di Indonesia. Kemudian pada tahun 1970-an kehadiran franchise asing semakin mengalir.
Masuknya Shakey Pisa, KFC, Swensen dan Burger King merupakan generasi awal
franchise di Indonesai. Adanya lisensi franchise plus yang tidak sekedar menjadi penyalur, namun juga memiliki hak untuk memproduksi menandakan
perkembangan selanjutnya. Sejak tahun 1995, sistem franchise mulai terlihat
sangat pesat. Pada tahun 1997 saja Deperindag mencatat sekitar 259 perusahaan penerima waralaba di Indonesia. Payung hukum sistem waralaba di Indonesia
mulai dibuat dan pada tanggal 18 Juni 1997 dikeluarkanlah Peraturan Pemerintah PP RI No. 16 Tahun 1997 tentang Waralaba. Namun karena krisis moneter,
banyak penerima waralaba asing terpaksa menutup usahanya karena nilai rupiah yang sangat anjlok.
Butuh waktu 6 tahun, yaitu pada tahun 2003 sampai akhirnya franchise di
Indonesia kembali mengalami perkembangan yang dangat pesat. Selanjutnya pemerintah mencabut Peraturan Pemerintah PP RI No. 16 Tahun 1997 tentang
Waralaba dan diganti dengan PP No 42 tahun 2007 tentang waralaba.
B. Pengertian Franchise
Waralaba atau
Franchising dari bahasa Prancis untuk kejujuran atau kebebasan adalah hak-hak untuk menjual suatu produk atau jasa maupun
layanan.Sedangkan menurut versi pemerintah Indonesia, yang dimaksud dengan waralaba adalah perikatan dimana salah satu pihak diberikan hak memanfaatkan
dan atau menggunakan hak dari kekayaan intelektual HAKI atau pertemuan dari
Universitas Sumatera Utara
ciri khas usaha yang dimiliki pihak lain dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan yang ditetapkan oleh pihak lain tersebut dalam rangka penyediaan dan
atau penjualan barang dan jasa. Sedangkan
menurut Asosiasi
Franchise Indonesia, yang dimaksud dengan Waralaba ialah,Suatu sistem pendistribusian barang atau jasa kepada pelanggan
akhir, dimana pemilik merek franchisor memberikan hak kepada individu atau
perusahaan untuk melaksanakan bisnis dengan merek, nama, sistem, prosedur dan cara-cara yang telah ditetapkan sebelumnya dalam jangka waktu tertentu meliputi
area tertentu. Selain pengertian waralaba, perlu dijelaskan pula apa yang dimaksud
dengan franchisor dan franchisee. Franchisor atau pemberi waralaba, adalah badan
usaha atau perorangan yang memberikan hak kepada pihak lain untuk memanfaatkan dan atau menggunakan hak atas kekayaan intelektual atau
penemuan atau ciri khas usaha yang dimilikinya. Franchisee
atau penerima
waralaba, adalah badan usaha atau perorangan yang diberikan hak untuk memanfaatkan dan atau menggunakan hak atas kekayaan
intelektual atau penemuan atau ciri khas yang dimiliki pemberi waralaba. Waralaba diperkenalkan pertama kali pada tahun 1850-an oleh Isaac Singer,
pembuat mesin jahit Singer, ketika ingin meningkatkan distribusi penjualan mesin jahitnya. Walaupun usahanya tersebut gagal, namun dialah yang pertama kali
memperkenalkan format bisnis waralaba ini di AS. Kemudian, caranya ini diikuti oleh pewaralaba lain yang lebih sukses, John S Pemberton, pendiri Coca Cola.
Namun, menurut sumber lain, yang mengikuti Singer kemudian bukanlah Coca
Universitas Sumatera Utara
Cola, melainkan sebuah industri otomotif AS, General Motors Industry ditahun
1898. Contoh lain di AS ialah sebuah sistem telegraf, yang telah dioperasikan oleh
berbagai perusahaan jalan kereta api, tetapi dikendalikan oleh Western Union serta
persetujuan eksklusif antar pabrikan mobil dengan dealer.’ Walaupun bisnis waralaba telah berkembang di Indonesia, namum belum
ada peraturan yang mengatur secara khusus mengenai bisnis waralaba. Adapun bisnis waralaba diatur secara tersirat atau yang mempunyai hubungan dengan
franchise atau peraturan yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan bisnis waralaba dalam:
1. Pasal 1320 dan pasal 1338 KUHPerdata 2. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
3. Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta 4. Undang-undang Nomor 14 Tahun 2001 tentang Paten
5. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek 6. Undang-undang Nomor 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang
7. Undang-undang nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen 8. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli
Dan Persaingan Usaha Tidak Sehat 9. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1997 tetang Waralaba yang telah
diperbaharui dengan Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2007 tentang Waralaba
10. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1997 tentang Kemitraan 11. Keputusan Presiden Nomor 56 Tahun 2002 tentang Resktrukturisasi Kredit
Universitas Sumatera Utara
Usaha Kecil dan Menengah 12. Keputusan Presiden Nomor 127 Tahun 2001 tentang BidangJenis Usaha
Yang Dicadangkan Untuk Usaha Kecil dan BidangJenis Usaha Yang Terbuka Untuk Menengah atau Besar Dengan Syarat Kemitraan
13. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 12M-DAGPER32006 tentang Ketentuan dan Tata Cara Penerbitan Surat Tanda Pendaftaran Usaha Waralaba
14. Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor
259MPPKep71997 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Pendaftran Usaha Waralaba
15. Keputusan Menteri Perdagangan Nomor 376KepXI 1988 tentang Kegiatan Perdagangan
16. Ketentuan tentang perpajakan 17. Ketentuan tentang perizinan
18. Ketentuan tentang penanaman modal asing maupun dalam negeri Peraturan tersebut di atas telah dapat menjamin kepastian hukum dalam
bisnis waralaba, hal ini dapat dilihat dengan semakin banyaknya payung hukum yang dapat melindungi bisnis waralaba tersebut.
C. Jenis-Jenis Franchise