Fokus Permasalahan Tujuan Penelitian

1. Tragedi adalah sebuah drama yang ujung kisahnya berakhir dengan kedukaan atau duka cita. Dalam drama tragedi, tokohnya adalah tragic hero artinya pahlawan yang mengalami nasib tragis. Tokoh-tokohnya terlibat dalam bencana besar. Drama tragedi ditandai dengan adanya kematian pada tokoh utama di akhir cerita. Drama tragedi ini sudah ada sejak zaman Yunani Kuno. Salah satu drama tragedi zaman Yunani adalah drama trilogi karya Sophocles, yaitu : Oedipus Sang Raja, Oedipus di Kolonus, dan Antigone. 2. Drama komedi merupakan drama yang bersifat suka cita. Pada tiap adegannya, drama komedi disisipkan gelak tawa yang mengundang rasa humor pada penikmat karya. Drama komedi menampilkan tokoh yang konyol, bloon, atau tokoh bijaksana tetapi lucu. Untuk memahami sebuah drama komedi, diperlukan latar belakang kebudayaan dari mana komedi itu berasal. Latar belakang tersebut akan mempermudah penonton memahami jalannya cerita. 3. Tragikomedi adalah sebuah drama yang mengangkat tema tragedi namun berakhir dengan kegembiraan. Tragikomedi merupakan perpaduan dua kecenderungan emosional yang mendasar pada diri manusia. Tema yang disajikan serius secara keseluruhan tetapi dengan pendekatan bermacam- macam mulai dari serius sampai humor. Pada akhirnya, penonton dibawa untuk menduga-duga akhir dari drama tersebut dengan penyimpulan tanpa katarsis. 4. Melodrama adalah lakon yang sentimental. Tokoh dan cerita yang disajikan sangat mengharukan dan mendebarkan hati. Melodrama berasal dari alur opera dengan iringan musik. Dalam melodrama, tokohnya dilukiskan menerima nasibnya seperti apa yang terjadi. Kualitas watak tokoh dalam melodrama bersifat unik dan individual. 5. Dagelan farce disebut juga banyolan. Dagelan dapat dikatakan sebagai drama yang bersifat karikatural, bercorak komedi, tetapi humor yang muncul ditampilkan melalui ucapan dan perbuatan. Ciri khas dagelan adalah hanya mementingkan hasil tawa yang diakibatkan oleh lakon yang dibuat selucu mungkin. Dagelan lebih menonjolkan segi “entertainment”. Jika dilihat dari pembagian drama di atas, drama Die Dreigroschenoper dapat dikatakan sebagai drama tragikomedi. Hal tersebut dapat dilihat dari akhir cerita yang membahagiakan, yaitu tidak dihukum matinya Mackie Messer, serta teori episches Theater yang merupakan antitesis dari teori drama Aristoteles. Di dalam episches Theater, penonton dituntut untuk berpikir kritis dan menyikapi isi cerita dengan bijak dan bukan mencapai katarsis perbaikan,penyucian jiwa. Unsur-unsur pokok dalam drama adalah lakon, pemain, tempat dan penonton. Jika salah satu dari unsur pokok ini tidak ada, maka tidak ada drama yang sesungguhnya Brahim, 1986: 60, baik sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian. Kemudian, unsur-unsur plot atau alur cerita dalam drama menurut Gustav Freytag dalam Krell Fiedler, 1960 : 435 drama terdiri dari 1 Exposition, merupakan pengenalan tokoh yang biasanya pada babak pertama, 2 steigende Handlung, merupakan babak tujuan jalan dari tema tersebut terlihat, biasanya pada babak ke dua, 3 Höhepunkt, merupakan titik konflik puncak tertinggi yang menimbulkan sesuatu yang dramatis dan menegangkan yang