Analisis dan Pembahasan ANALISIS DAN PEMBAHASAN

48

B. Analisis dan Pembahasan

1. Analisis Statistik Deskriptif Analisis statistik deskriptif dilakukan dengan membandingkan nilai minimum, nilai maksimum dan rata-rata dari sampel. Analisis deskriptif dalam tabel. 4.4 merupakan analisis deskriptif untuk variabel yang digunakan dalam penelitian ini kualitas audit, fee audit, dan manajemen laba. Tabel. 4.4 Analisis Statistik Deskriptif Tahun 2009-2011 S u m b e r : Sumber: output SPSS Berdasarkan Tabel 4.4, dari 67 perusahaan yang menjadi sampel, nilai rata-rata variabel KA adalah 0,4428. Variabel KA merupakan variabel dummy sehingga nilai minimum dan maksimumnya adalah 0 dan 1. Hal ini berarti bahwa nilai minimum mewakili perusahaan yang tidak memakai jasa KAP BIG4 dan nilai maksimumnya mewakili perusahaan yang memakai jasa KAP BIG4. Variabel LNFEE memiliki nilai rata-rata 21,4976 dengan nilai minimum dan maksimum 16,17 dan 27,89. Variabel LNABSDTA memiliki nilai N Minimum Maximum Mean Std. Deviation KA 201 .00 1.00 .4428 .49796 LNFEE 201 16.17 27.89 21.4976 1.85700 LNABSDTA 201 19.82 30.28 24.6573 1.95450 Valid N listwise 201 49 rata-rata 24,6573 dengan nilai minimum dan maksimum 19,82 dan 30,28. 2. Hasil Uji Asumsi Klasik a. Hasil Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel independen, variabel dependen atau keduanya memiliki distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik memiliki distribusi data normal atau mendekati normal Ghozali, 2012. Uji normalitas data dalam penelitian ini dilakukan dengan uji Klomogorov-Smirnov K-S. Tabel. 4.5 Hasil Uji Klomogorov-Smirnov Unstandardized Residual N 201 Normal Parameters Mean .0000000 Std. Deviation 1.51124306 Most Extreme Differences Absolute .029 Positive .029 Negative -.024 Kolmogorov-Smirnov Z .410 Asymp. Sig. 2-tailed .996 Sumber: output SPSS Asymp. Sig 2-tailed pada hasil uji Klomogorov-Smirnov sebesar 0,996. Nilai tersebut diatas 0,05 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal dan model regresi dapat digunakan untuk pengujian berikutnya. Selain uji Klomogorov-Smirnov, normalitas dapat pula dideteksi dengan 50 melihat penyebaran data titik pada sumbu diagonal dari grafik atau biasa disebut dengan normal probability plot. Gambar. 4.1 Hasil Uji Normal Probability Plot Hasil uji normal probability plot mampu membentuk satu garis lurus diagonal dan terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal. Jadi dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. Hal ini konsisten dengan hasil uji Klomogorov-Smirnov. b. Hasil Uji Multikolinearitas Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Uji multikolonieritas dilakukan dengan menggunakan uji nilai tolerance value atau Variance Inflation Factor VIF. Untuk 51 mengetahui ada tidaknya multikolinearitas yaitu dengan cara melihat nilai tolerance value atau Variance Inflation Factor VIF. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikoliniearitas adalah nilai tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10. Apabila tolerance value dibawah 0.10 atau nilai VIF di atas 10 maka terjadi multikolinearitas. Hasil uji multikolinearitas disajikan dalam tabel berikut ini. Tabel. 4.6 Hasil Uji Multikolinearitas Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 Constant KA .696 1.437 LNFEE .696 1.437 Sumber: output SPSS Tabel di atas menunjukkan bahwa tidak ada variabel independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10 atau nilai tolerance 0,10. Hasil VIF juga menunjukkan bahwa tidak ada variabel bebas yang memiliki nilai lebih dari 10 atau VIF 10. Jadi dapat disimpulkan tidak ada multikolinearitas dalam model regresi ini. c. Hasil Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual 52 satu pengamatan ke pengamatan lain tetap atau sama, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas Ghozali, 2012. Gambar. 4.2. Grafik Scatterplot Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa model regresi tidak mengalami gangguan heterokedastisitas atau disebut homokedastisitas. d. Hasil Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 53 sebelumnya Ghozali, 2012. Dalam penelitian ini, uji autokorelasi dilakukan dengan Run Test untuk melihat apakah data residual terjadi secara random atau tidak sistematis. Tabel. 4.7 Hasil Uji Autokorelasi Runs Test Unstandardized Residual Test Value a -.03638 Cases Test Value 100 Cases = Test Value 101 Total Cases 201 Number of Runs 103 Z .212 Asymp. Sig. 2-tailed .832 Sumber: output SPSS Hasil output SPSS menunjukkan bahwa nilai test adalah -0.03638 dengan probabilitas 0,832 signifikan pada 0,05. Karena nilai probabilitas lebih besar dari nilai signifikansi yang telah ditetapkan, sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi tersebut terbebas dari masalah autokorelasi tidak terjadi autokorelasi.. 3. Hasil Uji Hipotesis a. Hasil Uji Koefisien Determinasi Koefisien determinasi R² pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. 54 Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas Ghozali, 2012. 1 Koefisien Determinasi Persamaan I Tabel. 4.8 Hasil Uji Koefisien Determinasi I Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .551 a .304 .300 1.55317 Sumber: output SPSS Tabel di atas diketahui besarnya nilai R² sebesar 0,300. Hal ini berarti 30,0 variasi fee audit yang dapat dijelaskan oleh variasi variabel independen yaitu kualitas audit. Sedangkan sisanya 100 - 30,0 = 70,0 dijelaskan oleh sebab-sebab lain di luar model, seperti leverage, ukuran perusahaan, praktek corporate governance, dan pertumbuhan penjualan. 1 = √ 2 = √ = √ = 0,837 55 2 Koefisien Determinasi Persamaan II Tabel 4.9 Hasil Uji Koefisien Determinasi II Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .634 a .402 .396 1.51886 Sumber: output SPSS Uji R² didapatkan hasil sebesar 0,396 atau 39,6. Hal ini berarti 39,6 variasi manajemen laba yang dapat dijelaskan oleh variasi variabel independen yaitu kualitas audit dan fee audit. Sedangkan sisanya 60,4 100 - 39,6 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model regresi, seperti leverage, ukuran perusahaan, praktek corporate governance, dan pertumbuhan penjualan. e 2 = √ 2 = √ = √ = 0,777 3 Koefisien Determinasi Total R² = 1 – e 1 2 x e 2 2 = 1 – 0,700 x 0,604 = 0,577 Berdasarkan perhitungan di atas, koefisien determinasi total sebesar 0,577. Hal ini berarti bahwa variabel manajemen laba mampu dijelaskan oleh variabel kualitas audit dengan variabel fee audit sebagai variabel intervening sebesar 57,7. 56 Sedangkan sisanya sebesar 42,3 dijelaskan oleh variabel lain di luar model, seperti leverage, ukuran perusahaan, praktek corporate governance, dan pertumbuhan penjualan. b. Hasil Uji Statistik F F-test Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen terikat Ghozali, 2012. 1 Uji F Persamaan I Tabel. 4.10 Hasil Uji F Persamaan I ANOVA a Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 209.638 1 209.638 86.903 .000 b Residual 480.053 199 2.412 Total 689.692 200 Sumber: output SPSS Uji anova atau F test menghasilkan nilai F hitung sebesar 86,903 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka ada pengaruh variabel kualitas audit terhadap variabel fee audit. 57 2 Uji F Persamaan II Uji signifikansi simultan Uji F bertujuan untuk mengetahui apakah variabel kualitas audit dan fee audit berpengaruh secara bersama-sama terhadap manajemen laba. Berdasarkan tabel 4.11, uji anova atau F test menghasilkan nilai F hitung sebesar 66,591 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka secara simultan ada pengaruh semua variabel bebas terhadap variabel terikat. Tabel. 4.11 Hasil Uji F Persamaan II ANOVA a Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 307.241 2 153.621 66.591 .000 b Residual 456.771 198 2.307 Total 764.012 200 Sumber: output SPSS c. Hasil Uji Statistik t t-test Uji signifikansi parameter individual uji statistik t digunakan untuk melihat pengaruh secara parsial variabel bebas terhadap variabel terikat. Untuk menginterpretasikan koefisien variabel bebas independen dapat menggunakan unstandardized coefficients maupun standardized coefficients. Penelitian ini menggunakan standardized coefficients sehingga tidak ada konstantanya. Keuntungan dengan menggunakan standardized beta 58 adalah mampu mengeliminasi perbedaan unit ukuran pada variabel independen Ghozali, 2012. 1 Persamaan I Berdasarkan tabel di bawah ini, nilai t hitung 9,322 dan sig. 0,000. Nilai t hitung bertanda positif dan nilai signifikansi 0,05, maka variabel kualitas audit berpengaruh terhadap fee audit. Standardize coefficient KA sebesar 0,551 sehingga hipotesis pertama yang mengatakan bahwa kualitas audit berpengaruh positif terhadap fee audit diterima. Kesimpulan uji persamaan pertama bahwa Ha 1 : Kualitas Audit berpengaruh positif terhadap Fee Audit dinyatakan diterima. Tabel. 4.12 Hasil Regresi I Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 20.587 .147 140.278 .000 KA 2.056 .221 .551 9.322 .000 Sumber: output SPSS 2 Persamaan II Uji persamaan kedua adalah analisis regresi berganda melihat pengaruh variabel kualitas audit dan fee audit terhadap manajemen laba. Persamaan II digunakan untuk menguji hipotesis II dan III. 59 Dari tabel 4.13 didapatkan hasil nilai t hitung LNFEE senilai 8,664 dengan signifikansi 0,000 0,05, yang artinya ada pengaruh variabel fee audit terhadap manajemen laba. Standardized coefficient LNFEE sebesar 0,571 positif sehingga dapat disimpulkan LNFEE berpengaruh postif terhadap manajemen laba. Sedangkan nilat t hitung kualitas audit sebesar 1,583 dengan signifikansi 0,115 0,05 berarti tidak ada pengaruh langsung variabel kualitas audit terhadap manajemen laba. Tabel. 4.13 Hasil Regresi II Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 11.564 1.434 8.062 .000 KA .409 .259 .104 1.583 .115 LNFEE .601 .069 .571 8.664 .000 Sumber: output SPSS Untuk melihat pengaruh langsung atau tidak langsung variabel kualitas audit terhadap manajemen laba dilihat dari nilai standardized coefficient. Hasil output memberikan nilai standardized beta KA pada persamaan I sebesar 0,551 dan signifikan pada 0,000 yang berarti KA berpengaruh positif 60 terhadap LNFEE. Nilai standardized coefficient beta merupakan nilai jalur p 2 . Kemudian pada persamaan II nilai standardized coefficient untuk KA 0,104 dengan signifikansi 0,115 artinya KA tidak berpengaruh langsung terhadap LNFEE sedangkan nilai standardized coeffficient LNFEE 0,571 dengan signifikansi 0,000 artinya LNFEE berpengaruh positif terhadap LNABSDTA. Pengaruh tidak langsung KA terhadap LNABSDTA = 0,551 x 0,571 = 0,315. Koefisien ini bernilai positif sehingga antara KA dan LNABSDTA memiliki hubungan tidak langsung. Nilai standardized beta KA 0,104 merupakan nilai jalur 1 p 1 dan nilai standardized beta LNFEE 0,571 merupakan nilai jalur 3 p 3 . Besarnya nilai e 1 = 0,837 dan besarnya nilai e 2 = 0,777. Kesimpulan uji persamaan kedua bahwa: Ha 2 : Fee audit berpengaruh positif terhadap manajemen laba dinyatakan diterima. Ha 3 : Kualitas audit berpengaruh positif terhadap manajemen laba melalui fee audit dinyatakan diterima. 61 0,551 0,571 Gambar. 4.3 Hasil Analisis Jalur 4. Interpretasi a. Pengaruh Kualitas Audit Terhadap Fee Audit Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa kualitas audit berpengaruh positif dan signifikan terhadap fee audit. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Shammari et al. 2008 dalam penelitiannya yang berjudul Determinants of Audit Fees in Kuwait bahwa kualitas audit tidak berpengaruh terhadap fee audit. Namun, hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Walid El-Gammal 2012 bahwa kualitas audit berpengaruh positif dan signifikan terhadap fee audit. Perusahaan akan membayar fee audit yang lebih untuk KAP yang berafiliasi dengan KAP BIG4 internasional karena brand KAP BIG4 dan kualitas lebih tinggi yang mampu disediakan oleh KAP BIG4. The big four adalah perusahaan audit terbesar di dunia. Kekuatan keuangan dan Fee Audit Kualitas Audit Manajemen Laba e 2 e 1 62 keahlian yang mereka miliki mampu memberikan kualitas audit yang lebih baik. b. Pengaruh Fee Audit Terhadap Manajemen Laba Penelitian ini memberikan hasil bahwa fee audit berpengaruh positif dan signifikan terhadap manajemen laba. Hal ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ling Zhou et al. 2004. Dalam penelitiannya, Ling Zhou et al. 2004 menemukan bukti bahwa fee audit meningkatkan akrual abnormal yang konsisten dengan teori perilaku dari pengaruh sadar atau bias dalam hubungan auditor- klien. Namun, hasil ini bertolak belakang dengan hasil penelitian Nini dan Estralita Trisnawati 2009. Penelitian mereka membuktikan bahwa imbalan atau fee audit tidak memiliki pengaruh terhadap praktik manajemen laba. Menurut Nini dan Estralita Trisnawati 2009, independensi auditor pada KAP BIG4 sangat tinggi sehingga fee audit tidak akan mempengaruhi auditor dalam membatasi praktik manajemen laba. c. Pengaruh Kualitas Audit Terhadap Manajemen Laba Melalui Fee Audit Sebagai Variabel Intervening Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas audit terhadap manajemen laba memiliki hubungan tidak langsung. Namun demikian, kualitas audit dan manajemen laba tidak memiliki 63 hubungan langsung karena pada uji parsial variabel KA terhadap variabel LNABSDTA memiliki signifikansi 0,115 diatas 0,05 sehingga kualitas audit tidak berpengaruh langsung terhadap manajemen laba, tetapi harus melalui fee audit. Hal ini disebabkan karena perusahaan yang diaudit oleh KAP besar tidak terbukti membatasi perilaku manajemen laba, hal ini disebabkan BIG4 lebih kompeten dan profesional dibanding auditor non BIG4 sehingga ia memiliki pengetahuan lebih banyak tentang cara mendeteksi dan memanipulasi laporan keuangan maupun melakukan tindakan manajemen laba Indriastuti, 2012. Ada beberapa penelitian yang menemukan bahwa kualitas audit tidak berpengaruh terhadap manajemen laba yaitu penelitian Yamaguchi et al. 2013, Luhgiatno 2010 dan Angelia 2012. Hal ini disebabkan karena sebagian besar masyarakat mempunyai persepsi bahwa KAP berskala besar dapat menyediakan kualitas audit yang tinggi. Persepsi masyarakat tersebut kurang tepat, karena pada kenyataannya perusahaan yang diaudit oleh KAP BIG4 tidak terbukti mampu membatasi praktik manajemen laba yang dilakukan perusahaan Luhgiatno, 2010. Adapun alasan yang dapat menjelaskan fenomena ini berkaitan dengan subjektivitas auditor. Kualitas laporan keuangan auditan secara tidak langsung dipengaruhi oleh kualitas auditor 64 secara individual. Kemungkinan terjadinya manajemen laba semakin besar jika auditor secara individual memiliki kualitas rendah sekalipun auditor tersebut berasal dari KAP BIG4. Alasan ini didukung oleh terlibatnya KAP Arthur Andersen dalam kasus Enron. Kasus tersebut mencerminkan bahwa digunakannya KAP BIG4 dalam pengauditan laporan keuangan tidak menutup kemungkinan terjadinya kecurangan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Aloysia Yanti Ardiati 2003 yang membuktikan bahwa klien KAP BIG5 melaporkan jumlah akrual diskresioner lebih tinggi daripada klien KAP non BIG5. Menurut Aloysia Yanti Ardiati 2003, audit laporan keuangan tidak bertujuan untuk mendeteksi terjadinya manajemen laba, tetapi audit dilakukan untuk meningkatkan kredibilitas laporan keuangan. 65

BAB V PENUTUP

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kepemilikan Intitusional, Komite Audit Terhadap Manajemen Laba Dengan Kualitas Audit sebagai Variabel Moderating (Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

2 40 99

Pengaruh ukuran perusahaan, kepemilikan institusional, manajemen laba, tipe auditor dan internal audit terhadap audit fees: studi empiris pada sektor manufaktur yang terdaftar di BEI Periode 2010-2013

0 6 145

PENGARUH KUALITAS AUDIT TERHADAP MANAJEMEN LABA DENGAN MANIPULASI AKTIVITAS RIIL PENGARUH KUALITAS AUDIT TERHADAP MANAJEMEN LABA DENGAN MANIPULASI AKTIVITAS RIIL (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).

0 2 14

PENDAHULUAN PENGARUH KUALITAS AUDIT TERHADAP MANAJEMEN LABA DENGAN MANIPULASI AKTIVITAS RIIL (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).

0 2 10

PENUTUP PENGARUH KUALITAS AUDIT TERHADAP MANAJEMEN LABA DENGAN MANIPULASI AKTIVITAS RIIL (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).

0 4 20

PENGARUH KUALITAS AUDIT TERHADAP PRAKTIK PENGARUH KUALITAS AUDIT TERHADAP PRAKTIK MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 3 14

PENGARUH UKURAN KAP, FEE AUDIT, DAN AUDIT Pengaruh Ukuran Kap, Fee Audit, Dan Audit Tenure Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2015).

0 10 14

PENGARUH UKURAN KAP, FEE AUDIT, DAN AUDIT TENURE TERHADAP KUALITAS AUDIT Pengaruh Ukuran Kap, Fee Audit, Dan Audit Tenure Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2015).

2 4 20

PENGARUH ROTASI AUDITOR, AUDIT FEE, AUDIT Pengaruh rotasi auditor, audit fee, audit Tenure, client importance, dan auditor Spesialisasi industri terhadap kualitas audit (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek IndonesiaPerio

0 4 15

FEE AUDIT SEBAGAI PEMODERASI PENGARUH AUDITOR SWITCHING DAN AUDIT TENURE PADA KUALITAS AUDIT (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2010-2016)

0 2 16