Pengaruh Profitabilitas, Firm Size, &Asset Tangibility terhadap Financial Leveragepada Perusahaan Property & Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(1)

SKRIPSI

PENGARUH PROFITABILITAS, FIRM SIZE, DAN ASSET TANGIBILITY

TERHADAP FINANCIAL LEVERAGEPADA PERUSAHAAN PROPERTY

& REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

(BEI)

OLEH :

MUHAMMAD ESFANDIARY PANE 090503149

PROGRAM STUDI S-1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Profitabilitas, Firm Size, &Asset Tangibility terhadap Financial Leveragepada Perusahaan Property & Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Sumatra Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, atau yang saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin dan dituliskan sumbernyasecara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan penulisan etika ilmiah. Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi saya, saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku.

Medan, 11September 2013

Yang membuat pernyataan

Muhammad Esfandiary Pane NIM: 090503149


(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Profitabilitas, Firm Size, &Asset Tangibility terhadap Financial Leveragepada Perusahaan Property & Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Skripsi ini disusun guna melengkapi persyaratan dalam menyelesaikan kelulusan studi pada Program Sarjana (S1) Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan skripsi hingga selesainya, penulis telah banyak mendapatkan bantuan-bantuan dalam bentuk bimbingan, keterangan serta dorongan moril maupun materiil, sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan. Teristimewa untuk ayah dan ibu penulis, Lazwar Alda Pane dan Alviana Nasution yang selalu memberikan doa, dorongan dan semangat kepada penulis selama ini. Pada kesempatan ini penulis juga ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar – besarnya, kepada :

1. Bapak

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatra Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak.selaku Ketua DepartemenAkuntansi dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, MM, Ak. selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(4)

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak. selaku Ketua Program Studi Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, M.Si, Ak. selaku Sekretaris Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Risanty, SE, Ak, M.Siselaku Penasehat Akademik yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan selama masa perkuliahan.

5. BapakKeulana Erwin, SE, Ak, M.Si selaku dosen pembimbing dan Bapak Drs. Syamsul Bahri TRB, MM, Akselaku dosen pembacayang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan perbaikan dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Keluarga tercinta (Kakek, Nenek, Tante Lina, Tante Dedek, Dira, dan Jura) yang selalu memberikan doa dan semangat kepada penulis.Dickey, Pangeran, Abi, Furqan, David, Cipta, Tioserta teman-teman lain yang tidak dapat penulis sampaikan satu per satu, yang telah membuat hari-hari penulis selalu dipenuhi canda dan tawa di dalam dan di luar kampus.

Dengan segala kerendahan hati, penulis memohon maaf jika terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari segala kesempurnaan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan seluruh pembaca pada masa yang akan datang.

Medan, 11September 2013 Penulis,

Muhammad Esfandiary Pane NIM: 090503149


(5)

ABSTRAK

PENGARUH PROFITABILITAS, FIRM SIZE, DAN ASSET TANGIBILITY TERHADAP FINANCIAL LEVERAGE PADA PERUSAHAAN PROPERTY &

REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

Penelitian ini ditujukan untuk menunjukkan pengaruh profitabilitas, firm size, &asset tangibilityterhadap financial elveragepada perusahaan property & real estate yang tercatat di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2010. Jumlah sampel yang diambil adalah 22 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2008-2010 dengan kriteria tertentu.

Data diperoleh dari situs Bursa Efek Indonesia, www.idx.co.id

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial profitabiltas, firm size, &asset tangibility tidak berpengaruh terhadap financial leverage perusahaan dalam tingkat yang signifikan. Sedangkan secara simultan profitabilitas, firm size, &asset tangibilityjuga tidak berpengaruh terhadap financial leverage perusahaan dalam tingkat yang signifikan.

. Hasilnya terlihat pada laporan tahunan yang diterbitkan oleh perusahaan-perusahaan yang menjadi sampel pada penelitian ini. Model analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda, uji t dan uji f. Uji t dipergunakan untuk menguji variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Uji f digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen secara bersama terhadap variabel dependen.


(6)

ABSTRACT

PENGARUH PROFITABILITAS, FIRM SIZE, DAN ASSET TANGIBILITY TERHADAP FINANCIAL LEVERAGE PADA PERUSAHAAN PROPERTY &

REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

The objective of this study is to find the effects of profitability, firm size, and asset tangibilityto the financial reportsof property & real estate companies listed in Indonesian Stock Exchange in 2008 until 2010 period. The number of samples used were 22manufacturing companies registered to go public in Indonesia Stock Exchange.

Data was obtained from Indonesian Stock Exchange website, www.idx.co.id

The results of this study show that profitability, firm size, and asset tangibility partiallydon’t havea significant effect on the level of financial leverage. On the other hand, this study also shows that profitability, firm size, and asset tangibility simultaneouslydon’t havea significant effect on the level of financial leverage.

. The results were as seen on annual report that published by corporates which act as sampling in this research. Analysis model that used is multiple regression, t test, and f test. T test is used to analysis the partial influence of independent variable to dependent variable. F test is used to analysis simultaneous of independent variable to dependent variable.


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... iii

ABSTRACT ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1Pengertian Leverage ... 7

2.1.2Pengukuran Leverage ... 8

2.1.3 Penggunaan Laporan Laba Rugi dalam Pendekatan Leverage ... 9

2.1.4Jenis-Jenis Leverage ... 10

2.1.4.1 Leverage Operasi (Operating Leverage) ... 10

2.1.4.2 Leverage Keuangan (Financial Leverage) ... 11

2.1.4.3 Total Leverage ... 12

2.1.5Profitabilitas ... 13

2.1.6 Firm Size ... 17

2.1.7 Asset Tangibility ... 18

2.2Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 20

2.3 Kerangka Konseptual ... 22

2.4 Hipotesis Penelitian ... 23

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 24

3.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 24

3.2.1 Variabel Dependen ... 24

3.2.2 Variabel Independen ... 25

3.2.2.1 Profitabilitas ... 25


(8)

3.2.2.3 Asset Tangibility ... 26

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 27

3.4 Jenis dan Sumber Data ... 28

3.5 Metode Pengumpulan Data ... 29

3.6 Metode Analisis Data ... 29

3.6.1 Uji Asumsi Klasik ... 30

a. Uji Normalitas ... 30

b. Uji Multikolinearitas ... 30

c. Uji Heteroskedastisitas ... 31

d. Uji Autokorelasi ... 31

3.6.2. Uji Hipotesis ... 32

a. Uji signifikansi simultan (F- test) ... 33

b. Uji signifikansi parsial (t-test) ... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskriptif Data Penelitian ... 34

4.2 Analisis Hasil Penelitian 4.2.1 Pengujian Asumsi Klasik ... 34

4.2.1.1 Uji Normalitas ... 34

4.2.1.2 Uji Multikolinearitas ... 38

4.2.1.3 Uji Heteroskedastisitas ... 39

4.2.1.4 Uji Autokorelasi ... 41

4.3 Analisis Regresi ... 42

4.4 Pengujian Hipotesis ... 44

4.4.1 Uji Signifikan Parsial (t-test) ... 46

4.4.2 Uji Signifikan Simultan (F-test) ... 49

4.5 Pembahasan Hasil Penelitian ... 50

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 53

5.2 Saran ... 54

5.3 Keterbatasan Peneleitian ... 54

DAFTAR PUSTAKA ... 56


(9)

DAFTAR TABEL

No.Tabel Judul Halaman

2.1 Review Penelitian Terdahulu ... 21

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 27

4.1 Hasil Uji Normalitas ... 35

4.2 Hasil Uji Multikolinearitas ... 39

4.3 Hasil Uji Autokorelasi ... 42

4.4 Analisis Regresi ... 43

4.5 Model Summary ... 45

4.6Hasil Uji T ... 46


(10)

DAFTAR GAMBAR

No.Gambar Judul Halaman

2.1 Format Umum Laporan Laba Rugi ... 9

2.2Kerangka Konsptual ... 23

4.1Histogram ... 36

4.2Gambar P-Plot ... 37


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

Lampiran A Populasi dan Sampel Penelitian ... 59

Lampiran B Sampel Penelitian ... 61

Lampiran C Hasil Olahan Data Profitabilitas ... 62

Lampiran D Hasil Olahan Data Firm Size ... 63

Lampiran E Hasil Olahan Data Asset Tangibility ... 64

Lampiran F Hasil Olahan Data Financial Leverage ... 65


(12)

ABSTRAK

PENGARUH PROFITABILITAS, FIRM SIZE, DAN ASSET TANGIBILITY TERHADAP FINANCIAL LEVERAGE PADA PERUSAHAAN PROPERTY &

REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

Penelitian ini ditujukan untuk menunjukkan pengaruh profitabilitas, firm size, &asset tangibilityterhadap financial elveragepada perusahaan property & real estate yang tercatat di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2010. Jumlah sampel yang diambil adalah 22 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2008-2010 dengan kriteria tertentu.

Data diperoleh dari situs Bursa Efek Indonesia, www.idx.co.id

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial profitabiltas, firm size, &asset tangibility tidak berpengaruh terhadap financial leverage perusahaan dalam tingkat yang signifikan. Sedangkan secara simultan profitabilitas, firm size, &asset tangibilityjuga tidak berpengaruh terhadap financial leverage perusahaan dalam tingkat yang signifikan.

. Hasilnya terlihat pada laporan tahunan yang diterbitkan oleh perusahaan-perusahaan yang menjadi sampel pada penelitian ini. Model analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda, uji t dan uji f. Uji t dipergunakan untuk menguji variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Uji f digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen secara bersama terhadap variabel dependen.


(13)

ABSTRACT

PENGARUH PROFITABILITAS, FIRM SIZE, DAN ASSET TANGIBILITY TERHADAP FINANCIAL LEVERAGE PADA PERUSAHAAN PROPERTY &

REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

The objective of this study is to find the effects of profitability, firm size, and asset tangibilityto the financial reportsof property & real estate companies listed in Indonesian Stock Exchange in 2008 until 2010 period. The number of samples used were 22manufacturing companies registered to go public in Indonesia Stock Exchange.

Data was obtained from Indonesian Stock Exchange website, www.idx.co.id

The results of this study show that profitability, firm size, and asset tangibility partiallydon’t havea significant effect on the level of financial leverage. On the other hand, this study also shows that profitability, firm size, and asset tangibility simultaneouslydon’t havea significant effect on the level of financial leverage.

. The results were as seen on annual report that published by corporates which act as sampling in this research. Analysis model that used is multiple regression, t test, and f test. T test is used to analysis the partial influence of independent variable to dependent variable. F test is used to analysis simultaneous of independent variable to dependent variable.


(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada dasarnya setiap perusahaan menginginkan aktivitas usahanya dapat berjalan lancar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Dimana tujuan utama perusahaan adalah untuk mencapai keuntungan maksimal dan meningkatkan nilai perusahaan, memakmurkan pemilik saham dan memaksimalkan nilai perusahaan. Ketiga tujuan perusahaan tersebut sebenarnya secara substansial tidak banyak berbeda. Hanya saja penekanan yang ingin dicapai oleh masing-masing perusahaan berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. (Martono dan Agus Harjito, 2005: 2 dalam Rika Susanti, 2010: 16).

Dalam menghadapi dunia global yang penuh dengan persaingan, sebuah perusahaan dituntut untuk bertahan dan bisa menyesuaikan dengan kondisi yang selalu berkembang. Salah satu cara untuk bisa bertahan adalah perusahaan harus pandai dalam pengelolaan fungsi manajemen perusahaan. Diantaranya adalah pengelolaan fungsi manajemen keuangan karena pengelolaan keuangan berpengaruh dalam operasi dan pengembangan perusahaan. Perusahaan memerlukan dana untuk hal tersebut. Menurut Sekar M. (2001: 1-26), Dalam mengelola fungsi keuangan, unsur yang perlu diperhatikan adalah seberapa besar perusahaan mampu memenuhi kebutuhan dana yang akan digunakan untuk beroperasi dan mengembangkan usahanya untuk pemenuhan


(15)

kebutuhan-kebutuhan dana ini, perusahaan dapat memperoleh dari dalam perusahaan (modal sendiri) atau dari luar perusahaan (modal asing).

Modal internal berasal dari laba ditahan, penggunaan laba, cadangan-cadangan, dan penyusutan aktiva tetap, sedangkan modal eksternal bersumber dari hutang atau penerbitan saham baru.

Keputusan penting yang dihadapi oleh manajer keuangan dalam kaitannya dengan kelangsungan operasi perusahaan adalah keputusan pendanaan atau keputusan struktur modal, yaitu suatu keputusan keuangan yang berkaitan dengan komposisi utang, saham preferen dan saham biasa yang harus digunakan oleh perusahaan. (Saidi, 2004).

Myers dan Majluf (1984) dalam Yeye (2003), menyatakan bahwa perusahaan mempunyai kecenderungan untuk menentukan pemilihan sumber pendanaan yaitu dengan internal equity dahulu. Apabila internal equity dianggap tidak mencukupi maka perusahaan akan menggunakan external finance. Penggunaan external finance sendiri pertama-tama menggunakan hutang, apabila hutang tidak mencukupi baru kemudian perusahaan menggunakan external equity.

Artikel Ari Christianti (2006) menyatakan bahwa Titman dan Wessels (1998) menemukan bahwa setelah perusahaan mendapatkan laba, perusahaan akan menggunakan labanya untuk mengurangi hutang sehingga penggunaan hutang dalam pendanaannya menjadi turun. Friend dan Lang (1998) menemukan adanya perubahan struktur kepemilikan dalam perusahaan juga menyebabkan perubahan struktur modal. Seorang manajer yang memiliki proporsi kepemilikan saham paling banyak akan lebih memilih mendanai perusahaannya dengan hutang


(16)

daripada menerbitkan saham karena akan menyebabkan delusi kepemilikan sahamnya.

Manajer yang menggunakan hutang hanya menerima biaya modal sebesar biaya bunga yang dibebankan oleh kreditur, sedangkan jika manajer menggunakan dana internal maka akan timbul opportunity cost dari dana atau modal sendiri yang digunakan. Keputusan pendanaan yang dilakukan secara tidak cermat akan menimbulkan biaya tetap dalam bentuk biaya modal yang tinggi, yang selanjutnya dapat berakibat pada rendahnya profitabilitas perusahaan. (Saidi, 2004).

Penelitian faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat leverage perusahaan antara lain; Titman dan Wessels (1988) memperkenalkan factor analystic approach untuk menganalisis collateral value of asset, non debt tax shield, growth, uniqueness, industry classification, size volatility dan profitability terhadap tingkat leverage perusahaan. Pooth.et.al. (2001) menganalisis pengaruh tax rate, business risk, asset tangibility, size, return on asset, dan market to book ratio terhadap capital structure. Winy N. Y. (2003) dan Gina Aristasari (2006) menganalisis asset tangibility, profitability, size, bussines risk, dan growth opportunieties terhadap kebijakan leverage perusahaan. Ari Christianti (2006) yang mengukur perilaku keputusan pendanaan dengan menggunakan Leverage, dan faktor-faktor dalam teori struktur modal seperti asset tangibility, firm size, growth, profitability, earning volatility, dan lain-lain.Anisa’u Sa’diyah (2007) yang menganalisis pengaruhasset tangibility, size, growth, profitablity, dan


(17)

earning volatility terhadap leverage dengan pengujian pecking order theory atau static trade off

Rajan dan Zingales (1995) dalam Gina (2006), pemilihan variabel didasarkan atas dua hal yaitu; pertama penelitian-penelitian terdahulu telah menunjukan adanya hubungan yang konsisten antara hutang dan variabel-variabel tersebut; kedua, adanya keterbatasan data yang membatasi pengembangan proksi untuk variabel-variabel yang lain.

Penelitian ini adalah replikasi dari model penelitian Gina Aristasari penelitian ini mencoba untuk mempertegas konfirmasi dari observasi yang mengungkapkan adanya pengaruh Asset Tangibility, profitabilitas, dan Firm Size terhadap kebijakan leverage perusahaan.

Berdasarkan uraian diatas, maka dalam penelitian ini penulis tertarik untuk mengambil judul ”AnalisisPengaruh Profitabilitas, Firm Size, &Assets Tangibility terhadap Financial Leverage pada Perusahaan Property & Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap kebijakan Leverage perusahaan Property & Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2008-2010?


(18)

2. Apakah firm size berpengaruh terhadap kebijakan Leverage perusahaan Property & Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2008-2010?

3. Apakah Asset Tangibilityberpengaruh terhadap kebijakan Leverage perusahaan Property & Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2008-2010?

4. Apakah profitabilitas,firm size dan Asset Tangibility secara bersama-sama berpengaruh terhadap kebijakan Leverage perusahaan Property & Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2008-2010?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan peneliti dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menganalisis pengaruh profitabilitas terhadap kebijakan Leverage perusahaan Property & Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2008-2010.

2. Menganalisis pengaruh firm size terhadap kebijakan Leverage perusahaan Property & Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2008-2010.

3. Menganalisis pengaruh Asset Tangibility terhadap kebijakan Leverage perusahaan Property & Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2008-2010.


(19)

4. Menganalisis pengaruhprofitabilitas,firm size dan Asset Tangibility secara bersama-sama terhadap kebijakan Leverage perusahaan Property & Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2008-2010.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat di Bidang Praktik

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti empiris bagi peneliti, para peneliti selanjutnya dan juga para akademisi tentang pengaruh profitabilitas,firm size, dan asset tangibilityterhadap kebijakan leverage perusahaan.

2. Manfaat di Bidang Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi, informasi, dan wawasan teoritis khususnya tentang pengaruh profitabilitas,firm size,dan asset tangibilityterhadap kebijakan leverage perusahaan.

3. Manfaat Bagi Perusahaan

Diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk menentukan alternatif pendanaan perusahaan yang tepat.


(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis

2.1.1 Pengertian Leverage

Salah satu tolak ukur struktur modal perusahaan di tunjukkan oleh leverage keuangan (Kim 1992, dalam Ari Christianti 2006). Arti harfiah dari “leverage” itu sendiri sebenarnya adalah kekuatan pengungkit, berasal dari kata “lever” yang berarti pengungkit. Sementara kita sudah mengartikan “leveragefinancial” sebagai penggunaan utang, di mana dana yang berasal dari utang mempunyai beban tetap yang berupa bunga. WBG telah mendefinisikan Leverage sebagai kemampuan dari komitmen finansial publik untuk menggerakkan modal privat dalam skala besar untuk investasi dalam proyek tertentu.Leverage operasi kadang-kadang diartikan sebagai leverage tahap pertama dan leverage keuangan sebagai tahap kedua. (Eugene F. Bringham & Joel F. Houston, 1999).

Istilah leverage biasanya dipergunakan untuk menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menggunakan aktiva atau dana yang mempunyai beban tetap (fixed cost assets or funds) untuk memperbesar tingkat penghasilan (return) bagi pemilik perusahaan atau kemampuan perusahaan untuk membayar semua hutangnya atau kewajibannya baik jangka pendek maupun jangka panjang.


(21)

Dengan memperbesar tingkat leverage maka hal ini berarti bahwa tingkat ketidakpastian (uncertainty) dari return yang akan diperoleh akan semakin tinggi pula, tetapi pada saat yang sama hal tersebut juga akan memperbesar jumlah return yang akan diperoleh. Tingkat leverage ini bisa saja berbeda-beda antara perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya, atau dari dari satu periode ke periode lainnya di dalam satu perusahaan, tetapi yang jelas, semakin tinggi tingkat leverage akan semakin tinggi risiko yang dihadapi serta semakin besar tingkat return atau pengembalian yang diharapkan. Istilah risiko (risk) di sini dimaksudkan dengan ketidakpastian (uncertainty) dalam hubungannya dengan kemampuan perusahaan membayar kewajiban-kewajiban tetapnya (fixed payment obligations).

Di dalam manajemen keuangan perusahaan pada umumnya dikenal tiga macam leverage, yaitu: leverage operasi (operating leverage), leverage keuangan (financial leverage), dan total leverage. Leverage operasi dan leverage keuangan, keduanya meningkatkan pengembalian yang diharapkan serta risiko yang ditanggung pemegang saham.

2.1.2 Pengukuran Leverage

Financial leveragedigunakanuntuk mengukur seberapa besar sumber pendanaan perusahaan berasal dari hutang jangka panjang (Susi Indriyani 2006). Leverage keuangan mempengaruhi pendapatan setelah bunga dan pajak, atau pendapatan yang tersedia bagi pemegang saham biasa. Pengukuran leverage dalam penelitian ini menggunakan proksi Long term debt (hutang jangka panjang).


(22)

2.1.3 Penggunaan Laporan Rugi Laba dalam Pendekatan Leverage

Leverage operasi (operating leverage) dan leverage keuangan (financial leverage) dapat digambarkan secara mudah dengan menggunakan laporan rugi laba. Tabel 2.1. di bawah ini menyajikan format laporan rugi-laba yang dipergunakan dalam menjelaskan pendekatan operating dan financial leverage.

Gambar 2.1.

Format Umum Laporan Rugi-Laba Sales revenue

Operating Less : Cost of goods sold

Leverage Gross profit

Less : Operating expenses

Earning before interest and taxes (EBIT) Less : Interest

Earning before taxes (EBT) Financial Less : Taxes

Leverage Earning after taxes (EAT) Less:Preferred stock devidend

Earning available for common stockhoders

Leverage operasi (Operating leverage) berkenaan dengan “hubungan antara hasil penjualan dengan tingkat pendapatan sebelum pembayaran bunga dan pajak”. (the firm’s sales revenue to its earning before interest and taxes), sedangkan leverage keuangan (financial leverage) berkenaan dengan pendapatan yang tersedia bagi para pemegang saham biasa (earning before


(23)

interest & taxes and the earning available for common stockholders) atau sampai dengan pendapatan per lembar saham (Earning Per Share, EPS). 2.1.4 Jenis – Jenis Leverage

2.1.4.1 Leverage Operasi (Operating Laverage)

Menurut Shall et al. (1983) dalam Yeye (2003) leverage operasi (operating leverage) merupcakan keberadaan biaya tetap diantara biaya-biaya yang terjadi di perusahaan. Leverage operasi (operating leverage) mencerminkan pengaruh besarnya biaya tetap terhadap laba perusahaan. Dalam hal ini perubahan biaya tetap yang kecil akan mengakibatkan perubahan laba yang besar.

Leverage operasi juga memperlihatkan pengaruh penjualan terhadap laba operasi atau laba sebelum bunga dan pajak (earning before interest and taxes atauEBIT) yang diperoleh. Pengaruh tersebut dapat dicari dengan menghitung besarnya tingkat leverage operasinya (degree of operating leverage).

Leverage operasi (operating leverage) terjadi setiap saat perusahaan menggunakan aktiva yang menimbulkan biaya atau beban tetap.Apabila perusahaan tidak menggunakan biaya yang tetap, dengan kata lain semuanya variabel, maka perusahaan akan berada dalam posisi yang menguntungkan. Pada saat perusahaan mengurangi kegiatannya, biayanya juga akan berkurang secara proporsional juga. Selama harga jual masih lebih tinggi daripada biaya variabelnya, perusahaan tersebut akan memperoleh laba. Beda halnya jika perusahaan menanggung biaya tetap,


(24)

maka akan ada batas minimal perusahaan harus berproduksi (dan menjual) agar tidak menderita rugi.

Secara umum semakin besar leverage operasi (operating leverage), semakin besar risiko bisnis sebagaimana yang diukur oleh variabilitas dari EBIT dan ROE. Namun, perusahaan mempunyai sejumlah pengendalian terhadap leverage operasi (operating leverage) mereka.Meskipunmenggunakan lebih banyak leverage operasi, umumnya meningkatkan risiko suatu perusahaan atau proyek, leverage operasi yang lebih tinggi juga meningkatkan tingkat pengembalian yang diharapkan. 2.1.4.2 Leverage Keuangan (Financial Laverage)

Leverage keuangan (financial leverage), yaitu perubahan biaya keuangan (yang sifatnya tetap) yang lebih kecil akan mengakibatkan perubahan harga yang besar. Misalnya; biaya bunga, biaya pinjaman dan lain-lain yang berhubungan dengan hutang. Leverage keuangan (financial leverage) mengacu pada penggunaan sekuritas yang memberikan penghasilan tetap yaitu, hutang dan saham preferen dan risiko keuangan (financial risk).

Selain itu leverage keuangan (financial leverage) juga dapat didefinisikan sebagai kemampuan perusahaan dalam menggunakan kewajiban-kewajiban finansial yang sifatnya tetap (fixed financial cost) untuk memperbesar pengaruh perubahan EBIT terhadap pendapatan per lembar saham biasa (Earning Per Share / EPS).


(25)

Masalah leverage keuangan (financial leverage) muncul setelah perusahaan menggunakan dana dengan beban tetap. Perusahaan yang menggunakan dana dengan beban tetap dikatakan menghasilkan leverageyang menguntungkan (favorable financial leverage) atau efek yang positif jikalau pendapatan yang diterima dari penggunaan dana tersebut lebih besar daripada beban tetap dari penggunaan dana yang bersangkutan.Namun leverage keuangan itu merugikan (unfavorable leverage) apabila perusahaan tidak dapat memperoleh pendapatan dari penggunaan dana tersebut lebih besar daripada beban tetap yang harus dibayar. Nilai leverage keuangan positif atau negatif dinilai berdasarkan pengaruh leverage yang dimiliki terhadap pendapatan per lembar saham (EPS).

Penggunaan leverage keuangan (financial leverage) dapat meningkatkan ROE yang diharapkan, namun leverage juga meratakan distribusi probabilitas dan meningkatkan probabilitas terjadinya kerugian besar, sehingga menambah risiko yang ditanggung pemegang saham. 2.1.4.3 Total Leverage

Bila leverage operasi (operating leverage) dan leverage keuangan (financial leverage) digabung makaakan menghasilkantotal leverage, yaitu perubahan earning untuk pemegang saham yang dipengaruhi oleh penjualan. Secara umum total leverage dihitung dengan membagi kontribusi margin dengan laba operasi dikurangi bunga.


(26)

Apabila leverage keuangan dikombinasikan dengan leverage operasi, pengaruh perubahan penjualan terhadap laba per lembar saham menjadi semakin besar. Kombinasi dari kedua leverage tersebut meningkatkan penyebaran dan risiko dari berbagai kemungkinan laba per lembar saham.total risiko ini akan bertambah besar dengan meningkatnya total leverage, demikian pula sebaliknya.Sejauh ini kita melihat bahwa: a. Semakin besar penggunaan biaya operasi tetap, sebagaimana yang

diukur oleh tingkat leverage operasi, semakin sensitif EBIT terhadap perubahan penjualan, dan

b. Semakin besar penggunaan utang, sebagaimana yang diukur oleh tingkat leverage keuangan, semakin sensitif EBIT terhadap perubahan EBIT.

Karena itu semakin besar suatu perusahaan menggunakan leverage operasi dan leverage keuangan, perubahan penjualan yang kecil sekali juga akan mengkibatkan fluktuasi yang besar pada EPS.

2.1.5 Profitabilitas

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. (Saidi, 2004). Bringham dan Houston (1986) dalam Saidi (2004) mengatakan bahwa perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi menggunakan hutang yang relatif kecil.Tingkat pengembalian yang tinggi tersebut memungkinkan perusahaan untuk membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaannya dengan dana yang dihasilkan secara internal.


(27)

Menurut Syafri (2008:304) rasio profitabilitas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya.

Rasio yang termasuk rasio profitabilitas antara lain: 1. Gross Profit Margin (Margin Laba Kotor)

Menurut Sawir(2009:18), Gross profit margin merupakan rasio yang mengukur efisiensi pengendalian harga pokok atau biaya produksinya, mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk berproduksi secara efisien.

Gross profit margin merupakan persentase laba kotor dibandingkan dengan sales. Semakin besar gross profit margin semakin baik keadaan operasi perusahaan, karena hal ini menunjukkan bahwa harga pokok penjualan relatif lebih rendah dibandingkan dengan sales, demikian pula sebaliknya, semakin rendah gross profit margin semakin kurang baik operasi perusahaan 2. Net Profit Margin (Margin Laba Bersih)

NPM menunjukkan perbandingan antara laba bersih dengan penjualan (Hanafi dan Halim, 2005). Rasio ini mengukur laba bersih setelah pajak terhadap penjualan. Semakin tinggi Net profit margin semakin baik operasi suatu perusahaan.

3. Rentabilitas Ekonomi/ Daya Laba Besar/ Basic Earning Power

Rentabilitas ekonomi mengukur efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan seluruh sumberdaya yang menunjukkan rentabilitas ekonomi perusahaan (Sawir, 2009:19).


(28)

Rentabilitas ekonomi merupakan perbandingan laba sebelum pajak terhadap total asset. Jadi rentabilitas ekonomi mengindikasikan seberapa besar kemampuan asset yang dimiliki untuk menghasilkan tingkat pengembalian atau pendapatan atau dengan kata lain Rentabilitas Ekonomi menunjukkan kemampuan total aset dalam menghasilkan laba.

4. Return on Investment

Return on investment adalah merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan secara keseluruhan didalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia didalam perusahaan (Syamsuddin, 2009:63).

Return on investment merupakan rasio yang menunjukkan berapa besar laba bersih diperoleh perusahaan bila di ukur dari nilai aktiva. Semakin tinggi rasio ini semakin baik keadaan suatu perusahaan.

5. Return on Equity

Return on equity merupakan suatu pengukuran dari penghasilan (income) yang tersedia bagi para pemilik perusahaan (baik pemegang saham biasa maupun pemegang saham preferen) atas modal yang mereka investasikan di dalam perusahaan (Syafri, 2008:305).

Return on equity adalah rasio yang memperlihatkan sejauh manakah perusahaan mengelola modal sendiri (net worth) secara efektif, mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang telah dilakukan pemilik modal sendiri atau pemegang saham perusahaan (Sawir 2009:20).


(29)

Earning per share merupakan rasio yang menggambarkan jumlah rupiah yang diperoleh untuk setiap lembar saham biasa (Syamsuddin, 2009:66). Oleh karena itu pada umumnya manajemen perusahaan, pemegang saham biasa dan calon pemegang saham sangat tertarik akan earning per share. Earning per share adalah suatu indikator keberhasilan perusahaan.

7. Return on Assets

Pengembalian atas total aktiva merupakan ukuran efisiensi operasi yang relevan. Nilai ini mencerminkan pengembalian perusahaan dari seluruh aktiva (pendanaan) yang diberikan pada perusahaan. Ukuran ini tidak membedakan pengembalian berdasarkan sumber pendanaan .dengan menghilangkan dampak sumber pendanaan aktiva, analisis berpusat pada evaluasi dan peramalan kinerja operasi (John, Subramanyam dan Halsey 2003: 65)

Return on assets (ROA) merupakan salah satu rasio profitabilitas yang dapat mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan. Return on assetsmerupakan perbandingan antara laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) dengan total aktiva yang dimiliki perusahaan. Return on assets (ROA) yang positif menunjukkan bahwa dari total aktiva yang dipergunakan untuk beroperasi, perusahaan mampu memberikan laba bagi perusahaan. Sebaliknya apabila return on assets yang negatif menunjukkan bahwa dari total aktiva yang dipergunakan, perusahaan mendapatkan kerugian. Jadi jika suatu perusahaan mempunyai ROA yang tinggi maka perusahaan tersebut berpeluang besar dalam meningkatkan pertumbuhan.


(30)

Baik profit margin maupun total asset turnover tidak dapat memberikan pengukuran yang memadai atas efektivitas keseluruhan perusahaan. Profit margin tidak memperhitungkan penggunaan aktiva,sementara total asset turnover tidak memperhitungkan profitabilitas dalam penjualan. Rasio return on asset atau return on investment mengatasi kedua kelemahan tersebut. Peningkatan kemampuan perusahaan dapat terjadi jika ada peningkatan profit margin atau peningkatan total asset turn over atau keduanya. Dua perusahaan dengan profit margin dan total asset turnover yang berbeda dapat saja memiliki rasio ROA yang sama (Van Horne 2005:225).

Myers et al. (1984) dalam Christianti (2006) menyatakan bahwa terdapat hubungan negatif antara profitabilitasdengan leverage. Sedangkan Jensen (1986) dalam Christiati (2006) menyatakan terdapat hubungan positif antara leverage dengan profitabilitasjika pasar dalam mengontrol perusahaan tidak efektif.

2.1.6 Firm Size

Firm Size (Ukuran perusahaan) menunjukkan berapa aset atau kekayaan yang dimiliki perusahaan. Ukuran perusahaan ini diukur dengan menghitungtotal asset yang ada pada masing-masing perusahaan (Fidyati, 2003). Menurut Riyanto (1995), suatu perusahaan yang besar sahamnya tersebar sangat luas, setiap perluasan modal saham hanya akan memberikan pengaruh kecil terhadap hilangnya atau tergesernya pengendalian dari pihak dominan terhadap perusahaan bersangkutan. Sebaliknya, perusahaan yang kecil, dimana sahamnya tersebar hanya dilingkungan kecil, penambahan


(31)

jumlah saham akan memberikan pengaruh ya ng besar terhadap kemungkinan hilangnya control pihak dominan terhadap perusahaan bersangkutan.

Menurut Christianti (2006) perusahaan dengan ukuran yang lebih besar dan kompleks tidak mempunyai kendala untuk mendapatkan dana eksternal (hutang). Dengan begitu, perusahaan besar memiliki resistansi yang lebih tinggi terhadap kemungkinan kebangkrutan dibandingkan perusahaan kecil. Berarti semakin besar sebuah perusahaan maka semakin besar manfaat yang diperoleh dari penghematan pajak karena penerbitan hutang jangka panjang.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Titman dan Wessels (1988) serta Rajan dan Zingales (1995) mengatakan bahwa kemungkinan perusahaan yang besar mengalami kebangkrutan itu kecil, sehingga size return berhubungan positif dengan tingkat leverage yang diambil perusahaan.

Pada kenyataannya bahwa semakin besar suatu perusahaan maka kecenderungan penggunaan dana eksternal juga semakin besar. Hal ini disebabkan karena perusahaan yang besar memilikikebutuhan dana yang besar, dan salah satu alternatif pemenuhan kebutuhan dana yang tersedia menggunakan pendanaan eksternal. Size return mempunyai hubungan yang signifikan positif terhadap kebijakan leverage.

2.1.7 Asset Tangibility

Asset tangibility menunjukkan suatu kekayaan yang biasanya dapat dijadikan jaminan. Semakin banyak asset tangibility suatu perusahaan berarti semakin banyak collateral asset (jaminan) untuk bisa mendapatkan sumber dana eksternal berupa hutang, hal ini dikarenakan pihak kreditur akan


(32)

meminta collateral asset untuk memback-up hutang, (Christianti, 2006).Hal ini disebabkan oleh penggunaan aktiva tetap akan menimbulkan adanya beban tetap yang berupa fixed cost. Dan apabila perusahaan memakai modal asing, untuk membelanjakan aktiva tetapnya maka cost tetap yang akan ditanggungnya juga akan besar, (Mayangsari, 2001).

Haris dan Raviv (1991) dalam Christianti (2006) menyatakan perusahaan dengan level fixed assets yang rendah mempunyai lebih banyak masalah asymmetric information dibandingkan perusahaan dengan level fixed asset yang tinggi. Perusahaan dengan level fixed assets yang tinggi umumnya adalah perusahaan yang besar, yang dapat menerbitkan saham dengan harga yang fair sehingga tidak menggunakan hutang untuk mendanai investasinya.

Perusahaan yang memiliki aset nyata yang besar, diharapkan risiko kegagalan dalam melunasi hutangnya menjadi lebih rendah dan hal ini memungkinkannya untuk menggunakan lebih banyak hutang. Sehingga antara aset nyata dan hutang memiliki hubungan positif. Hubungan positif ini didukung dari beberapa penelitian yang dilakukan di Negara-negara maju (Titman dan Wessels, 1988; Rajan dan Zingales, 1995), Sedangkan penelitian di negara berkembang memberikan hasil yang bervariasi. Beberapa penelitian di Negara berkembangan seperti Wiwattanakantang (1999) di Thailand, dan Um (2001) di Korea menemukan hasil terdapatnya hubungan positif antara aset nyata dan hutang. Sedangkan penelitian lain Booth et al, (2001) di 10 negara berkembang, dan Huang dan Song (2002) di China, menemukan bahwa aset nyata memiliki hubungan negatif terhadap utang.


(33)

Myers (1984) menyatakan bahwa penerbitan utang yang dijamin dengan aset akan mengurangi informasi yang asimetris sehubungan dengan biaya pendanaan. Perbedaan dalam informasi antara pihak-pihak yang terlibat memungkinkan terjadinya masalah moral hazard. Dengan kata lain, utang yang dijamin dengan aset mungkin dapat mengurangi informasi yang asimetris sehingga berdampak pada hubungan yang positif antara aset nyata dan utang.

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Gina Aristasari (2006) melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan leverage perusahaan pada perusahaanfood and beverage yang sahamnya terdaftar di Bursa Efek Jakarta tahun 1996-2004. Dalam penelitian ini ditunjukkan bahwa faktorasset tangibility, profitability, size, business risk, dan growth opportunities secara serempak atau simultan berpengaruh secara signifikan terhadap leverage.

Penelitian Anisa’u Sa’diyah (2007) mengenai pengaruh asset tangibility, size, growth, profitability dan earning volatility terhadap leverage dengan pengujian pecking order theory atau static trade off dengan sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta tahun 2002-2005 menemukan bahwa Perubahan leverage pada penelitian tahun 2002 sampai dengan tahun 2005 disebabkan oleh perubahan berbagai faktor penentu keputusan struktur modal perusahaan yang meliputi asset tangibility, firm size, growth, profitability, earning volatility. Perusahaan manufaktur di Indonesia lebih cenderung mengikuti Pecking order theory dalam menetapkan keputusan pendanaan perusahaan. Hal


(34)

ini diwujudkan dengan Atribut assets tangibility, growth, profitability dan earning volatility mempunyai pengaruh terhadap leverage perusahaan dan mendukung hipotesis POT dalam penentuan keputusan pendanaan

Tabel 2.1

Review Penelitian Terdahulu

Peneliti Judul Variabel Kesimpulan

Gina Aristasari (2006) Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Leverage Perusahaan (Studi Kasus pada Perusahaan Food and Beverage yang Terdaftar di BEJ) Asset Tangibility, Profitability, Size, Business Risk, Growth

Opportunities

Faktor asset tangibility, profitability, size, business risk, dan

growth opportunities secara serempak atau simultan berpengaruh secara signifikan terhadap leverage. kelengkapan pengungkapan Anisa’u Sa’diyah (2007)

Pengaruh Asset Tangibility, Size,

Growth, Profitability, dan Earning Volatility terhadap Leverage

pada Perusahaan Manufaktur di

BEJ : Dengan Pengujian Pecking Order Theory atau

Static Trade Off

Asset Tangibility, Size, Growth, Profitability, dan Earning Volatility

Perubahan leveragedisebabkan oleh perubahan berbagai faktor penentu keputusan struktur modal perusahaan yang meliputi asset tangibility, firm size, growth, profitability, dan earning volatility.Perusahaa

n manufaktur di Indonesia lebih

cenderung mengikuti Pecking order theory dalam


(35)

menetapkan keputusan pendanaan perusahaan.

Beberapa perbedaan dari penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu:

1. Penelitian ini yang menggunakan data laporan keuangan periode pengamatan yaitu dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 dan jenis industri yang diteliti yaitu perusahaan Property & Real Estate, sedangkan pada peneletian sebelumnya seperti pada penelitian Gina menggunakan data laporan keuangan periode pengamatan dari tahun 1996 sampai dengan tahun 2004 dan jenis usaha yang diteliti yaitu perusahaan Food and Beverage.

2. Penelitian ini tidak menyertakan variabel bussines risk, dan growth opportunietiessedangkan pada peneletian sebelumnya seperti penelitian Gina menyertakan variabelbussines risk dan growth opportunieties.

3. Penelitian ini variabel Firm Size diukur dengan menggunakan logaritma natural dari total asset sedangkan dalam peneletian sebelumnya seperti pada penelitian Gina, Firm Size diukur dengan menggunakan logaritma natural dari penjualan.


(36)

Berdasarkan latar belakang masalah, tinjauan teoritis, dan tinjauan penelitian terdahulu, maka dapat dirumuskan kerangka konseptual penelitian pada gambar 2.1.

H1

H2

H3

H4

Gambar 2.2

KERANGKA KONSEPTUAL Sumber : Peneliti, 2013

2.4 Hipotesis Penelitian

Menurut Rochaety (2007: 31), “hipotesis penelitian merupakan anggapan peneliti terhadap suatu masalah yang sedang dikaji”. Berdasarkan kerangka konseptual di atas, maka hipotesis dari penelitian ini adalah:

• H1 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara profitabilitas terhadap Financial Leverage Perusahaan.

Profitabilitas (X1)

Firm Size(X2)

Asset Tangibility (X3)

Financial Leverage Perusahaan


(37)

• H2 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara firm size terhadap Financial Leverage Perusahaan.

• H3 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara Asset Tangibility terhadap Financial Leverage Perusahaan.

• H4 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara profitabilitas, firm size, dan asset tangibility terhadap Financial Leverage Perusahaan.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kausal atau hubungan sebab akibat. Penelitian ini menunjukkan arah hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat, disamping mengukur kekuatan hubungannya (Sangadji dan Sopiah, 2010 : 22). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah profitabilitas, firm size, dan asset tangibility sebagai variabel independen dan Financial Leverage sebagai variabel dependen.

3.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 3.2.1 Variabel Dependen

Variabel dependen menurut Sugiyono (2004 : 3) adalah “variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel independen”.Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kebijakanfinancial leverage yang diukur oleh perbandingan antara utang


(38)

• H2 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara firm size terhadap Financial Leverage Perusahaan.

• H3 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara Asset Tangibility terhadap Financial Leverage Perusahaan.

• H4 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara profitabilitas, firm size, dan asset tangibility terhadap Financial Leverage Perusahaan.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kausal atau hubungan sebab akibat. Penelitian ini menunjukkan arah hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat, disamping mengukur kekuatan hubungannya (Sangadji dan Sopiah, 2010 : 22). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah profitabilitas, firm size, dan asset tangibility sebagai variabel independen dan Financial Leverage sebagai variabel dependen.

3.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 3.2.1 Variabel Dependen

Variabel dependen menurut Sugiyono (2004 : 3) adalah “variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel independen”.Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kebijakanfinancial leverage yang diukur oleh perbandingan antara utang


(39)

jangka panjang dengan total asset.Tingkat leverage mencerminkan dari aset yang dimiliki perusahaan, seberapa besar dari aset tersebut yang dibiayai dengan utang jangka panjang.

Secara matematis dapat diformulasikan sebagai berikut:

��� = �������������������

����������

3.2.2 Variabel Independen

Variabel independen menurut Sugiyono (2004 : 3) adalah “variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen (variabel terikat)”. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

3.2.2.1Profitabilitas

Return on assets (ROA) merupakan salah satu rasio profitabilitas yang dapat mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan (John, Subramanyam dan Halsey 2003: 65). Return on assetsmerupakan perbandingan antara laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) dengan total aktiva yang dimiliki perusahaan.

Dalam penelitian profitabilitas ini diukur dengan menggunakan rasio Return on Assets melalui perbandingan antara EBIT dan total


(40)

asset. Tingkat profitabilitas ini digunakan karena dapat mengukur kemampuan asset perusahaan untuk menghasilkan operating income. Profitabilitas secara matematis dapat diformulasikan sebagai berikut:

������= ����

����� ����� 3.2.2.2Firm Size

Ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaanyang ditunjukkan oleh total aktiva, jumlah penjualan, rata-rata total penjualan, dan rata-rata-rata-rata total aktiva, (Ferry dan Jones dalam Sujianto, 2011). Sehingga ukuran perusahaan dapat dianggap sebagai ukuran atau besarnya aktiva yang dimiliki oleh perusahaan.

Ukuran perusahaan dapat dilihat dari total aset yang dimiliki perusahaan. Secara sistematis dapat diformulasikan sebagai berikut:

���� ����= �� ����� �����

3.2.2.3Asset Tangibility

Fixed asset dapat dijadikan sebagai proksi dalam penelitian ini karena fixed asset dapat dijadikan collateral (jaminan) perusahaan untuk mendapatkan utang dari kreditur. Secara umum perusahaan yang memiliki jaminan terhadap utang akan lebih mudah mendapatkan utang daripada perusahaan yang tidak memiliki jaminan terhadap utang (Bringham, et. Al, 1999).

Rajan dan Zingales (1995) menjelaskan suatu teori Struktur Modal yangmenyarankan jika suatu perusahaan memiliki tangibility of assets yang tinggi(diproksikan dalam fixed asset ratio), kemudian asset


(41)

tersebut dijadikan jaminan,maka akan menurunkan resiko pemberi pinjaman terhadap agency cost daripemberian hutang tersebut, hal ini berarti menghindari resiko.

Asset Tangibility secara matematis dapat diformulasikan sebagai berikut:

����� �����������= ����� �����

����� �����

Tabel 3.1

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian Nama

Variabel

Definisi Parameter Skala Pengukuran Profitabilitas Kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan

laba dengan memanfaatkan asset yang ada

���� ����� �����

Rasio

Firm Size Jumlah pengalaman dan kemampuan tumbuhnya suatu perusahaan yang mengindikasikan kemampuan dalam mengelola tingkat risiko investasi

Log Natural Total asset Rasio Asset Tangibility Kemampuan perusahaan dalam menjaminkan asset nya agar dapat menerima

����� ����� ����� �����


(42)

Sumber: Peneliti, 2013

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2004:72). Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan Property & Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008-2010.

Sampel adalah bagian populasi yang diharapkan dapat mewakili populasi penelitian (Kuncoro, 2003:107). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling, yaitu metode penetapan sampel berdasarkan kriteria tertentu.

Adapun yang menjadi kriteria pemilihan sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang masuk kategori industri Property & Real Estate.

pinjaman dari kreditur Financial

Leverage

Perbandingan antara utang jangka panjang

perusahaan terhadaptotal

asset.

������������������� ����� �����


(43)

2. Perusahaan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan mempublikasikan laporan keuangan tahunannya secara rutin dari tahun 2008 sampai dengan 2010.

3. Perusahaan tidak memiliki nilai ROA, Firm Size, &Asset Tangibility yang bernilai negatif.

Dari perusahaan Property & Real Estate yang terdaftar di BEI dari tahun 2008 sampai dengan 2010 yakni sebanyak 42 perusahaan dan berdasarkan uraian kriteria penentuan sampel diatas, maka diperoleh sampel yang berjumlah 22 perusahaan sehingga sampel pengamatan menjadi 22 x 3 tahun = “66” sampel. 3.4 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder, yaitu data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain (Umar,2007:42). Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari database Bursa Efek Indonesia melalui situs data dari Indonesian Capital Market Directory selama tahun 2008 sampai 2010 yang meliputi laporan auditor independen dan laporan keuangan perusahaan.

Menurut waktu pengumpulannya, data yang digunakan termasuk dalam Pooling Data. Pooling data merupakan gabungan dari data yang melibatkan urutan waktu (time series) dan data yang melibatkan satu waktu tertentu dengan banyak sampel (cross sectional) (Jogiyanto, 2004 : 54).


(44)

Untuk mendapatkan data sekunder, teknik yang digunakan peneliti adalah studi dokumentasi yaitu dengan mengumpulkan data sekunder berupa catatan- catatan, laporan keuangan maupun informasi lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini. Data penelitian diperoleh dari media internet dengan cara mendownload laporan keuangan perusahaan- perusahaan Real Estate & Property yang diperlukan dalam penelitian ini melalui s

3.6 Metode Analisis Data

Keseluruhan data yang telah dikumpul dianalisis untuk dapat memberikan jawaban dari masalah yang dibahas dalam penelitian ini. Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan program SPSS. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik.

3.6.1 Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Menurut Ghozali (2005 : 110) “ uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal”. Cara yang dapat digunakan untuk menguji apakah variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal adalah dengan melakukan uji Kolmogorov-Smirnov terhadap model yang diuji. Kriteria pengambilan keputusan adalah apabila nilai signifikansi atau probabilitas > 0.05, maka residual memiliki distribusi normal dan apabila nilai signifikansi atau probabilitas < 0.05, maka residual tidak memiliki distribusi normal. Selain itu, uji normalitas juga dapat dilakukan dengan melakukan analisis grafik normal


(45)

probability plot dan grafik histogram. Dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas menurut Ghozali (2005 : 110) sebagai berikut: 1) jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis

diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola mendekati bentuk bel, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas dan

2) jika data menyebar jauh dari diagonal dan / atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan asumsi normalitas.

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Menurut Ghozali (2005: 92) mulitikolinearitas dapat dideteksi dengan melihat nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF). Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance < 0.10 atau sama dengan nilai VIF > 10 .

c. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali (2005: 105) ”uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain”. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel independen. Menurut


(46)

Ghozali (2005: 95) dasar analisis untuk menentukan ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu:

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik- titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

d. Uji Autokorelasi

Menurut Ghozali (2005 : 95) “uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya)”. Cara yang dapat dilakukan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi adalah dengan melakukan uji Durbin Watson. Menurut Sunyoto (2009), untuk melihat ada tidaknya autokorelasi dilihat dari:

1) angka D-W dibawah –2 berarti ada autokorelasi positif,

2) angka D-W di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi, 3) angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif

3.6.2 Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan regresi berganda, menggunakan lebih dari satu variabel yang mempengaruhi variabel independen untuk menaksir variabel independen agar taksiran menjadi lebih akurat.Kegiatan pengolahan data meliputi pemberian skor atas pengungkapan item- item yang ada di laporan tahunan dan menyusun data. Hal ini dilakukan untuk mengetahui jumlah skor dan menentukan tingkat luasnya pengungkapan.


(47)

Data dianalisis dengan model regresi berganda sebagai berikut: Y = a + ����+ ����+ ���� + e

Keterangan:

Y : Financial Leverage perusahaan a : Konstanta

��-�� : Koefisien Regresi

�� : Profitabilitas diukur dengan ROA �� : Firm Size diukur dengan Ln Total Asset

�� : Asset Tangibility diukur dengan perbandingan Fixed asset & Total asset

e : Variabel Pengganggu

a. Uji signifikansi simultan (F- test)

Uji F digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama- sama terhadap variabel dependen. Uji ini dilakukan dengan membandingkan F hitung dengan F tabel dengan ketentuan sebagai berikut:

H0 diterima dan Ha ditolak jika F hitung < F tabel untuk α = 5% H0 ditolak dan Ha diterima jika F hitung > F tabel untuk α = 5% b. Uji signifikansi parsial (t-test)

Pengujian t- test digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen terhadap variabel dependen. Uji ini dilakukan


(48)

dengan membandingkan t hitung dengan t tabel dengan ketentuan sebagai berikut:

H0 diterima dan Ha ditolak jika t hitung < t tabel untuk α = 5% H0 ditolak dan Ha diterima jika t hitung > t tabel untuk α = 5%

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Data Penelitian

Populasi yang diteliti dalam penelitian ini adalah perusahaan Real Estate & Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2008-2010. Perusahaan yang dijadikan sampel berjumlah 22 perusahaan. Daftar perusahaan yang telah ditentukan dapat dilihat pada lampiran.

4.2 Analisis Hasil Penelitian

4.2.1 Pengujian Asumsi Klasik

Salah satu satu syarat yang menjadi dasar penggunaan model regresi berganda dengan metode estimasi Ordinary Least Square (OLS) adalah


(49)

dipenuhinya semua asumsi klasik, agar hasil pengujian bersifat tidak bias dan efisien (Best Linear Unbiased Estimator). Pengujian asumsi klasik dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan program statistik. Menurut Ghozali (2005), asumsi klasik yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut ini:

• Berdistibusi normal.

• Non-Multikolinearitas, artinya antara variabel independen dalam model regresi tidak memiliki korelasi atau hubungan secara sempurna ataupun mendekati sempurna.

• Non-Autokorelasi, artinya kesalahan pengganggu dalam model regresi tidak saling berkorelasi.

• Non-Heterokedastisitas, artinya variance variabel independen dari satu pengamatan ke pengamatan lain adalah konstan atau sama.

4.2.1.1. Uji Normalitas

Uji data statistik dengan model Kolmogorov-Smirnov dilakukan untuk mengetahui apakah data sudah terdistribusi secara normal atau tidak. Ghozali (2005), memberikan pedoman pengambilan keputusan rentang data mendekati atau merupakan distribusi normal berdasarkan uji Kolmogorov Smirnov yang dapat dilihat dari:

a) nilai sig. atau signifikan atau probabilitas <0,05, maka distribusi data adalah tidak normal,

b) nilai sig. atau signifikan atau probabilitas > 0,05, maka distribusi data adalah normal.

Hipotesis yang digunakan adalah :

H0 : Data residual berdistribusi normal, dan Ha : Data residual tidak berdistribusi normal.

Hasil uji normalitas dengan menggunakan model Kolmogorov-Smirnov adalah seperti yang ditampilkan berikut ini :


(50)

Tabel 4.1

HASIL UJI NORMALITAS One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 66

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation .19489309

Most Extreme Differences Absolute .101

Positive .069

Negative -.101

Kolmogorov-Smirnov Z .817

Asymp. Sig. (2-tailed) .517

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Sumber : Output SPSS, diolah Peneliti, 2013

Berdasarkan hasil uji statistik dengan model Kolmogorov-Smirnov seperti yang terdapat dalam tabel 4.2 dapat disimpulkan bahwa besarnya nilai Kolmogrov–Smirnov sebesar 0,817 dan signifikan lebih dari 0,05 karena Asymp. Sig. (2-tailed) 0,517> dari 0,05. Nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima atau Ha ditolak yang berarti data residual telah berdistribusi normal. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai observasi data telah terdistribusi secara normal dan dapat dilanjutkan dengan uji asumsi klasik lainnya. Untuk lebih jelas, berikut ini turut dilampirkan grafik histrogram dan plot data yang terdistribusi normal.

Gambar 4.1 HISTOGRAM


(51)

Sumber : Output SPSS, diolah Peneliti, 2013

Grafik histogram di atas menunjukkan bahwa data telah terdistribusi secara normal. Hal ini dapat dilihat dari grafik histogram yang menunjukkan distribusi data mengikuti garis diagonal yang tidak menceng (skewness) kiri maupun menceng ke kanan. Hal ini juga didukung dengan hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik plot yang ditampilkan pada Gambar 4.2

Gambar 4.2


(52)

Sumber : Output SPSS, diolah Peneliti, 2013

Menurut Ghozali (2005), pendeteksian normalitas dapat dilakukan dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik, yaitu jika data (titik) menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, hal ini menunjukkan data yang telah terdistribusi normal. Gambar 4.2 menunjukkan bahwa data (titik) menyebar di sekitar dan mendekati garis diagonal. Hal ini sejalan dengan hasil pengujian dengan menggunakan histogram bahwa data telah terdistribusi normal. Karena secara keseluruhan data telah terdistribusi secara normal, maka dapat dilakukan pengujian asumsi klasik lainnya.


(53)

Untuk melihat ada atau tidaknya multikolinieritas dalam model regresi dapat dilihat dari:

1) nilai tolerence dan lawannya, 2) Variance Inflatin Factor (VIF).

Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi, nilai Tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena VIF = 1/tolerence). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya mutikolineritas adalah nilai Tolerence < 0,10 atau sama dengan VIF > 10 (Ghozali, 2005).

Tabel 4.2

HASIL UJI MULTIKOLINIERITAS Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) .537 .273 1.970 .053

ROA .004 .009 .052 .406 .686 .987 1.013


(54)

AT -.011 .145 -.010 -.077 .939 .981 1.019 a. Dependent Variable: LEV

Sumber : Output SPSS, diolah Peneliti, 2013

Berdasarkan tabel 4.2 dapat disimpulkan bahwa penelitian ini bebas dari adanya multikolinieritas. Hal tersebut dapat dilihat dengan membandingkannya dengan nilai Tolerance atau VIF. Masing-masing variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini memiliki nilai Tolerence yang lebih besar dari 0,10. Jika dilihat dari VIFnya, bahwa masing-masing variabel bebas lebih kecil dari 10. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala multikolinieritas dalam variabel bebasnya.

4.2.2.3. Uji Heteroskedastisitas

Ghozali (2005) menyatakan “uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas”. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara mendeteksi ada tidaknya gejala heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik scatterplot yang dihasilkan dari pengolahan data menggunakan program SPSS. Dasar pengambilan keputusannya menurut Ghozali (2005) adalah sebagai berikut:

1. jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.


(55)

2. jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Berikut ini dilampirkan grafik scatterplot untuk menganalisis apakah terjadi gejala heteroskedastisitas atau tidak dengan cara mengamati penyebaran titik-titik pada grafik.

Gambar 4.3

HASIL UJI HETEROSKEDASTISITAS

Sumber : Output SPSS, diolah Peneliti, 2013

Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak dengan tidak adanya pola yang jelas serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal tersebut menunjukkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas, sehingga model ini layak dipakai untuk memprediksi tingkat Leverage Perusahaanperusahaan Real Estate &


(56)

Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia berdasarkan masukan variabel independen yaitu Profitabilitas, Firm Size, &Asset Tangibility. 4.2.2.4. Uji Autokorelasi

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi. Masalah autokorelasi umumnya terjadi pada regresi yang datanya time series. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah dalam autokorelasi diantaranya adalah dengan Uji Durbin Watson. Menurut Sunyoto (2009), untuk melihat ada tidaknya autokorelasi dilihat dari:

1) angka D-W dibawah –2 berarti ada autokorelasi positif,

2) angka D-W di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi, 3) angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.

Tabel 4.3

HASIL UJI AUTOKORELASI Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .074a .005 .043 .19955 1.927

a. Predictors: (Constant), AT, Firm Size, ROA b. Dependent Variable: LEV


(57)

Sumber : Output SPSS, diolah oleh peneliti, 2013

Tabel 4.3 menunjukkan hasil uji autokorelasi variabel penelitian. Berdasarkan hasil pengujiannya dapat dilihat bahwa terjadi autokorelasi antar kesalahan pengganggu antar periode. Hal tersebut dilihat dari nilai Durbin-Watson (D-W) sebesar 1,927. Angka D-W di antara -2 sampai +2 yang mengartikan bahwa angka DW lebih besar dari -2 dan lebih kecil dari 2. Dengan demikian, dapat dikemukakan bahwa tidak ada autokorelasi positif maupun negatif.

4.3 Analisis Regresi

Berdasarkan hasil uji asumsi klasik yang telah dilakukan di atas, dapat disimpulkan bahwa model regresi yang dipakai dalam penelitian ini telah memenuhi model estimasi yang Best Linear Unbiased Estimstor (BLUE) dan layak untuk dilakukan analisis statistik selanjutnya, yaitu melakukan pengujian hipotesis. Adapun hasil pengolahan data dengan analisis regresi sebagai berikut :

Tabel 4.4 ANALISIS REGRESI

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) .537 .273 1.970 .053


(58)

Firm Size -.008 .018 -.053 -.416 .679

AT -.011 .145 -.010 -.077 .939

Sumber : Output SPSS, diolah Peneliti, 2013

Berdasarkan tabel 4.4 pada kolom Unstandardized Coefficients bagian B diperoleh model persamaan regresi linier berganda yaitu:

Y= 0,537 + 0.004 (X1) - 0.008 (X2) – 0,011 (X3) + e Dimana:

Y = Financial Leverage a = Konstanta

b1,b2,b3 = Parameter koefisien regresi X1 = Profitabilitas

X2 = Firm Size

X3 = Asset Tangibility e = Pengganggu

Penjelasan dari nilai a, b1, b2 dan b3 pada Unstandardized Coefficients tersebut dapat dijelaskan dibawah ini.

• Nilai B Constant (a) = 0,537 =konstanta

Nilai konstanta ini menunjukkan bahwa apabila tidak ada nilai variabel bebas yaitu profitabilitas, firm size, dan asset tangibility maka nilai leverage perusahaan yang dilihat dari nilai Y tetap sebesar 0,537.


(59)

Koefisisen regresi ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan profitabilitas sebesar 1 satuan, maka perubahan Financial Leverage yang dilihat dari nilai Y akan bertambah sebesar 0.004 dengan asumsi variabel lain dianggap tetap.

• Nilai b2 = -0.008 = firm size

Koefisisen regresi ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan firm size sebesar 1 satuan, maka perubahan Financial Leverage yang dilihat dari nilai Y akan berkurang sebesar -0.008 dengan asumsi variabel lain dianggap tetap.

• Nilai b3 = -0,011 = asset tangibility

Koefisisen regresi ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan asset tangibility sebesar 1 satuan, maka perubahan Financial Leverage yang dilihat dari nilai Y akan berkurang sebesar -0,011 dengan asumsi variabel lain dianggap tetap. 4.4. Pengujian Hipotesis

Dalam penelitian ini, hipotesis diuji dengan menggunakan analisis regresi berganda yaitu Uji Koefisien Determinasi / Regresi (R). Uji regresi digunakan untuk mengukur proporsi atau persentase sumbangan variabel independen yang diteliti terhadap variasi naik turunnya variabel dependen. Koefisien korelasi dikatakan kuat apabila data nilai R berada diantara 0,5 dan mendekati 1. Nilai R Square adalah 0 sampai dengan 1. Apabila nilai R Square semakin mendekati 1, maka variabel-variabel independen mendekati semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Sebaliknya, semakin kecil nilai R Square maka kemampuan variabel-variabel independen untuk menjelaskan variasi variabel dependen semakin terbatas.Dalam kenyataannya nilai Adjusted R Square


(60)

(Adj R2) bernilai positif. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program statistik, maka diperoleh hasil yang dapat dilihat pada tabel 4.7.

Tabel 4.5 MODEL SUMMARY

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .074a .005 .043 .19955

Sumber : Output SPSS, diolah Peneliti, 2013

Pada tabel 4.5, dapat dilihat hasil analisis regresi secara keseluruhan. Nilai R sebesar 0,074 menunjukkan bahwa korelasi atau keeratan hubungan Financial Leverage dengan profitabilitas, firm size, dan asset tangibility mempunyai hubungan yang tidak cukup erat yaitu sebesar 7,4%. Menurut Sugiyono (2006), jika angka R berada diantara 0,40 dan 0,59 maka hubungan antara variabel independen dengan variabel dependennya cukup erat.

Besarnya Adjusted R2 berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan SPSS diperoleh sebesar 0.043. Dengan demikian besarnya pengaruh yang diberikan oleh variabel profitabilitas, firm size, dan asset tangibilityterhadap financial leverage adalah sebesar 4,3 %. Sedangkan sisanya sebesar 95,7% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Standar Error of Estimate (SEE) adalah 0,19955, semakin besar SEE akan membuat model regresi kurang tepat dalam memprediksi variabel dependen. Pengujian hipotesis secara statistik dilakukan dengan menggunakan uji t dan uji F.


(61)

Uji t dilakukan untuk mengetahui apakah secara parsial variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Dalam uji t digunakan hipotesis seperti yang terlihat berikut ini.

H0: b1,b2,b3 = 0, artinya profitabilitas, firm size, dan asset tangibility tidak berpengaruh terhadap financial leverage secara parsial pada perusahaan Real Estate & Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Ha: b1,b2,b3 ≠ 0, artinyaprofitabilitas, firm size, dan asset tangibility berpengaruh terhadap financial leveragesecara parsial pada perusahaan Real Estate & Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Kriteria:

H0 diterima dan Ha ditolak jika t hitung < t tabel untuk α = 5% Ha diterima dan H0 ditolak jika t hitung > t tabel untuk α = 5%

Tabel 4.6 HASIL UJI T

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) .537 .273 1.970 .053

ROA .004 .009 .052 .406 .686

Firm Size -.008 .018 -.053 -.416 .679

AT -.011 .145 -.010 -.077 .939

Sumber : Output SPSS, diolah Peneliti 2013

Tabel 4.6 menunjukkan hasil pengujian statistik t sehingga dapat menjelaskan pengaruh variabel independen secara parsial.


(62)

a. Variabel profitabilitas memiliki t hitung 0,406. Dengan menggunakan t tabel, diperoleh ttabel sebesar 1,99834. Hal ini menunjukkan bahwa t hitung sebesar 0,406 lebih kecil dari t tabel yang sebesar 1,99834 sehingga H0 diterima dan Ha ditolak. Artinya, secara parsial profitabilitas memiliki pengaruh secara negatif dantidak signifikan terhadap financial leverage pada perusahaan real estate & property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia .

b. Nilai signifikansi sebesar 0,686 menunjukkan bahwa nilai sig. untuk uji t individual (parsial) lebih kecil dari 0,05. Hal ini sesuai dengan hasil pengujian statistik yang membandingkan antara t hitung dengan t tabel yaitu profitabilitas secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap financial leverageperusahaan real estate & property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tingkat kepercayaan 95%. 2. Pengaruh firm sizeterhadap financial leverage

a. Variabel firm size memiliki t hitung -0,416. Dengan menggunakan t tabel, diperoleh ttabel sebesar 1,99834. Hal ini menunjukkan bahwa t hitung sebesar -0,416 lebih kecil dari t tabel yang sebesar 1,99834 sehingga H0 diterima dan Ha ditolak. Artinya, secara parsial firm size memiliki pengaruh secara negatif dantidak signifikan terhadap financial leverage pada perusahaan real estate & property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia .

b. Nilai signifikansi sebesar 0,679 menunjukkan bahwa nilai sig. untuk uji t individual (parsial) lebih kecil dari 0,05. Hal ini sesuai dengan


(63)

hasil pengujian statistik yang membandingkan antara t hitung dengan t tabel yaitu firm size secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap financial leverage perusahaan real estate & property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tingkat kepercayaan 95%. 3. Pengaruh asset tangibilityterhadap financial leverage

a. Variabel asset tangibility memiliki t hitung -0,077. Dengan menggunakan t tabel, diperoleh ttabel sebesar 1,99834. Hal ini menunjukkan bahwa t hitung sebesar -0,077 lebih kecil dari t tabel yang sebesar 1,99834 sehingga H0 diterima dan Ha ditolak. Artinya, secara parsial asset tangibility memiliki pengaruh secara negatif dantidak signifikan terhadap financial leverage pada perusahaan real estate & property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia .

b. Nilai signifikansi sebesar 0,939 menunjukkan bahwa nilai sig. untuk uji t individual (parsial) lebih kecil dari 0,05. Hal ini sesuai dengan hasil pengujian statistik yang membandingkan antara t hitung dengan t tabel yaitu asset tangibility secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap financial leverage perusahaan real estate & property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tingkat kepercayaan 95%.


(64)

Uji F ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen. Dalam uji F digunakan hipotesis yang disebutkan dibawah ini:

H0: b1,b2,b3,b4 = 0, artinyaprofitabilitas, firm size, &asset tangibility tidak berpengaruh terhadap financial leverage secara simultan pada perusahaan real estate & property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Ha: b1,b2,b3,b4 ≠ 0, artinya profitabilitas, firm size, &asset tangibility berpengaruh terhadap financial leverage secara simultan pada perusahaan real estate & property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Kriteria:

H0 diterima dan Ha ditolak jika F hitung < F tabel untuk α = 5% Ha diterima dan H0 ditolak jika F hitung > F tabel untuk α = 5%

Tabel 4.7 HASIL UJI F

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression .013 3 .004 .113 .952a

Residual 2.469 62 .040

Total 2.482 65

a. Predictors: (Constant), AT, Firm Size, ROA b. Dependent Variable: LEV

Sumber : Output SPSS, diolah Peneliti 2013

Hasil uji F yang ditampilkan dalam tabel 4.7 menunjukkan bahwa nilai F hitung adalah 0,113 dengan tingkat signifikansi 0,952 yang lebih


(65)

besar dari 0,05. Dengan menggunakan tabel F diperoleh nilai F tabel sebesar 2,75. Hal tersebut menunjukkan bahwa F hitung sebesar 0.113 lebih kecil dari F tabel yang sebesar 2,75 sehingga H0 diterima dan Ha ditolak, artinya variabel bebas yaitu profitabilitas, firm size, &asset tangibility secara simultan tidak berpengaruh siginifikan terhadap financial leverage pada tingkat kepercayaan 95%.

4.5 Pembahasan Hasil Penelitian

Dari hasil pengujian regresi secara simultan menunjukkan tidak adanya pengaruh signifikan variabel-variabel profitabilitas, firm size, &asset tangibility terhadap financial leverage pada tingkat kepercayaan 95%. Hal ini ditunjukkan oleh nilai F hitung sebesar 0,113 lebih kecil dari F tabel sebesar 2,75. Nilai Adjusted R Square (Adj R2) sebesar 0,043 (4,3%). Angka ini bernilai positif. Hal ini berarti ada variasi atau perubahan dalam financial leverage dapat dijelaskan oleh profitabilitas, firm size, &asset tangibility sebesar 4,3%. Sedangkan sisanya sebesar 95,7% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. • Pengaruh Profitabilitas terhadap Financial Leverage

Dari hasil pengujian secara parsial diketahui bahwa profitabilitastidak berpengaruh siginifikan terhadap financial leverage pada tingkat kepercayaan 95%. Profitabilitas menunjukkan t hitung sebesar 0,406 dengan nilai signifikansi 0,686, sedangkan t tabel adalah 1,99834 sehingga t hitung < t tabel (0,406 <1,99834), maka profitabilitas secara individual tidak berpengaruh signifikan terhadap financial leverage.


(66)

Dari hasil pengujian secara parsial diketahui bahwa firm sizetidak berpengaruh signifikan terhadap financial leverage pada tingkat kepercayaan 95%. Firm size menunjukkan t hitung sebesar -0,416 dengan nilai signifikansi 0,679, sedangkan t tabel adalah 1,99834 sehingga t hitung < t tabel (-0,416 <1,99834), maka firm size secara individual tidak berpengaruh signifikan terhadap financial leverage.

• Pengaruh Asset Tangibility terhadap Financial Leverage

Dari hasil pengujian secara parsial diketahui bahwa aseet tangibilitytidak berpengaruh signifikan terhadap financial leverage pada tingkat kepercayaan 95%. Asset tangibility menunjukkan t hitung sebesar -0,077 dengan nilai signifikansi 0,939, sedangkan t tabel adalah 1,99834 sehingga t hitung < t tabel (-0,077 <1,99834), maka asset tangibility secara individual tidak berpengaruh signifikan terhadap financial leverage.

• Pengaruh Profitabilitas, Firm Size, &Asset Tangibility terhadap Financial Leverage

Dari hasil pengujian secara simultan diketahui bahwa profitabilitas, firm size, &asset tangibility tidak berpengaruh signifikan terhadap financial leverage pada tingkat kepercayaan 95%. Uji F menunjukkan F hitung sebesar 0,113 dengan nilai signifikansi 0,952 lebih kecil dari F table yang sebesar 2,75. Maka profitabilitas, firm size, &asset tangibility secara bersama-sama tidak berpengaruh signifikan terhadap financial leverage.


(1)

No Kode Nama Perusahaan Leverage

2008 2009 2010

1 ASRI PT Alam Sutera Realty Tbk. 0.011 0.014 0.032

2 BAPA PT Bekasi Asri Pemula Tbk. 0.832 0.675 0.621

3 BKSL PT Sentul City Tbk. 0.016 0.012 0.006

4 BSDE PT Bumi Serpong Damai Tbk. 0.023 0.039 0.031

5 COWL PT Cowell Development Tbk. 0.009 0.006 0.020

6 CTRA PT Ciputra Development Tbk. 0.159 0.178 0.214

7 CTRP PT Ciputra Property Tbk. 0.223 0.265 0.335

8 CTRS PT Ciputra Surya Tbk. 0.201 0.216 0.247

9 DART PT Duta Anggada Realty Tbk. 0.032 0.027 0.031

10 DILD PT Intiland Development Tbk. 0.059 0.067 0.031

11 DUTI PT Duta Pertiwi Tbk. 0.053 0.057 0.049

12 ELTY PT Bakrieland Development

Tbk. 0.178 0.398 0.330

13 GMTD PT Gowa Makassar Tourism

Development Tbk. 0.011 0.011 0.008

14 GPRA PT Perdana Gapuraprima Tbk. 0.008 0.007 0.008

15 JRPT PT Jaya Real Property Tbk. 0.077 0.095 0.009

16 LAMI PT Lamicitra Nusantara Tbk. 0.128 0.135 0.119

17 LPCK PT Lippo Cikarang Tbk. 0.015 0.014 0.033

18 LPKR PT Lippo Karawaci Tbk. 0.107 0.102 0.226

19 MDLN PT Modernland Realty Tbk. 0.055 0.054 0.061

20 PWON PT Pakuwon Jati Tbk. 0.369 0.448 0.187

21 RBMS PT Ristia Bintang

Mahkotasejati Tbk. 0.014 0.003 0.002


(2)

Lampiran F

Hasil Olahan Data Financial Leverage (dalam %)

No Kode Nama Perusahaan Leverage

2008 2009 2010

1 ASRI PT Alam Sutera Realty Tbk. 0.42 0.46 0.52

2 BAPA PT Bekasi Asri Pemula Tbk. 0.54 0.50 0.45

3 BKSL PT Sentul City Tbk. 0.14 0.18 0.14

4 BSDE PT Bumi Serpong Damai Tbk. 0.53 0.41 0.37

5 COWL PT Cowell Development Tbk. 0.43 0.37 0.51

6 CTRA PT Ciputra Development Tbk. 0.19 0.19 0.23

7 CTRP PT Ciputra Property Tbk. 0.07 0.06 0.07

8 CTRS PT Ciputra Surya Tbk. 0.27 0.29 0.35

9 DART PT Duta Anggada Realty Tbk. 0.77 0.79 0.71

10 DILD PT Intiland Development Tbk. 0.46 0.45 0.21

11 DUTI PT Duta Pertiwi Tbk. 0.41 0.34 0.32

12 ELTY PT Bakrieland Development

Tbk. 0.38 0.50 0.39

13 GMTD PT Gowa Makassar Tourism

Development Tbk. 0.68 0.66 0.64

14 GPRA PT Perdana Gapuraprima Tbk. 0.62 0.57 0.49

15 JRPT PT Jaya Real Property Tbk. 0.42 0.45 0.51

16 LAMI PT Lamicitra Nusantara Tbk. 0.71 0.67 0.62

17 LPCK PT Lippo Cikarang Tbk. 0.66 0.68 0.66

18 LPKR PT Lippo Karawaci Tbk. 0.48 0.46 0.49

19 MDLN PT Modernland Realty Tbk. 0.44 0.41 0.45

20 PWON PT Pakuwon Jati Tbk. 0.69 0.64 0.60

21 RBMS PT Ristia Bintang

Mahkotasejati Tbk. 0.09 0.05 0.07


(3)

Lampiran G

Hasil Pengolahan SPSS

Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 66

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation .19489309

Most Extreme Differences Absolute .101

Positive .069

Negative -.101

Kolmogorov-Smirnov Z .817

Asymp. Sig. (2-tailed) .517

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.


(4)

Grafik Normal P-Plot

Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) .537 .273 1.970 .053

ROA .004 .009 .052 .406 .686 .987 1.013

Firm Size -.008 .018 -.053 -.416 .679 .994 1.006

AT -.011 .145 -.010 -.077 .939 .981 1.019


(5)

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .074a .005 .043 .19955 1.927

a. Predictors: (Constant), AT, Firm Size, ROA

b. Dependent Variable: LEV

Hasil Uji Hipotesis (Uji T)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) .537 .273 1.970 .053

ROA .004 .009 .052 .406 .686

Firm Size -.008 .018 -.053 -.416 .679


(6)

Hasil Uji F

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression .013 3 .004 .113 .952a

Residual 2.469 62 .040

Total 2.482 65

a. Predictors: (Constant), AT, Firm Size, ROA


Dokumen yang terkait

Pengaruh Client Size, Finacial Distress, Return on Asset, dan Public Ownership Terhadap Auditor Switching pada Perusahaan Real Estate &amp; Property yang Terdaftar di BEI

7 274 85

Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Financial Leverage, dan Kebijakan Dividen terhadap Praktik Perataan Laba pada Perusahaan Property &amp; Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013

5 151 91

PENGARUH LIKUIDITAS DAN LEVERAGE TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN PROPERTY AND REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 13 44

Analasis Pengaruh Firm Size, Leverage, Profitabilitas, dan Proporsi Dewan Komisaris Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

Analasis Pengaruh Firm Size, Leverage, Profitabilitas, dan Proporsi Dewan Komisaris Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Analasis Pengaruh Firm Size, Leverage, Profitabilitas, dan Proporsi Dewan Komisaris Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 9

Analasis Pengaruh Firm Size, Leverage, Profitabilitas, dan Proporsi Dewan Komisaris Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 23

Analasis Pengaruh Firm Size, Leverage, Profitabilitas, dan Proporsi Dewan Komisaris Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 3

Analasis Pengaruh Firm Size, Leverage, Profitabilitas, dan Proporsi Dewan Komisaris Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Leverage - Pengaruh Profitabilitas, Firm Size, &Asset Tangibility terhadap Financial Leveragepada Perusahaan Property & Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 18