5 . Balancing Theory
Balancing Theory menurut Myers 1984 dalam Husnan dan Pudjiastuti 2004 : 266 disebut sebagai teori-teori keseimbangan, karena tujuannya adalah untuk
menyeimbangkan komposisi hutang dan modal sendiri. Pembicaraan balancing theory dimulai dari keadaan yang ekstrem, yaitu pada kondisi pasar modal yang
sempurna dan tidak ada pajak. Myers 1984 dalam Husnan dan Pudjiastuti 2004 :266 telah mengelompokkan berbagai faktor yang mempengaruhi struktur modal
yaitu perusahaan yang mengikuti balance theory dan perusahaan yang mengikuti pecking order theory. Mendasar pada balance theory perusahaan berupaya
mempertahankan struktur modal yang ditargetkan dengan tujuan memaksimumkan nilai perusahaan.
2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal
Banyak faktor yang mempengaruhi keputusan manajer dalam menentukan struktur modal perusahaan. Menurut Brigham dan Houston 2001 : 6 faktor-faktor
yang mempengaruhi struktur modal adalah risiko bisnis, posisi pajak, fleksibilitas keuangan dan konservatisme atau agresivitas manajemen merupakan faktor-faktor
yang menetukan keputusan struktur modal; khususnya pada struktur modal yang ditargetkan target capital structure. Secara lebih umum, faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap keputusan struktur modal adalah stabilitas penjualan, struktur aktiva, leverage operasi, tingkat pertumbuhan, profitabilitas, pajak, pengendalian,
sikap manajemen, sikap pemberi pinjaman, kondisi pasar, kondisi international perusahaan dan fleksibilitas keuangan Brigham dan Houston, 2001 : 39.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Riyanto 2008 : 297 faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal adalah tingkat bunga, stabilitas dari “Earning”, susunan dari pada aktiva, kadar
resiko dari pada aktiva, besarnya jumlah modal yang dibutuhkan, keadaan pasar modal, sifat manajemen, dan besarnya suatu perusahaan.
2.1.3.1 Tingkat Bunga
Bambang Riyanto 2008 : 297, menyatakan bahwa pada waktu perusahaan merencanakan pemenuhan modal, biasanya perusahaan akan mempertimbangkan
tingkat suku bunga yang berlaku saat itu. Apabila tingkat suku bunga tinggi dan cenderung akan meningkat, biasanya perusahaan enggan untuk mendanai kegiatan
perusahaan dengan hutang.
2.1.3.2 Profitabilitas
Brigham dan Houston 2001 : 40, menyatakan bahwa perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi menggunakan hutang yang relatif
kecil. Tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan untuk membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan dengan dana yang dihasilkan secara internal.
2.1.4 Debt to Equity Ratio DER
Debt to Equity Ratio DER merupakan perbandingan antara total hutang dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan
untuk memenuhi kewajibannya. Dirumuskan sebagai berikut Brigham dan Houston, 2001 : 58:
DER = Total HutangTotal Ekuitas
Universitas Sumatera Utara
Perusahaan yang tidak mempunyai hutang berarti menggunakan modal sendiri untuk semua aktivitas pendanaan. Debt to Equity Ratio mencerminkan kemampuan
perusahaan untuk membayar semua hutang-hutangnya atau menunjukkan solvabilitas suatu perusahaan. Suatu perusahaan yang solvable berarti perusahaan tersebut
mempunyai aktiva atau kekayaan yang cukup untuk membayar semua hutang- hutangnya. Semakin tinggi nilai DER berarti menunjukkan semakin tinggi kewajiban
perusahaan untuk memenuhi kewajiban.
2.1.5 Tingkat Bunga