Current Ratio =
2.3. Analisis Rasio Solvabilitas, Rasio solvabilitas merupakan rasio yang
mengukur sampai sejauh mana aset perusahaan dibiayai dengan hutang. Rasio ini menunjukkan tingkat kesehatan perusahaan dalam kemampuan
melunasi semua hutang atau kewajiban yang harus dibayarkan pada saat jatuh tempo Sunyoto, 2013;111. Salah satu rasio yang dipakai untuk
menghitung solvabilitas adalah debt to total assets ratio. Debt to total assets merupakan rasio antara total hutang yang didalamnya terdapat
hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang terhadap total aktiva yang didalamnya terdapat aktiva lancar, aktiva tetap dan aktiva lainnya.
Gibson 2011;260 mengatakan penerapan debt to total assets ratio yang digunakan untuk menganalisis dan menginterprestasikan data keuangan,
yaitu :
Debt to total assets ratio =
2.4. Analisis Rasio Profitabilitas, Rasio profitabilitas merupakan rasio yang
mengukur efektivitas manajemen secara keseluruhan yang ditunjukkan oleh besar kecilnya keuntungan yang diperoleh perusahaan dalam
kegiatan usahanya baik berupa penjualan maupun investasi Fahmi, 2012;135. Dengan tingginya rasio profitabilitas suatu perusahaan maka
perusahaan dapat dengan efisien menggunakan keuntungan untuk meningkatkan kegiatan usahanya dan lainnya. Untuk menilai rasio
profitabilitas perusahaan, salah satu penerapan rasio yang digunakan menurut
Gibson, 2011;303
untuk menganalisis
dan
menginterprestasikan data keuangan, yaitu :
ROI Return On Investment =
2.5. Financial Distress, Financial distress merupakan suatu situasi dimana
aliran kas operasi sebuah perusahaan tidak cukup memuaskan kewajiban– kewajiban yang sekarang seperti perdagangan kredit atau pengeluaran
bunga dan perusahaan dipaksa untuk melakukan tindakan korektif Sjahrial 2008; 453. Menurut Ross et all, 2010;917 Financial distress
adalah “a situation where a firm’s operating cash flows are not sufficient to satisfy current obligations such as trade credit or interest expenses
and the firm is forced to take corrective actions”. Financial distress dapat menggambarkan suatu konsep luas dari berbagai situasi perusahaan yang
mengalami masalah kesulitan keuangan. Financial distress dapat dijadikan suatu “sistem peringatan dini” dari sebuah perusahaan untuk
menghadapi masalah. Perusahaan dengan hutang yang lebih besar akan mengalami financial distress lebih awal daripada perusahaan yang
memilki hutang kurang. Oleh karena itu, perusahaan yang mengalami financial distress lebih awal akan memiliki waktu yang cukup untuk
melakukan private workout dan reorganisasi. Perusahaan dengan hutang yang rendah akan berada dalam kondisi financial distress lebih akhir dan
didalam banyak kasus perusahaan pada akhirnya dipaksa untuk likuidasi Ross et all. 2010;920. Financial distress dapat timbul karena adanya
pengaruh dari dalam perusahaan sendiri internal maupun dari luar
perusahaan eksternal. Damodaran dalam jurnal Agusti, 2013 menyatakan, faktor penyebab financial distress dari dalam perusahan
lebih bersifat mikro, faktor-faktor dari dalam perusahaan tersebut adalah :
1 Kesulitan arus kas 2 Besarnya jumlah hutang
3 Kerugian dalam kegiatan operasional perusahaan selama
beberapa tahun. Menurut Keown dalam jurnal Almilia, 2006 rasio
keuangan dapat memberikan dasar bagi para pemakai laporan keuangan untuk menjawab beberapa pertanyaan penting terkait
dengan seberapa baik perusahaan, seperti : 1 seberapa likuid perusahaan?
2 apakah manajemen menghasilkan laba yang cukup dari aktiva
perusahaan? 3 bagaimana perusahaan membiayai investasinya?
4 apakah investor menerima return yang cukup atas investasinya?
3. METODE PENELITIAN