Uji Multikolinearitas Uji Heteroskedastisitas Uji Autokorelasi

Ho diterima jika t tabel t hitung pada = 5 Ha diterima jika t hitung t tabel pada = 5

3. Pengujian Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual tidak mengikuti distribusi normal. Untuk menguji normalitas data peneliti menggunakan uji Kolmogorov Smirnov. Apabila probabilitas 0,05, maka distribusi data normal dan dapat digunakan regresi berganda. Apabila profitabilitas 0.05, maka distribusi data dikatakan tidak normal, untuk itu dilakukan transformasi data atau menambah maupun mengurangi data.

b. Uji Multikolinearitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi diantara variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Deteksi multikolinearitas pada suatu model dapat dilihat yaitu jika nilai variance inflation factor VIF tidak lebih dari 10 dan nilai tolerance tidak kurang dari 0,1 maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolinearitas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain Ghozali, 2006: 105. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain Universitas Sumatera Utara tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas. Dasar analisis yang dapat digunakan untuk menentukan heteroskedastisitas, antara lain: 1. Jika ada pola tertentu, seperti titik yang membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. 2. Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas atau terjadi homokedastisitas.

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t- 1 . Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun berkaitan satu dengan lainnya. Hal ini sering ditemukan pada penelitian time series. Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah autokorelasi adalah dengan menggunakan nilai Durbin-Watson Ghozali,2006: 96. Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut: a. Bila nilai Durbin-Watson DW terletak antara batas atas satu Upper Bound DU dan 4-DU, maka koefisien autokorelasi sama dengan nol berarti tidak ada autokorelasi. Universitas Sumatera Utara b. Bila nilai DW lebih rendah dari pada batas bawah atau Lower Bound DL, maka koefisien autokorelasi lebih besar dari pada nol, berarti ada autokorelasi positif. c. Bila nilai DW lebih besar dari pada 4-DL, maka koefisien autokorelasi lebih kecil dari pada nol, berarti ada autokorelasi negatif. d. Bila nilai DW terletak diantara batas atas DU dan batas bawah DL atau DW terletak antara 4-DU dan 4-DL, maka hasilnya tidak dapat disimpulkan. Uji Autokorelasi juga dapat dilakukan melalui Run Test. Uji ini merupakan bagian dari statistik non-parametric yang dapat digunakan untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi. Pengambilan keputusan dilakukan dengan melihat nilai Asymp. Sig 2-tailed uji Run Test. Apabila nilai Asymp. Sig 2-tailed lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05 maka dapat disimpulkan tidak terdapat autokorelasi Ghozali, 2006:103. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dokumen yang terkait

Pengaruh Perputaran Modal Kerja terhadap Profitabilitas pada perusahaan Pertambangan di Bursa Efek Indonesia

20 175 102

Pengaruh komponen manajemen modal kerja terhadap profitabilitas perusahaan sektor pertambangan di bursa efek indonesia

0 5 55

Pengaruh Struktur Aktiva, Ukuran Perusahaan, Tingkat Pertumbuhan, Profitabilitas dan Risiko Bisnis Terhadap Struktur Modal: Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang Listing di Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2007.

0 0 23

ANALISIS BEBERAPA VARIABEL YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN SEKTOR PERTAMBANGAN DI BURSA EFEK INDONESIA.

1 2 94

Pengaruh Profitabilitas, Tingkat Pertumbuhan Perusahaan, Likuiditas Dan Pajak Terhadap Struktur Modal Pada Sektor Pariwisata Di Bursa Efek Indonesia.

0 0 44

Pengaruh struktur modal, profitabilitas dan ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan pada Perusahaan sektor pertambangan yang Terdaftar di bursa efek indonesia - Perbanas Institutional Repository

0 0 17

Pengaruh struktur modal, profitabilitas dan ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan pada Perusahaan sektor pertambangan yang Terdaftar di bursa efek indonesia - Perbanas Institutional Repository

0 0 16

Pengaruh struktur modal, profitabilitas dan ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan pada Perusahaan sektor pertambangan yang Terdaftar di bursa efek indonesia - Perbanas Institutional Repository

0 0 26

PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, LEVERAGE OPERASI DAN PROFITABILITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN SUB SEKTOR PERKEBUNAN DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI

0 1 24

PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, UKURAN PERUSAHAAN, LIKUIDITAS, DAN PROFITABILITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL SEKTOR RITEL YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 12