penyerahan benda. Pasal 1004 KUH Perdata menegaskan adanya penitipan untuk membantu
pihak-pihak yang berhutang, apabila si berpiutang menolak menerima pembayaran dengan melakukan penitipan uang atau barang si Panitera Pengadilan. Dalam Pasal
1381 KUH Perdata menyatakan bahwa salah suatu cara menghapuskan perjanjian ialah dengan tindakan penawaran pembayaran tunai yang diikuti dengan konsiyasi.
Penawaran pembayaran tunai yang diikuti dengan penitipan hanya mungkin terjadi dalam perjanjian yang berbentuk:
a. Pembayaran sejumlah uang b. Penyerahan sesuatu benda bergerak.
Dengan dilakukannya penitipan di Panitera Pengadilan itu maka akan membebaskan siberutang dari perikatan dan berlakulah baginya sebagai
pembayaran, asal penawaran itu telah dilakukan dengan cara menurut UU dan uang atau barang yang dititipkan di Panitera Pengadilan tetap akan menjadi
tanggungan si berpiutang.
C. Analisis Hukum Pelaksanaan Perjanjian Franchise Menurut KUH
Perdata Studi Pada Izzi Kebab Jl. Letda Sujono Medan
Pelaksanaan perjanjian
franchise menurut KUH Perdata pada Izzi Kebab Jl. Letda Sujono Medan dilakukan dalam tahapan sedemikian rupa, dari mulai adanya
penawaran salah satu pihak kepada pihak lainnya, yaitu dari pihak Franchisee
kepada pihak Franchisor. Selanjutnya penawaran tersebut dikondisikan dalam
suatu perjanjian yang dibuat secara tertulis dan diberi tanda tangan di atasnya.
Universitas Sumatera Utara
Adapun perihal perjanjian franchise menurut KUH Perdata pada Izzi Kebab
Jl. Letda Sujono Medan dapat dilihat dalam pasal-pasal perjanjian tersebut yaitu: Pasal 1:
Franchisee menyatakan bahwa untuk memenuh seluruh persyaratan yang ditetapkah oleh
Franchisor antara lain: 1. Memiliki tempat usaha baik miliki sendiri atau hak sewa minimal 5
lima tahun seluas 21 meter persegi. 2. Menyediakan fasilitas parkir yang memadai minimal untuk 6 kendaraan
roda 4 empat dan 10 sepuluh kendaraan roda 2 dua dan minimal satu toilet untuk konsumen.
3. Menyediakan modal awal usaha sebesar Rp. 20.000.000 dua puluh juta rupiah dan uang jaminan sebesar Rp. 10.000.000 sepuluh juta rupiah
yang harus disetor ke rekening Franchisor.
4. Tidak akan menyediakan dan menyajikan makanan lain dan atas usaha lain selain makanan
Izzi Kebab yang ditetapkan oleh Franchisor. Pasal 1 perjanjian kerja sama
franchise di atas menjelaskan tentang syarat- syarat pelaksanaan perjanjian yaitu meliputi adanya lokasi untuk membuka
franchise izzi kebab, adanya fasilitas parkir, serta adanya dana awal sebesar Rp. 20.000.000 dan
Franchisee menyetujui untuk tidak menjual produk lain selain produk
izzi kebab. Pasal 2:
1. Franchisee setuju membayar Franchisee Fee sebesar Rp. 15.000.000
lima belas juta rupiah, pembayaran mana dilakukan pada saat perjanjian ini ditandatangani.
2. Franchisor berhak mendapatkan royalty sebesar 2 dua persen dari
omzet penjualan yang dibayarkan pada setiap tanggal 25 setiap bulannya untuk penjualan bulan sebelumnya.
3. Untuk keperluan promosi secara nasional produk
Izzi Kebab, Franchisee bersedia membayar marketing fee sebesar 1 satu persen
dari omzet penjualan kepada Franchisor.
4. Marketing fee sebagaimana diatur dalam ayat 3 pasal ini semata-mata
hanya dipergunakan oleh Franchisor untuk mempromosikan produk
Izzi Kebab secara nasional yang dibayarkan bersamaan dengan pembayaran royalti.
Universitas Sumatera Utara
Pasal 2 perjanjian kerja sama franchise di atas mengatur perihal franchisee
Fee dan Royalti yang diterima Franchisor. Franchisee Fee dan Royalti adalah sejumlah uang tertentu yang dibayarkan oleh
Franchisee kepada Franchisor. Pembayaran
Franchisee Fee dibayarkan pada saat perjanjian ditandatangani sedangkan royalti dibayarkan setiap bulan.
26
Kedudukan Pasal 2 perjanjian kerja sama
franchise adalah merupakan suatu hal yang utama dalam suatu perjanjian franchise, dimana diterangkan adanya kewajiban dari penerima franchise kepada
Franchisor. Pasal 3:
Franchisee tidak akan melibatkan baik secara langsung maupun tidak langsung
Franchisor bila Franchisee terlibat tuntutan hukum danatau non hukum yang dilakukan oleh pihak lain berkaitan dengan usaha
Izzi Kebab yang dikelolanya. Pasal 3 perjanjian kerja sama
franchise menjelaskan sengketa dengan Pihak Ketiga. Artinya penyelesaian sengketa antara pihak penerima
franchise dengan pihak ketiga tidak akan melibatkan pihak
Franchisor. Dimisalkan pihak penerima franchise menjual produk yang sudah basi sehingga dituntut oleh kosumennya,
maka tuntutan yang dilakukan oleh konsumen tidak akan melibatkan pihak Franchisor.
27
Hal ini menjelaskan semua akibat hukum atas kegiatan penjualan izzi
kebab yang dilakukan oleh penerima franchise adalah tanggungjawab dari pihak penerima
franchise sendiri.
26
Hasil Wawancara Dengan Bapak M. Adung Darmadung, selaku Pengusaha Izzi Kebab
di Jalan Letda Sujono Medan, tanggal 27 September 2013.
27
Hasil Wawancara Dengan Bapak M. Adung Darmadung, selaku Pengusaha Izzi Kebab
di Jalan Letda Sujono Medan, tanggal 27 September 2013.
Universitas Sumatera Utara
Pasal 4: 1. Pada tiga bulan pertama sejak perjanjian ini ditandatangani
Franchisee akan membuka dan mengoperasikan stand di Jl. Letda Sujono No. 56
Medan. 2.
Franchisee tidak diperkenankan memindahkan alamat stand ke tempat lain tanpa persetujuan tertulis dari Franchisor.
3. Dalam hal Franchisor memberikan izin pemindahan lokasi stand, maka
Franchisee wajib membayar biaya administrasi sebesar Rp. 4.000.000 empat juta rupiah. Atas seluruh biaya baik renovasi, izin, pajak dan
biaya apapun yang timbul akibat perpindahan lokasi ditanggung oleh Franchisee sendiri.
Pasal 3 perjanjian kerja sama franchise di atas menjelaskan tentang jam
buka stand. Jam buka stand diterangkan dilakukan setelah tiga bulan pertama sejak perjanjian ini ditandatangani. Apabila dalam operasionalnya pihak penerima
franchise memindahkan lokasi stand maka pemindahan lokasi stand harus dilakukan dengan izin pihak
Franchisor. Hal ini dimaksudkan agar pihak Franchisor dapat tetap melakukan pengawasan terhadap aktivitas penerima
franchise.
28
Pasal 5: Selama perjanjian ini berlangsung
Franchisor berkewajiban untuk: 1. Memberikan panduan operasional pengelolaan stand kepada
franchisee dan menyediakan secara Cuma-Cuma pengetahuan tentang manajemen
pengelolaan dan teknik penyajian menu Izzi Kebab.
2. Menyediakan desain interior, pelatih dan materi pelatihan untuk para pekerja stand
franchisee atas biaya franchisor sendiri. 3. Menyelenggarakan program pelatihan untuk
franchisee secara berkesinambungan dan berkala paling sedikit 2 dua kali dalam
setahun. 4.
Memberikan konsultasi gratis kepada franchisee apabila stand
franchisee berada dalam keadaan krisis yang dapat menyebabkan tutupnya atau berhentinya bisnis stand
franchisee. 5. Memberikan rekomendasi kepada pihak perbankanlembaga keuangan
guna membantu franchisee memperoleh pinjaman untuk pengembangan
28
Hasil Wawancara Dengan Bapak M. Adung Darmadung, selaku Pengusaha Izzi Kebab
di Jalan Letda Sujono Medan, tanggal 27 September 2013
Universitas Sumatera Utara
standnya. Pasal 5 perjanjian kerja sama
franchise merupakan pengaturan tentang Kewajiban
Franchisor. Kewajiban Franchisor pada dasarnya merupakan wujud dari kepedulian
Franchisor terhadap keberlangsungan usaha penerima franchise. Hal ini dapat dilihat dari beberapa point yang merupakan kewajiban
Franchisor seperti memberikan panduan operasional pengelolaan stand, menyediakan desain
interior, pelatih dan materi pelatihan, dan lain sebagainya.
29
Pasal 6: 1. Seluruh biaya untuk pengadaan perabotan untuk keperluan stand serta
bahan-bahan baku pembuat menu Izzi Kebab yang sesuai dengan
standar franchisor serta biaya-biaya lain seperti pengurusan perizinan
atas pembukaan dan pengoperasian stand menjadi tanggungan franchisee sendiri.
2. Franchisee setuju bahwa pengadaan brosur, kartu nama, formulir, kwitansi, seragam, bahanatau alat promosi dan benda-benda lain yang
diperlukan untuk menunjang usaha stand, franchisee sepakat untuk
membeli dari franchisor atas biaya franchisee.
3. Franchisee atau pekerja yang dipekerjakan oleh franchisee pada stand
yang dimaksudkan dalam perjanjian ini wajib mengikuti program pelatihan dan kerja praktek yang diselenggarakan franchisor atas biaya
f
ranchisee. Pasal 6 perjanjian kerja sama
franchise menjelaskan tentang kewajiban franchisee, dimana dijelaskan bahwa kewajiban tersebut merupakan akibat dari
ksepakatan dalam perjanjian kerja sama franchise, seperti pengadaan perabotan
untuk keperluan stand, pembuatan brosur dan biaya pelatihan. Penekanan kewajiban dalam kapasitas ini adalah bahwa semua biaya yang dikeluarkan
merupakan tanggungan franchisee sendiri.
29
Hasil Wawancara Dengan Bapak M. Adung Darmadung, selaku Pengusaha Izzi Kebab
di Jalan Letda Sujono Medan, tanggal 27 September 2013
Universitas Sumatera Utara
Pasal 7: 1.
Franchisee setuju membayar kepada franchisor semua biaya dan iuran sesuai dengan perjanjian ini termasuk biaya atau tagihan tambahan atas
semua produk atau jasa-jasa yang diberikan atau akan diberikan kepada franchisor. Setiap pembayaran yang terlambat akan dikenakan denda
keterlambatan sebesar 1 per hari untuk paling lama satu bulan.
2. Franchisee setuju untuk biaya penyelenggaraan seminar, workshop
pelatihan dan pertemuan bulanan danatau tahunan yang diselenggarakan
franchisor bersama-sama dengan franchisee lainnya. Pasal 7 di atas pada dasarnya mengatur tentang biaya-biaya yang
diakibatkan adanya perjanjian kerja sama franchise. Biaya-biaya tersebut adalah
semua biaya dan iuran sesuai dengan perjanjian ini termasuk biaya atau tagihan tambahan atas semua produk atau jasa-jasa yang diberikan atau akan diberikan
kepada franchisor, atas keterlambatan pembayaran dikenakan biaya 1 per hari
dan berlaku selama 1 bulan. Pasal 8:
Setiap pembayaran yang dilakukan oleh franchisee kepada franchisor yang atas
pembayaran tersebut franchisor dibebani pajak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, maka beban pajak tersebut ditanggung oleh
franchisee. Pasal 8 mengatur perihal pajak dalam hal terjadinya perjanjian kerja sama
franchise. Artinya dengan terjadinya kesepakatan para pihak dalam perjanjian kerja sama
franchise, maka pajak akan dienakan kepada franchisee. Pasal 9:
Franchisor berhak untuk mengubah dan menyesuaikan system marketing,
termasuk penentuan adanya pemakaian nama dagang, tanda dagang, tanda pelayanan baru, identifikasi baru, produk dan menu-menu baru yang dilakukan
dengan itikad baik demi usaha franchisee.
Universitas Sumatera Utara
Pasal 9 perjanjian kerja sama franchise di atas merupakan klausula tentang
perubahan sistem. Perubahan sistem yang dimaksudkan disini adalah sistem pemasaran baru yang diterapkan sehingga usaha
izzi kebab dapat lebih baik lagi ke depan.
Pasal 10 Perjanjian ini berlaku selama 5 lima tahun sejak perjanjian ini ditandatangani
yakni tanggal 12-06-2011 dan berakhir pada tanggal 12-06-2016 dan atas kesepakatan kedua belah pihak dapat diperpanjang dengan syarat dan jangka waktu
yang akan ditetapkan kemudian. Pasal 10 perjanjian kerja sama
franchise adalah klausula yang mengatur jangka waktu pelaksanaan perjanjian yang disesuaikan dengan kesepakatan para
pihak. Pada kasus yang diambil dalam penelitian ini maka jangka waktu perjanjian adalah selama satu tahun.
Pasal 11: 1.
Franchisee dengan ini memberikan kuasa kepada franchisor untuk sewaktu-waktu seuai dengan keinginan
franchisor untuk memeriksa dan atau mengaudit segala catatan dan pembukuan
franchisee tanpa pengecualian apapun juga.
2. Seluruh biaya audit dan biaya lain termasuk biaya pengacara dibayar dalam proses pemeriksaan dan atau audit sebagaimana dimaksud pada
ayat 1 sepenuhnya ditanggung oleh franchisee.
Pasal 11 perjanjian kerja sama franchise adalah perihal kuasa. Artinya
pihak Franchisee memberikan kuasa kepada franchisor untuk memeriksa dan atau
mengaudit segala catatan dan pembukuan franchisee, dengan biaya ditanggung
oleh franchisee.
Universitas Sumatera Utara
Pasal 12: 1.
Franchisee setuju memberikan laporan penjualan secara periodik setiap bulan yang diserahkan paling lambat tanggal 5 setiap bulannya untuk
laporan penjualan bulan sebelumnya.
2. Dalam sekali setahun franchisee wajib melaporkan semua transaksi
keuangan secara tertulis termasuk neraca dan daftar laba rugi secara terus-menerus selama masa perjanjian ini.
3. Laporan tahunan sebagaimana tersebut di atas disiapkan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi paling lambat 30 hari setelah berakhirnya
tahun yang bersangkutan. Laporan tersebut harus ditandatangani oleh penanggungjawab stand bersama akuntan publik yang ditunjuk oleh
franchisor.
Pasal 12 perjanjian kerja sama franchise adalah pasal yang berkaitan
dengan laporan franchisee kepada franchisor. Laporan tersebut dibuat setiap
bulannya. Laporan ini berfungsi agar pihak franchisor dapat melakukan evaluasi
dan pengawasan terhadap kesepakatan para pihak dalam perjanjian kerja sama franchise.
Pasal 13: Franchisee diwajibkan untuk merahasiakan system, manajemen dan cara-cara
pengelolaan stand yang didapat dari franchisor.
Pasal perjanjian kerja sama franchise mengatur perihal rahasia dagang
dimana Franchisee dibebankan kewajiban untuk merahasiakan sistem, manajemen
dan cara-cara pengelolaan stand yang didapat dari franchisor
Pasal 14: Franchisor dapat membatalkan secara sepihak perjanjian ini karena hal-hal
berikut: 1. Apabila
franchisee lalai dan atau tidak melakukan kewajibannya yang diatur dalam perjanjian ini padahal sudah diberikan peringatan ketiga
oleh franchisor namun masih melakukan pelanggaran baik berbeda
maupun yang sama, pelanggaran mana yang dianggap serius sebagaimana tertulis dalam surat peringatanteguran yang menurut
ukuran franchisor.
Universitas Sumatera Utara
2. Apabila franchisee bangkrut atau dinyatakan pailit kecuali jika
franchisee dengan segera memenuhi kembali semua kewajiban- kewajiban yang ditetapkan dalam perjanjian ini.
3. Dalam hal perjanjian ini diakhiri atau dibatalkan,
franchisee berkewajiban untuk:
a. Membayar kepada
franchisor dengan segera seluruh jumlah hutang- hutangnya sekaligus dan lunas dalam waktu selambat-lambatnya 30
hari setelah tanggal perjanjian ini berakhir. b. Tidak menuntut dan meminta kembali
franchise fee dan biaya-biaya lain yang sudah dikeluarkan beserta bunganya.
c. Dengan segera dan secara tetap menghentikan penggunaan semua tanda miliklabel
franchisor. d.
Franchisee tidak diperkenankan mempromosikan atau menngiklankan standnya dengan menggunakan nama dan merek
franchisor.
e. Franchisee dengan segera mengembalikan kepada franchisor semua
buku manual penuntun, video, kaset, formulir atau peralatan dan barang-barang cetakan yang berisi tanda-tanda paroduk makanan
milik
franchisor paling lambat 14 hari setelah perjanjian ini berakhir.
f. Franchisee memberikan kausa penuh kepada franchisor melakukan
pemeriksaaninspeksi dan memasuki stand franchisee serta
mengambil tanda-tanda yang bercirikan merek franchisor.
Pasal 14 perjanjian kerja sama franchise adalah mengatur perihal
pembatalan dan segala akibatnya. Apabila ditelaah keberadaan Pasal 14 perjanjian kerja sama
franchise di atas maka dapat dilihat bahwa pembatalan perjanjian tersebut dibebankan atas kesalahan
Franchisee, sedangkan akibat pembatalan tersebut juga merupakan tanggung jawab
Franchisee. Pasal 15:
Apabila timbul sengketa diantara kedua belah pihak akibat dari perjanjian ini akan diselesaikan secara musyawarah dan mufakat. Apabila dalam
musyawarah untuk mufakat tersebut tidak berhasil mencapai kesepakatan maka kedua belah pihak akan menyelesaikan secara hukum dan karenanya
kedua belah pihak memilih domisili hukum yang tetap di kantor Kepaniteraan Pengalian Negeri Jakarta Barat.
Pasal 15 perjanjian kerja sama franchise adalah tentang penyelesaian
perselisihan yang disebabkan timbulnya sengketa. Apabila timbul sengketa maka
Universitas Sumatera Utara
berdasarkan perjanjian dilakukan secara musyawarah dan mufakat. Apabila dalam musyawarah untuk mufakat tersebut tidak berhasil mencapai kesepakatan maka
kedua belah pihak akan menyelesaikan secara hukum dan karenanya kedua belah pihak memilih domisili hukum yang tetap di kantor Kepaniteraan Pengalian Negeri
Jakarta Barat. Pasal 16:
Demikianlah perjanjian ini dibuat dan ditandatangani oleh para pihak dalam
keadaan sehat jasmani dan rohani tanpa adanya paksaan dari pihak manapun serta dibuat 2 dua rangkap masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama.
Pasal 16 perjanjian kerja sama franchise adalah merupakan penutup,
kemudian ditanda tangani oleh para pihak di Jakarta pada tanggal 12 Juni tahun 2011.
Hal-hal yang di ataslah yang mendasari terjadinya suatu perjanjian kerja sama
franchise ini. Ditambah dengan keadaan-keadaan yang harus dipenuhi dari ketentuan bunyi pasal 1320 KUH Perdata di atas.
Selalu dipertanyakan saat-saat terjadinya perjanjian antara pihak, Mengenai hal ini ada beberapa ajaran yaitu :
1. Teori kehendak wilstheorie mengajarkan bahwa kesepakatan terjadi
pada saat kehendak pihak penerima dinyatakan , misalnya dengan menuliskan surat.
2. Teori pengiriman verzendtheorie mengajarkan bahwa kesepakatan
terjadi pada saat kehendak yang dinyatakan itu dikirim oleh pihak yang menerima tawaran.
3. Teori pengetahuan vernemingstheorie mengajarkan bahwa pihak yang
menawakan seharusnya sudah mengetahui bahwa tawarannya diterima. 4.
Teori kepercayaan vertrouwenstheorie mengajarkan bahwa kesepakatan itu terjadi pada saat pernyataan kehendak dianggap layak
diterima oleh pihak yang menawarkan.
30
30
Wirjono Prodjodikoro, Op.Cit, hal. 56.
Universitas Sumatera Utara
Menurut kutipan di atas maka dapatlah dipahami bahwa terjadinya pelaksanaan perjanjian kerja sama
franchise ini adalah sebagaimana penulis uraikan di muka, yaitu telah disepakatinya hal-hal yang pokok dan diikuti dengan
penandatanganan hitam di atas putih. Karena
perjanjian franchise merupakan perjanjian tidak bernama, maka
sumber perjanjian ini adalah Pasal 1338 KUHPerdata. Pasal 1338 mengandung asas kebebasan berkontrak. Ini berarti hukum perjanjian memberikan kebebasan
kepada para pihak untuk mengadakan perjanjian yang berisi apa saja, oleh karena itu para pihak dapat menentukan sendiri isi perjanjian selama tidak bertentangan
dengan undang-undang, kesusilaan dan ketertiban umum. Kemudian dalam Pasal 1319 KUHPerdata, disebutkan bahwa “Semua perjanjian, baik yang mempunyai
suatu nama khusus, maupun yang tidak terkenal dengan suatu nama tertentu, tunduk pada peraturan-peraturan umum yang dimuat dalam bab ini dan bab lalu”.
Selain itu perjanjian franchise juga harus memenuhi syarat sahnya
perjanjian. Isi perjanjian franchise yang dilakukan oleh para pihak dalam produk
kebab dengan nama izzi kebab setelah dianalisa oleh penulis tidak bertentangan dengan undang-undang, kesusilaan dan keteriban umum. Selain itu perjanjian
franchise tersebut dapat dikatakan sah karena telah memenuhi syarat-syarat sahnya perjanjian sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 1320 KUHPerdata, sebagai
berikut: 1. Sepakat mereka mengikatkan diri. Dengan ditandatangani perjanjian
franchise izzi kebab dapat disimpulkan bahwa kedua belah pihak sepakat untuk
mengikatkan dirinya masing-masing kedalam isi perjanjian franchise. Selain
Universitas Sumatera Utara
itu dengan adanya penandatanganan perjanjian izzi kebab maka dapat dikatakan
bahwa para pihak telah sepakat untuk mengikatkan dirinya ke dalam perjanjian tanpa adanya paksaan, kekhilafan dan penipuan.
2. Cakap untuk membuat perjanjian. Dalam penandatanganan perjanjian franchise Drs. M. Adung Darmadung sebagai Direktur Izzi Kebab. Seseorang
yang memiliki kewenangan dalam membuat dan menandatangani suatu perjanjian haruslah orang yang dianggap cakap menurut undang-undang
Berdasarkan Pasal 1330 KUHPerdata Bapak Drs. M. Adung Darmadung sebagai Direktur
Izzi Kebab bukan termasuk orang-orang yang tidak cakap untuk melakukan perbuatan hukum. Karena Bapak Drs. M. Adung Darmadung
sebagai Direktur Izzi Kebab merupakan seorang laki-laki dewasa yang telah
akil baliq dan berusia lebih dari dua puluh satu tahun dan merupakan subjek hukum yang bebas dalam arti tidak berada di bawah pengampuan karena bukan
seseorang yang boros, sakit jiwa, dungu maupun pemabuk. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Bapak M. Adung Darmadung sebagai
Direktur Izzi Kebab merupakan seseorang yang telah cakap untuk melakukan
perbuatan hukum dan ia mempunyai kewenangan untuk membuat danatau menandatangani suatu perjanjian
franchise. Sedangkan Alamsyah, SE juga seseorang yang cakap untuk melakukan
perbuatan hukum karena merupakan pria dewasa yang telah berusia lebih dari delapan belas tahun dan merupakan subjek hukum yang bebas dalam arti tidak
berada di bawah pengampuan karena bukan seseorang yang boros, sakit jiwa, dungu maupun pemabuk Oleh karena itu ia juga memiliki kewenangan untuk
Universitas Sumatera Utara
menandatangani suatu perjanjian franchise.
3. Mengenai suatu hal tertentu. Suatu hal tertentu yang dimaksud dalam perjanjian
franchise izzi kebab adalah mengenai pokok perjanjiannya yaitu pemberian hak dan izin kepada
franchisee untuk mengunakan merek dagang, atribut, produk serta sistem pengelolaan milik
franchisor. Didalam perjanjian franchise yang mereka buat terdapat hak dan kewajiban masing-masing pihak
dimana salah satunya adalah franchisee harus menjalankan bisnisnya sesuai
dengan ketentuan-ketentuan yang ada dalam perjanjian franchise yang telah
mereka sepakati bersama dan membayar fee kepada franchisor. Sedangkan
franchisor berkewajiban untuk memberikan bantuan yang diperlukan kepada franchisee.
Selain itu hal tertentu yang dimaksud di dalam Pasal 1320 KUHPerdata juga termasuk suatu prestasi yang harus dipenuhi oleh para pihak, diatur dalam
Pasal 1234 KUHPerdata yang dapat berwujud memberikan sesuatu, berbuat sesuatu atau tidak berbuat sesuatu. Dalam perjanjian
franchise izzi kebab wujud prestasi tersebut adalah:
a. Memberikan sesuatu yaitu Bapak Drs. M. Adung Darmadung sebagai franchisor memberikan izin kepada Bapak Alamsyah, SE, sebagai
franchisee untuk mengelola Izzi Kebab yaitu salah satu makanan siap saji sesuai dengan standar operasional yang telah ditetapkan oleh Bapak Drs.
M. Adung Darmadung. b. Berbuat sesuatu yaitu melakukan perbuatan yang telah ditetapkan dalam
perjanjian franchise. Contoh dari prestasi ini misalnya Bapak Alamsyah,
Universitas Sumatera Utara
SE, selaku franchisee harus membayar kepada Bapak Drs. M. Adung
Darmadung selaku franchisor sejumlah dana seperti franchise fee dan
royalty fee; c. Tidak berbuat sesuatu yaitu tidak melakukan perbuatan yang dilarang di
dalam perjanjian franchise. Contoh dari prestasi ini misalnya Bapak Alamsyah, SE, tidak diperbolehkan untuk mengunakan
supplies serta tidak diperbolehkan memajang dan tidak diperbolehkan menjual produk selain
yang ditetapkan dan disetujui secara tertulis oleh pihak satu yaitu Bapak Drs. M. Adung Darmadung.
4. Suatu sebab yang halal. Berdasarkan Pasal 1337 KUHPerdata sebab atau isi perjanjian franchise tidak boleh bertentangan dengan undang-undang,
kesusilaan dan ketertiban umum. Adapun isi perjanjian franchise yang dilakukan oleh Bapak Drs. M. Adung Darmadung dengan Bapak Alamsyah,
SE, adalah sebagai franchisee menghendaki untuk memperoleh hak
menjalankan kegiatan bisnis restoran dengan menggunakan merek dagang dan sistem pengelolaan milik
franchisor, dengan bantuan serta pengawasan franchisor. Sedangkan Drs. M. Adung Darmadung sebagai franchisor
menghendaki untuk memperoleh franchise fee dan royalty fee atas hak dan izin
yang telah diberikannya tersebut. Berdasarkan uraian di atas maka dapat dijelaskan bahwa syarat-syarat
terhadainya perjanjian franchise tersebut adalah sebagaimana dimuat dalam syarat
sahnya perjanjian yaitu syarat subyektif dan syarat obyektif sebagaimana diatur oleh Pasal 1320 KUHPerdata telah dipenuhi, maka perjanjian
franchise yang telah
Universitas Sumatera Utara
dibuat oleh Drs. M. Adung Darmadung dan Alamsyah, SE, tersebut akan mengikat dan berlaku sebagai undang-undang bagi para pihak dan para pihak yang terikat
tersebut harus tunduk pada perjanjian yang telah mereka buat.
D. Penyelesaian Sengketa Yang Timbul Dalam Perjanjian Franchise pada Izzi Kebab