normal. Maka dapat dinyatakan bahwa model regresi linier jumlah kredit petani hortikultura hortikultura memenuhi asumsi normalitas.
4.3.2. Analisis Biaya dan Pendapatan Usahatani 4.3.2.1. Analisis Biaya
Biaya yang dikeluarkan petani hortikultura terdiri dari biaya tenaga kerja, biaya pembelian bambu, biaya pupuk kandang, dan biaya pupuk NPK-Ponska.
Adapun perbandingan jumlah biaya yang dikeluarkan petani pemakai kredit dan tidak pemakai kredit adalah sebagai berikut:
Tabel 11. Nilai dan Persentase dari Masing-masing Jenis Biaya Petani Hortikultura yang Pemakai Kredit dan yang tidak Pemakai
Kredit di Kecamatan Simpang Empat
No Petani
Nilai Rp
Persentase
1 2
Petani Pemakai Kredit Petani tidak Pemakai Kredit
129.555.144 129.926.929
49,93 50.07
Jumlah 259.482,073
100,00
Sumber: Lampiran Jumlah biaya petani yang tidak memakai kredit lebih besar dibandingkan
dengan petani yang pemakai kredit. Jumlah biaya petani hortikultura pemakai kredit sebesar Rp. 129.555.144 dan jumlah biaya petani hortikultura yang tidak
pemakai kredit sebesar Rp. 129.926.929, dengan persentasi petani hortikultura pemakai kredit sebesar 49.93 dan persentasi petani hortikultura yang tidak
pemakai kredit sebesar 50,07.
4.3.2.2. Penerimaan dan Pendapatan Usahatani
Besar kecilnya pendapatan usahatani sangat ditentukan oleh besar kecilnya produksi dan harga pada saat panen. Pada penelitian yang dilakukan di Kecamatan
Universitas Sumatera Utara
Simpang Empat harga yang diterima oleh petani sama saja di setiap daerah. Adapun penerimaan dan pendapatan usahatani petani hortikultura pemakai kredit
adalah sebagai berikut:
Tabel 12. Analisis Biaya dan Pendapatan Usahatani Petani Hortikultura Pemakai Kredit Per Musim Tanam di Kecamatan Simpang
Empat.
No Uraian
Satuan Volume
Biaya Rp
A Biaya Tidak Tetap
- bambu - Biaya Pupuk NPK
- Biaya Pupuk Kandang - Tenaga Kerja
Buah Goni
Goni HOK
2.441 110
5.287 1.484
11.580.911 12.086.949
31.720.093 74.167.191
Jumlah Biaya Tidak Tetap Rp 129.555.144
Jumlah Total Biaya Produksi Tc Rp 129.555.144
Sumber: Lampiran
Petani hortikultura pemakai kredit memperoleh sebesar Rp. 169.511.523 per luas tanam produksi hortikultura yang sama dalam luas 10.000 m permusim
tanam 16 bulan di Kecamatan Simpang Empat. Total biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 129.555.144 per musim tanam. Untuk RC diketahui sebesar 2,31
artinya setiap biaya Rp 1 yang dikeluarkan akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp 2,31. Hal ini disebabkan karena penerimaan yang tinggi harga jual
tinggi dan produksi yang tinggi dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan. Berdasarka kriteria yang menyatakan bahwa usahatani dapat dikatakan layak
B Output
Produksi Harga
Jual Penerimaan
Produksi Hortikultura Buah kecil
Produksi Hortikultura Buah Besar
20.112 Kg 531,16 Goni
2550 14.125
Rp 243.466.667 Rp 55.600.000
C Penerimaan
Total Biaya Pendapatan TR-TC
Rp 299.066.667 Rp 129.555.144
Rp 169.511.523
D Penerimaan
Total Biaya RC TRTC
Rp 299.066.667 Rp 129.555.144
2,31
Universitas Sumatera Utara
untuk diusahakan apabila nilai RC ratio 1, maka usahatani petani hortikultura pemakai kredit di daerah penelitian layak untuk diusahakan.
Adapun penerimaan dan pendapatan usahatani petani hortikultura tidak pemakai kredit adalah sebagai berikut:
Tabel 13. Analisis Biaya dan Pendapatan Usahatani Petani Hortikultura Tidak Pemakai Kredit Per Musim Tanam di Kabupaten Karo
No Uraian
Satuan Volume
Biaya Rp
A Biaya Tidak Tetap
- bambu - Biaya Pupuk NPK
- Biaya Pupuk Kandang - Tenaga Kerja
Buah Goni
Goni HOK
2.344 108
5.368 1.507
10.461.021 11.913.806
32.201.987 75.344.115
Jumlah Biaya Tidak Tetap Rp 129.926.929
Jumlah Total Biaya Produksi Tc Rp 129.926.929
B Output
Produksi Harga
Jual Penerimaan
Produksi Hortikultura Buah kecil
Produksi Hortikultura Buah Besar
22.512 Kg 562,88 Goni
2550 14.125
Rp 213.372.129 Rp 32.543.440
C Penerimaan
Total Biaya Pendapatan TR-TC
Rp 245.915.570 Rp 129.926.929
Rp 115.988.641
D Penerimaan
Total Biaya RC TRTC
Rp 245.915.570 Rp 129.926.929
1,89 Sumber: Lampiran
Pendapatan petani hortikultura tidak pemakai kredit di Kecamatan Simpang Empat diperoleh sebesar Rp 115.988.641 per 301 per luas tanam
produksi hortikultura yang sama dalam luas 10.000 m permusim tanam 16 bulan. Total biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 129.926.929 per musim tanam.
Untuk RC diketahui sebesar 1,89 artinya setiap biaya Rp 1 yang dikeluarkan akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp 1,89. Hal ini disebabkan karena penerimaan
Universitas Sumatera Utara
yang tinggi harga jual tinggi dan produksi yang tinggi dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan. Berdasarka kriteria yang menyatakan bahwa usahatani
dapat dikatakan layak untuk diusahakan apabila nilai RC ratio 1, maka usahatani petani hortikultura hortikultura tidak pemakai kredit di daerah penelitian
layak untuk diusahakan.
4.3.1. Hasil Analisis Perbedaan Pendapatan Petani Hortikultura