahkan terkadang sampai 3 bulan setelah melakukan hubungan seksual, gejala yang terlihat adanya luka kecil bernanah disertai rasa sakit dan terjadinya pembengkakan kelenjar getah bening yang mengeras di sekitar luka, seperti di lipatan paha dan luka-luka kecil berwarna merah di sekitar permukaaan kulit, dari kulit kepala hingga telapak tangan dan kaki. Gejala lainnya sakit tenggorokan, pusing, lesu, nyeri otot, terjadi kerontokan rambut, dan kulit kepala akan terasa gatal.

HIV ialah Human Immuno Deficienncy Virus. HIV merupakan sejenis parasit obligat yang dapat hidup di dalam cairan. HIV hidup dan berkembang dalam sel darah putih manusia, dimana cairan yang mengandung sel darah putih seperti : darah, cairan sperma, cairan vagina, sum-sum belakang dan lain sebagainya. Penyakit menular seperti HIV dan AIDS itu tidak ada cara penyembuhannya. Kadar-kadar virus HIV yang ada dalam tubuh seseorang hanya dapat diturunkan dengan ARV yaitu Anti Retrovirus. ARV Anti Retrovirus tidak dapat menyembuhkan seseorang, melainkan hanya mampu menurunkan kadar virus dalam darah; tetapi virus HIV tetap berda dalam darah. Obat ARV tidak dapat diberikan pada setiap penderita AIDS, hanya pada setiap penderita dengan kriteria tertentu yaitu seseorang yang menderita gejala AIDS pada saat tes darah (tes kadar daya tahan tubuh). Obat ARV ini dikomsumsi seumur hidup pada penderita berhenti karena hanya obat ini yang dapat mempertahankan hidup penderita AIDS.


(19)

AIDS memilliki kepanjangan Acqired Immune Deficiency Syindrome. AIDS adalah sindroma atau kumpulan gejala menurunnya kekebalan tubuh yang di sebabkan oleh virus HIV. Sifilis, HIV/AIDS merupakan penyakit yang di sebabkan oleh infeksi organisme. Hal ini dalam penyebarannya, sangat di pengaruhi oleh pola perilaku dan gaya hidup seseorang. Secara tidak langsung sifilis, HIV dan AIDS juga merupakan penyakit perilaku. IMS ialah Infeksi Menular Seksual dan sering juga disebut penyakit kelamin. IMS infeksi menular seksual ialah infeksi yang di tularkan terutama melalui hubungan seks.

Jenis-jenis Infeksi Menular Seksual (IMS) antara lain, yaitu.

1. Sifilis disebut dengan raja singa. Sifilis memiliki gejala apabila muncul luka yang tidak terasa sakit. Penyakit ini sangat berbahaya dan penyakit ini di tularkan melalui hubungan seksual. Penyebab timbulnya penyakit ini adanya kuman Treponema pallidum. Kuman ini menyerang organ-organ penting tubuh lainnya, seperti selaput lendir, anus, bibir, lidah dan mulut.

Adapun ciri-ciri penyakit sifilis sebagai berikut:

•Di sebabkan oleh bakteri, akan muncul bakteri antara 3 minggu sampai 3 bulan setelah berhubungan intim dengan penderita penyakit ini.

•Luka terlihat seperti lubang pada kulit dengan tepi yang lebih tinggi pada umumnya tidak terasa sakit.

•Luka akan hilang setelah beberapa minggu, tetapi virus akan menetap pada tubuh dan penyakit dapat muncul berupa lecet-lecet


(20)

pada seluruh tubuh Lecet-lecet ini akan hilang juga, dan virus akan menyerang bagian tubuh lain.

•Pada wanita lesi dapat tersembunyi pada vagina

•Keluhan sakit pada tenggorokan, pusing, lesu, nyeri otot, terjadi kerontokan rambut, dan kulit kepala terasa gatal.

•Perempuan yang hamil bisa saja terserang penyakit ini, sehingga bayi yang akan lahir mengalami kelumpuhan fisik dan mental, itu pun jika mereka dapat bertahan hidup. Biasanya, bayi-bayi ini akan meninggal dalam kandungan jika kuman menyerang uterus. Kalaupun bisa lahir, bayi-bayi ini akan meninggal 1 minggu setelah kelahirannya. Sayangnya, obat untuk menyelamatkan para bayi yang terserang penyakit ini samapai sekarang belum ada.

2. Herpes memiliki gejala muncul bintik berisi cairan dan bersifat kambuhan. Virus herpes penularannya di mulai ketika luka-luka sudah terlihat, luka-luka itu sendiri mungkin terjadi selam 1-2 hari sebelum kelihatan, mungkin juga terjadi saat terserang. Herpes cepat sekali penularannya, yaitu melalui hubungan langsung antara bagian tubuh penderita yang terkena infeksi dengan selaput lendir, termaksud kulit yang terluka pada bagian tubuh orang lain.

3. Kencing nanah (Gonore/GO) memiliki gejala sakit saat kencing dan keluar nanah dari alat kelamin. Penyakit ini di tularkan melalui hubungan seksual. Penyakit ini menyerang organ seks dan organ kemih. Selain itu akan menyerang selaput lendir mulut, mata anus, dan beberapa organ tubuh


(21)

lainnya. Penyakit Gonorea pada perempuan akan terlihat setelah 5-20 hari melalui hubungan seksual. Jika penyakit ini belum sempat di obati dan dia mengalami kehamilan, bayi yang ada dalam kandungannya dapat terancam kebutaan karena gonorea ini bisa menjalar dan menyerang selaput lendir mata bayi. Selain itu penyakit ini juga dapat menyebabkan kemandulan. Pada laki-laki, penyakit ini dapat terlihat setelah 3-7 hari melakuan hubungan seksual. Gejala yang terlihat mengeluarkan nanh dan merasakan sakit ketika kencing, ujung kepala penis terlihat merah meradang.

4. AIDS / HIV dapat terjadi karena hubungan intim yang berganti-ganti dan menyebabkan tidak bekerjanya sistem kekebalan tubuh.

AIDS / HIV dapat terjadi karena hubungan intim yang berganti-ganti dan menyebabkan tidak bekerjanya sistim kekebalan tubuh.

AIDS adalah singkatan dari Acquired Immuno Deficiency Syndrome. Artinya, suatu gejala menurunnya sistem kekebalan tubuh seseorang. Memang, pada dasarnya setiap orang mempunyai sistem kekebalan tubuh yang dapat melindunginya dari berbagai serangan,seperti virus, kuman dan penyakit lainnya. Jadi, sebenarnya AIDS ini hanyalah suatu gejala penyakit atau sindrom. Dengan itu akan lebih mudah terserang berbagai penyakit tersebut.

Proses penularan AIDS melalui hubungan seksual dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Melakukan aktifitas seksual seperti anal seks atai oral seks. Aktivitas seks seperti ini menyebabkan penularan HIV bukan hanya melalui sperma ini


(22)

menyebabkan penularan HIV bukan hanya melalui sperma dan cairan vagina, melainkan dapat juga melalui darah jika terdapat kemungkinan luka-luka kecil di sekitar anus, rongga mulut, dan organ seksual yang tidak diketahui sebelumnya

2. Melakukan aktivitas seksual melalui hubungan seksual umumnya dapat menyebabkan seseorang tertular virus ini. Aktivitas tersebut dapat memungkinkan terjadinya infeksi pada dinding organ seksual, sehingga memudahkan penularannya melalui darah.

Gejala-gejala seseorang tertular AIDS terbagi ke dalam 2 jenis sebagai berikut.

1. Gejala –gejala umum sebagai berikut.

•menurunnya berat badan, sekitar 10% dalam waktu singkat.

•Demam yang berkepanjangan selama 1 bulan atau lebih

•Diare yang terus-menerus selama 1 bulan lebih. 2. Gejala-gejala tambahan sebagai berikut

•Batuk yang tidak sembuh-sembuh selama 1 bulan lebih.

•Perubahan kulit dan iritasi atau gatal.

•Herpes simpleks yang menyebar dan semangkin parah

•Infeksi jamur pada rongga mulut dan kerongkongan.

•Terjadinya pembengkaan kelenjar getah bening di sekujur tubuh, biasanya di bawah telinga, leher, ketiak, dan lipatan paha.


(23)

HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus, yaitu sejenis Virus yang menyebabkan AIDS. Proses HIV menjadi AIDS melalui cara sebagai berikut.

1. Setelah seseorang terinfeksi HIV, dalam waktu 2-3 bulan tubuhnya baru akan menghasilkan antibodi. Masa ini disebut” periode jendela”. Berdasarkan hasil tes darah yang dilakukan, barulah dapat diketahui seseorang tadi mengidap HIV positif (+) atau HIV negatif (-). Disebut HIV (+) jika dalam darahnya terkandung HIV. Disebut HIV (-) jika dalam darahnya terkadang HIV. Disebut HIV (-) jika dalam darahnya tidak terkandung HIV. Kondisi HIV (+) dan HIV (-) disebut “ status HIV seseorang”. Jika ternyata orang tersebut mengandung HIV (+), gejala yang terlihat belum ada, hanya merasakan sakit ringan biasa flu. Masa-masa ini disebut “masa laten”, dapat berlangsung selama 7-10tahun. Baik pada masa periode jendela maupun pada masa laten, seseorang tersebut sudah dapat menularkan HIV kepada orang lain.

2. Setelah melewati masa laten, orang yang terinfeksi HIV tadi mulai diramalkan bahwa orang tersebut hanya dapat berthan hidup selama 2 tahun, sejak didapatkan gejala-gejala AIDS.

HIV ini menyerang sel-sel darah putih dalam tubuh, sehingga jimlah sel darah putih semakin berkurang dan menyebabkan sistem kekebalan tubuh menjadi melemah. Padahal, fungsi sel darah putih adalah sebagai pelindung tubuh dari serangan luar, seperti kuman, virus, atau penyakit yang masuk ke dalam tubuh. Selain itu, d\sel darah putih berfungsi memproduksi antibodi


(24)

yang khas untuk penyakit tersebut. Bahkan sel darah putih mampu memproduksi antibodi yang dapat melindungi tubuh seumur hidup.

Penularan HIV sama dengan penularan AIDS, dengan cara sebagai berikut. 1. Hubungan seksual

2. Jarum suntik dari seseorang yang tertular HIV 3. Transfusi darah yang tercemar HIV

4. Adanya hubungan perintal atau ibu dengan bayi yang dikandung atau disusuinya.

Meskipun telah dilakukan berbagai percobaan untuk mengembangkan vaksin HIV ini, sampai detik ini belum dapat ditemukan pengobatan yang maksimal terhadap pencegahan HIV ataupun AIDS.

Orang yang mengidap penyakit IMS Infeksi Menular Seksual memiliki resiko lebih besar untuk infeksi HIV karena luka yang terbuka memberi jalan masuk bagi HIV. Hubungan seksual yang berkaitan dengan kehamilan dan kelahiran anak merupakan fungsi prokreasi dari hubungan seksual tersebut. Untuk melakukan fungsi rekreasi tersebut, maka telah berkembang berbagai metode kontrasepsi yang dapat di pergunakan oleh masyarakat luas. Berbagai macam metode kontrasepsi atau cara-cara mencegah kehamilan juga telah diketahui oleh remaja sekarang. Kategori pengetahuan kontrasepsi di dasarkan pada metode kontrasepsi keluarga berencana yang diketahui oleh para remaja ini meliputi penggunaan kondom.


(25)

Kondom sudah ada dalam jaman Mesir kuno. Sebenarnya kondom yang kita kenal sekarang dikembangkan oleh dokter kerajaan Inggris, The Earl of Condom, atas pemerintah Raja Charles II, sebagai upaya perlindungan raja dari penularan sifilis. Pertama kali, dikembangkan dari usus halus domba yang dilumuri dengan cairan pelicin. Temuan kondom Raja Charles II di sambut meriah dan juga bikin heboh. Mulailah timbul kecemasan peningkatan perilaku seks sebelum menikah, peningkatan kunjungan ke penjaja seks, dan kondom dapat dianggap merutuhkan nilai-nilai keagungan perkawinan (Triono, 2008:11).

Sejak awal abad 19, kondom sudah dibuat dengan bahan karet alam, kuat dan elastis. Sehingga kondom dapat dipakai ulang oleh kaum lelaki setelah dicuci, pakai ulan sampai kondomnya bocor atau rusak sehingga tak dapat dipakai lagi. Pada awal perkembangan kondom, memang manfaat perlindungannya terhadap kehamilan dan infeksi masih rendah, karena cara pakai ulang tersebut, sehingga higienis juga tidak terjaga (Triono, 2008:11).

Sekitar tahun 1930 an, kondom dibuat dari bahan lateks, terciptalah kondom yang lebih tipis, kuat dan lebih murah dan sekali pakai. Persis seperti kondom yang kita kenal sekarang. Peningkatan penggunaan kondom yang bermutu, semakin tipis, mudah dipakai dan harga terjangkau. Pada tahun 1950-an, kondom yang tipis dan sesuai dipakai serta ada tonjolan kantung diujungnya, bertambah populer sebagai alat untuk mencegah ejakulasi dini. Ketika ancaman perluasan penularan penyakit kelamin dan


(26)

HIV – virus penyebab AIDS – mendorong kondom sebagai salah satu alat pencegahan yang utama (Triono, 2008:11).

Fungsi kondom antara lain :

1.Efektif sebagai alat kontrasepsi bila dipakai dengan baik dan benar

2.Murah dan mudah di dapat tanpa resep dokter dan dapat didistibusikan oleh dan untuk masyarakat (community based)

3.Praktis dan dapat dipakai sensiri 4.Tidak ada efek hormonal

5.Dapat mencegah kemungkinan Penularan Penyakit Menular Seksual termaksud HIV/AIDS (www. Bkkbn.go.id/gema pria/artikel-detail).

Berdasarkan fenomena gunung es 1 (satu) orang HIV positif sebenarnya mewakili 100 orang HIV positif yang belim terdeteksi tes darah HIV di masyarakat. Kenyataan ini membuktikan bahwa kasus HIV/AIDS, sebenarnya sudah mulai meluas ke masyarakat umum. Infeksi HIV memang terus merangkak naik, namun cara penyebarannya masih menunjukkan pola yang tetap. Hal ini dapat terbukti dari riset Departemen Kesehatan RI pada tahun 2001 yang memperlihatkan bahwa perilaku seksual tetap menduduki peringkat teratas dalam penularan HIV/AIDS (61,7%), diusul dengan Intra Drug User (IDU) (20,3%), homoseksual-biseksual (15,7%), perintal (1,6%), transfusi darah (0,5%) dan hemofili (0,2%). (www. health Irc.or.id)

Kasus AIDS pertama kali ditemukan di Indonesia di Bali pada tanggal 15 April 1987, yakni seorang turis asal belanda ( Edward Hop,44 tahun). Ia meninggal di Rumah Sakit Sanglah, Bali pada tanggal 30 April


(27)

2007. dua tahun kemudian tercatat 13 orang positif terinfeksi VIV dan dari tahun ke tahun, jumlah ini terus mengalami peningkatan.

Jumlah kasus AIDS di Indonesia adalah 8988 orang. Penderita HIV+ sebanyak 5640 orang. Kasus AIDS di 32 Provinsi, dengan kasus tertinggi dimulai dari DKI Jakarta, Papua, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Bali, Sumatra Utara, Jawa Tengah, Kepulauan Riau, dan Sulawesi Selatan. Penderita yang meninggal akibat AIDS adalah sebanyak 1.994 orang (Triono, 2008:16).

Di Sumatera Utara, data yang diperoleh sejak tahun 1994-2007 january lebih banyak warga negara Indonesia, dibandingkan dengan warga negara Indonesia asing. WNI (Warga Negara Indonesia) yang mengidap HIV adalah 445 orang. AIDS diderita oleh 330 orang. Jumlah keseluruhannya yaitu 775 orang. WNA ( Warga Negara Asing) yang mengidap HIV adalah 25 orang, yang mengidap AIDS adalah 1 orang, dan jumlah keseluruhannya yaitu 26 orang. Jumlah keseluruhannya yang mengidap AIDS pada WNA dan WNI adalah 331 orang. Akibat sari AIDS terdapat 80 orang meninggal (Triono, 2008:16).

Kasus dimulai dari kota Medan yang berjumlah 226 orang, Pematang Siantar berjumlah 14 orang, Tanjung Balai 1 orang, Tebing Tinggi 6 orang, Sibolga 1 orang, Deli Serdang 20 orang, Langkat 4 orang, Karo 5 orang, Simalungun 9 orang, Asahan 5 orang, Labuhan batu 7 orang, Tapanuli Utara 4 orang, Tapanuli Tengah 1 orang, Tapanuli Selatan 3 orang, dan Samosir 1


(28)

orang. Jumlah keseluruhan di Sumatera Utara ialah 331 orang yang terkena HIV/AIDS (Triono,2008:16).

Sementara April 2007, penderita HIV+ sebanyak 531 orang. Sebanyak 337 orang berjenis kelamin laki-laki dan 135 orang berjenis kelamin perempuan dan 19 orang yang tidak diketahui. Penderita AIDS sebanyak 56 orang berjenis kelamin perempuan, sebanyak 307 orang berjenis kelamin laki-laki dan yang tidak diketahui ada 5 orang. Jumlah penderita AIDS sebanyak 368 orang. Jumlah keseluruhan penderita HIV+ dan AIDS adalah sebanyak 899 orang (Triono, 2008:16).

Berdasarkan kasus di atas, diketahui bahwa terdapat masyarakat Indonesia yang tidak mau menggunakan kondom saat berhubungan intim. Oleh karena PSK memiliki resiko tinggi terhadap bahayanya HIV/AIDS dan IMS lainnya, mereka harus memiliki kesadaran untuk menghindari penyakit ini. Seharusnya PSK berusaha dan selalu menawarkan kondom kepada setiap pelanggan yang datang.

Pada lokasi penelitian penderita PMS Penyakit Menular Seksual tidak menemukan satu PSK pun yang menderita penyakit kelamin. Hal ini lah yang menjadi alasan penulis ingin meneliti tentang pengetahuan PSK dalam menanggulangi penyakit kelamin. Di mana PSK yang terdapat di lokasi penelitian tersebut tidak ada yang terkena penyakit kelamin. Hal ini menunjukkan adanya pengtahuan pada PSK dalam menjaga kesehatan dalam pekerjaan mereka.


(29)

1. 2 Rumusan Masalah.

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan sebelumnya maka permasalahan yang diajukan adalah bagaimana pengetahuan Pekerja Seks Komersil dalam menanggulangi penyakit kelamin? Rumusan masalah tersebut di uraiakan ke dalam beberapa pertanyaan penelitian yakni:

1. Apa yang diketahui PSK mengenai penyakit kelamin? 2. Apa resiko penyakit kelamin yang diketahui pekerja PSK? 3. Bagaimana cara PSK menghindari berbagai penyakit kelamin?

1. 3 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Daerah Jalan Setia Budi, Kelurahan Simpang Selayang, Kecamatan Medan Tuntungan, Kota Madya Medan. Hal ini dikarenakan Daerah Kelurahan Simpang Selayang merupakan salah satu daerah yang dikenal cukup “rawan” pada malam hari bagi wanita remaja. Di daerah selayang ini merupakan salah satu daerah yang dikenal banyak wanita yang melambaikan tangan untuk menawarkan jasa sebagai PSK. Jumlah para PSK sekitar 60 wanita yang ada di pinggir Jalan Setia Budi.

1. 4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. 4.1. Tujuan Penelitian

Penelitian bertujuan untuk menggambarkan pengetahuan PSK dalam menghindari resiko penyakit kelamin, tercakup didalamnya cara-cara dilakukan para pekerja seks komersil untuk menghindari penyakit kelamin.


(30)

Secara akademis, peneliti dapat mengetahui dengan berpedoman pada ruang lingkup masalah di atas.

1. 4.2. Manfaat Penelitian

Manfaat yang hendak dicapai dalam penelitian ini, mencakup dua hal pokok yaitu secara teoritis dan akademis, seperti di bawah ini:

a. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan mampu memperkaya keberagamaan bahan bacaan dan tema penelitian sosial di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara Medan.

b. Secara akademis, peneliti ini dapat menjadi sumbangan pemikiran kepada masyarakat dalam melihat sebuah realitas sosial tentang keberadaan PSK dan sekaligus menjadi tambahan wawasan bagi peneliti dalam melaksanakan penelitian tentang fenomena ini.

1.5 Tinjauan Pustaka.

Penelitian ini membahas pengetahuan PSK dalam menanggulangi penyakit kelamin, PSK diartikan sebagai kurang beradab karena keroyalan relasi seksualnya dalam bentuk penyerahan diri pada banyak laki-laki untuk pemuasan seksual dan mendapatkan imbalan jasa atau uang bagi pelayanannya. PSK itu juga bisa diartikan sebagai salah satu tingkah, tidak susila atau gagal menyesuaikan diri terhadap norma-norma susila. Maka pelacuran itu adalah wanita yang tidak pantas kelakuannya dan bisa


(31)

mendatangkan malapetaka dan penyakit, baik kepada orang lain yang bergaul dengan dirinya, maupun kepada diri sendiri (Kartini, 2007:207).

PSK merupakan profesi yang sangat tua usianya, setua umur kehidupan manusia itu sendiri. Dapat diihat melalui tingkah laku, lepas bebas tanpa kendali, hal ini karena, adanya pelampiasan nafsu seks dengan lawan jenisnya tanpa mengenal batas-batas kesopanan. Senantiasa menjadi masalah sosial atau menjadi objek urusan hukum. Hal ini dikarenakan perkembangan PSK sudah menjadi budaya serta tradisi pada berbagai negara sekarang ini, serta teknologi, industri dan kebudayaan manusia, serta turut berkembang pelacuran dalam berbagai bentuk dan tingkatannya (Kartini,2007:208).

Sejak zaman dahulu para pelacur selalu dikecam atau dikutuk oleh masyarakat, karena tingkah lakunya yang tidak susila dan dianggap mengotori sakralitas hubungan seks. Mereka disebut sebagai orang-orang yang melanggar norma-norma, adat dan agama dan menyebabkan penyebaran penyakit kelamin. Adapun hal yang mendasari PSK terjun ke dunia pelacuran karena berbagai alasan, salah satunya faktor ekonomi dan masalah pribadi. (Agustina : 2008) Menyatakan Di samping itu, keterbatasan lapangan pekerjaan bagi perempuan juga menghentikan mereka sebagai salah satu pilar penyokong ekonomi keluarga.

Salah satu pilihan pekerjaan mudah bagi perempuan dengan keterampilan dan pendidikan rendah tetapi dengan harapan mendapat kehidupan yang layak adalah dengan menjalani profesi sebagai Pekerja Seks Komersil (PSK). Kesulitan-kesulitan dalam situasi tertentu mempengaruhi


(32)

kondisi mental/moral seseorang dalam usaha memenuhi kebutuhan tersebut; yang bertentangan dengan akhlak, moral, dan agama, menjadi faktor banyaknya para wanita menjadi seorang PSK (Triono, 2008:12).

konsep yang digunakan dalam penelitian ini yaitu konsep Spradley mengenai kebudayaan. Spradley (1997:xix-xx), mendefenisikan kebudayaan sebagai sebuah sistem pengetahuan yang diperoleh manusia melalui proses belajar, yang mereka gunakan untuk menginterprestasikan dunia sekeliling mereka dan sekaligus untuk menyusun straregi perilaku dalam menghadapi dunia sekeliling mereka.

Pengertian yang senada dengan Spradley juga telah dikemukakan oleh Goodenough yang mengatakan bahwa budaya suatu masyarakat terdiri atas segala sesuatu yang harus diketahui atau dipercayai seseorang agar dia dapat berperilaku sesuai dengan cara yang diterima oleh masyarakat. Budaya bukanlah suatu fenomena material, budaya tidak terdiri atas benda-benda, manusia, perilaku, atau emosi. Budaya adalah suatu hal ihwal yang dipunyai manusia dalam pikiran (mind), model yang mereka punya untuk mempersepsikan, menghubungkan, dan seterusnya (Marzali dalam Spradley 1997, hal:xix).

Penelitian ini mempergunakan pendekatan antropologi kognitif, kebudayaan dianggap sebagai seperangkat pengetahuan yang diperoleh manusia yang dipergunakan untuk menginterpretasikan pengalaman dan menghasilkan tingkah laku (Spradley, 1980). Manusia memperoleh pengetahuannya melalui proses belajar, dengan cara mengamati alam


(33)

sekitarnya atau melalui komunikasi dengan sesamanya. Pengetahuan yang telah dimiliki oleh manusia tidak dapat diamati secara langsung.

Spradley menjelaskan bahwa budaya berada dalam pikiran manusia yang didapatkan dengan proses belajar dan menggunakan budaya tersebut dalam kehidupan. Proses belajar tersebut menghasilkan pengetahuan-pengetahuan yang berasal dari pengalaman-pengalaman individu atau masyarakat.

Straus dan Quinn mengatakan bahwa pengetahuan yang dimiliki individu diperolehnya melalui proses belajar yang bersifat informal atau melalui pengamatan (penerimaan rangsangan) sehari-hari dan bukan dari intruksi formal (Strauss dan Quinn dalam Ezra M.Choesin 2002:3).


(34)

BAB II

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di jalan Setia Budi Kelurahan Simpang Selayang. Kecamatan Medan. Adapun jarak Kelurahan Simpang Selayang dengan Kota Kecamatan sekitar 10 Km, dari Ibu Kota Kabupaten sekitar 6 Km dan dari Ibu Kota Propinsi sekitar 30 Km. Lebih dekat dengan dengan Ibu kota Kapubaten, daerah jalan setia budi ini memiliki batas-batas wilayah yaitu Batas Wilayah Kelurahan Simpang Selayang, yakni sebagai berikut: a. Sebelah Utara Kelurahan Sempa Kata Tanjung Sari

b. Sebelah Selatan Kelurahan Tanjung Tani c. Sebelah Timur kelurahan Mangga

d. Sebelah Barat Kelurahan Tanjung Selamat

Luas wilayah kelurahan simpang selayang ini sekitar 512 Ha, dengan rincian: 3,36 Ha luas pemukiman, 00,4 Ha luas kuburan, 1,40 Ha luas perkarangan, 00,7 Ha luas tanam, 0,30 Perkantoran. Jarak kelurahan simpang selayang dari kota Medan sekitar 50 Km. Jarak Kelurahan Simpang Selayang dengan Medan sekitar 5 Km. Untuk mendapatkan lokasi penelitian peneliti bisa menggunakan Angkutan umum yang diawali dengan menaiki angkutan umum 108,94 membutuhkan waktu sekitar 45 menit dan ongkosnya Rp 3000. Angkutan umum ini beroperasi dari jam 05.00 Wib sampai jam 22.00 Wib


(35)

Selain menggunakanan angkutan umum juga bisa menggunakan becak dengan ongkos sekitar 25.000 tergantung tawar menawar

dengan tukang becaknya dan membutuhkan waktu sekitar 30 menit. Lokasi penelitian juga dapat dijangkau dengan menggunakan kendaraan sendiri seperti sepeda motor dan membutuhkan waktu sekitar 30 menit.

2. 2 Sejarah Singkat PSK di Jalan Setia Budi

Jalan Setia Budi, kelurahan Simpang Selayang, Kecamatan Medan Tuntungan, adalah jalan lalu lintas yang selalu dilewati banyak orang setiap harinya. Jalan setia budi ini termaksud jalan utama bagi tiap berkendara yang melintasinya. Dari tahun 1988 jalan setia Budi ini tempat melintasnya orang yang berkendara, sebelum ada hotel selayang pandang jalan setia budi selalu ramai dilintasi orang banyak. Sampai saat ini jalan selalu padat dilintasi berkendara roda dua, empat dan tukang becak lainnya.

Di Kelurahan Simpang Selayang banyak sekali tempat hiburan malam seperti hotel, karaoke, oukup dan bilyar tempat-tempat ini banyak dijumpain disepanjang jalan setia budi, di daerah ini mulai banyaknya tempat-tempat hiburan malam pada tahun 2001- 2002 dan banyaknya wanita malam yang ada di sepanjang jalan setia budi, kelurahan simpang selayang.

Banyaknya tempat-tempat hiburan malam sangat meresahkan warga sekitar yang mempunyai seorang anak terutama anak wanita karena orang tua takut anaknya akan terjerumus apabila mereka berteman dengan wanita malam. Tempat hiburan malam sudah ada sejak tahun 1988 sampai sekarang,


(36)

tetapi warga saat ini sangat takut karena sekarang banyak sekali wanita malam yang mengekos dilingkungan masing-masing dan saat ini banyak sekali tempat hiburan malam begitu juga banyak PSK yang dijumpain di sepanjang jalan setia budi. Semangkin banyak tempat hiburan atau tempat-tempat lainnya membuat resah keluarga yang mempunyai anak wanita.

Pada tahun 1988 di sepanjang jalan Setia Budi tidak ada jumpai tempat-tempat hiburan malam malah yang kita jumpain saat itu hotel selayang pandang dan penginapan helvicona. Pada tahun 1988 saat itu yang ada hanya hotel dua saja. Inilah gambar hotel selayang pandang yang sejak ada pada tahun 1988 sampai saat ini. Yang kita lihat dari gambar pada waktu siang hari tidak ada satu pun orang yang ada di gambar ini. Lokasi ini akan ramai sekitar jam 23.00 wib karena PSK mulai bekerja di jam-jam tengah malam. Dimalam hari banyak sekali wanita yang akan kita jumpain disepanjang jalan setia budi.


(37)

Gambar 1

Hotel selayang pandang

Sumber : (koleksi photo pribadi)

Tampak Depan Tampak Samping Gambar yang kita lihat saat ini adalah gambar dari samping hotel selayang pandang yang berada di pinggir jalan setia budi. Jarak antara hotel ke simpang empat pemda sekitar 100 m. Hotel Selayang Pandang saat ini sudah 3 kali merenofasi tempatnya. Bangunan hotel selayang pandang ini sudah cukup lama sekali berdiri, dan hotel ini yang pertama kali ada di sepanjang jalan hotel selayang pandang. Pada tahun 1988 hotel selayang pandang sangat terkenal tetapi hotel ini sudah kurang peminatnya karena saat ini banyak sekali persaingan di sepanjang jalan setia budi.


(38)

Pada saat ini banyak hotel-hotel baru dan mewah begitu juga banyak tempat oukup (pemijatan) yang saat ini terang-terangan menyedikan wanita untuk melayanin pelanggan yang datang untuk pemijatan terutama pria. Oukup yang dikenal tempat pemijatan biasa yang banyak di datangin wanita-wanita yang ingin merawat tubuh tetapi saat ini oukup tidak seperti dulu karena oukup sekarang sudah tidak wanita saja yang jadi pelanggan melainkan pria-pria hidung belang yang mencari kenikmatan ditempat oukup (pemijatan).

Hotel selayang pandang dengan wisma penginapan Helvicona sama-sama berdirinya pada tahun 1988. Hotel selayang pandang dengan wisma Helvicona jaraknya hanya 300 m. Kedua tempat tersebut sudah bangunan lama yang telah berdiri pada tahun 1988. Hotel dan wisma, Seperti yang di tuturkan oleh mami ika selayang pandang;

“Saya sudah cukup lama menjadi PSK hampi18 tahun saya bekerja menjadi wanita malam dan sampai saat ini saya tetap menjadi PSK biar pun umur saya tidak pantas lagi. Tetapi ditempat ini saya adalah penampung wanita yang memputuhkan pekerjaan. Bisa disebut mami atau mucikari”.

Gambar II Hotel Helvicona


(39)

Gambar yang ada di atas tempat penginapan yang sudah ada sejak pada tahun 1988. Bangunan sama yang bersih dan terasa nyaman sekali sewaktu melihat dari gambar. Penginapan helvicona yang terlihat dari gambar sangat nyaman dan sejuk sekali dengan warna cat hijau dan pepohonan di sekitar tempat. Pada gambar di atas ini ada seorang pria yang baru siap mengobrol dengan mucikari helvicona. Pria ini membutuhkan seorang wanita penghibur untuk besok malam acara mereka Dilokasi tempat penelitian yang peneliti lakukan banyak sekali tempat-tempat hiburan dan sebagainya yang kita lewati di sepanjang jalan setia budi, di sepanjang jalan setia budi di kanan kiri di padatin dengan tempat-tempat hiburan malam yang bisa kita lihat sendiri sewaktu melintasi daerah ini.

Di sepanjang jalan setia budi banyak sekali tempat-tempat hiburan seperti oukup, café, hotel, karokean dan sebagainya. Tahun 2000 dan 2001 di daerah jalan setia budi sangat banyak tempat-tempat yang dianggap warga sekitar tidak pantas ada di lingkungan mereka karena warga takut terpengaruh dengan anak wanita mereka, terutama anak yang baru mengenal dunia malam, tempat seperti café, oukup, karokean membutuhkan pegawai wanita untuk melayanani para-para tamu yang datang ketempat mereka. Warga takut anaknya bekerja di tempat itu karena kebanyakan tempat-tempat seperti itu pekerjanya tidak hanya melayani saja melainkan lebih dari itu. Semangkin banyaknya tempat-tempat seperti itu semangkin banyak pula para PSK di daerah jalan setia budi dan semangkin banyaknya akan penyakit berbahaya seperti penyakit kelamin ditempat ini.


(40)

Penginapan helvicona pada saat ini sudah ada yang terkena penyakit sifilis. Dari beberapa PSK hanya biasa dapat di wawancarai 3 orang mereka hanya memberikan data sedikit buat peneliti tentang penyakit kelamin. Dari 3 orang informan salah satunya ada infprman yang sudah pernah terkena penyakit sifilis, tetapi penyakit sifilis dapat di sembuhkan dengan anjuran dokter. Pada saat itu informan sangat di takuti dengan penyakit yang iya derita saat ini takut tidak dapat di sembuhkan, dengan anjuran dokter akhirnya penyakit yang pernah ada dalam tubunh informan akhirnya dapat sembuh. Tetapi penyakit sifilis dapat kembali lagi apa bila para PSK tidak menjaga kesehatan atau aturan-aturan yang di anjurkan dokter. Para PSK yang sudah pernah terkena penyakit kelamin tidak bisa sembarangan dalam berhubungan badan karena penyakit sifilis akan datang dengan sendirinya apa bila PSK tidak merawat dirinya dengan baik, tetapi PSK tidak jerah dengan mereka meliburkan diri untuk beberapa bulan saja karena untuk menyembuhkan penyakit yang ada di dalam tubuh mereka.penyakit sifilis yang di deritanya

PSK tidak takut akan kembali penyakit sifilis karena sampai saat ini PSK melanjutkan pekerjaannya menjadi wanita penghibur di tempat PSK mangkal.

Seperti yang di tuturkan oleh hesti

“saya terkena penyakit sifilis awalnya dari mantan suami

saya tetapi saya tidak mengetahuinya, penyakit sifilis yang sudah setahun di tubuh saya. Waktu itu saya baru 3 minggu menjadi PSK di hotel selayang pandang tetapi vagina saya terasa sakit sekali. Saya langsung periksa kedokter dan dokter menjelaskan bahwa saya sudah terkena sifilis selama satu


(41)

tahun dan selama terkena penyakit itu saya harus rutin meminum obat dan mengkomsumsi lobak setiap harinya” Dan ayu juga menambahkan

“saya juga salah satu PSK yang pernah terkena penyakit ifilis tetapi penyakit itu sudah tidak ada lagi di dalam tubuh saya, tetapi penyakit itu bisa datang apa bila saya tidak menjaga yang di anjurkan oleh dokterr kepada saya. Saya juga tidak mau ke dua kali terkena penyakit kelamin. Karena untuk saat ini saya tetap menjaga kesehatan agar tidak terkena lagi”.

Pada tahun 1988 penginapan dan hotel sangat jarang sekali di jumpain di sepanjang jalan setia budi pada saat itu. Tetapi pada tahun 2001 banyak bangunan-bangunan baru seperti tempat-tempat oukup, karaokean, bilyar hotel dan sebagainya. Semangkin banyaknya tempat-tempat seperti itu semakin banyak wanita yang di butuhkan bekerja sebagai PSK dilokasi yang peneliti lakukan.

Lokasi yang sedang peneliti lakukan pada tahun 1988 tidak sebanyak saat ini karena tahun 1988 hanya ada hotel selayang pandang dan wisma helvicona hanya ada dua tempat penginapan di sepanajang jalan setia budi. Tetapi di sepanjang jalan setia budi pada saat di padati dengan tempat-tempat hiburan malam dan jarang sekali terlihat akan rumah warga pada saat ini. Sangat berbeda dengan waktu dulu yang di padati dengan rumah penduduk tetapi malah sebaliknya di padati dengan tempat-tempat hiburan malam di jalan setia budi.


(42)

2. 3 Latar Belakang PSK

Para pekerja seks komersial atau yang sering disebut dengan PSK yang berada di daerah jalan Setia Budi berjumlah 60 orang, sebagian dari mereka ada yang telah berstatus belum menikah bahkan ada pula yang telah menjadi janda. Keseluruhan dari mereka yang telah menjadi janda sebanyak 25 orang, sedangkan yang belum menikah sebanyak 35 orang. Jika dilihat dari latar belakang pendidikan mereka juga berbeda-beda mulai dari yang tidak pernah merasakan bangku sekolahan sampai ketingkat perguruan tinggi. Latar belakang mereka ataupun alasan mereka memilih pekerjaan sebagai PSK antara lain disebabkan karena permasalahan ekonomi keluarga, masalah pribadi hingga permasalahan dalam keluarga. Menjadi PSK kebanyakkan wanita yang mengalami kegagalan cinta dan tidak tahu harus bagaimana menjalnin hidup tanpa kekasih yang menodai dan tidak bertanggung jawab atas perbuatannya, Seperti bisa kita lihat pada tabel dibawah ini.

Tabel. 2. 3.1 latar belakang menjadi PSK

No Alasan Jumlah

1. 2. 3.

Masalah ekonomi Masalah pribadi Masalah keluarga

35 orang 15 orang 10 orang

Total 60 orang Sumber: Hasil dari data lapangan


(43)

Dari tabel di atas dapat diketahui Masalah ekonomi 35 orang, masalah pribadi 15 orang dan masalah keluarga 10. Dapat diketahui bahwa faktor ekonomi merupakan penyebab utama mereka memilih pekerjaan sebagai PSK karena menurut mereka pekerjaan yang cepat dan menghasilkan uang banyak untuk kebutuhan sehari-hari ya bekerja sebagai PSK. Terutama bagi para PSK yang sudah janda dan mempunyai anak tidak tahu bekerja apa yang banyak menghasilkan uang hanya dengan pekerjaan menjadi wanita malam yang mudah medapatkan uang secara cepat.

Para PSK yang telah memiliki anak biasanya selalu menitipkan anak-anak mereka kepada sanak saudaranya dan tetangga atau orang-orang terdekat mereka, tetapi mereka tidak menerimanya secara gratis karena para PSK selalu memberikan biaya untuk menjaga anak-anak mereka. Alasan mereka menitipkan anak pada sanak saudara maupun tetangga antara lain :

1. Dikarenakan mereka malu akan pekerjaan yang ditekuninya, 2. Agar si anak tidak menganggu mereka saat bekerja

3. Tidak ingin si anak mengetahui pekerjaan yang dijalani mereka. Ketiga alasan di atas seperti yang telah dituturkan oleh Ayu :

” saya menekuni pekerjaan ini sebenarnya malu sama anak-anak saya, karena saya tidak mau anak-anak saya tahu, saya juga takut kalau anak-anak saya nantinya akan menganggu jika saya sedang bekerja atau sedang menerima pelanggan. Oleh sebab itu saya selalu menitipkan anak-anak saya sama orang-orang terdekat baik sanak saudara maupun tetangga. Selain itu saya juga mempunyai harapan kelak anak-anak saya menjadi lebih baik dan tidak memiliki nasip seperti saya sekarang ini”


(44)

Begitu juga yang di ungkapkan oleh ratna

“Sewaktu saya bekerja dimalam hari anak saya titipkan

kepada tetangga karena saya tidak mau anak saya mengetahui pekerjaan saya apa, saya pun tidak mau sebetulnya menghidupi dengan uang-uang yang tidak halal seperti menjadi PSK tapi saya tidak tahu dengan bekerja apa yang mencukupi sehari-hari. Saya tidak mau anak saya berhenti sekolah karena saya tidak mau anak saya bodoh seperti saya. Apa yang terjadi pada ibunya saya tidak ingin terjadi pada anak saya”.

Dari alasan informan tersebut, dapat diketahui informan menyayangi anak-anaknya, oleh karena itu informan menitipkan anak-anaknya kepada orang-orang terdekat mereka apabila ada pelanggan yang datang dan agar tidak mengganggu saat informan bekerja.

2. 4 Golongan Pengunjung Di Jalan Setia Budi

Golongan pengunjung di jalan Setia Budi kelurahan Simpang selayang kecamatan Medan Tuntungan biasanya kelompok masyarakat yang golongannya menengah ke bawah, dengan pengunjung yang beragam mulai dari mereka yang bekerja serabutan yang hanya bermodalkan uang Rp 50 ribu sampai pada kelompok pengunjung yang menengah keatas seperti orang kantoran. PSK yang ada di jalan setia budi sangat beragam harga karena wanita yang ada disini masih ada yang tarip 50 ribu bagi pengunjung yang membutuhkan kehangatan seorang wanita.

Akan tetapi, ada juga kelompok pengunjung yang memang meyediakan waktu dan uang mereka agar dapat menikmati harga standar yang ditawarkan dengan berbagai macam wanita cantik. Tidak


(45)

dengan pengamatan selama penelitian, usia PSK dari 14 tahun sampai umur 65 tahun. Mulai dari pelanggan yang remaja dan berumur 17 sampai separuh bayah umur 50 tahun yang ingin menikmati tubuh para PSK.

PSK mengatakan bahwa banyak para pelanggan yang berbeda-beda golongan ada golongan yang menegah dengan pekerjaan yang bagus dan ada juga pegawai kantoran biasa dan pekerjaan lainnya termaksud para tukang becak sendiri juga sering menikmati tubuh para PSK.

Seperti yang dituturkan oleh bella

kebanyakan pelanggan saya sampai saat ini selalupelanggan yang berkelas dan saya suka pelanggan yang hidup sehat dalam berhubungan, kebanyakan pelanggan saya menganjurkan menggunakan kondom dalam berhubungan karena baik buat kedua-duanya dan jauh dari penyakit apa lagi saya baru menjadi PSK dan sampai saat ini saya tetap menjaga kesehatan dengan pelanggan.”

Seperti yang di ungkapkan oleh bella di atas masih ada pelanggan yang mau menjaga kesehatan dengan menggunakan alat pengaman. Banyak para pelanggan yang menjaga kesehatan tetapi lebih banyak yang sembarangan dalam berhubungan. PSK selalu menjelaskan pada para pelanggan agar menggunakan kondom sewaktu berhubungan dari beberapa pelanggan ada yang mau dan ada juga yang tidak mau kalau sewaktu berhubungan menggunakan kondom. Banyak pelanggan yang tidak nyaman dalam menggunakan kondom.

Disini salah satu pelanggan mengungkapkan

“Dari beberapa PSK yang ada di lokasi sepanjang jalan Setia Budi hanya beberapa orang yang pernah menemenin saya. Itu pun wanita yang selalu itu-itu saja karna saya takut terkena penyakit kelamin tapi saya juga tidak tahu dengan wanitanya karena mereka tidak mungkin hanya satu pria saja


(46)

setiap harinya pastikan dalam satu malam bisa empat atau tiga orang yang mereka temenin. Tapi saya sudah berlangganan di tempat ini sudah 7 tahun dan tidak ada masalah pada diri saya. Tetapi saya akui jarang sekali menggunakan kondom dalam melakukan berhubungan badandengan para PSK karena saya tidak nyaman dalam berhubungan”.

Golongan yang ada di jalan setia budi tidak semua dari golongan pelanggan yang menengah ke atas kebanyakkan malah sebaliknya di daerah jalan setia budi lebih banyak golongan biasa saja karena bisa dilihat dari kondisi tempat mereka mencari uang lain dengan tempat yang ada di nibung raya tempat surganya uang karena jarang orang biasa yang main disana karena kebanyakkan disana dari golongan menengah ke atas, satu-satu yang golongan biasa. Golongan menengah sangat menjaga kebersihan dan kesehatan karena kebanyakan para laki-laki hanya mencari kepuasan dan mencari hiburan baru pada PSK tetapi pelanggan juga selalu menjaga kesehatan untuk menggunakan kondom dalam berhubungan dengan PSK karena pelanggan takut PSK tidak bersih.

Seperti yang di ungkapkan oleh Rudi

“Saya sering bermain di daerah ini hanya untuk mencari kepuasan dengan para PSK karena saya mau mencari hiburan baru dengan wanita-wanita ini. Tetapi saya melakukan hubungan badan dengan PSK saya tidak pernah kalau tidak menggunakan kondom karena saya takut terkena penyakit”.

PSK yang ada di Jalan Setia Budi beragam tipe pelanggan yang berbeda-beda golongan. Pada saat ini ada salah satu PSK yang bernasib mujur karena PSK yang satu ini baru terjun kedunia ini baru lima bulan bulan tapi wanita ini pertiap bulanan bisa menghasilakn uang kurang lebih 5


(47)

juta atau pun lebih dari 5 juta, tetapi wanita ini tidak mau menjadi informan saya karena si x takut data dirinya di pamerkan ke tiap orang, sedangkan bella baru tiga bulan terjun menjadi PSK tetapi tidak bisa mencapai uang seperti si x padahal wajah bella lebih cantik ketimbang si x. Disini bisa dilihat bahwa persaingan antar PSK begitu getat dalam mencari pelanggan, disini bella dan si x masih dijaga oleh mucikari dalam hal mencari pelangga n, tetapi mengapa bella lebih sedikit pendapatannya padahal si x sudah lama ketimbang bella, si x sudah hampir jalan 5 bulan dibandingkan si bella yang baru jalan 3 bulan tetapi penghasilan lebih banyak si x ketimbang bella

Seperti yang dituturkan oleh si x

“ Saya menjadi PSK sudah hampir 5 bulan tetapi bukan saya sombong penghasilan perbulan hampir mencapai 5 juta pertiap bulannya. Kalau di bilang saya tidak cantik tapi saya akui banyak pelanggan yang suka dengan saya karena dengan body saya yang bahenol kali. Banyak anak baru yang tidak suka dengan saya padahal saya tidak tahu apa salah saya”.

Dari petikan si x mentuturkan bahwa dalam pekerjaan mereka saat ini ada juga teman yang tidak suka dengan si x karena banyak yang menggunakan si x ketimbang temen seprofesinya.


(48)

BAB III

METODE PENELITIAN 3. 1 Pendekatan Penelitian

Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif yang bersifat deskritif. Di mana peneliti mencari tahu bagaimana cara PSK menghindari penyakit kelamin, apa saja faktor yang menyebabkan menjadi PSK, cara apa yang di gunakan para PSK agar pelanggan mau menggunakan kondom dan termaksud di dalamnya pengetahuan apa saja yang di ketahui PSK mengenai penyakit kelamin, apakah mereka mengetahui hanya sebatas pengertian atau sebatasnya saja.

3.2 Instrumen Penelitian

Instrumen Penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan wawancara.

3.2.1 Observasi

Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Obsevasi tanpa partisipasi. Observasi tanpa partisipasi adalah dimana peneliti tidak ikut berpartisipasi dengan kegiatan-kegiatan atau aktivitas-aktivitas yang ditelitinya (informan). Dalam obsevasi tanpa partisipasi peneliti hanya mengamati dari luar tanpa melibatkan diri dalam segala kegiatan para PSK. Observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai pengetahuan PSK mengenai penyakit kelamin. Hal-hal yang di amati peneliti yaitu bagaimana para PSK bekerja atau mencari pelanggan di malam hari, seperti


(49)

hal bagaimana cara PSK menarik perhatian pelanggan, cara berpakaian PSK, cara berinteraksi dengan pelanggan, jam berapa para PSK berada di lokasi. Hasil pengamatan di tuangkan ke dalam catatan lapangan. Hal tersebut dapat memudahkan peneliti untuk membaca kembali hal-hal apa yang di amati di lapangan. Obsevarsi ini dilakukan agar dapat ditemukan hal-hal yang diperlukan untuk melengkapi data di lapangan.

3.2.2 Wawancara

Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam (deep interview). Dimana dalam wawancara ini peneliti mencari tahu bagaimana cara PSK menghindari Penyakit Kelamin, apakah PSK mengetahui penyakit kelamin dan cara apa PSK mengantisipasi penyakit kelamin. Disini peneliti melakukan wawancara dengan sembilan orang (9) informan dari enam puluh orang (60) PSK yang ada di jalan setia bud. Wawancara ini juga dilengkapi dengan alat perekam yaitu (tape recorde ) sebagai alat bantu peneliti untuk merekam segala informasi saat mewawancarai para informan. Peneliti juga menggunakan kamera fhoto sebagai alat bantu untuk mendokumentasikan hal-hal yang ditemukan di lapangan yang juga berkaitan dengan masalah penelitian. Seperti yang di bawah ini salah poto di mana PSK sedang tawar-menawar harga dengan pelanggan.


(50)

3.2.3 Analisa Data

Analisa Data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah analisa secara kualitatif yang menganalisis tentang Pengetahuan PSK Dalam Menanggulangi Penyakit Kelamin. Data yang di dapat dari hasil observasi, wawancara, dan sumber keperpustakaan di susun berdasarkan pemahaman atau bersadarkan kategori-kategori yang sesuai dengan tujuan penelitian. Kemudian hasil pencatatan tersebut, disusun dan berupaya menggabungkan dan menghubungkan atas jawaban dari informan sehingga mencapai tujuan penelitian, dan sesuai dengan masalah penelitian. Dalam penelitian ini peneliti mencoba untuk bersikap objektif, data yang di peroleh tidak di kurangi, di tambah atau pun dirubah, sehingga tidak mengurangi keaslian data yang di peroleh dari di lapangan.

3. 3 Informan Penelitian

Dalam pemilihan informan peneliti memilih sembilan (9) orang PSK, penulis berpedoman sebaga berikut:

1. lamanya PSK bekerja di dunia malam

Disini peneliti hanya bisa mendapatkan informan sebanyak 9 PSK dari 60 orang. Peneliti mencari lamanya PSK bekerja menjadi wanita malam dan ada juga informan yang baru bergabung menjadi PSK. 2. PSK yang pernah terkena penyakit kelamin


(51)

Peneliti mendapatkan informan yang pernah terkena penyakit kelamin sifilis dari sembilan informan yag peneliti lakukan ternyata ada dua orang informan yang pernah terkena penyakit sifilis.

3. Mengapa mau menjadi PSK

Kebanyak kan para informan melakukan pekerjaan menjadi PSK karena terpaksa dan faktor ekonomi yang selalu kekurangan dalam kebutuhan sehari-hari.

Dalam penelitian yang peneliti lakukan inilah informan yang dapat peneliti berikan. Kebanyakan para PSK melakukan pekejaan menjadi wanita penghibur karena faktor ekonomi, ada juga PSK yang baru bergabung dan PSK yang terkena penyakit kelamin.

3.4 Pengalaman Di Lapangan

untuk mendukung pengumpilan data yang akurat, peneliti telah melihat secara langsung keadaan lokasi yang di jalan setia budi khususnya pada malam hari, dimana pada saat itu antara PSK. Peneliti melihat secara langsung bagaimana masing-masing PSK mencoba menarik perhatian kepada pelanggan dan berusaha agar pelanggan mau dengan PSK nya.

Para PSK pada umumnya melakukan berbagai cara atau trik yang bisa membuat pelanggan tertarik pada PSK tersebut.

Misalnya : PSK menggoda para pelanggan dengan rayuan masing-masing agar pelanggan mau dengan PSK, PSK selalu menawarkan


(52)

kondom geratis pada pelanggan dan mengurangi sedikit tarif pada pelanggan.

Hal ini menjadi suatu ketertarikan tersendiri bagi peneliti untuk melakukan penelitian ini. Untuk lebih jelasnya peneliti melakukan penelitian ke lapangan dan mengumpulkan data terkait dengan pengetahuan PSK dalam menanggulangi penyakit kelamin. Hambatan pada peneliti yakni, adanya beberapa informan yang kurang memuaskan dari hasil wawancara dengan PSK sehingga terlihat adanya sifat terutup dari berbagai PSK tersebut.

Peneliti juga mengungkapkan pengalaman sewaktu dilapangan Mengambil judul pengetahuan PSK tentang penyakit kelamin sebenarnya sangat menyeramkan dimana pada waktu pertama kali peneliti melakukan penelitian di lokasi jalan setia budi, ada pelanggan yang menghampiri saya karna di kira nya saya salah satu PSK.

Inilah menurut saya pengalaman yang ga bisa saya lupakan sewaktu mencari data di malam hari.


(53)

BAB IV

KARAKTERISTIK PSK DI JALAN SETIA BUDI

4. 1 Identitas Informan

Informan dalam penelitian ini adalah Pekerja Seks Komersil (PSK). Jalan Setia Budi, meliputi kehidupan sosial ekonomi, interaksi keluarga dan peran, tugas dan fungsi mucikari dalam interaksi sosial yang berlangsung dalam lingkungan mereka.

Melalui penelitian ini, akan digambarkan tentang kehidupan sosial, meliputi interaksi antar PSK di Jalan Setia Budi, bagaimana mereka bergaul dan mengatasi persaingan yang semangkin ketat dalam kehidupan malam dengan pasar yang semangkin terbuka lebar. Kemudian juga interaksi, yakni hubungan mereka dengan keluarga ayah, ibu dan keluarga lainnya dalam keberadaan mereka tertentu bertentangan dengan norma agama, adat istiadat dan beragam hal lainnya yang terpelihara dengan baik dalam lingkungan kekeluargaan juga menggambarkan peran, tugas dan fungsi mucikari, para perantara yang memiliki motif ekonomi dengan juga motif seksual dalam mengambil keuntungan dari titik-titik tersebut.

Tabel berikut ini akan menggambarkan populasi Informan yakni informan PSK yang di Jalan Setia Budi yang melaksanakan aktivitas dengan uraian sebagai berikut.


(54)

Tabel. 1 Jumlah Informan

No Uraian Jumlah

1 PSK 7

2 Germo merangkap PSK 2

Jumlah 9

Sumber : Diperoleh ketika di lapangan

Dari data yang di uraikan dalam tabel di atas, bahwa informan yang lebih banyak sebagai informan dalam penelitian ini adalah PSK (Pekerja Seks Komersil) yakni sebanyak 7 orang dan 2 orang mucikari merangkap juga sebagai PSK, yakni mereka hanya memiliki informasi tentang di Jalan Setia Budi.

Tabel. 2 Jumlah Informan Menurut Umur

No Pekerjaan Usia PSK Mucikari

1 18 – 21 tahun 2 0

2 22 – 26 tahun 4 0

3 37 – 44 tahun 3 2

Jumlah 9 2

Sumber : Di peroleh ketika di lapangan

Dari tabel di atas, Tabel menunjukan bahwa dari segi umur informan 18-21 tahun (3 orang), 22-26 tahun (4 orang), 37-45 (2 orang). Tabel di atas menunjukkan Seluruh PSK yang menjadi informan kunci bagi peneliti.

Tabel. 3 Pendapatan Informan

No Uraian Jumlah

1 800 ribu – 1, 5 juta perbulan

2 2 1,5 juta – 2, 5 juta

perbulan

2

3 3 juta perbulan 5

Jumlah 9


(55)

Pendapatan yang dihasilkan para PSK per tiap malamnya secara umum sebagai baerikut, 2 orang terdiri dari 2 PSK dan 2 orang merangkap sebagai mucikari, 2 orang mengaku mendapat pengahasilan perbulan sebesar Rp 800 ribu-1, 5 juta , PSK yang 5 orang ini mengaku mendapatkan penghasilan perbulan 3 juta dan 2 orang mengaku mendapat penghasilan perbulan sebanyak 1,5 juta sampai 2,5 juta.

Gambaran di atas menunjukkan bahwa besarnya penghasilan yang diterima PSK. Mucikari cukup menjanjikan hingga mereka merasa memiliki pengahasilan yang memadai. Akan tetapi pengakuan mereka tetap menunjukkan menginginkan pekerjaan tetap lainnya guna mendapatkan penghasilan tambahan sebagai wujud diri mereka secara utuh.

4. 1. 1 Berdasarkan Agama Tabel. 4.1.1 Berdasarkan Agama

NO Agama Jumlah

1 Islam 17 orang

2 Kristen Khatolik 25 orang 3 Kirsten protestan 18 orang

Total 60 orang


(56)

Tabel diatas menunjukkan bahwa, Islam 17 orang, Kristen Khatolik 25 orang dan Kristen protestan 18 orang, total semua PSK ada 60 orang di daerah Jalan Setia Budi dan lebih banyak menganut agama kristen khatolik pada saat ini.

4. 1 .2 Berdasarkan Etnis

PSK yang berada di Jalan Setia Budi terdiri dari etnis yang beragam dapat dilihat dari tabel dibawah ini.

Tabel. 4.1. 2 Berdasarkan Etnis

No Etnis Jumlah

1 Karo 21 orang

2 Batak 15 orang

3 Jawa 13 orang

4 Aceh 5 orang

5 Nias 6 orang

Total 60 orang

Sumber : Di peroleh ketika di lapangan

Tabel diatas menunjukkan, bahwa berdasarkan Etnis Karo (21 orang), Batak (15 orang), Jawa (13 orang), Aceh (5 orang) dan Nias (6 orang) menunjukan bahwa PSK yang ada di Jalan Setia Budi Mayoritas Etnis yang banyak dianut oleh mereka adalah Etnis karo pada saat ini.


(57)

4.1. 3 Berdasarkan Golongan Umur PSK

PSK yang di Jalan Setia Budi memiliki umur dari 14 sampai 65 tahun hal ini dapat dilihat dari tabel di bawah ini :

Tabel. 4.1 .3 Berdasarkan Golongan Umur PSK

No Golongan Umur Jumlah 1 14 – 17 tahun 14 orang 2 18 – 25 tahun 30 orang 3 26 – 40 tahun 15 orang

4 65 tahun 1 orang

Total 60 orang

Sumber : Di peroleh ketika di lapangan

Tabel di atas menunjukkan bahwa berrdasarkan dari golongan umur 14-17 (14 orang), 18-25 tahun (30 orang), 26-40 (15 orang), 65 tahun (1 orang) banyaknya jumlah umur PSK dari 18 tahun sampai 25 tahun. Tabel di atas menunjukkan pada saat ini di umur 18 tahun sampai dengan 25 banyak wanita yang menjadi PSK.

4.1. 4 Berdasarkan Pendidikan

PSK yang ada di Jalan Setia Budi berdasarkan pendidikan dapat dilihat dari tabel di bawah ini:

Tabel. 4.1. 4 Berdasarkan Pendidikan.

No Pendidikan Jumlah

1 Tidak sekolah 8 orang

2 SD 5 orang

3 SMP 12 orang

4 SMU 20 orang

5 Perguruan Tinggi 20 orang

Total 60 orang


(58)

Tabel di atas menunjukkan bahwa berdasarkan pendidikan Tidak Sekolah (8 orang), SD (5 orang), SMP (12 orang), SMU (20 orang), Perguruan Tinggi ( 20 orang). Tabel di atas menunjukan bahwa PSK yang ada di Jalan Setia Budi lebih banyak pendidikan tamatan SMU dan Perguruan Tinggi pada saat ini.

4. 2 Interaksi Sosial PSK Di Jalan Setia Budi

Suatu interaksi social tidak mungkin terjadi apabila tidak memenuhi dua syarat, yaitu adanya kontak social dan komunikasi. Kontak social dapat diartikan sebagai hubungan yang langsung antara orang perorangan atau kelompok untuk tujuan tertentu. Sedangkan komunikasi berarti bahwa seseorang memberi arti pada perilaku orang lain, perasaan-perasaan apa yang diinginkan sampai orang tersebut dan orang yang bersangkutan kemudian memberi reaksi terhadap perasaan yang di ingin disampaikan oleh orang lain. Jadi, komunikasi dapat diartikan sebagai perilaku yang berwujud pembicaraan, gerak-gerik, sikap dan perasaan-perasaan yang ingin disampaikan orang.

Masyarakat jalan setia budi merupakan masyarakat majemuk. Dimana dalam masyarakat jalan setia budi terdapat suku jawa, karo, batak, aceh dan nias. Dalam interaksi sosial yang berlangsung di lingkungan PSK jalan Setia Budi, lebih menunjukkan situasi kebersamaan (togetherness situation). Hal ini di tunjukkan dengan kehidupan orang-orang yang saling mengenal apa adanya tetapi tidak terlalu akrab. Namun demikian mereka memiliki tujuan


(59)

yang sama, yaitu menjadikan profesi mereka sebagai mata pencarian hidup yang mereka tekuni saat ini.

Kebersamaan yang ada di lokasi setia budi PSK di dasari pada berbagai faktor antara lain faktor kebutuhan dan factor tersebut dapat bergerak sendiri-sendiri secara terpisah maupun dalam keadaan tergabung. Apabila masing-masing ditinjau secara lebih mendalam, maka factor imitasi dan identifikasi memiliki peran penting dalam proses interaksi sosial.

Seorang individu atau kelompok dalam melakukan interaksi social cenderung mengadopsi dan meniru tingkah laku individu atau kelompok lain. Misalnya saja seorang PSK, dalam melakukan interaksi sosial mereka cenderung meniru atau mengadopsi PSK lain. Dapat di lihat seperti cara berbicara, berpakaian dan gejala metode yang sangat mudah menjalar, dipelajari dengan jalan imitasi.

Faktor mempengaruhi biasanya terjadi sebagai pertukaran informasi antara sesama PSK dengan berbagai pengalaman mereka dengan cara pelayanan pelanggan dan lain sebagainya untuk mendukung profesi tersebut. Hingga PSK lainnya katakanlah yang lebih belakangan dari mereka dapat mengindentifikasikan atau menempatkan diri mereka untuk mengikuti pengalaman yang mana menurut mereka lebih cocok untuk keinginan bertahan dan menjadikan PSK sebagai profesi. Hingga mereka dapat memuaskan kebutuhan mereka masing-masing.


(60)

4. 3 Asal Mula Menjadi PSK

PSK, mucikari yang menjadi responden dalam penelitian ini, juga memiliki kehidupan sosial dan kehidupan Ekonomi yang menjadi alasan mereka melakukan profesi seperti sekarang ini, dengan uraian sebagai berikut:

Tabel. 4.3.1 Asal mula menjadi PSK

No Uraian Jumlah

1 Kemajuan sendiri 1

2 Terpaksa 7

3 Tertipu 1

Jumlah 9

Sumber : Diperoleh ketika di lapangan

Hasil yang di dapatkan tentang alasan menjadi PSK atau jaringan lain yang mereka tekuni saat ini, adalah sebagai berikut : sebanyak 7orang melakukan pekerjaan sebagai PSK karena terpaksa untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari karena dengan bekerja sebagai PSK mudah menghasilkan uang dengan cepat dan memenuhi kebutuhan hidup sedangkan 2 orang mengakui melakukan pekerjaan ini dengan senang hati karena mereka menyebutkan senang dengan berprofesi sebagai PSK dan 1 orang wanita tertipu karena di iming-imingkan pekerjaan yang layak akhirnya pekerjaan yang layak dan menghasilkan uang banyak sebagai PSK,

seperti yang di ungkapkan oleh Rani

“Melakukan pekerjaan ini tidak pernah terbayangkan oleh saya karena berumur sewaktu saya sesampai dimedan saya bertemu dengan seorang wanita yang berumur separuh bayah dan wanita itu nenawarkan pekerjaaan dengan saya tapi malah sebaliknya saya telah dibohonginya, wanita itu mengiming-ngimingkan saya akan diberikan pekerjaan yang enak dan lumayan gajinya. Akhirnya saya mau di ajak olehnya sesampai disana saya terkejut banyak sekali wanita


(61)

menggunakan jilbab dan akhirnya rani terjun menjadi PSK karena terpaksa dan tidak bisa melarikan diri pada waktu itu”.

Rani anak dari pangkalan susu berumur 18 tahun dan beragama islam. Rani mengungkapkan apa yang diceritakan oleh nya itu adalah jalan hidup yang ia jalanin saat ini. Rani adalah seorang muslim, dulunya sewaktu belum menjadi PSK Rani seorang guru mengaji di kampungnya dan selalu berkelakuan baik. Kedua orang tua Rani pun tidak tahu anaknya bekerja apa di Medan, karena rani tetep menyimpan rahasia ini agar orang tuanya tidak tahu sedikitpun. Rani kadang menangis kalau orang tuanya datang menjenguk anaknya ke Medan karena Rani takut membuat kedua orang tuanya menangis dengan keadaan anaknya. Saat ini Rani sudah menjalani sebagai PSK kurang lebih 1, 5 tahun. Sewaktu Rani baru menjalani sebagai PSK, rani berniat untuk keluar dari pekerjaan tersebut, tapi Rani saat itu masih di jaga sama pengawal mucikari. Rani sangat gelisah sekali karena jalan hidup rani bukan bekerja sebagai PSK. Dulu ia bercita-cita ingin menjadi istri yang soleha dan mempunyai anak dan mempunyai suami yang menyangi saya tapi apa yang rani dapat pasti semua laki-laki tidak mau menjadikan istri yang sah, malah sebaliknya pastinya laki-laki semua malu dengan keadaan rani sekarang adapun yang mau menerima rani itu hanya menjadi wanita simpanan saja atau sekedar bersetubuh saja. Terkadang Rani menangis kalau melihat kondisinya saat ini karena dia malu sekali dengan keadaannya sekarang. Tapi apa boleh buat nasi sudah menjadi bubur, apa


(62)

yang rani lakukan sekarang inilah jalan hidup yang harus ranijalanin setiap hari.

Yang dituturkan oleh rani sebagai berikut.

“Saat ini dalam pikiran saya ingin berhenti dari dunia malam tapi saya tidak tahu harus bekerja dimana, kalau saya kembali lagi ke kampung dengan menjadi guru mengaji saya tidak mau karena menurut saya tubuh saya sudah sangat kotor untuk kembali seperti dulu”.

Begitu juga yang diungkapkan oleh bella.

“Bella menceritakan tentang arti kesetian cinta yang diberikannya kepada pria yang dicintai, apapun yang pria itu minta selalu di penuhi selaknya suami istri, karena menurut bella inilah pria yang akan menjadi suaminya kelak yang menerima bela apa adanya tetapi apa yang bella bayangkan semuanya salah dan tidak sama sekali pria itu bertanggung jawab malah sebaliknya bella malah di bohongi selama ini mengaku lajang pada bella padahal pria ini sudah menikah 3 tahun tapi belum dikaruniai anak”

Kegadisan bella sudah hilang sewaktu bella SMU, bella mencintai pria itu, sampai bella memberi semua apa yang pria itu minta sampai kegadisan bella sendiri juga, tetapi beberapa bulan belakangan pria yang bella cintai ternyata mempunyai wanita lain dan pria itu memutuskan hubungan dengan bella. Saat itu bella takut dan tidak tahu apa yang harus bella lakukan. Beberapa bulan kemudian bella bertemu seseorang pria yang sayang dan serius dengan bella tetapi sewaktu bella jujur dengan kondisi bella pria itu berubah dan beberapa hari kemudian memutuskan hubungan dengan bella.

Pada waktu itu bella semangkin bimbang dan tidak tahu bagaimana cara menghilangkan masalah pada dirinnya. Akhirnya bella meminta ijin kepada kedua orang tuanya untuk bekerja di medan. Ijin bella tidak direstui


(1)

Pakpahan,Triono

2008 Posisi Tawar PSK Dalam Pemakaian Kondom Sebagai upaya mencegah bahaya HIV/AIDS. Arsip skripsi Antrpologi FISIP-USU, tidak diterbitkan.

Poernama Tjahjo

1995 Dolly Membelah Dunia Pelacuran, Surabaya : Kasus Kompleks Pelacuran Dolly, Jakarta : Grafiti Press.

Saragih, Agustina

2008 Jaringan PSK Diskostik Medan Raya. Arsip skripsi Antropolgi FISIP-USU, tidak diterbitkan Soekanto, Soerjono

2001 Sosiologi suatu Pengantar, PT. Raja Grafindo, Jakarta

Surtiretna, Nina

2001 Seks. PT. Dunia Pustaka Jaya, Bandung Singa rimbun dan Sofian Efendi

1989 Metode Penelitian Survei, LP3ES, Jakarta

Spardley, James P.

1997 Metode Etnografi (Terjemahan) Amri Marzali, Yogyakarta, Tiara Wacana.

Spardley, James P.

1980 Participacipant Obseevation, Holt, Rinrhart, and Winston, USA.

Widyastuti, Yani

2009 Kesehatan Reproduksi. Fitramaya, Yogyakarta.


(2)

Sumber lain

www. Pramuria net/ humor/ article-2004-08-34381. php-wk www. Pikiran –rakyat, com/ cetak 2007/ 129 lainnya 02. htm

Indrawan WS, Kamus Umum Lengkap Bahasa Indonesia, Lintas Media, Jombang 2006.

Tempo interaktif. Com.

wwn//gu.se/cdc/hidayatullah.com


(3)

Iterview Guide

Sebagai rujukan dalam pelaksanaan penelitian Di Jalan Setia Budi, Kelurahan Simpang Selayang, Kecamatan Medan tuntungan, Kota Madya Medan. Dalam melihat aktivitas dan geliat seks komersil, dengan melibatkan jaringan yang saling mendukung dalam pelaksaan kegiatan tersebut.

1. Untuk PSK

- Masalah apa yang menjadi PSK

- Dari umur berapa dan sampai umur berapa PSK disini - Berapa banyak PSK di sepanjang jalan Setia Budi - Sudah berapa lama menjalani profesi sebagai PSK - Apa dilokasi ini ada PSK yang terkena penyakit kelamin

- Dari jam berapa PSK bekerja dimalam hari samapai dan selesai. - Apa PSK tahu tentang Penyakit Kelamin

- Sikap PSK dalam menanggulangi penyakit kelamin

- Dalam melayanin pelanggan ada yang kasar dalam berhubungan - Sampai kapan akan mnjadi PSK

- Tiap malam berapa tamu yang PSK layanin - Apakah keluarga tahu dengan profesi saat ini - Senangkah menjalanin sebagai PSK

- Hari apa saja yang banyak tamu

- Di tempat ini ada organisasi dari pemerintah dan non pemerintah - Agama apa yang banyak di tempat ini


(4)

- Pendidikan PSK II. Untuk Pengunjung

- Sudah berapa menggunakan jasa PSK

- Mengapa suka menggunakan jasa PSK untuk menyalurkan keinginan seksualitas.

- Bagaimana tarif PSK di daerah jalan setia budi ini - Apakah ada PSK yang disukai

- Langganan PSK yang berumur berapa

- Dalam 1 minggu berapa kali bertemu dengan PSK - Apa tidak takut dengan penyakit kelamin

- Tahu tentang penyakit kelamin

- Melakukan seks dengan PSK selalu menggunakan pengaman atau tidak. - Suka dengan dunia malam

- Resiko penyakit kelamin yang diketahui para pengunjung


(5)

DAFTAR INFORMAN

Tidak ada status yang diberikan oleh PSK dan pengunjung dalam pelaksanaan penelitian yang peneliti lakukan. Nama dan identitas yang ada dan dituliskan dalam penelitian ini, menurut mereka hanya sebagai nama samaran atau nama malam yang dikenal antara mereka selama melaksanakan aktivitas seks komersial. Dari data hasil observasi ini adalah sebagai berikut. 1. Nama : Ayu

Umur : 26 Tahun Status : Janda anak 2 Alasan menjadi PSK : Faktor Ekonomi Lama menjadi PSK : 5 Tahun

Asli orang : Pangkalan Brandan 2. Nama : Rani

Umur : 18 tahun Status : Gadis

Alasan menjadi PSK : Karena di bohongin soal pekerjaan Lama menjadi PSK : 1,5 Tahun

Asli orang : Pangkalan Susu 3. Nama : Bella

Umur : 21 Tahun

Status : Gadis

Alasan menjadi PSK : Karena kemauan Sendiri Lama menjadi PSK : 3 Bulan

Asli orang : Siantar 4. Nama : Ratna

Umur : 24 Tahun Status : Janda anak 1 Alasan menjadi PSK : Faktor Ekonomi. Lama menjadi PSK : 4 Tahun

Asli orang : Kisaran 5. Nama : Karin

Umur : 22 Tahun Status : Gadis

Alasan menjadi PSK : Faktor Ekonomi. Lama menjadi PSK : 2,5 Tahun Asli orang : Bukit Lawang 6. Nama : Maya

Umur : 23 Tahun


(6)

Status : Gadis

Alasan menjadi PSK : Faktor Ekonomi Lama menjadi PSK : 2,5 Tahun Asli orang : Bukit Lawang 7. Nama : Hesti

Umur : 37

Status : Janda anak 1 Alasan menjadi PSK : Faktor Ekonomi Lama menjadi PSK : 15 tahun

Asli orang : Mandailing Natal 8. Nama : Uci

Umur : 44 Tahun

Status : Janda

Alasan menjadi PSK : Faktor Ekonomi Lama menjadi PSK : 22 Tahun

Asli orang : Tapanuli Selatan 9. Nama : Ika

Umur status : 40 Tahun Alasan menjadi PSK : Faktor Ekonomi Lama menjadi PSK : 18 Tahun Asli orang : Pekanbaru