Analisis Bioekonomi untuk Pemanfaatan Sumber Daya Ikan Kuniran (Upeneus spp.) yang Didaratkan di PPP Labuan, Kabupaten Pandeglang Banten

ANALISIS BIOEKONOMI UNTUK PEMANFAATAN
SUMBER DAYA IKAN KUNIRAN (Upeneus spp.)
YANG DIDARATKAN DI PPP LABUAN,
KABUPATEN PANDEGLANG, BANTEN

RENDRA DANANG SAPUTRA

DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI
DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Analisis
Bioekonomi untuk Pemanfaatan Sumber Daya Ikan Kuniran (Upeneus spp.) yang
Didaratkan di PPP Labuan, Kabupaten Pandeglang Banten adalah benar
merupakan hasil karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada
Perguruan Tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang dikutip dari
karya yang diterbitkan dan tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan

dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir usulan
penelitian ini.
Bogor, November 2014
Rendra Danang Saputra
NIM C24080055

ABSTRAK
RENDRA DANANG SAPUTRA. Analisis Bioekonomi untuk Pemanfaatan
Sumber Daya Ikan Kuniran (Upeneus spp.) yang Didaratkan di PPP Labuan,
Kabupaten Pandeglang, Banten. Dibimbing oleh ACHMAD FAHRUDIN
Ikan kuniran (Upeneus spp.) merupakan salah satu jenis ikan yang
didaratkan di PPP Labuan. Ikan kuniran (Upeneus spp.) yang mempunyai nilai
ekonomis yang tersebar di seluruh wilayah perairan Indonesia dan merupakan
salah satu spesies sasaran dalam kegiatan perikanan tangkap. Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengestimasi laju eksploitasi sumber daya ikan kuniran untuk
mengetahui status pemanfaatannya dan menyusun kebijakan dalam pengelolaan
sumber daya ikan kuniran di PPP Labuan, Banten. Penelitian dilaksanakan di PPP
Labuan Kecamatan Labuan Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten. Berdasarkan
hasil penelitian ini secara keseluruhan menggambarkan kondisi stok ikan kuniran
yang belum mengalami biological overfishing dan economical overfishing,

sehingga diperlukan strategi pengelolaan yang tepat agar sumber daya ikan
kuniran dapat dimanfaatkan secara optmal. Penambahan upaya penangkapan
sebaiknya dilakukan pada musim musim penangkapan seperti bulan Juni dan
Agustus. Upaya optimum untuk memaksimalkan manfaat ekonomi yang
direkomendasikan berdasarkan model bioekonomi adalah 1057 trip per tahun
dengan kuota penangkapan sebesar 21481 kg per tahun.
Kata kunci: biological overfishing, economical overfishing, kuniran

ABSTRACT
RENDRA DANANG SAPUTRA. Bioeconomical Analysis for Goldband
goatfish (Upeneus spp.) Resources Landed in PPP Labuan, Kabupaten
Pandeglang, Banten. Supervised by ACHMAD FAHRUDIN.
Goldband goatfish (Upeneus spp.) Is one type of fish landed in Labuan PPP.
Goldband goatfish (Upeneus spp.) has economic value and are scattered
throughout the Indonesian waters and is one of the target species in fishing
activities. The purpose of this study was to determine the seasonal patterns of fish
abundance and their Goldband goatfish arrest and estimating potential area of
sustainable fish resource in PPP Labuan, Banten to know the status of utilization
and policy making in the management of fish resources in the sustainable
potential Goldband goatfish by PPP Labuan, Banten. The experiment was

conducted in the District of PPP Labuan Labuan Banten Pandeglang. Based on
the results of this study describe the overall condition of fish stocks Goldband
goatfish overfishing that has not undergone biological and economical overfishing
so that appropriate management strategies are needed so that resources can be
exploited Goldband goatfish optmal. The addition of fishing effort should be
made in the summer fishing season as June and August. The optimum efforts to

maximize the economic benefits recommended by the bioeconomical model trips
per year by 1057 with the arrest quota of 21481 kg per year.
Keywords: biological overfishing, economical overfishing, Goldband goatfish

ANALISIS BIOEKONOMI UNTUK PEMANFAATAN
SUMBER DAYA IKAN KUNIRAN (Upeneus spp.)
YANG DIDARATKAN DI PPP LABUAN,
KABUPATEN PANDEGLANG, BANTEN

RENDRA DANANG SAPUTRA

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Perikanan
pada
Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan

DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

Judul Skripsi

: Analisis Bioekonomi untuk Pemanfaatan Sumber Daya Ikan
Kuniran (Upeneus spp.) yang Didaratkan di PPP Labuan,
Kabupaten Pandeglang Banten
Nama
: Rendra Danang Saputra
NIM
: C24080055
Program Studi : Manajemen Sumberdaya Perairan


Disetujui oleh

Dr Ir Achmad Fahrudin, MSi
Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir M Mukhlis Kamal, MSc
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Juni 2013 ini ialah
pengkajian bioekonomi, dengan judul Analisis Bioekonomi untuk Pemanfaatan
Sumber Daya Ikan Kuniran (Upeneus spp.) yang Didaratkan di PPP Labuan,
Kabupaten Pandeglang, Banten.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, terutama
kepada:
1. IPB yang telah memberikan kesempatan untuk menyelesaikan studi program
sarjana.
2. Ibu Dr Ir Yunizar Ernawati, MSi selaku pembimbing akademik yang telah
memberikan motivasi dan nasihat-nasihatnya.
3. Bapak Dr Ir Achmad Fahrudin, MSi selaku pembimbing skripsi yang telah
memberikan bimbingan, arahan, serta saran dalam pelaksanaan penelitian dan
penyusunan skripsi.
4. Ibu Dr Ir Niken TM Pratiwi, MSi selaku komisi pendidikan yang telah
memberikan arahan serta saran dalam penyusunan skripsi.
5. Bapak Taryono Kodiran, SPi, MSi dan Bapak Ali Mashar, SPi, MSi selaku
dosen penguji skripsi.
6. Rendra D. Saputra yang memotvasi dirinya untuk menyelesaikan tugas akhir.
7. Keluarga tercinta, Bunda, Ayah, Eyang, Mas Dika yang selalu memberikan
do’a, dukungan, dan kasih sayangnya.
8. Bapak Didin Nazarudin (Manager TPI 1 Labuan), Keluarga Bapak Manaf
SPd.Sd (Bapa, Ibu, Meidilaga, Okadilaga, Najibdilaga, Febidilaga, Ibu Anjar)
atas kerjasama dan bantuannya selama penelitian di Banten.

9. Mbak Widar, Mbak Yani, dan seluruh staf Tata Usaha MSP yang telah
membantu memperlancar proses administrasi penelitian dan penyusunan
skripsi.
10. Sahabat-sahabat terdekat (Conny, Uul, Abah, Ojan, Kepul, Kanif, Jey, Ibad,
Dani, Faith, Mundi, Yasa, Pion, Ulki, Uta, Sigit, Noviantoro, Rizal, Obet,
Adoy, Wildan, Eja, Oki, dan Afwilla) atas semua dukungan, keceriaan, dan
motivasi dan nasehatnya.
11. PARIA (Alm. Valdino, Dicky, Robbil, Ade, Irvan, Herry, Hendro, Rifat,
Andre, Annisa, Apriola, Silma, Hafis, Raden, dan Arfa) “All We have to do is
Dream.”.
12. Teman-teman MSP 45 atas perhatian, motivasi, dan nasehatnya.
13. Teman-teman MSP 44, 46, 47, dan 48 atas semua dukungannya.
14. Seluruh pihak yang telah membantu dan tidak dapat disebutkan satu per satu.
Bogor, November 2014
Rendra Danang Saputra

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
METODE
Waktu dan Lokasi Penelitian
Alat dan Bahan
Prosedur Analisis Data
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Pembahasan
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

xii
xii

xii
1
2
2
2
3
3
13
21
25
25
26
28
30

DAFTAR TABEL
1
2
3
4

5
6
7

Rumus perhitungan pengelolaan ikan kuniran model statis (Yuliani
2012)
Nilai tengah panjang total ikan kuniran (Upeneus spp.) yang didaratkan
di PPP Labuan Banten
Parameter pertumbuhan berdasarkan model Von Bertalanffy (K, L∞,
dan t0) ikan kuniran (Juni-September 2013)
Laju mortalitas dan laju eksploitasi ikan kuniran di PPP Labuan,
Banten
Data hasil tangkapan, effort dan CPUE
Nilai parameter biologi dan ekonomi dalam penentuan MEY dan MSY
Hasil perhitungan bioekonomi ikan kuniran

13
16
16
17

18
20
20

DAFTAR GAMBAR
1 Lokasi penelitian
2 Komposisi hasil tangkapan cantrang di PPP Labuan Tahun 2013
3 Sebaran ukuran panjang ikan kuniran contoh
4 Kurva pertumbuhan Von Bertalanffy ikan kuniran
5 Hubungan panjang-bobot ikan kuniran (Upeneus spp.)
6 Regresi linear antara effort per tahun dengan CPUE (model Schaefer
1954)
7 Nilai rata-rata indeks musim penangkapan ikan kuniran
8 Fluktuasi CPUE ikan kuniran di PPP Labuan

3
14
15
16
17
18
19
20

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3

Distribusi frekuensi panjang ikan kuniran contoh
Kelompok ukuran panjang ikan kuniran contoh
Dokumentasi penelitian

28
28
29

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kabupaten Pandeglang merupakan salah satu kabupaten yang potensial
untuk kegiatan perikanan tangkap. Kabupaten Pandeglang memiliki tiga
pelabuhan perikanan diantaranya Sumur, Panimbang, dan Labuan. PPP Labuan
terletak di Desa Teluk, Kecamatan Labuan Kabupaten Pandeglang, Provinsi
Banten. Status PPP Labuan awalnya adalah Pusat Pendaratan Ikan (PPI), namun
semenjak tahun 2007 statusnya ditingkatkan menjadi Pelabuhan Perikanan Pantai
(PPP). PPP Labuan merupakan salah satu Pelabuhan Perikanan Pantai di
Indonesia yang cukup berkembang. Tingginya aktivitas perikanan di Labuan
ditandai dengan banyaknya jumlah armada kapal yang mendaratkan hasil
tangkapannya dan setiap tahunnya banyak sentra produksi yang dimanfaatkan,
sehingga sering dijadikan sebagai tempat untuk penelitian oleh berbagai lembaga
baik pemerintah maupun swasta.
Permasalahan dalam pengelolaan sumber daya ikan sebenarnya terbagi
menjadi dua masalah pokok, yaitu permasalahan biologi dan permasalahan
ekonomi. Permasalahan biologi adalah stok sumber daya ikan yang terancam
kelestariannya, sedangkan masalah ekonomi, yaitu usaha penangkapan belum
memberikan keuntungan yang layak bagi sebagian besar nelayan. Clark (1985)
dalam Nabunome (2007) mengungkapkan bahwa pendekatan bioekonomi adalah
pendekatan yang memadukan kekuatan ekonomi yang mempengaruhi industri
penangkapan dan faktor biologi yang menentukan produksi suplai ikan.
Ikan kuniran (Upeneus spp.) merupakan salah satu jenis ikan yang
didaratkan di PPP Labuan. Ikan kuniran (Upeneus spp.) termasuk dalam
kelompok ikan demersal yang mempunyai nilai ekonomis dan tersebar di seluruh
wilayah perairan Indonesia dan merupakan salah satu spesies sasaran dalam
kegiatan perikanan tangkap dengan menggunakan cantrang. Sifat alat tangkap ini
menyapu dasar perairan, sehingga dapat menyebabkan ikan yang tertangkap
terdiri dari berbagai ukuran, sehingga dapat mempengaruhi kelestarian stok yang
terdapat di alam. Apabila hasil tangkapan didominasi ikan yang berukuran terlalu
kecil, maka akan mengakibatkan growth overfishing. Apabila ikan yang
tertangkap sebagian besar merupakan ikan yang matang gonad, maka akan terjadi
recruitment overfishing (Saputra 2009).
Mengantisipasi kecenderungan peningkatan penangkapan kuniran yang
berukuran kecil dan menyebabkan kuniran tidak bisa mencapai usia dewasa untuk
berkembang biak, diperlukan suatu pemanfaatan sumber daya perikanan berupa
pemodelan dan pengelolaan yang sesuai dengan kondisi suatu wilayah perairan
yang sebenarnya. Pengelolaan sumber daya perikanan yang dapat mendukung
usaha kegiatan penangkapan kuniran di Teluk Banten, yaitu menggunakan analisis
bioekonomi. Analisis bioekonomi diharapkan dapat memberikan solusi optimal
dalam pemanfaatan sumber daya perikanan, sehingga nelayan dalam melakukan
aktivitasnya dapat memperoleh keuntungan secara maksimal tetapi sumber daya
ikan tetap lestari.

2
Perumusan Masalah
Ikan kuniran merupakan salah satu jenis sumber daya perikanan yang memiliki
nilai ekonomis. Ikan ini banyak dipasarkan dalam bentuk masih segar ataupun
berupa olahan, seperti ikan asin. Permintaan pasar terhadap ikan kuniran ini menjadi
cukup tinggi dari tahun ke tahun sehingga para nelayan banyak melakukan proses
penangkapan yang cenderung tidak terkendali. Produksi ikan kuniran pada tahun
2007 mencapai 1.332 ton dan mengalami peningkatan pada tahun 2008 menjadi 1.487
ton. Hal ini dilakukan demi memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya. Namun,
nelayan tersebut kurang mengetahui apa yang akan terjadi jika hal tersebut terus
menerus dilakukan, padahal salah satu yang akan terjadi akibat penangkapan tidak
terkendali tersebut adalah over fishing (penangkapan lebih).
Permasalahan-permasalahan tersebut akan mengancam kelestarian dan
ketersediaan dari sumber daya ikan kuniran yang ada, khususnya di wilayah perairan
Selat Sunda. Ikan kuniran perlu dilestarikan melalui pengelolaan yang berwawasan
lingkungan dengan melihat pola sebaran musiman ikan kuniran tersebut agar
ketersediaan stok sumber daya ikan kuniran dapat berkelanjutan dan dimanfaatkan
secara optimal untuk menambah nilai ekonomis bagi nelayan setempat .

Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah
1. Mengestimasi laju eksploitasi sumber daya ikan kuniran di PPP Labuan,
Banten untuk mengetahui status pemanfaatannya.
2. Menyusun kebijakan dalam pengelolaan sumber daya ikan kuniran di PPP
Labuan, Banten.

METODE
Waktu dan Lokasi Penelitian
Pengambilan contoh ikan kuniran dilakukan di Pelabuhan Perikanan Pantai
(PPP) Labuan, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten. Pengambilan data primer
berupa pengukuran panjang total dan bobot basah ikan contoh yang ditangkap dan
didaratkan di PPP Labuan dilaksanakan pada tanggal 3 Juni 2013 sampai 8
September 2013 dengan interval waktu pengambilan contoh dua minggu, sedangkan
data primer berupa wawancara dilaksanakan pada tanggal 21 Desember 2013.
Pengumpulan data sekunder dilaksanakan pada bulan Desember 2013 dari
Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Labuan, Kabupaten Pandeglang, Provinsi
Banten. Berikut disajikan peta lokasi penelitian ikan kuniran di PPP Labuan.

3

Gambar 1 Lokasi penelitian
Alat dan Bahan
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain alat tulis,
penggaris, timbangan, kamera, dan untuk menganalisis data tertentu memakai
FISAT. Bahan yang digunakan adalah ikan kuniran yang merupakan hasil
tangkapan nelayan di perairan sekitar Selat Sunda yang didaratkan di Pelabuhan
Perikanan Pantai (PPP) Labuan, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten.
Prosedur Analisis Data
Data Primer
Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan observasi, yaitu
mengamati secara langsung kondisi lapangan. Data primer didapat dari hasil
pengambilan contoh langsung di lapang berupa data panjang dan bobot ikan
kuniran serta wawancara dengan pemilik kapal. Data wawancara yang diambil
meliputi:
-

Data banyaknya hasil tangkapan yang didapatkan pada saat musim puncak
dan musim paceklik,
Biaya operasional per trip, harga ikan saat musim puncak dan paceklik,
dan
Daerah penangkapan ikan kuniran saat musim puncak dan paceklik.

Data Sekunder
Data sekunder diperoleh melalui studi pustaka, buku-buku, dan laporan
ilmiah hasil penelitian sebelumnya. Data yang dikumpulkan meliputi produksi
dan nilai produksi ikan kuniran dalam tahunan dan harian, dan data upaya

4
penangkapan ikan (trip) selama periode tahun 2001-2013. Data ini diperoleh
melalui instansi terkait, yaitu PPP Labuan khususnya TPI 1 dan Dinas Kelautan
dan Perikanan Pandeglang.
Teknik Pengumpulan Data
Penelitian dilakukan dengan metode survei yang mencakup observasi dan
wawancara. Metode observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran umum
objek yang diteliti dilihat dari aspek ekonomi ikan kuniran seperti harga ikan,
biaya operasional maupun pendapatan nelayan. Metode wawancara dilakukan
untuk memperdalam informasi mengenai aspek ekonomi ikan kuniran yang dikaji.
Teknik wawancara dilakukan terhadap responden dengan menggunakan media
kuisioner antara lain untuk mengetahui rata-rata produksi hasil tangkapan per trip,
rata-rata biaya operasional penangkapan per trip, rata-rata pendapatan per trip,
jumlah trip selama 1 tahun, musim penangkapan, dan daerah penangkapan ikan
kuniran. Data dan informasi yang terkumpul selanjutnya dianalisis untuk
mengetahui pola musiman ikan kuniran serta mendapatkan gambaran bioekonomi
dan status pemanfaatan sumber daya ikan kuniran di PPP Labuan, Banten.
Metode Pengambilan Contoh
Contoh merupakan sebagian anggota dari populasi sesungguhnya.
Pengambilan contoh adalah suatu proses yang dilakukan untuk memilih dan
mengambil contoh secara benar dari suatu populasi sehingga dapat mewakili
populasi sebenarnya. Metode yang digunakan dalam pengambilan contoh ikan
adalah metode penarikan contoh acak sederhana (PCAS) yang ditangkap oleh
kapal dengan alat tangkap cantrang yang didaratkan di TPI 1 Labuan, Banten.
Data dipilih dari satu kapal yang masuk pada satu hari itu. Setiap pengambilan
contoh diamati 50-180 ekor ikan kuniran dari dua keranjang di setiap perahu,
sedangkan untuk responden utama yang dipilih saat wawancara adalah pemilik
kapal yang menggunakan alat tangkap cantrang di PPP Labuan, Banten.
Pengambilan contoh dilakukan secara purposive sampling, yaitu pengambilan
contoh dengan sengaja memilih contoh didasarkan pada lokasi yang seimbang
dari populasi. Penentuan upaya alat tangkap tidak membutuhkan standarisasi
dikarenakan alat tangkap yang digunakan untuk menangkap ikan kuniran hanya
cantrang, maka tidak diperlukan standarisasi untuk mendapatkan nilai FPI (Fish
Power Index).
Analisis Data
Hubungan Panjang-Bobot
Hubungan panjang dan bobot dapat dianalisis dengan persamaan sebagai
berikut (Efendie 2002 ):
a
(1)
Jika dilinierkan melalui transformasi logaritma, maka akan diperoleh
persamaan:
Log W = Log a + b Log L

(2)

5
Untuk mendapatkan nilai parameter a dan b, digunakan regesi dengan Log
se agai “y” dan og L sebagai “x” sehingga didapatkan persamaan regresi:
a

x

(3)

Keterangan:
W = Bobot (gram)
L
= Panjang (mm)
a
= Intersep (perpotongan kurva hubungan panjang-bobot dengan
sumbu-y)
b
= Pendugaan koefosien hubungan panjang bobot
n
= Jumlah contoh
Untuk menguji nilai
hipotesis:

3 atau

≠ 3 dilakukan uji-t (uji parsial) dengan

H0: b = 3, hubungan panjang dengan bobot adalah isometrik.
H1: ≠ 3, hu ungan panjang dengan bobot adalah allometrik
 Allometrik positif, jika b>3 (pertambahan bobot lebih cepat daripada
pertambahan panjang)
 Allometrik negatif, jika b ttabel: tolak hipotesis nol (H0)
thitung < ttabel: gagal tolak hipotesis nol (H1)
Sebaran Frekuensi Panjang
Sebaran frekuensi panjang adalah distribusi ukuran panjang pada kelompok
panjang tertentu. Sebaran frekuensi panjang didapatkan dengan menentukan selang
kelas, nilai tengah kelas, dan frekuensi dalam setiap kelompok panjang. Pada
penelitian kali ini, untuk menganalisis sebaran frekuensi panjang menggunakan
tahapan berikut:
1. Menentukan nilai maksimum dan minimum dari seluruh data panjang
total ikan.
2. Menentukan jumlah kelas dan interval kelas.

6
3. Menentukan batas kelas bawah dan batas kelas atas pada selang kelas
pertama. Batas atas didapatkan dengan cara menambahkan lebar kelas
pada batas bawah kelas.
4. Mendaftarkan semua batas kelas untuk setiap selang kelas.
5. Menentukan nilai tengah kelas masing-masing kelas dengan merataratakan batas kelas.
6. Menentukan frekuensi bagi masing-masing kelas.
7. Menjumlahkan frekuensi dan memeriksa apakah hasilnya sama dengan
banyaknya total ikan.
Sebaran frekuensi panjang yang telah diperoleh dari masing-masing kelas,
diplotkan dalam sebuah grafik untuk melihat jumlah distribusi normalnya. Jumlah
kelompok umur (kohort) yang ada dapat terlihat dari jumlah puncak yang
digambarkan. Bila terdapat lebih dari satu kohort, maka dilakukan pemisahan
distribusi normal.

Parameter Pertumbuhan (L∞, K dan t0)
Pendugaan nilai koefisien pertumbuhan (K) dan panjang asimtotik (L∞)
diperoleh dengan menggunakan paket program FISAT (FAO-ICLRAM Stock
Assesment)-ELEFAN 1 dengan selang kelas, nilai tengah dan frekuensi
dimasukkan terlebih dahulu, kemudian nilai K dan L∞ tersebut dimasukkan ke
dalam model pertumbuhan Von Bartalanffy. Umur teoritis ikan pada saat panjang
ikan sama dengan nol (t0) dapat diduga dengan menggunakan rumus empiris
Pauly (1983) sebagai berikut:
log (-t0) = -0,3922 - 0,2752log(L∞) - 1,038 log(K)

(5)

Laju Mortalitas dan Laju Eksploitasi
Konsep stok berkaitan erat dengan konsep parameter pertumbuhan dan
mortalitas. Parameter pertumbuhan merupakan nilai numerik dalam persamaan
yang dapat digunakan untuk memprediksi ukuran badan ikan setelah mencapai
ukuran tertentu. Parameter mortalitas mencerminkan suatu laju mortalitas alami
dan mortalitas penangkapan (Sparre and Venema 1999). Parameter-parameter
laju mortalitas meliputi laju mortalitas total (Z), laju mortalitas alami (M) dan laju
mortalitas penanggkapan (F). Laju mortalitas total (Z) dapat diketahui dengan
menggunakan beberapa model. Pada penelitian kali ini laju mortalitas total (Z)
diduga dengan kurva tangkapan yang dilinierkan berdasarkan data komposisi
panjang (Sparre and Venema 1999) dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Mengkonversi data panjang ke data umur dengan menggunakan inverse
persamaan Von Bertalanffy.
t

t0 -

)

1

ln 1-

(6)


2. Menghitung waktu yang dibutuhkan oleh rata-rata ikan untuk tumbuh dari
panjang L1 ke L2 Δt).
t

t

2

-t

1

1

ln

∞- 1
∞- 2

(7)

7
3. Menghitung t
t

1

2

2

t0 -

1

Δt)/2.
ln 1-

1

(8)

2

2 ∞

4. Menurunkan kurva hasil
dikonversikan ke panjang.
1 2)

ln

- t

t 1 2)

1

tangkapan

(C)

yang

dilinierkan

yang
(9)

2

2

Persamaan (9) merupakan bentuk persamaan linear dengan slope (b) = -Z
dan intersept (a) = C.
Selanjutnya laju mortalitas alami (M) dapat diduga dengan menggunakan
persamaan Pauly sebagai berikut (Sparre and Venema 1999):
ln M

-0,152-0,279ln

0,6543ln

)

0,463ln )

(10)

Keterangan:
K
L∞
T

: Koefisien pertumbuhan (per tahun)
: Panjang asimtot (mm)
: Suhu rata-rata perairan (oC)

Setelah laju mortalitas total (Z) dan laju mortalitas alami (M) diketahui,
maka mortalitas penangkapan (F) dapat ditentukan dengan rumus:
F = −M

(11)

Selanjutnya Pauly (1984) dalam Sinaga (2010) menyatakan bahwa laju
eksploitasi (E) dapat ditentukan dengan membandingkan laju mortalitas
penangkapan (F) dan laju mortalitas total (Z), sehingga:
(12)
Laju mortalitas penangkapan (E) atau laju eksploitasi optimum menurut
Gulland (1971) dalam Pauly (1984) sebesar 0,5 (Eoptimum = 0,5).
Catch per unit effort (CPUE)
Menurut Gordon (1954) besarnya hasil tangkapan nelayan bergantung pada
jenis alat tangkap yang digunakan dan besarnya ketersediaan sumber daya
perikanan yang ada. Analisis CPUE (Catch Per Unit Effort) perlu dihitung dari
masing-masing alat tangkap dengan rumus sebagai berikut:
U
Keterangan:
CPUE
Yt
ft

t

ft

= Catch Per Unit Effort (kg/trip)
= hasil tangkapan per tahun (kg)
= jumlah upaya penangkapan per tahun (trip)

(13)

8
Analisis pola musim penangkapan ikan
Analisis pola musiman ikan kuniran di sekitar perairan Selat Sunda
digunakan sebagai pertimbangan dalam melakukan operasi penangkapan ikan.
Indeks musim penangkapan dihitung dengan menggunakan data catch per unit
effort (CPUE) dari data bulanan ikan kuniran. Data bulanan diurutkan dari tahun
2001 sampai tahun 2013, setelah itu dihitung dengan metode rata-rata bergerak
(moving average). Menurut Dajan (1986), rumus untuk mendapatkan nilai indeks
musim penangkapan (IMP) adalah sebagai berikut:
Menyusun deret CPUEi bulan Januari 2001 sampai September 2011
ni = CPUEi

(14)

Keterangan:
i
ni

= 1, 2, 3, ... , 96
= CPUE urutan ke-i

Menyusun rata-rata bergerak CPUE selama 12 bulan (RG)
i

Keterangan:
RGi
CPUEi
i

1

12

U

i

(15)

= Rata-rata bergerak 12 bulan urutan ke-i
= CPUE urutan ke-i
= 1, 2, 3, ... , 96

Menyusun rata-rata bergerak CPUE terpusat (RGP)
1
RGPi = ∑
2

(16)

i

Rasio rata-rata bulan (Rb)
U i

i

(17)

i

Keterangan:
Rbi
CPUEi
i

= rasio rata-rata bulan ke-i
= CPUE urutan ke-i
=1, 2, 3, ... , 96

Menyusun nilai rata-rata dalam suatu matriks berukuran i x j yang disusun
setiap bulannya, dimulai dari bulan Juli. Menghitung nilai total rasio rata-rata tiap
bulan, menghitung total rasio rata-rata secara keseluruhan, dan menghitung indeks
musim penangkapan.
Rasio rata-rata untuk bulan ke-i (RRBi)
i

Keterangan:
RRBi
RBij

1

n

ij

= Rata-rata RBij untuk bulan ke-i
= Rasio rata-rata bulanan dalam matriks ukuran i x j

(18)

9
i
j

= 1, 2, 3, ... , 12
= 1, 2, 3, ... , n

Jumlah rasio rata-rata bulanan (JRRB)


Keterangan:
JRRBi
RRBi
i

(19)

i

= Jumlah rasio rata-rata bulan
= Rata-rata RBij untuk bulan ke-i
= 1, 2, 3, ... , 12

Menghitung faktor koreksi:
1200
Keterangan :
FK
JRRB

(20)

= Nilai faktor koreksi
= Jumlah rasio rata-rata bulanan

Indeks musim penangkapan
M

i

(21)

i

Keterangan :
IMPi
RBBi
i

= Indeks musim penangkapan bulan ke-i
= Rasio rata-rata untuk bulanan ke-i
= 1, 2, 3, ... , 12

Kriteria Indeks Musim Penangkapan (IMP):
IMP < 50 %
= Musim paceklik
IMP 50%