k. Memonitoring dan Mengevaluasi keberlangsungan kegiatan terkait SRA. l.
Menjadi model berperilaku hidup Ramah Anak kepada seluruh warga sekolah.
2. Tenaga Pendidik
a. Melaksanakan program sekolah dasar Ramah Anak yang telah direncanakan. b. Melaksanakan kegiatan SRA sesuai dengan Rencana Kegiatan Sekolah RKS
dan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah RKAS. c. Melaksanakan tupoksi sesuai dengan organisasi dalam pelaksanaan SRA.
d. Melaksanakan kegiatan membimbing dan pembelajaran yang mendukung pelaksanaan SRA kepada peserta didik.
e. Memberikan materi pembelajaran bermuatan ramah anakkepada peserta didik.
f. Menjadi model berperilaku hidup Ramah Anak kepada perserta didik.
3. Tenaga Kependidikan
a. Mendukung pelaksanaan program sekolah dasar Ramah Anak yang telah direncanakan sesuai dengan tupoksinya.
b. Mendukung pelaksanaan kegiatan SRA sesuai dengan Rencana Kegiatan Sekolah RKS dan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah RKAS.
c. Menjadi model berperilaku hidup Ramah Anak kepada perserta didik.
4. Peserta Didik
a. Melakukan kegiatan sesuai dengan prinsip SRA b. Menjaga sarana prasarana sekolah yang mendukung pelaksanaan SRA
c. Berperilaku hidup Ramah Anak d. Menjadi pelaku perubahan bagi lingkungan disekitarnya.
5. Komite Sekolah
a. Berperan aktif dalam pertimbangan, pelaksanaan dan pemantauan SRA, baik yang berwujud pendanaan, pemikiran, penyediaan tenaga, kegiatan, sarana
dan prasarana. b. Mengusulkan dan ikut membahas RKAS untuk mendukung program
pendidikan SRA. c. Mendukung model berperilaku hidup Ramah Anak kepada peserta didik.
B. Penyediaan Sarana dan Prasarana Sekolah Ramah Anak
Tujuan dari penyediaan sarana yang layak dan terjangkau adalah menjamin tersedianya akses warga sekolah terhadap sarana penunjang pelaksanaan perilaku
hidup Ramah Anak. Sarana SRA yang layak dan terjangkau secara ekonomis antara lain:
13
1. Menyediakan sarana sekolah yang memenuhi standar SRA; 2. Mengalokasikan dana perawatan dan operasionalisasi fasilitas dalam RKAS
3. Memfasilitasi warga sekolah dalam penentuan pilihan teknologi yang sesuai
dengan kebutuhan dan kondisi setempat; 4. Meningkatkan kontribusi warga sekolah dan pihak luar termasuk orang tua
murid dalam pembangunan saranateknologi terpilih.
C. Kegiatan Sekolah Ramah Anak
Kegiatan untuk mewujudkan Sekolah Ramah Anak mencakup hal sebagai berikut.
1. Internal sekolah
Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan, antara lain, sebagai berikut; a. Dokumentasi pelaksanaan SRA di sekolah.
b. Pelatihan Duta SRA terdiri guru dan siswa. c. Pemasangan sloganhimbauan tentang perilaku hidup ramah anak di tempat
yang strategis, misalnya “Perlakukan Anak dengan Ramah, Layani Anak dengan Ramah, Kembangkan Potensi Anak dengan Ramah”.
d. Kampanye perilaku hidup Ramah Anak dalam penggunaan fasilitas umum. e. Melibatkan peserta didik dalam kegiatan “SEKOLAH DASAR RAMAH ANAK”.
2. Eksternal Sekolah
Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan, antara lain, sebagai berikut. a. Membuat program kemitraan pendidikan ramah anak dengan instansi terkait
Puskesmas, Kepolisian, PMI, Petugas Penyuluh Lapangan Pertanian, dan lain- lain.
b. Menyebarluaskan pembelajaran pelaksanaan SRA dalam forum KKKS. c. Menyebarluaskan pembelajaran pelaksanaan SRA dalam forum KKG.
D. Penciptaan Kondisi Ideal
SRA sebagai subprogram dari SDBS diharapkan memperoleh hasil yang maksimal, pelaksanaan kegiatan SRA harus didukung oleh semua pemangku kepentingan
terkait. Tanpa dukungan tersebut keberhasilan tujuan kegiatan SRA sulit tercapai. Penciptaan kondisi yang ideal sebagai salah satu pilar pelaksanaan SRA merupakan
salah satu hal penting yang harus menjadi perhatian. Tujuan penciptaan kondisi yang ideal ini adalah menjamin meningkatnya dukungan
advokasi, regulasi, pendanaan, dan fasilitasi berbagai pihak dalam pelaksanaan program SRA. Beberapa kegiatan utama dalam penciptaan kondisi ideal adalah
sebagai berikut. 1. Melakukan advokasi dan sosialisasi mengenai pentingnya pelaksanaan SRA
kepada warga sekolah untuk menyamakan persepsi dan mendapatkan dukunganpartisipasi dalam pelaksanaan program. Contohnya, dalam pertemuan
14
dengan komite dan orang tua peserta didik, sekolah menyosialisasikan rencana kerja pelaksanaan program SRA atau kondisi lingkungan sekolah.
2. Memfasilitasi pengembangan kebijakan atau peraturan yang dapat mendukung
pelaksanaan SRA di sekolah yaitu: a. Sekolah memberikan kebijakan terkait pelaksanaan kebersihan di sekolah
dengan memberikan sanksi bagi warga sekolah yang membuang sampah sembarangan.
b. Sekolah mencanangkan Hari Jumat Bersih. Setiap hari Jumat dilaksanakan kegiatan kebersihan lingkungan sekolah yang melibatkan seluruh warga
sekolah. Kegiatan ini bertujuan untuk mempertahankan perilaku gotong- royong dan menjaga kebersihan serta keindahan sekolah.
c. Sekolah mengadakan lomba ruang bersih antarkelas.
3. Menentukan kebijakan terhadap dukungan pendanaan pelaksanaan program
SRA yaitu: a. Kepala sekolah mengeluarkan kebijakan penggunaan dana BOS untuk
membiayai pelaksanaan program SRA, sesuai aturan penggunaan dana BOS yang ada.
b. Sekolah menyediakan rencana pembangunan dan pengembangan media informasi yang dapat diketahui oleh warga sekolah dan umum. Media ini
berupa papan informasi rencana pengembangan dan pembangunan sekolah.
4. Memfasilitasi kemitraan dengan pemerintah daerah UPTD, swasta, donor, LSM,
warga, akademisi, dan pelaku lainnya dalam pelaksanaan SRA yaitu: a. Sekolah bekerjasama dengan pihak lain dalam mendukung pelaksanaan SRA.
b. Sekolah berkoordinasi dengan UPTD atau dinas terkait untuk mendapatkan
fasilitas dan bimbingan teknis dalam pelaksanaan program SRA. a. Mendorong terciptanya ruang publik atau jejaring sosial sebagai forum
diskusi dan koordinasi pemangku kepentingan baik individu maupun lembaga yang memiliki komitmen terkait pelaksanaan program SRA.
Contohnya, sekolah membuka peluang untuk memfasilitasi proses pembelajaran pelaksanaan program SRA dengan berbagai pihak terkait
sekolah lain, warga sekitar, pihak lainnya.
E. Pelibatan Berbagai Pihak Terkait
Pelaksanaan SRA yang terpadu dalam implementasi SDBS melibatkan peran serta pemerintah pusat dan daerah, masyarakat, dan pihak swasta sesuai dengan
kewenangan dan tanggung jawabnya.
1. Pemerintah Pusat
a. Menetapkan peraturan-peraturan terkait SRA. b. Menyusun pedomanpetunjuk teknismodul dan standarisasi SRA.
c. Advokasi dan sosialisasi kepada pengambil kebijakan. d. Meningkatkan kemampuan para pelaku SRA melalui berbagai pelatihan.
15
e. Melakukan pembinaan dalam upaya peningkatan pelaksanaan SRA. f.
Melakukan monitoring dan evaluasi. g. Menyediakan pendanaan SRA melalui Anggaran Pendapatan Pendapatan dan
Belanja Negara APBN Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. h. Memfasilitasi penyediaan anggaran Provinsi dan KabupatenKota melalui
APBD; serta mengoptimalisasi pemanfaatan dana Corporate Social Responsibility CSR dunia usaha atau dana lain yang tidak mengikat untuk
SRA.
i. Membantu dan memfasilitasi Dinas Pendidikan Provinsi dan KabupatenKota
untuk menyediakan fasilitas SRA yang meliputi sarana dan prasarana SRA. j.
Memfasilitasi Dinas Pendidikan Provinsi dan KabupatenKota untuk memastikan pelaksanaan pembinaan pengendalian program SRA.
k. Bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Provinsi dan kabupaten Kota dan instansi terkait lainnya dalam memfasilitasi terwujudnya SRA.
l. Melakukan supervisi, monitoring, pengumpulan dan pengolahan data,
pemetaan serta evaluasi pelaksanaan program SRA.
2. Pemerintah Provinsi
a. Memfasilitasi dan melaksanakan kebijakan teknis pengembangan, pembinaan dan pelaksanaan SRA.
b. Menyusun program pembinaan, bimbingan teknis, pelatihan, dan pengembangan SRA untuk kabupatenkota.
c. Memberikan pembinaan dan bimbingan teknis dalam hal penyelenggaraan SRA.
d. Memfasilitasi Dinas Pendidikan KabupatenKota untuk memberikan pembinaan dan bimbingan teknis dalam hal penyelenggaraan SRA.
e. Menyediakan pendanaan SRA melalui Anggaran Pendapatan Belanja Daerah APBD Provinsi.
f. Memfasilitasi Dinas Pendidikan KabupatenKota untuk menyediakan
pendanaan SRA melalui Anggaran Pendapatan Belanja Daerah APBD Kabupaten Kota.
g. Membantu dan memfasilitasi Dinas Pendidikan Kabupaten Kota untuk menyediakan fasilitas SRA yang meliputi sarana dan prasarana SRA.
h. Memfasilitasi penyediaan sarana sanitasi sekolah sesuai dengan standar. i.
Bekerjasama dengan dinas pendidikan kabupaten Kota dan instansi terkait lainnya dalam memfasilitasi terwujudnya SRA.
j. Melakukan supervisi, monitoring, pengumpulan dan pengolahan data,
pemetaan, serta evaluasi pelaksanaan program SRA di masing-masing daerah.
3. Pemerintah KabupatenKota
a. Memfasilitasi dan melaksanakan kebijakan teknis pengembangan, pembinaan, dan pelaksanaan SRA.
16
b. Menyusun program pembinaan, bimbingan teknis, pelatihan, dan pengembangan SRA.
c. Memberikan pembinaan dan bimbingan teknis dalam hal penyelenggaraan SRA.
d. Menyediakan pendanaan SRA melalui Anggaran Pendapatan Belanja Daerah APBD Kabupaten Kota.
e. Menyediakan fasilitas SRA yang meliputi sarana dan prasarana Sekolah Dasar Ramah Anak.
f. Menyediakan sarana sanitasi sekolah sesuai dengan standar.
g. Bekerjasama dengan instansi terkait lainnya dalam memfasilitasi terwujudnya SRA.
h. Melakukan supervisi, monitoring, pengumpulan dan pengolahan data, pemetaan serta evaluasi pelaksanaan program SRA di masing-masing daerah.
4. Peran Puskemas
Puskemas memberikan pelayanan kesehatan yang terdiri atas upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif sesuai dengan kebutuhan sekolah dasar.
5. Peran Masyarakat
Masyarakat berperan mendukung pelaksanaan SRA dengan memberikan pendanaan, pemikiran, penyediaan tenaga, kegiatan, sarana dan prasarana.
6. Peran Swasta
Pihak swasta berperan mendukung pelaksanaan SRA dengan memberikan pendanaan, pemikiran, penyediaan tenaga, kegiatan, sarana dan prasarana, sesuai
ketentuan yang berlaku.
17
BAB IV MONITORING, EVALUASI, DAN PELAPORAN
Salah satu kegiatan dalam rangka pembinaan Sekolah Ramah Anak adalah kegiatan pengendalian pelaksanaan. Pengendalian pelaksanaan ini mencakup kegiatan
monitoring, evaluasi, dan pelaporan.
A. Monitoring
1. Pengertian Monitoring adalah suatu kegiatan yang dilakukan dalam rangka pengawasan dan
pengendalian kegiatan yang sedang dilaksanakan, sebagai umpan balik untuk perbaikan pelaksanaan kegiatan yang akan datang. Kegiatan monitoring dilakukan
dengan melihat langsung pelaksanaan kegiatan.
2. Tujuan Tujuan monitoring SRA untuk mengetahui kesesuaian antara perencanaan dan
pelaksanaan SRA dalam rangka mengukur keberhasilan program.
3. Fungsi Fungsi dari monitoring adalah:
a. untuk pemetaan kegiatan SRA; b. memperoleh umpan balik untuk pembinaan SRA di sekolahmadrasah.
4. Ruang lingkup Ruang lingkup monitoring meliputi semua aspek di dalam program yang mencakup
perencanaan dan proses.
5. Sasaran Sasaran monitoring adalah sebagai berikut :
a. Dokumen kebijakan dan perencanaan, b. pelaksanaan kegiatan, dan
c. capaian kegiatan
6. Pelaksanaan Monitoring Pelaksanaan monitoring dilakukan oleh Tim Pelaksana SRA setiap pekan, dengan
cara: a. pemeriksaan dokumen instrumen monev terlampir,
b. pengamatan observasi, dan c. wawancara.
Dalam pelaksanaan monitoring penjaringan data dan informasi dilakukan dengan wawancara dan pengamatan yang selanjutnya dicatat pada instrumen penilaian.
7. Frekuensi Pelaksanaan Monitoring oleh Tim Pembina SDBS. 18
a. Tim Pembina SD Bersih Sehat Pusat melakukan monitoring sekolah yang melaksanakan SRA tingkat KabupatenKota dengan didampingi oleh Tim
Pembina Provinsi minimal sekali dalam setahun. b. Tim Pembina SD Bersih Sehat tingkat Provinsi melakukan monitoring tingkat
sekolah didampingi Tim Pengembang kabupatenkota minimal sekali dalam satu semester.
c. Tim Pengembang SD Bersih Sehat tingkat Kabupaten Kota melakukan monitoring minimal 2 kali dalam satu semester.
d. Waktu monitoring dilakukan sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan.
B. Evaluasi