Pengaruh Perputaran Modal Kerja terhadap Profitabilitas pada perusahaan Pertambangan di Bursa Efek Indonesia

(1)

SKRIPSI

PENGARUH PERPUTARAN MODAL KERJA TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN DI

BURSA EFEK INDONESIA

OLEH:

JEPRI SUPOMO PURBA 070502096

PROGRAM STUDI STRATA 1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Pengaruh Perputaran Modal Kerja terhadap Profitabilitas pada perusahaan Pertambangan di Bursa Efek Indonesia”. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh dari perputaran modal kerja yang terdiri dari perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan terhadap profitabilitas pada perusahaan pertambangan di Bursa Efek Indonesia.

Metodologi penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan metode analisis statistik. Data yang digunakan adalah data sekunder. Penelitian ini menggunakan data penelitian berjumlah 18 Perusahaan. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji F dan uji t, dengan tingkat signifikansi (α) 5%. Penganalisaan data menggunakan software pengolahan data statistik yaitu SPSS 16.00 for windows.

Hasil uji F menunjukkan bahwa pada perusahaan pertambangan variabel perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan dapat mengestimasi variabel Profitabilitas (ROI) dalam model analisis. Hasil uji t (secara individual) menunjukkan bahwa pada perusahaan pertambangan masing-masing variabel perputaran kas dan perputaran persediaan tidak memiliki pengaruh terhadap ROI, tetapi variabel perputaran piutang memiliki pengaruh terhadap ROI. Hasil ini dapat dilihat pada analisis regresi berganda dan pada koefisien determinasi, nilai R sebesar 0,427 berarti hubungan antara perputaran kas, perputaran piutang, dan perpuaran persediaan terhadap profitabilitas sebesar 42,7 %, artinya hubungan antar variabel kurang erat. Nilai Adjusted R Square sebesar 0,140 yang berarti 14,0 % prestasi profitabilitas dapat dijelaskan oleh perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan. Sedangkan sisanya 86,0 % dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Kata Kunci: Perputaran kas, Perputaran piutang, Perputaran persediaan dan Profitabilitas (ROI)


(3)

ABSTRACT

This study titled "The Influence of Working Capital Turnover on the profitability of the mining company in Indonesia Stock Exchange". The research objective was to determine and analyze the influence of turnover working capital consisting of cash turnover, receivables turnover and inventory turnover to profitability in the mining company in Indonesia Stock Exchange.

Research methodology used is descriptive analysis method and the method of statistical analysis. The data used are secondary data. This study uses research data amounted to 18 companies. Hypothesis testing is done using the F test and t

test, with significance level (α) 5%. Analyzing data using statistical data processing software ie SPSS for windows 16:00.

F test results showed that the mining company's variable rotation of cash, receivables turnover and inventory turnover can estimate the profitability variable (ROI) in the model analysis. T test results (individual) showed that the mining companies each variable cash turnover and inventory turnover has no effect on ROI, but the turnover variable has an influence on ROI. These results can be viewed on multiple regression analysis and the coefficient of determination, the R value of 0.427 means that the relationship between the turnover of cash, receivables turnover, and inventory perpuaran to the profitability of 42.7%, meaning that the relationship between variables less closely. Adjusted R Square value of 0.140 which means 14.0% achievement profitability can be explained by the rotation of cash, receivables turnover and inventory turnover. While the remaining 86.0% can be explained by other factors not examined in this study.

Keywords: Turnover of cash, accounts receivables turnover, inventory turnover and profitability (ROI)


(4)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur bagi Tuhan Yesus Kristus, Allah yang Maha Kuasa atas kasih dan kelimpahan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Tujuan penulisan ini adalah sebagai salah satu syarat guna memperoleh Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua tercinta, Drs. B. Purba dan N. Simamora atas dukungan, kasih sayang, pengorbanan serta doa yang tulus dan tidak pernah putus untuk penulis.

Penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang turut membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini baik secara materil maupun moril, yaitu:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenty Sadalia, SE, ME selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Penguji I yang telah meluangkan waktunya dalam memberikan saran dan kritik demi kesempurnaan skripsi ini.

3. Ibu Dr. Endang Sulistyarini SE, M.Si selaku Ketua Program Studi S1 Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara .

4. Ibu Dra. Marhayanie, M.Si selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(5)

5. Ibu Nisrul Irawati SE, MBA. selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu untuk membimbing serta memberi arahan dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Bapak Drs. Syahyunan, M.Si selaku Dosen Penguji II yang telah meluangkan waktunya dalam memberikan saran dan kritik demi kesempurnaan skripsi ini.

7. Seluruh Dosen dan Civitas Akademik di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan bekal pengetahuan sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan dan penulisan skripsi ini dengan baik, dan juga kepada pegawai-pegawai FE USU.

8. Teman-teman berbagi suka dan duka (Jesika SE, Priscilya, Osin, Faber BP Situngkir SE, Kristiana, Rekha SE, Monang Tambunan). Trimakasih atas semangat yang kita munculkan bersama-sama..

Penulis mengucapkan terimakasih dan semoga Tuhan Yang Maha Kuasa memberikan kasih dan berkatNya kepada berbagai pihak yang membantu.

Medan, September 2011 Penulis


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis ... 7

2.2 Penelitian Terdahulu ... 17

2.3 Kerangka Konseptual ... 19

2.4 Hipotesis ... 20

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 21

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 21

3.3 Batasan Operasional ... 21

3.4 Definisi Operasional Variabel ... 21

3.5 Jenis Data ... 23

3.6 Metode Pengumpulan Data ... 22

3.7 Populasi dan Sampel ... 23

3.8 Teknik Analisis Data ... 25

BAB IVANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusasahaan ... 30

4.2 Analisis Deskriptif ... 46

4.3 Regresi Linear Berganda ... 51

4.4 Pengujian Asumsi Klasik ... 53

4.5 Pengujian Hipotesis ... 61

BAB V KESIMPULN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 67

5.2 Saran ... 67


(7)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 1.1 Data Rata-Rata Perputaran Kas, Perputaran Piutang, Perputaran Persediaan, dan Profitabilitas pada

Perusahaan Pertambangan Tahun 2007-2010 ... ……… 4

Tabel 3.1 Jumlah Sampel Berdasarkan Karakteristik yang Ditetapkan . .... 24

Tabel 3.2 Nama-Nama Sampel Perusahaan ... .... 24

Tabel 4.1 Perputaran Kas, Perputaran Piutang, Perputaran Persediaan dan ROI pada Perusahaan Pertambangan di Bursa Efek Indonesia tahun 2007 ... .. 46

Tabel 4.2 Perputaran Kas, Perputaran Piutang, Perputaran Persediaan dan ROI pada Perusahaan Pertambangan di Bursa Efek Indonesia tahun 2008 ... .. 47

Tabel 4.3 Perputaran Kas, Perputaran Piutang, Perputaran Persediaan dan ROI pada Perusahaan Pertambangan di Bursa Efek Indonesia tahun 2009 ... .. 49

Tabel 4.4 Perputaran Kas, Perputaran Piutang, Perputaran Persediaan dan ROI pada Perusahaan Pertambangan di Bursa Efek Indonesia tahun 2010 ... .. 50

Tabel 4.5 Hasil Uji Regresi ... .. 52

Tabel 4.6 Uji Normalitas ... .. 56

Tabel 4.7 Colinearity Statistics ... .. 57

Tabel 4.8 Kriteria Pengambilan Uji Autokorelasi ... .. 58

Tabel 4.9 Uji Autokorelasi ... .. 58

Tabel 4.10 Uji Glejser ... .. 60

Tabel 4.11 Uji F ... .. 62

Tabel 4.12 Nilai Adjusted R Square ... .. 63


(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual ... 20 Gambar 4.1 Histogram Dependent Variabel (ROI) ... 54 Gambar 4.2 Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable (ROI) ... 55 Gambar 4.3 Scatterplot Dependent Variabel (ROI) ... 59


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Pengolahan Data………….…..………. 70 Hasil Pengolahan Data dengan SPSS……… 86


(10)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Pengaruh Perputaran Modal Kerja terhadap Profitabilitas pada perusahaan Pertambangan di Bursa Efek Indonesia”. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh dari perputaran modal kerja yang terdiri dari perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan terhadap profitabilitas pada perusahaan pertambangan di Bursa Efek Indonesia.

Metodologi penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan metode analisis statistik. Data yang digunakan adalah data sekunder. Penelitian ini menggunakan data penelitian berjumlah 18 Perusahaan. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji F dan uji t, dengan tingkat signifikansi (α) 5%. Penganalisaan data menggunakan software pengolahan data statistik yaitu SPSS 16.00 for windows.

Hasil uji F menunjukkan bahwa pada perusahaan pertambangan variabel perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan dapat mengestimasi variabel Profitabilitas (ROI) dalam model analisis. Hasil uji t (secara individual) menunjukkan bahwa pada perusahaan pertambangan masing-masing variabel perputaran kas dan perputaran persediaan tidak memiliki pengaruh terhadap ROI, tetapi variabel perputaran piutang memiliki pengaruh terhadap ROI. Hasil ini dapat dilihat pada analisis regresi berganda dan pada koefisien determinasi, nilai R sebesar 0,427 berarti hubungan antara perputaran kas, perputaran piutang, dan perpuaran persediaan terhadap profitabilitas sebesar 42,7 %, artinya hubungan antar variabel kurang erat. Nilai Adjusted R Square sebesar 0,140 yang berarti 14,0 % prestasi profitabilitas dapat dijelaskan oleh perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan. Sedangkan sisanya 86,0 % dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Kata Kunci: Perputaran kas, Perputaran piutang, Perputaran persediaan dan Profitabilitas (ROI)


(11)

ABSTRACT

This study titled "The Influence of Working Capital Turnover on the profitability of the mining company in Indonesia Stock Exchange". The research objective was to determine and analyze the influence of turnover working capital consisting of cash turnover, receivables turnover and inventory turnover to profitability in the mining company in Indonesia Stock Exchange.

Research methodology used is descriptive analysis method and the method of statistical analysis. The data used are secondary data. This study uses research data amounted to 18 companies. Hypothesis testing is done using the F test and t

test, with significance level (α) 5%. Analyzing data using statistical data processing software ie SPSS for windows 16:00.

F test results showed that the mining company's variable rotation of cash, receivables turnover and inventory turnover can estimate the profitability variable (ROI) in the model analysis. T test results (individual) showed that the mining companies each variable cash turnover and inventory turnover has no effect on ROI, but the turnover variable has an influence on ROI. These results can be viewed on multiple regression analysis and the coefficient of determination, the R value of 0.427 means that the relationship between the turnover of cash, receivables turnover, and inventory perpuaran to the profitability of 42.7%, meaning that the relationship between variables less closely. Adjusted R Square value of 0.140 which means 14.0% achievement profitability can be explained by the rotation of cash, receivables turnover and inventory turnover. While the remaining 86.0% can be explained by other factors not examined in this study.

Keywords: Turnover of cash, accounts receivables turnover, inventory turnover and profitability (ROI)


(12)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Setiap perusahaan dalam menjalankan operasinya selalu diarahkan pada pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Bagi perusahaan yang profit oriented maka tujuan pokok perusahaan adalah memperoleh keuntungan yang maksimal yang dilanjutkan dengan pengembangan usaha. Keuntungan ini sangat penting bagi perusahaan, karena dapat mencerminkan keberhasilan dan menjaga kelangsungan hidup perusahaan.

Setiap aktivitas yang dilaksanakan oleh perusahaan selalu memerlukan dana, baik untuk membiayai kegiatan operasional sehari-hari maupun untuk membiayai investasi jangka panjangnya. Dana yang digunakan untuk melangsungkan kegiatan operasional sehari-hari disebut modal kerja. Modal kerja ini akan terus berputar di dalam perusahaan.

Modal kerja adalah nilai aktiva/ harta yang dapat segera dijadikan uang kas yaitu dipakai perusahaan untuk keperluan sehari-hari, misalnya untuk membayar gaji pegawai, membeli bahan baku/ barang, membayar ongkos angkutan, membayar hutang dan sebagainya (Riyanto, 2008: 57). Oleh sebab itu kesalahan dalam mengelola modal kerja mengakibatkan kegiatan usaha dapat terhambat atau terhenti sama sekali.

Pengelolaan modal kerja berkaitan dengan kebijakan penentuan berapa besarnya jumlah aktiva lancar yang dibutuhkan dan bagaimana cara pendanaannya. Adapun elemen-elemen pembentuk modal kerja adalah meliputi


(13)

kas, sekuritas yang dapat diperjualbelikan, piutang dan persediaan (Van Horne, 2005:313).

Kas merupakan aktiva yang paling likuid dan merupakan salah satu unsur modal kerja yang paling tinggi likuiditasnya. Semakin besar jumlah kas yang dimiliki oleh perusahaan maka akan semakin tinggi pula tingkat likuiditasnya. Namun bukan berarti perusahaan harus mempertahankan jumlah kas yang sangat besar karena semakin besar kas yang melebihi utang lancarnya mencerminkan adanya overinvestment dalam kas atau banyak uang yang menganggur sehingga dimungkinkan akan memperkecil profitabilitas.

Untuk meningkatkan profitabilitas perlu memperbesar total pendapatan dengan melakukan penjualan secara kredit dan tunai sehingga timbul piutang. Dengan demikian piutang dapat dikatakan sebagai aktiva atau kekayaan yang timbul sebagai akibat dari pelaksanaan penjualan kredit.

Penentuan besarnya modal kerja dalam persediaan mempunyai efek yang langsung terhadap profitabilitas perusahaan. Adanya investasi yang terlalu besar pada persediaan dibandingkan dengan kebutuhan akan memperbesar beban bunga, memperbesar biaya penyimpanan di gudang, memperbesar kemungkinan kerugian karena kerusakan dan turunnya kualitas barang sehingga semua ini akan memperkecil profitabilitas perusahaan.

Dalam usaha pencapaian tujuan perusahaan, faktor modal kerja mempunyai arti yang sangat penting agar perusahaan dapat beroperasi secara terus-menerus dengan prinsip kesinambungan. Faktor modal kerja mendapat perhatian yang khusus agar pembelanjaan modal kerja dapat dilaksanakan dengan


(14)

efisien. Efisien tidaknya pembelanjaan modal kerja dapat mempengaruhi likuiditas perusahaan, dan besar kecilnya likuiditas perusahaan dapat mempengaruhi profitabilitas perusahaan. Efisiensi modal kerja dapat diukur degan melihat tingkat perputaran modal kerja.

Menurut Brigham (2006: 107), hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan yang dilakukan perusahaan merupakan profitabilitas. Masalah profitabilitas ini penting bagi kelangsungan hidup dan perkembangan perusahaan. Bagi pimpinan perusahaan, profitabilitas dapat digunakan sebagai tolak ukur untuk mengetahui berhasil atau tidaknya perusahaan yang dipimpinnya, sedangkan bagi penanam modal dapat digunakan sebagai tolak ukur prospek modal yang ditanamkan dalam perusahaan tersebut.

Perusahaan yang menjadi subjek penelitian ini adalah perusahaan pertambangan yang ada di Bursa Efek Indonesia. Perusahaan pertambangan memiliki prospek yang sangat bagus di Indonesia. Perusahaan pertambangan merupakan salah satu sektor yang cenderung diminati oleh investor sebagai salah satu target investasinya. Penyebabnya adalah bahwa hasil dari pertambangan sangat digemari oleh masyarakat Indonesia (Tambunan, 2007: 52).

Besarnya perputaran kas, perputaran piutang, perputaran persediaan, dan profitabilitas pada perusahaan pertambangan dari tahun 2007-2010 dapat dilihat pada Tabel 1.1


(15)

Tabel 1.1

Data Rata-Rata Perputaran Kas, Perputaran Piutang, Perputaran Persediaan, dan Profitabilitas Pada Perusahaan Pertambangan

Tahun 2007-2010 Periode Perputaran

Kas

Perputaran Piutang

Perputaran Persediaan

Return on Investment

2007 16,1071 8,6477 42,4517 10,38%

2008 67,2202 10,6966 35,9088 6,89%

2009 21,4362 8,3388 31,6070 3,64%

2010 13,3306 7,1818 25,7372 8,18%

Sumber:

Dari Tabel 1.1 menunjukkan bahwa perputaran kas, perputaran piutang, perputaran persediaan dan profitabilitas memiliki fluktuasi dari tahun ke tahun. Kas yang terlalu besar berakibat pemanfaatan kas tersebut kurang efisien karena kas tersebut menganggur dan tidak menghasilkan keuntungan. Oleh karena itu, tingkat profitabilitas perusahaan menjadi rendah. Dengan kata lain, semakin tingginya perputaran kas akan menyebabkan efisien kas semakin baik yang kemudian akan meningkatkan profitabilitas perusahaan. Semakin cepat dana dalam perusahaan berputar semakin efektif penggunaan dana tersebut sehingga semakin besar pula tingkat profitabilitas perusahaan atas dana yang ditanam. Dengan kata lain, semakin tingginya perputaran piutang dan perputaran persediaan, secara tidak langsung akan meningkatkan tingkat profitabilitas.

Namun, hal tersebut bertentangan dengan keadaan perputaran kas, perputaran piutang, perputaran persediaan, dan profitabilitas dari tahun 2007 sampai tahun 2010, dimana apabila tingkat perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan meningkat atau menurun, maka tidak selamanya tingkat profitabilitas meningkat atau menurun.


(16)

Berdasarkan permasalahan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan judul “Pengaruh Perputaran Modal Kerja terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

“Apakah perputaran modal kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh dari perputaran modal kerja yang terdiri dari perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan terhadap profitabilitas pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:

a. Bagi penulis

Menambah wawasan penulis tentang pengaruh antara perputaran modal kerja terhadap profitabilitas perusahaan.


(17)

b. Bagi pihak lain

Sebagai bahan informasi, referensi, perbandingan dalam kegiatan selanjutnya mengenai modal kerja dan pengaruhnya terhadap profitabilitas.

c. Bagi Investor dan Masyarakat

Sebagai sumber informasi dan dapat membantu investor dan masyarakat dalam melakukan kegiatan investasi di sektor pertambangan.


(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis

2.1.1. Pengertian Modal Kerja

Setiap perusahaan selalu memerlukan modal kerja yang akan digunakan untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk membeli bahan baku, membayar gaji pegawai, membayar upah tenaga kerja langsung, membayar hutang dan lain-lain. Keunggulan uang tunai (kas) akan menyebabkan perusahaan tidak mampu membayar kewajiban jangka pendek, sedangkan kekurangan persediaan akan menyebabkan perusahaan tidak dapat memperoleh keuntungan karena calon pembeli tidak jadi membeli produk perusahaan.

Manajemen modal kerja adalah kegiatan yang mencakup semua fungsi manajemen atas aktiva lancar dan kewajiban jangka pendek perusahaan (Syahyunan 2004:36). Manajemen modal kerja yang efektif menjadi sangat penting untuk pertumbuhan kelangsungan perusahaan dalam jangka panjang. Apabila perusahaan kekurangan modal kerja untuk memperluas penjualan dan meningkatkan produksinya, maka besar kemungkinannya akan kehilangan pendapatan dan keuntungan. Perusahaan yang tidak memiliki modal kerja yang cukup, tidak dapat membayar kewajiban jangka pendek tepat waktunya dan akan menghadapi masalah likuiditas.

Adapun sasaran yang ingin dicapai dari manajemen modal kerja adalah: a. Memaksimalkan nilai perusahaan dengan mengelola aktiva lancar


(19)

besar dari biaya modal yang digunakan untuk membiayai aktiva-aktiva tersebut.

b. Meminimalkan biaya modal yang digunakan untuk membiayai aktiva lancar.

c. Pengawasan terhadap arus dana dalam aktiva lancar dan ketersediaan dana dari sumber hutang, perusahaan selalu dapat memenuhi kewajiban keuangannya pada saat jatuh tempo.

Modal kerja mengandung dua pengertian, yaitu gross working capital yang merupaka keseluruhan dari aktiva lancar, dan net working capital yang merupakan selisih antara aktiva lancar dikurangi hutang lancar. Berkaitan dengan pengertian modal kerja ini dapat dikemukakan beberapa konsep, yaitu:

a. Konsep Kuantitatif

Modal kerja menurut konsep kuantitatif didasarkan pada kuantitas dana yang tertanam dalam unsur-unsur aktiva lancar, sekali berputar akan kembali ke dalam bentuk semula dalam waktu yang tidak terlalu lama. Modal kerja dalam pengertian ini sering disebut modal kerja bruto (gross

working capital).

b. Konsep Kualitatif

Modal kerja menurut konsep kualitatif adalah sebagian dari aktiva lancar yang benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan tanpa menunggu likuiditasnya, yaitu merupakan kelebihan aktiva lancar di atas hutang lancarnya. Modal kerja dalam pengertian ini sering disebut modal kerja neto (net working capital).


(20)

c. Konsep Fungsional

Modal kerja menurut konsep fungsional berdasarkan pada fungsi dari dana dalam menghasilkan pendapatan. Setiap dana yang digunakan dalam periode akuntansi tertentu yang seluruhnya langsung menghasilkan pendapatan pada periode tersebut dan ada sebagian dana lainnya yang digunakan selama periode tersebut namun tidak seluruhnya digunakan dalam menghasilkan pendapatan pada periode berikutnya. Dalam konsep ini dikenal modal kerja potensial, yaitu modal kerja yang menghasilkan pendapatan dari perusahaan yang bersangkutan.

2.1.2 Elemen Modal Kerja

Adapun elemen-elemen pembentuk modal kerja adalah meliputi kas, piutang dan persediaan (Van Horne, 2005:313).

a. Kas

Kas merupakan aktiva yang paling likuid atau merupakan unsur modal kerja yang paling tinggi likuiditasnya yang berarti semakin besar jumlah yang dimiliki oleh suatu perusahaan akan semakin tinggi pula tingkat likuiditasnya. Tetapi suatu perusahaan yang mempunyai tingkat likuiditas yang tinggi karena adanya kas dalam jumlah yang banyak mencerminkan adanya overinvestment dalam kas atau banyak uang yang menganggur dan berarti bahwa perusahaan kurang efisien dalam pengelolaan kas. Jumlah kas yang relatif kecil akan diperoleh profit yang lebih besar namun suatu perusahaan yang hanya mengejar keuntungan tanpa memperhatikan likuiditas akhirnya perusahaan itu akan dalam keadaan likuid apabila sewaktu-waktu ada tagihan.


(21)

b. Piutang

Dalam rangka usaha memperbesar volume penjualannya kebanyakan perusahaan menjual produknya dengan kredit. Penjualan kredit tidak segera menghasilkan penerimaan kas tetapi menimbulkan piutang langganan dan baru kemudian pada hari jatuh temponyaterjadi aliran kas masuk (cash inflows) yang berasal dari pengumpulan piutang tersebut. Dengan demikian maka piutang (receivables) merupakan aktiva atau kekayaan perusahaan yang timbul akibat dari pelaksanaan politik penjualan kredit (Riyanto, 2008: 85). Manajemen piutang merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan yang menjual produknya dengan kredit. Manajemen piutang terutama menyangkut masalah pengendalian jumlah piutang, pengendalian pemberian dan pengumpulan piutang serta evaluasi terhadap politik kredit yang dijalankan oleh perusahaan.

c. Persediaan

Inventory atau persediaan barang sebagai elemen utama dari modal kerja

merupakan aktiva yang selalu dalam keadaan berputar dimana secara terus-menerus mengalami perubahan (Riyanto, 2008: 69). Masalah investasi dalam

inventory merupakan masalah pembelanjaan aktif seperti halnya investasi dalam

aktiva-aktiva lainnya. Masalah penentuan besarnya investasi atau lokasi modal dalam inventory berpengaruh langsung terhadap profitabilitas pada perusahaan. Kesalahan dalam penetapan besarnya investasi dalam inventory (persediaan) akan menekan keuntungan.

Adanya investasi dalam persediaan yang terlalu besar dibandingkan dengan kebutuhan akan memperbesar beban bunga, memperbesar biaya


(22)

penyimpanan dan pemeliharaan di gudang, memperbesar kemungkinan kerugian akibat kerusakan dan turunnya kualitas sehingga semua itu akan memperkecil profitabilitas. Demikian juga sebaliknya adanya investasi yang terlalu kecil dalam persediaan akan berakibat menekan profitabilitas karena persediaan.

2.1.3 Perputaran Modal Kerja

Modal kerja selalu dalam keadaan operasi atau berputar dalam perusahaan selama perusahaan yang bersangkutan dalam keadaan usaha. Perputaran modal kerja dimulai pada saat arus keluar dana diinvestasikan ke dalam unsur-unsur modal kerja sampai masuk kembali menjadi kas berikutnya. Periode perputaran modal kerja adalah rata-rata dana terikat dalam modal kerja selama satu proses produksi. Periode terikatnya modal kerja tergantung tingkat perputaran modal kerja dan periode perputaran modal kerja merupakan salah satu faktor untuk menentukan besarnya kebutuhan modal kerja perusahaan. Semakin pendek waktu perputaran modal kerja berarti semakin cepat perputaran modal kerja. Sebaliknya semakin panjang waktu perputaran modal kerja berarti semakin lambat perputaran modal kerja.

2.1.4 Rasio Modal Kerja

Menurut Sawir (2005: 144), rasio-rasio modal kerja terdiri dari: a. Kecukupan Aktiva Lancar

1. Rasio aktiva lancar terhadap kewajiban lancar (current ratio)

Current Ratio =

Rasio yang rendah merupakan indikasi bahwa perusahaan mungkin tidak dapat membayar tagihan-tagihannya pada masa mendatang.


(23)

Rasio yang tinggi mungkin mengindikasikan jumlah aktiva lancar yang berlebihan.

2. Rasio aktiva lancar terhadap total aktiva

Current Assets to Total Assets Ratio =

Rasio yang rendah mungkin menunjukkan kurangnya penjualan kredit (piutang yang rendah) atau kurangnya dukungan untuk produksi dengan persediaan yang cukup. Rasio yang tinggi mungkin mengindikasikan kebijakan pengumpulan piutang yang buruk atau persediaan yang besar.

3. Rasio aktiva lancar terhadap penjualan

Quick Assets to Revenue Ratio =

b. Kecukupan Quick Assets

1. Rasio quick assets terhadap kewajiban lancar (quick ratio)

Quick Ratio =

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar tagihan tanpa bergantung pada penjualan persediaannya.

2. Rasio quick assets terhadap total aktiva

Quick Assets to Total Assets Ratio =

Rasio ini menunjukkan besar kas dan piutang dalam bauran total aktivanya.


(24)

3. Rasio quick assets terhadap penjualan

Quick Assets to Revenues Ratio =

Rasio ini memperlihatkan kecukupan kas dan piutang apabila penjualan meningkat. Rasio ini juga menunjukkan kas dan piutang yang berlebihan bila penjualan menurun.

c. Kecukupan Kas

1. Rasio kas terhadap kewajiban lancar (cash ratio)

Cash Ratio =

Rasio ini mengukur kemampuan sesungguhnya untuk memenuhi utang-utang tepat pada waktunya.

2. Rasio kas terhadap total aktiva

Cash to Total Assets =

Rasio ini merefleksikan kebijakan perusahaan tentang pentingnya likuiditas versus penggunaan dana untuk aktiva tetap.

3. Rasio kas terhadap penjualan

Cash to Revenues Ratio =

Rasio ini mengukur kecuupan kas dibandingkan dengan kegiatan operasinya.

d. Arus Dana Dari Persediaan

1. Perputaran persediaan dalam kas (inventory turnover in cash)


(25)

Rasio ini mengukur berapa kali dalam 1 tahun sebuah perusahaan menghasilkan penjualan yang sama dengan saldo persediaannya. Perputaran 12:1 berarti penjualan 1 bulan sama dengan saldo persediaan.

2. Perputaran persediaan dalam unit (inventory turnover in units)

Inventory Turnover in Units =

Rasio ini mengukur kemampuan dana yang tertanam dalam persediaan berputar dalam suatu periode tertentu.

e. Exposure Dari Kewajiban Lancar

1. Rasio total aktiva terhadap kewajiban lancar (total assets to current

liabilities ratio)

Total Assets to Current Liabilities Ratio =

Rasio ini mengukur porsi dari aktiva yang didanai oleh utang jangka pendek.

2. Rasio Ekuitas terhadap kewajiban lancar

Total Equity to Current Liabilities Ratio =

3. Rasio HPP terhadap utang dagang (COGS to accounts payable ratio)

COGS to Account Payables Ratio =

f. Kecukupan Modal Kerja

1. Rasio total aktiva terhadap modal kerja bersih


(26)

Rasio yang tinggi mengindikasikan rendahnya tingkat likuiditas, sedangkan rasio yang rendah mengindikasikan tingkat likuiditas yang tinggi.

2. Rasio kewajiban lancar terhadap modal kerja bersih

Current Liabilities to Net Working Capital Ratio =

Rasio ini merupakan ekspresi alternatif dari current ratio. Bila current

ratio rendah, rasio ini akan tinggi, mengindikasikan likuiditas rendah.

Bila rasio ini rendah, current ratio akan tinggi, mengindikasikan likuiditas tinggi.

3. Perputaran modal kerja (revenues to net working capital ratio)

Working Capital Turnover =

Rasio ini mengukur aktivitas bisnis terhadap kelebihan aktiva lancar atas kewajiban lancar. Rasio yang tinggi mengindikasikan likuiditas yang rendah untuk mendukung operasional, sedangkan rasio yang rendah menunjukkan likuiditas yang tinggi.

2.1.5 Profitabilitas

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Profitabilitas suatu perusahaan diukur dengan kesuksesan perusahaan dan kemampuan menggunakan aktivanya secara produktif. Dengan demikian profitabilitas suatu perusahaan dapat diketahui dengan membandingkan


(27)

antara laba yang diperoleh dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau jumlah modal perusahaan tersebut.

Jumlah keuntungan yang diperoleh secara teratur serta kecenderungan atau

trend keuntungan yang meningkat merupakan suatu faktor yang sangat penting

yang perlu mendapatkan perhatian penganalisa di dalam menilai profitabilitas suatu perusahaan. Profitabilitas sering digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan modal kerja dalam suatu perusahaan dengan membandingkan antara laba dengan modal yang dipergunakan dalam operasi. Oleh karena itu keuntungan yang besar tidak menjamin atau bukan merupaka ukuran bahwa perusahaan

profitable, karena bagi manajemen atau pihak lain profitabilitas yang tinggi lebih

penting daripada keuntungan yang besar. 2.1.6 Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atau seberapa efektif pengelolaan perusahaan oleh manajemen. Rasio profitabilitas yang sering digunakan adalah (Syahyunan, 2004:83):

a. Gross Profit Margin

Mengukur efesiensi pengendalian harga pokok (biaya produksi), mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk berproduksi secara efisien.

b. Operating Profit Margin


(28)

c. Net Profit Margin

Mengukur laba bersih sesudah pajak dibandingkan dengan volume penjualan.

d. Return on Investment

Menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan.

e. Return on Equity

Mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan.

2.2 Penelitian Terdahulu

Siswanto (2001) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Perusahaan Manufaktur PMA dan PMDN yang Go-Publik di Bursa Efek Jakarta”. Berdasarkan pengujian yang dilakukan terhadap model yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil bahwa terdapat perbedaan tingkat profitabilitas, cash turnover, leverage ratio, working

capital turnover dan current ratio antara perusahaan PMA dan PMDN. Di

samping itu diperoleh juga hasil bahwa perputaran piutang dan perputaran persediaan terbukti tidak ada perbedaan yang signifikan secara statistik. Dari hasil analisis melalui persamaan regresi yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil bahwa enam variabel independen yang diduga mempengaruhi tingkat profitabilitas perusahaan-perusahaan public industri manufaktur selama tahun 1999, ternyata secara simultan berpengaruh signifikan.


(29)

Dari keenam parameter variabel independen yang dimasukkan model ternyata hanya leverage ratio yang signifikan untuk sampel perusahaan PMA dan PMDN. Hal ini menunjukkan bahwa pihak manajemen perusahaan mengutamakan jumlah proporsi hutang dan struktur modalnya, karena dengan jumlah hutang yang besar diharapkan akan memperoleh tingkat pengembalian (keuntungan) yang besar pula. Tiga variabel bebas (cash turnover, current ratio, dan leverage ratio) ditemukan berhubungan dengan tingkat profitabilitas perusahaan, walaupun untuk variabel cash turnover dan current ratio tidak cukup tinggi tingkat hubungannya (dengan r = 0,333 dan 0,439). Hal ini memperkuat makna bahwa hanya tingkat hutang yang lebih diutamakan oleh perusahaan PMA maupun PMDN.

Dari semua temuan yang didapat pihak manajemen perusahaan PMA dan PMDN sama-sama lebih mengutamakan modal dari luar dalam rangka mencapai tingkat keuntungan yang diinginkan, tetapi perusahaan PMA mampu lebih efisien dalam kas sehingga mempunyai tingkat likuiditas lebih tinggi. Terbukti dengan

mean rank cash turnover dan current ratio (33,04 dan 34,16) yang lebih tinggi

dibandingkan perusahaan PMDN (23,96 dan 22,84).

Firnady (2007) melakukan penelitian dengan judul penelitian “Analisis Hubungan Modal Kerja terhadap Profitabilitas pada PT Pola Indah Gas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengujian hipotesis terhadap variabel working

capital turnover, total assets turnover, current ratio membuktikan bahwa variabel

ini memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap kemampuan memperoleh laba pada PT Pola Indah Gas. Dengan demikian maka dapat diambil


(30)

kesimpulan bahwa bila kemampulabaan PT Pola Indah Gas meningkat, maka

working capital turnover, total assets turnover, current ratio juga akan

meningkat. Pengujian hipotesis terhadap variabel receivables turnover, membuktikan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan terhadap kemampuan memperoleh laba pada PT Pola Indah Gas. Koefisien korelasi dari rasio ini bertanda negatif artinya setiap ada kenaikan dari receivables turnover akan mengakibatkan turunnya kemampuan memperoleh laba pada PT Pola Indah Gas dan sebaliknya jika receivables turnover turun, maka ROI akan mengalami kenaikan pada PT Pola Indah Gas.

2.3 Kerangka Konseptual

Pihak manajemen perusahaan harus memperhatikan pengelolaan modal kerjanya, terutama yang berkaitan dengan kebijaksanaan modal kerja yang efisien. Pihak manajemen perusahaan akan dihadapkan pada keputusan yang mengakibatkan adanya pertukaran (trade off) antara faktor likuiditas dan profitabilitas. Hal tersebut merupakan hal yang sangat penting agar kelangsungan usaha dapat diperhatikan.

Oleh sebab itu, keputusan untuk menekan modal kerja seefisien mungkin agar tingkat likuiditas terjaga, akan cenderung menurunkan kemampuan profitabilitas perusahaan. Sebaliknya, keputusan yang cenderung untuk memaksimalkan profitabilitas perusahaan, akan cenderung membuat tidak terjaganya tingkat likuiditas perusahaan.

Oleh sebab itu, pengelolaan elemen-elemen aktiva lancar, yang meliputi kas, piutang dan persediaan merupakan hal penting yang harus juga diperhatikan


(31)

oleh pihak manajemen perusahaan. Efisiensi pengelolaan kas, piutang dan persediaan akan berpengaruh terhadap kemampuan untuk mendapatkan keuntungan. Jumlah kas yang sangat besar sampai melebihi utang lancarnyamencerminkan adanya overinvestment dalam kas atau banyak uang yang menganggur dimungkinkan memperkecil profitabilitas. Kebijaksanaan piutang yang salah akan membuat berkurangnya aliran kas yang masuk sehingga berkurangnya dana untuk operasi, yang pada akhirnya berpengaruh pada kemampuan mendapatkan keuntungan. Adanya investasi persediaan yang terlalu besar dibandingkan dengan kebutuhan akan memperbesar beban tetapi akan memperkecil profitabilitas.

Sumber: Riyanto (2008)

Gambar 2.1: Kerangka Konseptual 2.4 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap perumusan masalah penelitian yang akan diuji kebenarannya melalui penelitian yang dilakukan. Adapun hipotesis yang diambil berdasarkan latar belakang masalah, perumusan masalah, dan penelitian terdahulu adalah sebagai berikut: “Perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.

Return on Investment (Y)

Perputaran Modal Kerja: 1. Perputaran Kas ( ) 2. Perputaran Piutang ( ) 3. Perputaran Persediaan ( )


(32)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif adalah penelitian yang menghubungkan dua variabel atau lebih (Ginting dan Situmorang, 2008:57).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Bursa Efek Indonesia melalui media internet dengan situs 2011 sampai dengan Agustus 2011.

3.3 Batasan Operasional

Adapun batasan operasional penelitian ini adalah:

a. Variabel perputaran modal kerja yang terdiri dari perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan sebagai variabel independen dan profitabilitas sebagai variabel dependen.

b. Pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan memakai laporan keuangan yang telah diterbitkan dari periode 2007-2010.

3.4 Definisi Operasional Variabel

Defenisi operasional variabel-variabel yang dimaksud dalam penelitian ini sebagai berikut:


(33)

a.Profitabilitas (Y)

Merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba setelah pajak dari seluruh aktiva atau modal yang dimilikinya dibandingkan bulan sebelumnya. Rasio profitabilitas yang dipergunakan adalah ROI (Return on Investment), yang dihitung dengan rumus sebagai berikut (Riyanto 2008: 35):

ROI =

b. Perputaran Kas (Cash Turn Over)( X ). 1

Merupakan frekuensi berputarnyakas yang digunakan untuk proses produksi dan kembali menjadi kas. Perbandigan antara penjualanbersih dengan rata-rata kas mencerminkan tingkat perputaran kas. Menurut Riyanto (2008: 95) persamaan tingkat perputaran kas adalah:

Perputaran kas =

c.Perputaran Piutang (Receivable Turn Over) (X ). 2

Menunjukkan berapa kali suatu perusahaan menagih piutangnya dalam suatu periode. Periode perputaran atau periode terikatnya modal dalam piutang adalah tergantung kepada syarat pembayarannya. Makin lemah dan makin lama syarat pembayarannya, berarti makin lama modal terikat pada piutang yang ini berarti baahwa tingkat perputarannya selama periode tertentu adalah makin rendah. Menurut Riyanto (2008: 90) besarnya perputaran piutang dapat ditentukan melalui persamaan sebagai berikut:


(34)

Perputaran piutang =

d. Perputaran Persediaan (Inventory Turn Over) (X ) 3

Tingkat perputaran persediaan merupakan angka yang menunjukkan berapa kali (secara rata-rata) persediaan barang dijual dan diganti dalam suatu periode tertentu biasanya dalam satu tahun. Makin tinggi angka ini makin baik bagi perusahaan. Angka ini mengukur efektifitas pengelolaan persediaan. Menurut Riyanto (2008: 73) tingkat perputaran persediaan dapat diperoleh dengan cara berikut:

Perputaran persediaan =

3.5 Jenis Data

Data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yang meliputi semua data yang diperoleh dari publikasi Bursa Efek Indonesia, media internet, buku referensi, jurnal-jurnal penelitian, dan literatur lainnya yang berkaitan dengan pembahasan dalam penelitian ini.

3.6 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi pengumpulan data pendukung, yang dapat diperoleh dari penelitian terdahulu, laporan yang dipublikasikan, dan pendapat para ahli yang bersumber dari buku-buku teks dan literatur serta dari jurnal-jurnal terkait dengan permasalah penelitian ini.

3.7 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang berjumlah 28 perusahaan hingga tahun


(35)

2011. Penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive

sampling yaitu penarikan sampel dengan pertimbangan tertentu dan didasarkan

pada kepentingan atau tujuan penelitian. Tabel 3.1

Jumlah Sampel Berdasarkan Karakteristik yang Ditetapkan

No Karakteristik Sampel Jumlah

1 Perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sampai tahun 2011

28 2 Perusahaan pertambangan yang tidak menerbitkan laporan

keuangannya lengkap dari tahun 2007-2010

(10)

3 Jumlah sampel 18

Sumber: www.idx.co.id

Tabel 3.2

Nama-Nama Sampel Perusahaan

Kode Perusahaan Jenis Pertambangan

ADRO PT Adaro Energy, Tbk. Batu Bara

ANTM PT Aneka Tambang, Tbk Logam dan Mineral Lainnya BUMI PT Bumi Resources, Tbk. Batu Bara

BYAN PT Bayan Resources, Tbk. Batu Bara CNKO PT Exploitasi Energi Indonesia, Tbk. Batu-Batuan

CTTH PT Citatah, Tbk. Batu-Batuan

DEWA PT Darma Henwa, Tbk. Batu Bara DOID PT Delta Dunia Makmur, Tbk. Batu Bara

ELSA PT Elnusa, Tbk. Minyak dan Gas Bumi

ENRG PT Energi Mega Persada, Tbk. Minyak dan Gas Bumi INCO PT International Nickel Indonesia, Tbk. Logam dan Mineral Lainnya KKGI PT Resources Alam Indonesia, Tbk. Batu Bara

MEDC PT Medco Energi Internasional, Tbk. Minyak dan Gas Bumi MITI PT Mitra Investindo, Tbk. Batu-Batuan

PKPK PT Perdana Karya Perkasa, Tbk. Batu Bara

PTRO PT Petrosea, Tbk. Batu Bara

RUIS PT Radiant Utama Interinsco, Tbk. Minyak dan Gas Bumi

TINS PT Timah, Tbk. Logam dan Mineral Lainnya


(36)

1

X

3.8Teknik Analisis Data

Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dan analisis statistik. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tahap-tahap sebagai berikut:

3.8.1Teknik Analisis Deskriptif

Metode deskriptif dilakukan dengan mengunpulkan data yang kemudian digunakan untuk menganalisis dan mengolah data-data yang tersedia sehingga diperoleh gambaran yang jelas mengenai fakta-fakta yang diteliti.

3.8.2Regresi Berganda

Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh dari perputaran kas, perputaran piutang, dan perpputaran persediaan terhadap profitabilitas (ROI). Persamaan regresi berganda yang dipakai adalah sebagai berikut:

Y = a + + + + e

Dimana :

Y = Return on Investment a = konstanta

= Perputaran Kas

2

X = Perputaran Piutang

3

X = Perputaran Persediaan.

3 , 2 , 1

b = Koefisien regresi berganda variabelX1,2,3 e = Kesalahan pengganggu ( standar error )


(37)

Adapun syarat uji normalitas dan uji asumsi klasik yang harus dipenuhi model regresi berganda sebelum data tersebut dianalisis adalah sebagai berikut:

a) Uji Normalitas Data

Uji normalitas atau distribusi normal dilakukan untuk mengetahui apakah dalam suatu model regresi, variabel independen, variabel dependen, atau keduanya berdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi normal atau mrndekati normal. Uji ini dilakukan melalui Kolmogorov-smirnov.

b) Uji Multikolonieritas

Uji multikolinieritas diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan linear antar variabel independen dalam satu model. Hubungan linear antar variabel independen inilah yang disebut multikolinieritas.

c) Uji Autokorelasi

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara variabel pengganggu pada periode tertentu dengan variabel pengganggu periode sebelumnya. Jika terjadi autokorelasi maka dikatakan ada problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Uji autokorelasi ini menggunakan uji Durbin Watson (DW). d) Uji Heteroskedastisitas

Uji ini digunakan untuk menguji apakah suatu model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka disebut homoskedastisitas, tetapi jika varians


(38)

residualnya berbeda disebut heteroskedastisitas. Model yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.

e) Koefisien Determinasi ( )

Pengujian determinasi ( ) akan menunjukkan besarnya persentase sumbangan perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan terhadap ROI, dimana 0< <1. Hal ini berarti bahwa nilai semakin mendekati 1 merupakan indikator yang menunjukkan semakin kuatnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

3.8.3. Pengujian Hipotesis

Uji hipotesis berguna untuk memeriksa atau menguji apakah koefisien regresi yang didapat signifikan. Ada dua jenis koefisien regresi yang dapat dilakukan yaitu uji F dan uji t.

a. Uji F (Uji Signifikansi Simultan)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas secara simultan dapat diterima menjadi model penelitian terhadap variabel terikat.

Bentuk pengujiannya adalah :

: , , = 0, artinya secara simultan variabel perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan tidak memenuhi model penelitian.

: ( , , ) sama dengan nol, maka dianggap variabel independen telah memenuhi model penelitian terhadap variabel dependen.


(39)

Ho diterima jika FhitungFtabel pada α =5% Ha diterima jika Fhitung > Ftabel pada α =5% b. Uji t (Uji Parsial)

Digunakan untuk menguji koefisien regresi secara individual. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah secara parsial masing-masing variabel bebas mempunyai pengaruh signifikan atau tidak terhadap variabel terikat. Setelah didapat nilai maka selanjutnya nilai

dibandingkan dengan nilai . Bentuk pengujiannya sebagai berikut : : = 0, artinya tidak terdapat pengaruh signifikan dari variabel perputaran kas terhadap ROI secara parsial.

: ≠ 0, artinya terdapat pengaruh signifikan dari variabel perputaran kas secara parsial terhadap variabel ROI.

: = 0, artinya tidak terdapat pengaruh signifikan dari variabel perputaran piutang secara parsial terhadap ROI.

: ≠ 0, artinya terdapat pengaruh signifikan dari variabel perputaran piutang secara parsial terhadap variabel ROI.

: = 0, artinya tidak terdapat pengaruh signifikan dari variabel perputaran persediaan secara parsial terhadap variabel ROI.

: ≠ 0, artinya terdapat pengaruh signifikan dari variabel perputaran persediaan secara parsial terhadap variabel ROI.

Pada penelitian ini akan dibandingkan dengan pada tingkat


(40)

Kriteri pengambilan keputusan:

diterima jika - ≤ ≤ pada α = 5% diterima jika - > > pada α = 5%


(41)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1.Sejarah Bursa Efek Indonesia

Bursa efek merupakan suatu lembaga perantara investor dengan perusahaan di Indonesia. Melalui bursa efek ini investor dapat membeli saham perusahaan yang diinginkan dan sebaliknya melalui bursa ini juga perusahaan dapat memperoleh sejumlah dana melalui sejumlah penjualan sahamnya. Hal-hal mengenai tata cara jual beli saham ini telah diatur oleh bursa efek dengan cara yang sistematis. Bursa Efek Indonesia berawal dari pendirian bursa di Batavia oleh pemerintah Hindia Belanda pada tanggal 14 Desember 1912. Sekuritas yang diperdagangkan adalah saham dan obligasi yang diterbitkan pemerintah Hindia Belanda dan sekuritas lainnya. Perkembangan bursa efek di Batavia (Jakarta sekarang) sangat pesat sehingga mendorong pemerintah Belanda membuka Bursa Efek Surabaya pada tanggal 11 Januari 1925 dan Bursa Efek Semarang pada tanggal 1 Agustus 1925. Kedua bursa ini kemudian ditutup karena terjadinya gejolak politik di Eropa pada awal tahun 1939. Bursa Efek pun akhirnya ditutup karena terjadinya Perang Dunia II, sekaligus menandai berakhirnya aktivitas pasar modal di Indonesia.

Pasar modal di Indonesia kembali digiatkan dengan dibukanya kembali Bursa Efek Jakarta pada tanggal 3 Juni 1952. pada tahun 1958 kegiatan Bursa Efek Jakarta kembali dihentikan karena adanya inflasi dan resesi ekonomi. Hal ini tidak berlangsung lama sebab Bursa Efek Jakarta buka kembali dan akhirnya


(42)

mengalami kebangkitan pada tahun 1970. Kebangkitan ini disertai dengan dibentuknya Tim Uang dan Pasar Modal, disusul dengan tahun 1976 berdirinya BAPEPAM (Badan Pelaksana Pasar Modal) serta berdirinya perusahaan dan investasi PT Dana Reksa. Kebangkitan ini didukung dengan diresmikannya aktivitas perdagangan di Bursa Efek Jakarta oleh Presidan Soeharto pada tahun 1977.

Pemerintah mengeluarkan kebijakan paket deregulasi Desember 1987 dan Desember 1988 tentang diperbolehkannya swastanisasi Bursa Efek. Paket deregulasi ini kemudian mendorong Bursa Efek Jakarta berubah menjadi PT Bursa Efek Jakarta pada tanggal 13 Juli 1992. Pemilik saham adalah perusahaan efek yang menjadi anggota bursa. Pada tahun itu juga BAPEPAM yang awalnya sebagai Badan Pelaksana Pasar Modal berubah menjadi Badan Pengawas Pasar Modal.

Bursa Efek Jakarta berkembang dengan pesat sehingga kegiatannya semakin ramai dan kompleks. Hal ini ditandai dengan bertumbuhnya jumlah saham yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta dari 24 saham pada tahun 1988 menjadi lebih dari 200 saham. Hal ini menyebabkan system perdagangan manual yang selama ini dilakukan di Bursa Efek Jakarta tidak lagi memadai. Pada tanggal 22 Mei 1995 diterapkanlah suatu sistem otomatis yang dinamakan dengan JATS (Jakarta Automatic Trading System). Dengan sistem yang baru ini para pialang dan juga investor dapat memonitor aktivitas perdagangan yang terjadi di bursa.

Penerapan JATS ini juga mendorong pelaksanaan order jual dan beli saham yang adil dan transparan. Pada tanggal 10 November 1995, Pemerintah


(43)

mengeluarkan undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Undang-undang ini mulai diberlakukan mulai Januari 1996. Pada tahun 2000, sistem perdagangan tanpa warkat (scripless trading) mulai dipublikasikan di Pasar Modal Indonesia. Tahun 2002, Bursa Efek Jakarta mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh (remote trading) dan diawal tahun 2008, penggabungan Bursa Efek Surabaya ke Bursa Efek Jakarta dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia.

Susunan komisaris dan direksi pada Bursa Efek Indonesia periode 2010 antara lain sebagai berikut:

1. Komisaris Utama : I Nyoma Tjager 2. Komisaris : Mustofa

Chaeruddin Berlian Johnny Darmawan Felix Oentoeng Subagjo 3. Direktur Utama : Ito Warsito

4. Direktur Penilaian Perusahaan : Eddy Sugito

5. Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa : Wan Wei Yiong 6. Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuha : Uriep Budhy Prasetyo 7. Direktur Pengembangan : Friderica Widya Sari

8. Direktur Teknologi Informasi : Adikin Basirun 9. Direktur Keuangan dan SDM : Supandi


(44)

4.1.2 Profil Perusahaan Pertambangan di Bursa Efek Indonesia a. PT Adaro Energy, Tbk.

Nama : ADARO ENERGY Tbk

Kode : ADRO

Alamat Perusahaan : Menara Karya 23rd floor Jl. H. R. Rasuna Said, Blok X-5, Kv. 1-2 Jakarta 12950 Alamat Email : andre.mamuaya@ptadaro.com Telepon : 021-5211265, 25533040

Fax : 021-57944687; 021-57944648

NPWP : 00.000.000.0-000.000

NPKP : -

Situs : www.adaro.com

Tanggal IPO : 16-Jul-2008

Papan : Utama

Sektor : MISCELLANEOUS INDUSTRY

Sub Sektor : OTHERS MISCELLANEOUS

INDUSTRY

Biro Administrasi Efek : PT Ficomindo Buana Registra b. PT Aneka Tambang, Tbk.

Nama : Aneka Tambang (Persero) Tbk

Kode : ANTM

Alamat Perusahaan : Gedung. Aneka Tambang Jl. Letjen TB. Simatupang No. 1 Jakarta 12530


(45)

Alamat Email : corsec@antam.com

Telepon : 021-7805119; 021-7891234 ; 021-7812635

Fax : 021-7812822

NPWP : 01.001.663.2-051.000

NPKP : -

Situs : http://www.antam.com/ Tanggal IPO : 27-Nop-1997

Papan : Utama

Sektor : MINING

SubSektor : METAL AND MINERAL MINING

Biro Administrasi Efek : PT Datindo Entrycom c. PT Bumi Resources, Tbk.

Nama : Bumi Resources Tbk

Kode : BUMI

Alamat Perusahaan : Bakrie Tower, Lt. 12 Complex Rasuna Epicentrum Jl. H.R. Rasuna Said Jakarta 12960

Alamat Email : dileep@bumiresources.com

Telepon : (021) 57942080

Fax : 021- 57942070

NPWP : 01.122.101.7-054.000

NPKP : -


(46)

Tanggal IPO : 30-Jul-1990

Papan : Pengembangan

Sektor : MINING

SubSektor : COAL MINING

Biro Administrasi Efek : PT Ficomindo Buana Registra d. PT Bayan Resources, Tbk.

Nama : Bayan Resources Tbk

Kode : BYAN

Alamat Perusahaan : Gedung Graha Irama Lt 12 Jl. HR. Rasuna Said Blok X-1, Kav. 1-2 Jakarta 12950 Alamat Email : corpsec@bayan.com.sg

Telepon : 021-5269868

Fax : 021-5269866

NPWP : 02.433.110.0-062.000

NPKP : -

Situs : -

Tanggal IPO : 12-Agust-2008

Papan : Utama

Sektor : MINING

SubSektor : COAL MINING

Biro Administrasi Efek : PT Raya Saham Registra e. PT Exploitasi Energi Indonesia, Tbk.


(47)

Kode : CNKO

Alamat Perusahaan : World Trade Center 5th Floor, Jl. Jend. Sudirman Kav. 29-31, Jakarta 12920

Alamat Email : info@cenko.com

Telepon : 021-2510603

Fax : 021-2510605

NPWP : 01.901.192.3-054.000

NPKP : -

Situs : -

Tanggal IPO : 20-Nop-2001

Papan : Pengembangan

Sektor : MINING

SubSektor : LAND / STONE QUARRYING

Biro Administrasi Efek : PT Ficomindo Buana Registra f. PT Citatah, Tbk.

Nama : Citatah Tbk

Kode : CTTH

Alamat Perusahaan : Gedung Menara Prima Lt 12 Jl. Lingkar Mega Kuningan Kav 6.2 Jakarta

Alamat Email : fa@citatah.co.id;citatah@citatah.co.id Telepon : 021-57948098, 0264-317577

Fax : 021-57948096, 0264-310808, 0264-302917


(48)

NPKP : -

Situs : http://www.citatah.co.id Tanggal IPO : 03-Jul-1996

Papan : Pengembangan

Sektor : MINING

SubSektor : LAND / STONE QUARRYING

Biro Administrasi Efek : PT EDI INDONESIA g.PT Darma Henwa, Tbk.

Nama : Darma Henwa Tbk

Kode : DEWA

Alamat Perusahaan : Menara Anugrah Kantor Taman E3.3 11th & 12th Fl. Jl. Mega Kuningan Lot 8.6 - 8.7 Kawasan Mega Kuningan Jakarta 12950 Alamat Email : corporate.secretary@ptdh.co.id

Telepon : +62 21 57948830

Fax : +62 21 57948837

NPWP : 01.565.295.1-017.000

NPKP : -

Situs : www.ptdh.co.id

Tanggal IPO : 26-Sep-2007

Papan : Utama

Sektor : INFRASTRUCTURE, UTILITIES AND


(49)

SubSektor : NON BUILDING CONSTRUCTION Biro Administrasi Efek : PT Ficomindo Buana Registra

h. PT Delta Dunia Makmur, Tbk.

Nama : Delta Dunia Makmur Tbk Tbk

Kode : DOID

Alamat Perusahaan : Cyber 2 Tower, 28th Floor Jalan HR Rasuna Said Blok X-5, No 13 Jakarta Selatan 12950

Alamat Email : ir@deltadunia.com

Telepon : 021 2902 1352

Fax : 021 2902 1353

NPWP : 01.069.318.2-054.000

NPKP : -

Situs : -

Tanggal IPO : 15-Jun-2001

Papan : Pengembangan

Sektor : MISCELLANEOUS INDUSTRY

SubSektor : TEXTILE, GARMENT

Biro Administrasi Efek : PT Sinartama Gunita i. PT. Elnusa, Tbk.

Nama : Elnusa Tbk


(50)

Alamat Perusahaan : Graha Elnusa, Jl. TB Simatupang Kav. 1B, Jakarta 12560

Alamat Email : corporate@elnusa.co.id

Telepon : (021) 788-30850

Fax : (021) 788-30883

NPWP : 01.000.050.3-051.000

NPKP : -

Situs : www.elnusa.co.id Tanggal IPO : 06-Feb-2008

Papan : Utama

Sektor : MINING

SubSektor : CRUDE PETROLEUM & NATURAL

GAS PRODUCTION Biro Administrasi Efek : PT Datindo Entrycom j. PT Energi Mega Persada, Tbk.

Nama : Energi Mega Persada Tbk

Kode : ENRG

Alamat Perusahaan : Bakrie Tower 32nd Floor, Rasuna Epicentrum, Jl. HR Rasuna Said, Jakarta 12960

Alamat Email : -

Telepon : 021-29941540


(51)

NPWP : 02.091.654.0-054.000

NPKP : -

Situs : www.energi-mp.com

Tanggal IPO : 07-Jun-2004

Papan : Pengembangan

Sektor : MINING

SubSektor : CRUDE PETROLEUM & NATURAL

GAS PRODUCTION

Biro Administrasi Efek : PT Ficomindo Buana Registra k. PT International Nickel Indonesia, Tbk.

Nama : International Nickel Indonesia Tbk

Kode : INCO

Alamat Perusahaan : Bapindo Plaza II Lantai 22 Jl. Jend Sudirman Kav. 54-55 Jakarta 12190

Alamat Email : gintiin@inco.com Telepon : 524-90-00, 524-90-17

Fax : 5249020

NPWP : 01.000.541.1-091.000

NPKP : -

Situs : http://www.inco.com/ Tanggal IPO : 16-Mei-1990

Papan : Utama


(52)

SubSektor : METAL AND MINERAL MINING Biro Administrasi Efek : -

l. PT Resources Alam Indonesia, Tbk.

Nama : Resource Alam Indonesia Tbk

Kode : KKGI

Alamat Perusahaan : Gedung Bumi Raya Utama Group Jl. Pembangunan I No. 3 Jakarta Pusat

Alamat Email : luiyanto@rain-group.com ;

luiyanto@yahoo.com

Telepon : 021-633-30-36

Fax : 021 - 6337006

NPWP : 01.110.655.6-054.000

NPKP : -

Situs : -

Tanggal IPO : 01-Jul-1991

Papan : Utama

Sektor : MINING

SubSektor : COAL MINING

Biro Administrasi Efek : PT EDI INDONESIA m. PT Medco Energi Internasional, Tbk.

Nama : Medco Energi Internasional Tbk


(53)

Alamat Perusahaan : Gedung The Energy, Lantai 52-55 SCBD Lot, 11A, Jl. Jend. SUdirman Senayan, Jakarta Selatan 12190

Alamat Email : medc@medcoenergi.com;

corporate.secretary@medcoenergi.com

Telepon : (021) 2995-3000

Fax : (021) 2995-3001

NPWP : 01.002.095.6-054.000

NPKP : -

Situs : www.medcoenergi.com Tanggal IPO : 12-Okt-1994

Papan : Utama

Sektor : MINING

SubSektor : CRUDE PETROLEUM & NATURAL

GAS PRODUCTION Biro Administrasi Efek : PT Sinartama Gunita n. PT Mitra Investindo, Tbk.

Nama : Mitra Investindo Tbk

Kode : MITI

Alamat Perusahaan : Menara Karya Lt.7, Unit A Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-5 Kav 1 & 2 Jakarta 12950 Alamat Email : corsec@mitra-investindo.com


(54)

Fax : (021) 57944432

NPWP : 01.642.629.8-054.000

NPKP : 0

Situs : 0

Tanggal IPO : 16-Jul-1997

Papan : Pengembangan

Sektor : MINING

SubSektor : COAL MINING

Biro Administrasi Efek : PT Sinartama Gunita o. PT Perdana Karya Persada, Tbk.

Nama : Perdana Karya Perkasa Tbk

Kode : PKPK

Alamat Perusahaan : Jln KH Hasyim Ashari Komplek Roxy Mas Blok C4 No.5 Jakarta Pusat

Alamat Email : corsec@pkpk-tbk.co.id

Telepon : 021-6333113

Fax : 021-6333118

NPWP : 01.217.473.6-722.000

NPKP : -

Situs : www.pkpk-tbk.co.id Tanggal IPO : 11-Jul-2007

Papan : Pengembangan


(55)

SubSektor : COAL MINING

Biro Administrasi Efek : PT Raya Saham Registra p. PT Petrosea, Tbk.

Nama : Petrosea Tbk

Kode : PTRO

Alamat Perusahaan : Wisma Anugraha Jl.Taman Kemang Raya No.32 B Jakarta 12730

Alamat Email : listing@petrosea.com

Telepon : 021 - 718 3255

Fax : 021 - 718 3266

NPWP : 01.001.703.6-054.000

NPKP : 0

Situs : 0

Tanggal IPO : 21-Mei-1990

Papan : Utama

Sektor : INFRASTRUCTURE, UTILITIES AND

TRANSPORTATION

SubSektor : NON BUILDING CONSTRUCTION

Biro Administrasi Efek : PT Datindo Entrycom q. PT Radiant Utama Interinsco, Tbk.

Nama : Radiant Utama Interinsco Tbk

Kode : RUIS


(56)

Alamat Email : corsec@radiant.co.id; coki@radiant.co.id

Telepon : 7191020

Fax : 7191002; 7191061

NPWP : 01.371.814.3-054.000

NPKP : 0

Situs : www.radiant.co.id Tanggal IPO : 12-Jul-2006

Papan : Pengembangan

Sektor : TRADE, SERVICES & INVESTMENT

SubSektor : OTHERS TRADE, SERVICES &

INVESTMENT

Biro Administrasi Efek : PT Datindo Entrycom r. PT Timah, Tbk.

Nama : Timah (Persero) Tbk

Kode : TINS

Alamat Perusahaan : Jl. Medan Merdeka Timur No. 15 Jakarta 10110 Indonesia

Alamat Email : InvestorRelation@pttimah.co.id

Telepon : 021-2352 8000

Fax : 021-2352 8080

NPWP : 01.001.665.7-051.000

NPKP : 01.001.665.7-051.000


(57)

Tanggal IPO : 19-Okt-1995

Papan : Utama

Sektor : MINING

SubSektor : METAL AND MINERAL MINING

Biro Administrasi Efek : - 4.2 Analisis Deskriptif

Tabel 4.1

Perputaran Kas, Perputaran Piutang, Perputaran Persediaan dan ROI pada Perusahaan Pertambangan di Bursa Efek Indonesia tahun 2007

NO NAMA PERUSAHAAN CTO RTO ITO ROI

1 PT Adaro Energy, Tbk. 13,9361 7,4748 48,6783 0,0060 2 PT Aneka Tambang, Tbk. 2,5313 7,1474 9,1034 0,4250 3 PT Bumi Resources, Tbk. 15,7657 10,8362 24,0577 0,2798 4 PT Bayan Resources, Tbk. 11,8015 8,5738 25,4413 0,0890 5

PT Exploitasi Energi

Indonesia, Tbk. 41,8873 17,2026 2,0880 0,0019 6 PT Citatah, Tbk. 52,9901 6,0021 1,3585 -0,0683 7 PT Darma Henwa, Tbk. 2,5582 12,0707 7,0194 0,0155 8 PT Delta Dunia Makmur, Tbk. 12,8519 16,7420 1,9713 0,0045 9 PT Elnusa, Tbk. 19,6702 2,3154 43,7357 0,0463 10 PT Energi Mega Persada, Tbk. 2,4996 4,2065 3,0101 0,0123 11

PT International Nickel

Indonesia, Tbk. 7,9028 14,5945 16,8805 0,6215 12

PT Resources Alam Indonesia,

Tbk. 33,3272 0,6972 1,5864 -0,1406

13

PT Medco Energi

Internasional, Tbk. 4,0468 4,9176 16,6357 0,0030 14 PT Mitra Investindo, Tbk. 5,3350 4,6008 3,4010 0,0135 15

PT Perdana Karya Persada,

Tbk. 35,2072 3,9001 18,1650 0,0697

16 PT Petrosea, Tbk. 5,8364 2,4763 29,5131 0,0477 17

PT Radiant Utama Interinsco,

Tbk. 16,8550 4,0882 506,5482 0,0871


(58)

Tabel 4.1 menggambarkan nilai variabel Perputaran Kas (CTO), Perputaran Piutang (RTO), Perputaran Persediaan (ITO) dan Return on Investment (ROI) pada perusahaan pertambangan di Bursa Efek Indonesia tahun 2007. Pada tabel ini dapat dilihat bahwa pada tahun 2007 nilai CTO tertinggi terdapat pada PT Citatah yaitu sebesar 52,9901 dengan nilai ROI sebesar -0,0683, sedangkan nilai CTO terendah terdapat pada PT Energi Mega Persada yaitu sebesar 2,4996 dengan nilai ROI sebesar 0,0123. Nilai RTO tertinggi terdapat pada PT Timah yaitu sebesar 26,8103 dengan nilai ROI sebesar 0,3545, sedangkan nilai RTO terendah terdapat pada PT Resources Alam Indonesia yaitu sebesar 0,6972 dengan nilai ROI sebesar -0,1406. Nilai ITO tertinggi terdapat pada PT Radiant Utama Interinsco yaitu sebesar 506,5482 dengan nilai ROI sebesar 0,0871, sedangkan nilai ITO terendah terdapat pada PT Citatah yaitu sebesar 1,3585 dengan nilai ROI sebesar -0,0683.

Tabel 4.2

Perputaran Kas, Perputaran Piutang, Perputaran Persediaan dan ROI pada Perusahaan Pertambangan di Bursa Efek Indonesia tahun 2008

NO NAMA PERUSAHAAN CTO RTO ITO ROI

1 PT Adaro Energy, Tbk. 7,4890 7,7587 59,3839 0,0263 2 PT Aneka Tambang, Tbk. 2,9206 16,1223 6,8934 0,1335 3 PT Bumi Resources, Tbk. 19,6478 13,4591 22,1247 0,1213 4 PT Bayan Resources, Tbk. 3,1840 17,7267 8,1744 0,0030 5

PT Exploitasi Energi

Indonesia, Tbk. 883,2812 17,8339 1,8103 0,0021 6 PT Citatah, Tbk. 23,4056 3,3642 2,7458 0,0172 7 PT Darma Henwa, Tbk. 5,1993 12,3227 4,9639 0,0196 8

PT Delta Dunia Makmur,

Tbk. 17,2286 10,8211 0,0956 0,0096

9 PT Elnusa, Tbk. 6,3420 3,2095 34,0965 0,0403 10

PT Energi Mega Persada,


(59)

11

PT International Nickel

Indonesia, Tbk. 7,8991 20,6414 8,9249 0,1950 12

PT Resources Alam

Indonesia, Tbk. 75,2106 3,6075 8,8922 0,1797 13

PT Medco Energi

Internasional, Tbk. 3,6905 9,9079 40,2086 0,1415 14 PT Mitra Investindo, Tbk. 72,5356 6,5048 5,2079 0,00001 15

PT Perdana Karya Persada,

Tbk. 17,0835 9,6005 16,5358 0,0650

16 PT Petrosea, Tbk. 22,6945 3,3452 52,3116 0,0099 17

PT Radiant Utama Interinsco,

Tbk. 14,4368 4,6246 367,2700 0,0486

18 PT Timah, Tbk. 19,6554 21,3849 2,8527 0,2320 Tabel 4.2 menggambarkan nilai variabel Perputaran Kas (CTO), Perputaran Piutang (RTO), Perputaran Persediaan (ITO) dan Return on Investment (ROI) pada perusahaan pertambangan di Bursa Efek Indonesia tahun 2008. Pada tabel ini dapat dilihat bahwa pada tahun 2008 nilai CTO tertinggi terdapat pada PT Exploitasi Energi Indonesai yaitu sebesar 883,2812 dengan nilai ROI sebesar 0,0021, sedangkan nilai CTO terendah terdapat pada PT Aneka Tambang yaitu sebesar 2,9206 dengan nilai ROI sebesar 0,1335. Nilai RTO tertinggi terdapat pada PT Timah yaitu sebesar 21,3849 dengan nilai ROI sebesar 0,2320, sedangkan nilai RTO terendah terdapat pada PT Elnusa yaitu sebesar 3,2095 dengan nilai ROI sebesar 0,0403. Nilai ITO tertinggi terdapat pada PT Radiant Utama Interinsco yaitu sebesar 367,2700 dengan nilai ROI sebesar 0,0486, sedangkan nilai ITO terendah terdapat pada PT Delta Dunia Makmur yaitu sebesar 0,0956 dengan nilai ROI sebesar 0,0096.


(60)

Tabel 4.3

Perputaran Kas, Perputaran Piutang, Perputaran Persediaan dan ROI pada Perusahaan Pertambangan di Bursa Efek Indonesia tahun 2009

NO NAMA PERUSAHAAN CTO RTO ITO ROI

1 PT Adaro Energy, Tbk. 2,3892 9,3454 107,5584 0,1030 2 PT Aneka Tambang, Tbk. 2,6524 10,6483 7,4424 0,0607 3 PT Bumi Resources, Tbk. 53,5995 12,0969 16,1457 0,0256 4 PT Bayan Resources, Tbk. 8,6141 15,8342 10,7065 0,0191 5

PT Exploitasi Energi

Indonesia, Tbk. 79,2268 9,8617 1,7141 0,0031 6 PT Citatah, Tbk. 35,8101 4,0111 2,6655 0,0880 7 PT Darma Henwa, Tbk. 8,4098 11,2504 4,9970 -0.0039 8 PT Delta Dunia Makmur, Tbk. 11,7059 3,6939 32,0552 -0,0243 9 PT Elnusa, Tbk. 3,2577 4,3150 43,7032 0,1107 10 PT Energi Mega Persada, Tbk. 29,4153 5,0874 3,6429 -0,1686 11

PT International Nickel

Indonesia, Tbk. 2,9149 7,7845 6,4670 0,0836 12

PT Resources Alam Indonesia,

Tbk. 46,7554 4,8899 8,9169 0,1172

13

PT Medco Energi

Internasional, Tbk. 2,6392 5,5476 16,7060 0,0094 14 PT Mitra Investindo, Tbk. 3,8701 8,9266 3,3101 0,0816 15

PT Perdana Karya Persada,

Tbk. 55,5772 9,1576 8,6037 0,0447

16 PT Petrosea, Tbk. 7,2721 5,9541 42,9565 0,0081 17

PT Radiant Utama Interinsco,

Tbk. 16,3824 5,3044 247,2960 0,0330

18 PT Timah, Tbk. 15,3598 16,3899 4,0382 0,0646 Tabel 4.3 menggambarkan nilai variabel Perputaran Kas (CTO), Perputaran Piutang (RTO), Perputaran Persediaan (ITO) dan Return on Investment (ROI) pada perusahaan pertambangan di Bursa Efek Indonesia tahun 2009. Pada tabel ini dapat dilihat bahwa pada tahun 2009 nilai CTO tertinggi terdapat pada PT Exploitasi Energi Indonesia yaitu sebesar 79,2268 dengan nilai ROI sebesar 0,0031, sedangkan nilai CTO terendah terdapat pada PT Adaro Energy yaitu sebesar 2,3892 dengan nilai ROI sebesar 0,1030. Nilai RTO tertinggi terdapat


(61)

pada PT Timah yaitu sebesar 16,3899 dengan nilai ROI sebesar 0,0646, sedangkan nilai RTO terendah terdapat pada PT Delta Dunia Makmur yaitu sebesar 3,6939 dengan nilai ROI sebesar -0,0243. Nilai ITO tertinggi terdapat pada PT Radiant Utama Interinsco yaitu sebesar 247,2960 dengan nilai ROI sebesar 0,0330, sedangkan nilai ITO terendah terdapat pada PT Exploitasi Energi Indonesia yaitu sebesar 1,7141 dengan nilai ROI sebesar 0,0031.

Tabel 4.4

Perputaran Kas, Perputaran Piutang, Perputaran Persediaan dan ROI pada Perusahaan Pertambangan di Bursa Efek Indonesia tahun 2010

NO NAMA PERUSAHAAN CTO RTO ITO ROI

1 PT Adaro Energy, Tbk. 4,5218 9,9699 85,5095 0,0543 2 PT Aneka Tambang, Tbk. 2,0296 5,5347 7,1133 0,1367 3 PT Bumi Resources, Tbk. 17,2441 16,4570 25,8880 0,0354 4 PT Bayan Resources, Tbk. 6,0536 16,8009 14,0707 0,0884 5

PT Exploitasi Energi

Indonesia, Tbk. 84,3169 3,3248 2,3463 0,0583 6 PT Citatah, Tbk. 14,1097 5,8830 2,1826 0,0640 7 PT Darma Henwa, Tbk. 7,7006 6,2645 6,4068 0,0012 8 PT Delta Dunia Makmur, Tbk. 10,5620 4,3428 22,2056 0,0207 9 PT Elnusa, Tbk. 5,8114 5,4818 36,5958 0,0173 10 PT Energi Mega Persada, Tbk. 6,8203 2,9653 3,5058 -0,0052 11

PT International Nickel

Indonesia, Tbk. 3,1582 10,2878 12,6248 0,1996 12

PT Resources Alam Indonesia,

Tbk. 10,8081 5,6790 18,1065 0,3148

13

PT Medco Energi

Internasional, Tbk. 5,1987 5,1456 27,2377 0,0364 14 PT Mitra Investindo, Tbk. 2,8733 6,4058 5,2330 0,0614 15

PT Perdana Karya Persada,

Tbk. 17,8228 4,7965 11,0119 0,0173

16 PT Petrosea, Tbk. 9,6152 5,8489 33,3301 0,1898 17

PT Radiant Utama Interinsco,

Tbk. 21,4282 4,4539 145,2767 0,0215


(62)

Tabel 4.4 menggambarkan nilai variabel Perputaran Kas (CTO), Perputaran Piutang (RTO), Perputaran Persediaan (ITO) dan Return on Investment (ROI) pada perusahaan pertambangan di Bursa Efek Indonesia tahun 2010. Pada tabel ini dapat dilihat bahwa pada tahun 2010 nilai CTO tertinggi terdapat pada PT Exploitasi Energi Indonesia yaitu sebesar 84,3169 dengan nilai ROI sebesar 0,0583, sedangkan nilai CTO terendah terdapat pada PT Aneka Tambang yaitu sebesar 2,0296 dengan nilai ROI sebesar 0,1367. Nilai RTO tertinggi terdapat pada PT Bayan Resources yaitu sebesar 16,8009 dengan nilai ROI sebesar 0,0884, sedangkan nilai RTO terendah terdapat pada PT Energi Mega Persada yaitu sebesar 2,9653 dengan nilai ROI sebesar -0,0052. Nilai ITO tertinggi terdapat pada PT Radiant Utama Interinsco yaitu sebesar 145,2167 dengan nilai ROI sebesar 0,0215, sedangkan nilai ITO terendah terdapat pada PT Citatah yaitu sebesar 2,1826 dengan nilai ROI sebesar 0,0640.

4.3 Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linier berganda dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh variabel independen yakni Perputaran Kas, Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan terhadap variabel dependen yaitu ROI pada Perusahaan Pertambangan di Bursa Efek Indonesia. Tabel 4.5 berikut ini menunjukkan hasil uji regresi melalui pengolahan data dengan SPSS 16.0 for Windows.


(63)

Tabel 4.5 Hasil Uji Regresi

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) .010 .043 .232 .817

CTO -.002 .001 -.188 -1.544 .128

RTO .008 .003 .370 2.958 .004

ITO .001 .001 .093 .740 .462

a. Dependent Variable: ROI

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (2011)

Berdasarkan Tabel 4.5 dapat diperoleh persamaan regresi linear berganda sebagai berikut:

Y = 0,010 - 0,002 X1 + 0,008 X2 + 0,001 X3 + e Dimana:

Y = Return On Investment (ROI) X1 = Perputaran Kas

X2 = Perputaran Piutang X3 = Perputaran Persediaan

e = Kesalahan penganggu (Standard Error) Interpretasi Model :

1. Konstanta bernilai 0,010 menunjukkan bahwa jika tidak ada pengaruh variabel independen yaitu Perputaran Kas, Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan terhadap ROI, maka ROI akan tetap sebesar 0,010. 2. Variabel Perputaran Kas bernilai -0,002 menyatakan bahwa setiap kali


(64)

sebesar -0,002. Dengan asumsi variabel lain tetap (variabel lain sama dengan nol).

3. Variabel Perputaran Piutang bernilai 0,008. Hal ini menyatakan bahwa setiap kali terjadi kenaikan 1% Perputaran Piutang, maka akan mendorong kenaikan ROI sebesar 0,008. Dengan asumsi variabel lain tetap (variabel lain sama dengan nol).

4. Variabel Perputaran Persediaan bernilai 0,001, menunjukkan bahwa setiap kali terjadi kenaikan 1% Perputaran Persediaan, maka akan mendorong kenaikan ROI sebesar 0,001. Dengan asumsi variabel lain tetap (variabel lain sama dengan nol).

4.4 Pengujian Asumsi Klasik

Sebelum model regresi linier berganda dipergunakan untuk menguji hipotesis yang diajukan, maka perlu dilakukan uji asumsi klasik agar persamaan regresi linier berganda memberikan hasil yang representatif. Adapun uji asumsi dasar klasik yang dilakukan adalah sebagai berikut :

4.4.1.Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah nilai residual berdistribusi normal atau tidak. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola distribusi data dengan bentuk seperti lonceng dan tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan. Uji normalitas dapat dilakukan melalui analisis grafik dan statistik.


(65)

a) Analisis Grafik.

Uji normalitas yang digunakan dalam analisis grafik ini adalah dengan melihat grafik histogram dan normal probability plot yang di tampilkan berikut ini.

Ganbar 4.1

Histogram Dependent Variael (ROI) Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (2011)

Gambar 4.1 menunjukkan bahwa grafik histogram memberikan pola distribusi yang tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan. Hal ini berarti data residual mempunyai distribusi normal.


(66)

Uji normalitas dapat juga dilakukan melalui grafik normal p-p plot of

regression standardized residual seperti yang disajikan pada Gambar

4.2.

Gambar 4.2

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable (ROI).

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (2011)

Gambar 4.2 menunjukkan bahwa titik-titik pada scatter plot mengikuti di sepanjang garis diagonal. Hal ini menunjukkan bahwa data residual mempunyai distribusi normal.


(67)

b) Analisis Statistik

Uji normalitas dapat juga dilakukan dengan menggunakan analisis statistik. Analisis statistik memberikan hasil yang lebih akurat dibandingkan dengan analisis grafik. Uji normalitas yang digunakan dalam analisis statistik ini adalah uji statistik non-parametrik One-Sample Kolmogorov Smirnov. Data akan berdistribusi normal apabila nilai Asymp. Sig (2-tailed) > taraf nyata (α = 0,05). Dan jika nilai Asymp.sig (2-tailed) < taraf nyata (α = 0,05), maka data tidak berdistribusi normal.

Tabel 4.6 Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 62

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation .11241742

Most Extreme Differences Absolute .157

Positive .157

Negative -.105

Kolmogorov-Smirnov Z 1.236

Asymp. Sig. (2-tailed) .094

a. Test distribution is Normal.

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (2011)

Tabel 4.6 menunjukkan bahwa nilai Asymp.sig (2-tailed) sebesar 0,094, sehingga dapat dinyatakan bahwa data berdistribusi normal karena lebih dari nilai taraf nyata (α = 0,05).


(68)

4.4.2.Uji Multikolinearitas.

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah di dalam model regresi linier ditemukan adanya korelasi yang tinggi diantara variabel independen. Gejala multikolinearitas dapat dideteksi atau dilihat dari nilai Variance Inflation Factor (VIF) setiap variable independen. Suatu model regresi linier berganda dinyatakan tidak terkena multikolinearitas apabila nilai VIF-nya < 5.

Tabel 4.7 Collinearity Statistics

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) .010 .043 .232 .817

CTO -.002 .001 -.188 -1.544 .128 .947 1.056

RTO .008 .003 .370 2.958 .004 .901 1.110

ITO .001 .001 .093 .740 .462 .884 1.131

a. Dependent Variable: ROI

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (2011)

Tabel 4.7 menunjukkan tidak ada masalah multikolinearitas, dimana hasil uji Variance Inflation Factor (VIF) variabel Perputaran Kas, Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan masing-masing menunjukkan nilai kurang dari 5 (VIF < 5). Nilai VIF yang lebih kecil dari 5 menyatakan bahwa tidak ada masalah multikolinearitas dalam model.


(69)

4.4.3.Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi dilakukan untuk menguji apakah pada model regresi terdapat korelasi kesalahan pengganggu pada periode t dan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya (periode t-1). Gejala autokorelasi dideteksi dengan menggunakan uji Durbin Watson (DW). Kriteria pengambilan keputusan uji autokorelasi ditunjukkan pada Tabel berikut :

Tabel 4.8

Kriteria Pengambilan Uji Autokorelasi

Hipotesis nol Keputusan Jika

Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < DW < dl Tidak ada autokorelasi positif No decision dl ≤ DW≤ du Tidak ada korelasi negatif Tolak 4-dl < DW< 4 Tidak ada korelasi negatif No decision 4-du ≤ DW ≤ 4 –dl Tidak ada autokorelasi positif atau

negatif

Tidak ditolak du <DW< 4- du Sumber : Situmorang et al (2008:86)

Tabel 4.9 Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson

1 .427a .182 .140 .11529 2.043

a. Predictors: (Constant), ITO, CTO, RTO b. Dependent Variable: ROI

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (2011)

Tabel 4.9 menunjukkan bahwa hasil Durbin Watson (DW) adalah sebesar 2,043 dan berada pada daerah tidak ditolak yaitu diantara nilai du (1,691) dan 4-du (2,309) yang artinya tidak terjadi autokorelasi pada model regresi.


(70)

4.4.4.Uji Heterokedastisitas.

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah di dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari suatu residual pengamatan ke residual pengamatan lain. Dalam penelitian ini, gejala heterokedastisitas dideteksi dengan menggunakan grafik Scatterplot dan uji Glejser

a) Grafik Scatterplot.

Menurut uji grafik Scatterplot, suatu model tidak mengalami gangguan heterokedastisitas apabila diagram pencar tidak membentuk pola-pola tertentu atau dengan kata lain acak.

Gambar 4.3

Scatterplot Devendent Variabel (ROI) Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (2011)


(71)

Gambar 4.3 menunjukkan bahwa model tidak mengalami gangguan heterokedastisitas, karena diagram pencar tidak membentuk suatu pola.

b) Uji Glejser

Uji heterokedastisitas dapat juga dilakukan melalui uji Glejser. Uji Glejser memberikan hasil yang lebih akurat dibandingkan dengan menganalisis grafik scatterplot. Kriteria keputusan uji Glejser ini adalah :

1. Jika nilai signifikansi > 0,05, maka model tidak mengalami gangguan heterokedastisitas.

2. Jika nilai signifikansi < 0,05, makan model mengalami gangguan heterokedastisitas.

Tabel 4.10 Uji Glejser

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) .059 .031 1.917 .060

CTO .000 .001 -.049 -.370 .712

RTO .003 .002 .181 1.334 .188

ITO .000 .001 -.036 -.264 .793

a. Dependent Variable: ABSUT

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (2011)

Tabel 4.10 menunjukkan bahwa signifikansi variabel Perputaran Kas sebesar 0,712, Perputaran Piutang sebesar 0,188 dan Perputaran Persediaan


(72)

sebesar 0,793. Nilai-nilai tersebut lebih besar dari 0,05 sehingga dapat dinyatakan bahwa data tidak mengalami gangguan heterokedastisitas.

4.5.Pengujian Hipotesis.

Adapun hipotesis yang diajukan peneliti adalah Perputaran Kas, Perputaran Piutang, dan Perputaran Persediaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas pada Perusahaan Pertambangan di Bursa Efek Indonesia.

Peneliti akan menguji hipotesis tersebut dengan bantuan Uji Statistik F dan Uji t pada program SPSS.

4.5.1.Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui signifikansi dari seluruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Bentuk pengujiannya adalah:

a) : , artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama dari Perputaran Kas, Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan terhadap ROI.

: minimal satu dari ≠ 0, artinya terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama dari Perputaran Kas, Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan terhadap ROI.

b) α = 5% ; df = (n-k) (k-1) = (72 – 3) (3 – 1) sehingga (0,05) = 2,53.

diterima, jika nilai ≤ , artinya tidak ada pengaruh yang signifikan secara bersamaan dari variabel independen terhadap variabel dependent.


(1)

Hasil Pengolahan SPSS 16.0 For Windows

Variables Entered/Removedb

Model

Variables Entered

Variables

Removed Method

1 ITO, CTO, RTOa . Enter a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: ROI

Uji Normalitas


(2)

(3)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 62

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation .11241742

Most Extreme Differences Absolute .157

Positive .157

Negative -.105

Kolmogorov-Smirnov Z 1.236

Asymp. Sig. (2-tailed) .094

a. Test distribution is Normal.

Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .427a .182 .140 .11529 2.043

a. Predictors: (Constant), ITO, CTO, RTO


(4)

Uji Signifikan Simultan (Uji F)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression .172 3 .057 4.312 .008a

Residual .771 58 .013

Total .943 61

a. Predictors: (Constant), ITO, CTO, RTO

b. Dependent Variable: ROI

Uji Multikolinieritas dan Uji Signifikansi Parsial (Uji t)

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) .010 .043 .232 .817

CTO -.002 .001 -.188 -1.544 .128 .947 1.056

RTO .008 .003 .370 2.958 .004 .901 1.110

ITO .001 .001 .093 .740 .462 .884 1.131


(5)

(6)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .059 .031 1.917 .060

CTO .000 .001 -.049 -.370 .712

RTO .003 .002 .181 1.334 .188

ITO .000 .001 -.036 -.264 .793