Banyak sebutan untuk pemberian sesuatu kepada petugas atau pegawai diluar gajinya, seperti suap, hadiah, bonus, fee dan sebagainya. hadiah
adalah pemberian seseorang yang sah memberi pada masa hidupnya, secara kontan tanpa ada syarat dan balasan. Suap atau sogok adalah
memberi uang dan sebagainya kepada petugas pegawai, dengan harapan mendapatkan kemudahan dalam suatu urusan, sedangkan bonus
adalah upah diluar gaji resmi sebagai tambahan Seorang muslim yang mengetahui perbedaan ini, maka ia akan dapat
membedakan jalan yang hendak Ia tempuh, halal ataukah haram. Perbedaan tersebut, di antaranya :
1. Hadiah merupakan pemberian yang dianjurkan syariat, dan ia termasuk pemasukan yang halal bagi seorang muslim. Sedangkan
suap adalah, pemberian yang diharamkan syariat, dan ia termasuk pemasukan yang haram dan kotor.
2. Hadiah diberikan dengan maksud untuk silaturrahim dan kasih- sayang, seperti kepada kerabat, tetangga atau teman, atau pemberian
untuk membalas budi. Sedangkan suap diberikan untuk mencari muka dan mempermudah dalam hal yang batil.
3. Pemberian hadiah dilakukan secara terang-terangan atas dasar sifat kedermawanan dan memotivasi orang lain untuk bisa berprestasi.
Sedangkan pemberian suap dilakukan secara sembunyi, dibangun berdasarkan saling tuntut- menuntut, biasanya diberikan dengan
berat hati.
4. Hadiah, pemberiannya tidak bersyarat. Sedangkan suap ketika memberinya tentu dengan syarat yang tidak sesuai dengan syariat,
baik syarat tersebut disampaikan secara langsung maupun secara tidak langsung.
5. Hadiah diberikan setelahnya, sedangkan suap -biasanya- diberikan sebelum pekerjaan
F. Solusi Suap Dan Hadiah Yang Haram
Rizki yang didapatkan tidak halal, ia tidak akan mampu mendatangkan kebahagiaan. Ketika satu kemaksiatan dilakukan, itu berarti menanam dan
menebarkan kemaksiatan Lainnya. Dia akan menggeser peran hukum, sehingga peraturan syariat tidak lagi mudah dipraktekkan. Padahal untuk
mendapatkan kebahagian, Islam haruslah dijalankan secara kafah menyeluruh. Solusi memberantas suap maupun penyakit sejenisnya,
terbagi dalam dua hal. a. Solusi Untuk Individu Dan Masyarakat.
1 Setiap individu muslim hendaklah memperkuat ketakwaannya kepada Allah swt. Takwa merupakan wasiat Allah Subhanahu wa
Ta’ala untuk umat yang terdahulu dan yang kemudian. Dengan
takwa ia mengetahui perintahNya lalu melaksanakannya, dan mengetahui laranganNya lalu menjauhinya.
2 Berusaha menanamkan pada setiap diri sifat amanah, dan menghadirkan ke dalam hati besarnya dosa yang akan ditanggung
oleh orang yang tidak menunaikan amanah. Dalam hat ini, peran agama memiliki pengaruh sangat besar, yaitu dengan penanaman
akhlak yang mulia.
3 Setiap individu selalu belajar memahami rizki dengan benar. Bahwa membahagiakan diri dengan harta bukanlah dengan cara
yang diharamkan Allah Subhanahu wa Ta’ala, akan tetapi dengan mencari rizki yang halal dan hidup dengan qana’ah, sehingga Allah
swt akan memberi berkah pada hartanya, dan Ia dapat berbahagia dengan harta tersebut.
4 Menghadirkan ke dalam hati, bahwa di balik penghidupan ini ada kehidupan yang kekal, dan setiap orang akan diminta
pertanggungjawabannya di hadapan Allah swt. Semua perbuatan manusia akan ditanya oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala tentang
hartanya, dari mana engkau mendapatkannya, dan kemana engkau habiskan? Jika seseorang selamat pada pertanyaan pertama, belum
tentu ia selamat pada pertanyaan berikutnya.
b. Solusi Untuk Ulil Amri Pemerintah. 1 Jika ingin membersihkan penyakit masyarakat ini, hendakah
memulai dari mereka sendiri. Pepatah Arab mengatakan, rakyat mengikuti agama rajanya. Jika rajanya baik, maka masyarakat akan
mengikutinya, dan sebaliknya.
2 Bekerjasama dengan para da’i untuk menghidupkan ruh tauhid dan keimanan kepada Allah swt. Jika tauhid telah lurus dan iman telah
benar, maka, semuanya akan berjalan sesuai yang diinginkan oleh setiap diri seorang muslim.
3 Jika mengangkat seorang pejabat atau pegawai, hendaklah mengacu kepada dua syarat, yaitu keahlian, dan amanah. Jika
kurang salh satu dari dua syarat tersebut, tak mustahil terjadi kerusakan. Kemudian, memberi hukuman sesuai dengan syariat
bagi yang melanggarnya.
4 Semua pejabat pemerintah seharusnya mencari penasihat dan bithanah orang dekat yang shalih, yang menganjurkannya untuk
berbuat baik, dan mencegahnya dari berbuat buruk. Seiring dengan itu, Ia juga menjauhi bithanah yang thalih.
F. Hikmah Dan Manfaat Shadaqah,Hibah Dan Hadiah