2.3.5 Hubungan mekanisme Good Corporate Governance dan Corporate
Social Responsibility
The organization for economic and development merumuskan tujuan dari good corporate governance adalah melindungi hak dan kepentingan pemegang
saham, melindungi hak dan kepentingan para anggota stakeholders non pemegang saham, meningkatkan nilai perusahaan dan para pemegang saham, meningkatkan
efisiensi dan efektifitas kerja dewan pengurus atau Board of Directors dan manajemen perusahaan serta meningkatkan mutu hubungan Board of Directors
dengan manajemen senior perusahaan. Corporate governance mengandung lima unsur penting yaitu transparency, accountability, responsibility, indepedency,
fairness diharapkan dapat menjadi suatu jalan untuk mengurangi konflik keagenan.
Implementasi program CSR oleh perusahaan pada hakekatnya bersifat orientasi dari dalam keluar. Hal tersebut berarti sebelum melaksanakan aktivitas
CSR yang bersifat voluntary perusahaan terlebih dahulu harus membenahi kepatuhan perusahaan terhadap hukum. Perusahaan pun harus menjalankan
bisnisnya dengan baik sehingga dapat menjamin tercapainya maksimalisasi laba economic responsibilities. Selain itu perusahaan perlu mengembangkan
sejumlah kebijaksanaan untuk menuntun pelaksanaan CSR. Semua hal tersebut tidak akan terlaksana dengan baik bila perusahaan tidak menerapkan good
corporate governace yang baik GCG. Implementasi CSR juga menjadi salah satu prinsip pelaksanaan GCG,
sehingga perusahaan yang melaksanakan GCG sudah seharusnya melakukan pelaksanaan CSR. Dalam pedoman good governance Indonesia khususnya prisip
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
responsibility dimana dalam pedoman tersebut dinyatakan “Perusahaan harus mematuhi peraturan perundang undangan serta melaksanakan tanggung jawab
terhadap masyarakat dan lingkungan sehingga dapat terpelihara kesinambungan usaha dalam jangka panjang dan mendapat pengakuan sebagai good corporate
citizen”. a. Independensi dewan komisaris
Salah satu permasalahan dalam penerapan corporate governance adalah adanya CEO atau manager yang memiliki kekuatan yang lebih besar dibandingkan
dengan dewan komisaris padahal fungsi dari dewan komisaris ini adalah untuk mengawasi kinerja dari CEO tersebut. Keberadaan komisaris independen
sesuai dengan peraturan BEJ No. Kep-339BEJ07-2001 memiliki keahlian dan pemahaman yang baik tentang perusahaan dan bisnis memegang peranan
penting terhadap perlindugan stakeholders perusahaan. Komisaris independen dengan bantuan komite audit bisa mengawasi dan mencegah tindakan
manajemen yang bisa membuat laporan keuangan berkurang liabilitasnya. Dewan komisatis juga memiliki kemampuan untuk mengevaluasi strategi
sehingga memungkinkan dewan kommisaris untuk menemukan dan memperbaiki kesalahan dari efektifitas manajer.
Berkaitan dengan ukuran komisaris, Coller dan Gregory 1999 dalam Suryana 2005 mengatakan bahwa semakin besar jumlah anggota dewan komisaris,
maka semakin mudah untuk mengendalikan CEO dan memonitoring agar semakin efektif. Dikaitkan dengan tanggung jawab sosial, maka tekanan
manajemen juga akan semakin besar untuk mengungkapkannya. Macheinzie 2007 dalam Handayani 2009 mengatakan bahwa dewan komisaris
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
perusahaan memiliki peran penting yang menjamin perusahaan untuk mememuhi standar tanggung jawab sosial perusahaan. Haniffah, 2002 dalam
Handayani, 2009 menunjukkan bahwa ada hubungan antara proporsi dewan komisaris dengan pengungkapan sukarela perusahaan. Dewan komisaris
independen dalam struktur dewan diharapkan secara efektif meningkatkan kebijakan dalam tindakan strategi manajemen untuk memberikan informasi
pengungkapan tanggungjawab social. b. Komite audit
Komite audit merupakan salah satu komponen penting dalam corporate governance. Agar penyelenggaraan corporate governance dapat berjalan
dengan baik good corporate governance , pemerintah telah mengeluarkan beberapa peraturan antara lain Bapepam dengan surat Edaran No.SE-
03PM2000 menyatakan bahwa setiap perusahaan public di Indonesia wajib membentuk Komite Audit dengan anggota minimal 3 orang yang diketuai oleh
satu komisaris independent perusahaan dengan dua orang eksternal yang independent terhadap terhadap perusahaan .Komite audit dianggap sebagai
penghubung antara pemegang saham dan dewan komisaris dengan pihak manajemen dalam masalah pengendalian. Dengan adanya komita audit
diharapkan sebagai control yang meningkatkan fungsi audit dalam menyusun laporan keuangan, sehingga dewan direksi mendelegasiakan tanggung jawab
control laporan keuangan kepada komite audit untuk meningkatkan relevansi dan reabiliti dari laporan keuangan Bradbury1990 dalam Suryana 2005.
Komite audit bertugas membantu dewan komisaris untuk memonitor proses pelaporan keuangan oleh manajemen untuk meningkatkan kredibilitas laporan
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
keuangan Bradbury et al,2004 dalam Suryana 2005. Tugas komite audit meliputi, menelaah, menilai pengendalian internal,menelaah sisitim pelaporan
eksternal Bradbury at al.2004 dalam Suryana, 2005. Adanya komunikasi formal antara komite audit, audit internal, dan auditor
eksternal dilakukan dengan baik.Proses audit internal dan eksternal yang baik akan meningkatkan akurasi laporan keuangan dan pada akhirnya akan
meningkatkan kepercayaan terhadap laporan keuangan Anderson et al, 2003 dalam Suryana, 2005
Ho dan Wong, 2001 dalam Handayani, 2009 memberikan bukti empiris bahwa ada pengaruh positip antara pengungungkapan sukarela perusahaan
dengan komite audit. Futherly ,Kurihama 2007 mengatakan bahwa sistem audit merupakan sebuah elemen yang terintegrasi untuk membangun system
corporate governance untuk meyakinkan jalannya CSR. Komite audit juga dapat meningkatkan kualitas informasi antara stakeholder dan manajer,
terutama dalam menyusun laporan kinerja lingkungan dimana keduanya mempunyai pandangan yang berbeda Baroka, 2006. Sebagai bagian
corporate governance, komite audit diharapkan dapat meningkatkan akuntabilitas dan transparansi dalam melakukan pengungkapan tanggung
jawab sosial perusahaan dalam laporan tahunan. c. Kepemilikan institusional
Kepemilikan saham institusional merupakan kepemilikan saham yang dimiliki oleh investor institusional. Investor institusional meliputi bank , dana pensiun
perseroan terbatas dan lembaga lainnya. Menurut Mursalin 2007 Kepemilikan institusional dapat dijadikan upaya mengurangi masalah agensi
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
melalui proses monitoring. Investor institusional juga merupakan pengawas dalam pasar modal, karena memiliki saham yang cukup besar. Disamping itu,
pemegang saham institusional memiliki opportunity, resourses dan expertise menganalisis kinerja dan tindakan manajer Bhatala et,al 1994 dalam
Mursalim, 2007. Perusahaan dengan Investor institusional yang besar akan lebih mampu untuk memonitor manegemen semakin besar. Semakin besar
pemilik Investor institusional semakin evisien pemanfaatan aktiva dan diharapkan juga dapat bertindak sebagai pencegahan terhadap pemborosan
yang dilakukan manajemen Mahmud, 2008. Sementara Chung, 2005 dalam Mursalim, 2007 Investor institusional sebagai pemilik sangat berkepentingan
untuk membangun reputasi perusahaan. Sedangkan Aguilera 2006 menyatakan kepemilikan institusional dalam perspektif jangka panjang
cenderung memahami tanggungjawab sosial perusahaan sebagai pertimbangan untuk menarik investor. Baroka 2006 dalam Handayani 2009 juga
menemukan melalui penelitian perusahaan yang ada di Kenya menemukan kepemilikan asing mempunyai hubungan positif dengan pengungkapan
sukarela. Kepemilikan institusional sebagai mekanisme corporate governance yang
memahami tanggung jawab sosial akan meningkatkan investasi sehingga pada akhirnya nanti akan meningkatkan nilai perusahaan dalam jangka panjang dan
kepemilikan institusional lainnya diharapkan untuk mendukung operasi dan informasi yang berkaitan dengan tanggung jawab sosial.
Tabel 1.1. Daftar Peneliti Terdahulu
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
NO
Judul Nama
Peneliti Variabel
Hasil
1 Karekteristik
perusahaan dan
pengungkapan tanggung
jawab sosial Sembiring
2005 Independent:
size, profitabilitas, profil perusahaan ,
ukuran dewan komisris dan
leverage Dependent:
CSR disclosure Ukuran perusahaan ,
profil perusahaan dan ukuran dewan
komisaris berpengaruh
signifikan positif terhadap luas
pengungkapn CSR, sedangkan
profitabilitas dan leverage tidak
berpengaruh terhadap CSR
2 Pengungkapan
informasi sosial dan
faktor – faktor yang
mempengaruhi informasi
sosial dalam laporan
keuangan. Anggraini
2006 Independent:
kepemilikan managerial,
leverage, ukuran perusahaan, tipe
industri. Dependent:
Tanggung jawab sosial dan
lingkungan Kepemilikan
managerial dan tipe industri berpengaruh
signifikan terhadap CSR.
3 Pengaruh CSR
disclosure terhadap
earnings respone
coefisient Yosefa
Sayekti 2007
Independent: Unxepexted
Earrning UE, CSRI CSR
disclosure, Indeks. Dependent:
Cummulative Abnormal
Tingkat pengungkapan
informasi CSR berpengaruh negatif
terhadap ERC investor
mengapresiasi informasi yang di
ungkapkan dalam laporan keuangan
Perusahaan
4 Faktor – faktor
yang mempengaruhi
pengungkapan sosial
disclosure dalam laporan
keuangan tahunan
Rosmasita 2007
Independent: Kepemilikan
managemen , tingkat leverage,
ukuran perusahaan dan profitabilitas
Dependent: Pengungkapan
sosial Kepemilikan
manajemen mempunyai
pengeruh yang signifikan terhadap
CSR.
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
perusahaan 5
corporate sosial,
responsibility, investor,
protection and earnings
management Chich et al
2008 Independent:
earnings management
Dependent: corporate sosial
responsibility Adanya hubungan
positif antara CSR dan earnings
management
6 Exploring the
relational between
earning management
and corporase sosial
responeibility Prior
2008 Independent:
Tanggung jawabsosial
Dependent: Earing managereal
Adanya hubungan positif antara
earning manager dan CSR dan
kombinasi praktik CSR dan
Emberdampak negatif terhadap
kinerja financial perusahaan.
7 The effect to
earnings management
and corporate coverance
mechanisme to corporate
sosial responsibility
Handayani 2009
Independent: Earning
management, CCG Dependent:
CSR EM, audit, comite,
company profile, and type industri
mempunyai pengaruh terhadap
CSR.
8 Pengaruh
karekteristik good
corporate governance
terhadap luas pengungkapan
CSR Waryanto
2010 Independent:
dewan komisaris , jumlah pertemuan
dewan komisaris, jumlah komisaris
independent, audit komite, jumlah
rapat komite audit, kompetensi komite
audit, kepemilikan manajerial,
kepemilikan institusisional,
kepemilikan asing, kepemilikan saham
terkonsentrasi, ukuran perusahaan,
dan laverage Dependent:
corporate sosial responsibility
Secara simultar good corporate
governance berpengaruh
terhadap CSR secara panincial hanya
kepemilikan saham terkonsentrasi,
ukuran perusahaan dan lavarage
berpengaruh terhadap CSR
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
3.1. Kerangka Konseptual
Berdasarkan tujuan serta penelitian terdahulu, dapat diindikasikan faktor Earnings Management dan Good Corporate Government dalam hal ini diawakili
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA