BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG FRANCHISE
A. Sejarah Franchise
Konsep waralaba franchise bukan merupakan konsep yang baru, bahkan
merupakan suatu konsep bisnis yang cukup mempunyai sejarah yang panjang jauh ke belakang. Kata
franchise diambil dari bahasa Perancis yang artinya kejujuran, bebas, kebebesan, untuk membebaskan.
Pada abad pertengahan, awal kemunculan franchising di Eropa ditandai
oleh hubungan antara para tuan tanah dan buruh atau budak-budak mereka. Para tuan tanah memberikan hak kepada buruh atau budak untuk mengolah lahan,
berburu, menjual hasilnya, atau melakukan bisnis para tuan tanah di lahan tersebut. Isaac M. Singer menandai munculnya
franchise di Amerika dengan bisnis mesin jahitnya. Dia menggunakan
franchise untuk menambah jangkauan distribusi pasarnya dengan cepat. Format
franchisenya adalah dengan memberikan hak penjualan mesin jahitnya dan tanggung jawab pelatihan kepada
franchiseenya. Format bisnis
franchising, yaitu dengan memberikan lisensi nama atau trademarks dan konsep bisnis kepada
franchisee mulai bermunculan dan menjadi booming setelah Perang Dunia II berakhir. Para pelopor
franchise di Amerika, diantaranya:
- John S. Pemberton berhasil mewaralabakan Coca-Cola. -
General Motors Industry ditahun 1898 mewaralabakan industri mobil. -
Western Union dengan sistem telegraphnya. - McDonald yang merupakan waralaba skala dunia yang paling sukses.
32
Universitas Sumatera Utara
Dengan semakin banyak franchise yang bermunculan, kebutuhan akan hukum dan perlindungan terhadap konsumen dibutunkan. Terbentuklah Asosiasi
Franchise Internasional International Franchise Association pada tahun 1960 yang anggotanya terdiri dari
franchisor, franchisee dan pemasok. Franchise saat ini didominasi oleh
franchise tipe rumah makan siap saji. Kecenderungan ini dimulai pada tahun 1919 ketika
AW Root Beer membuka restauran cepat sajinya. Pada tahun 1935,
Howard Deering Johnson bekerjasama dengan Reginald Sprague untuk memonopoli usaha restauran modern. Gagasan mereka adalah
membiarkan rekanan mereka untuk mandiri menggunakan nama yang sama, makanan, persediaan, logo dan bahkan membangun desain sebagai pertukaran
dengan suatu pembayaran. Dalam perkembangannya, sistem bisnis ini mengalami berbagai
penyempurnaan terutama di tahun l950-an yang kemudian dikenal menjadi waralaba format bisnis
business format atau sering pula disebut sebagai waralaba generasi kedua. Perkembangan sistem waralaba yang demikian pesat terutama di
negara asalnya, AS, menyebabkan waralaba digemari sebagai suatu sistem bisnis diberbagai bidang usaha, mencapai 35 persen dari keseluruhan usaha ritel yang ada
di AS. Sedangkan di Inggris, berkembangnya waralaba dirintis oleh J. Lyons melalui usahanya
Wimpy and Golden Egg, pada tahun 60-an. Bisnis waralaba tidak mengenal diskriminasi. Pemilik waralaba
franchisor dalam menyeleksi calon mitra usahanya berpedoman pada keuntungan bersama, tidak berdasarkan SARA Kemunculan dealer kendaraan bermotor melalui
pembelian lisensi pada tahun 1950-an menjadi penanda kehadiran sistem waralaba
Universitas Sumatera Utara
di Indonesia. Kemudian pada tahun 1970-an kehadiran franchise asing semakin mengalir.
Masuknya Shakey Pisa, KFC, Swensen dan Burger King merupakan generasi awal
franchise di Indonesai. Adanya lisensi franchise plus yang tidak sekedar menjadi penyalur, namun juga memiliki hak untuk memproduksi menandakan
perkembangan selanjutnya. Sejak tahun 1995, sistem franchise mulai terlihat
sangat pesat. Pada tahun 1997 saja Deperindag mencatat sekitar 259 perusahaan penerima waralaba di Indonesia. Payung hukum sistem waralaba di Indonesia
mulai dibuat dan pada tanggal 18 Juni 1997 dikeluarkanlah Peraturan Pemerintah PP RI No. 16 Tahun 1997 tentang Waralaba. Namun karena krisis moneter,
banyak penerima waralaba asing terpaksa menutup usahanya karena nilai rupiah yang sangat anjlok.
Butuh waktu 6 tahun, yaitu pada tahun 2003 sampai akhirnya franchise di
Indonesia kembali mengalami perkembangan yang dangat pesat. Selanjutnya pemerintah mencabut Peraturan Pemerintah PP RI No. 16 Tahun 1997 tentang
Waralaba dan diganti dengan PP No 42 tahun 2007 tentang waralaba.
B. Pengertian Franchise