Metode Penentuan Daerah Penelitian

III. METODE PENELITIAN

3.1. Metode Penentuan Daerah Penelitian

Daerah penelitian ditentukan secara purposive, yaitu di Kabupaten Karo, Kecamatan Simpang Empat. Adapun pertimbangan utama dalam penentuan sebagai daerah penelitan adalah pada daerah tersebut merupakan sentra utama daerah penghasil tanaman hortikultura dan merupakan salah satu kecamatan dengan jumlah peminjamdebitur yang banyak meminjam di Bank Mandiri. Berdasarkan data yang diperoleh dari Bank Mandiri dapat dilihat jumlah peminjam yang berada di Kabupaten Karo sesuai tabel dibawah. Tabel 4. Data Desa dan Jumlah Penerima Kredit dari Bank Mandiri di Kabupaten Karo, April 2013 No. Kecamatan Jumlah Debitur Orang 1 Berastagi 105 2 Simpang Empat 82 3 Merdeka 43 4 Kabanjahe 35 5 Tiga Panah 21 6 Lau Mulgap 18 7 Barus Jahe 7 8 Naman 5 Total 316 Sumber: Data diolah dari Bank Mandiri. Pemilihan Kecamatan Simpang Empat sebagai daerah penelitian karena di daerah tersebut ditemui peminjam debitur yang paling banyak berusaha tani. Sedangkan untuk menentukan desa penelitian dimana desa yang dipilih berdasarkan banyaknya populasi paling banyak. Informasi yang diperoleh dari Bank Mandiri diperoleh bahwa di Kecamatan Simpang Empat terdapat 6 desa Universitas Sumatera Utara yang memperoleh fasilitas kredit dengan debitur dengan usahatani terbanyak yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 5. Data Desa dan Jumlah Penerima Kredit dengan Usaha tani Hortikultura di Kecamatan Simpang Empat, April 2013 No. Desa Jumlah Kreditur orang 1 Jeraya 15 2 Lingga 2 3 Ndokum Siroga 1 4 Pintun Besi 2 5 Lingga Julu 1 6 Surbakti 1 7 Beganding 8 Berastepu 9 Bulan Baru 10 Gajah 11 Gamber 12 Kuta Tengah 13 Nang Belawan 14 Perteguhen 15 Sirumbia 16 Tiga Pancur 17 Torong Total 22 Sumber: Data diolah dari Bank Mandiri. 3.2. Metode Pengambilan Sampel Metode yang digunakan dalam penentuan sampel adalah metode non acak, yaitu dengan metode purposive sampling. Suhartono 2002, mengemukakan purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel yang mampu menentukan mengemukakan bahwa dalam teknik ini siapa yang akan diambil sebagai anggota sampel diserahkan pada pertimbangan, pengumpulan data yang sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian. Jadi, pengumpulan data yang dilakukan oleh Universitas Sumatera Utara peneliti akan mengambil siapa saja yang menurut pertimbangannya sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian. Jumlah populasi sebanyak 22 orang peminjamdebitur yang berada di Kecamatan Simpang Empat. Pengambilan sampel petani hortikultura yang menggunakan kredit dilakukan dengan cara sensus sampling. Suharsimi Arikunto 2002 juga menyatakan bahwa apabila populasi diatas 100 maka sampel diambil 10 – 25 atau lebih, tergantung dari kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga, dan dana sedangkan populasi dibawah 100, maka responden diambil keseluruhan. Tabel 6. Data Populasi Penerima Kredit Menurut Sektor Usaha di Kecamatan Simpang Empat, April 2013 No. Sektor Usaha Jumlah Debitur orang 1 Pertanian 22 2 Kelontong Sembako 15 3 Warung Kopi Warung Makan 19 4 Jasa lainnya 7 5 Perdagangan Pengecer 19 Total 82 Sumber: Data diolah dari Bank Mandiri. Untuk mengambil sampel yang tidak menerima kredit dari Bank Mandiri diambil sebanyak jumlah sampel yang meminjam. Adapun pertimbangan pengambilan jumlah sampel ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa sampel di daerah penelitian bersifat homogen dimana rata rata penduduknya berprofesi sebagai petani, sehingga jumlah sampel tersebut dianggap dapat mewakili keseluruhan populasi. Universitas Sumatera Utara Tabel 7. Data Populasi dan Sampel Penelitian di Kecamatan Simpang Empat, April 2013 No. Desa Jumlah Kreditur orang Tidak Pemakai Kredit orang 1 Jeraya 15 15 2 Lingga 2 2 3 Ndokum Siroga 1 1 4 Pintun Besi 2 2 5 Lingga Julu 1 1 6 Surbakti 1 1 Total 22 22 Sumber: Data mentah yang diolah. Sedangkan untuk data Data yang digunakan pada penelitian ini terdiri data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data dari hasil wawancara langsung kepada petani responden dengan menggunakan daftar pertanyaan kuisioner yang telah dipersiapkan. Data sekunder merupakan data pelengkap yang dapat diperoleh dari instansi atau lembaga terkait seperti Dinas Pertanian, Dinas Penyuluhan, PT Bank Mandiri persero Tbk, serta literatur – literatur yang berhubungan dengan penelitian ini. 3.3. Metode Analisis Data Untuk menganalisis permasalahan yang ada pada latar belakang maka dapat diuraikan sebagai berikut: Untuk menjawab identifikasi masalah 1, yaitu mengenai pengaruh antara faktor– faktor suku bunga kredit, luas lahan, jumlah tanggungan yang diberikan terhadap peminjaman kredit petani hortikultura di tempat penelitian akan dianalisis dengan menggunakan model fungsi linier berganda. Dimana analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengukur pengaruh antara lebih dari satu Universitas Sumatera Utara variabel prediktor variabel bebas terhadap variabel terikat. Dimana untuk mempermudah memperoleh nilainya dilihat dari hasil regresi yang dilakukan dengan alat bantu SPSS. Bentuk persamaan model fungsi linier berganda yang digunakan adalah: � = � + � 1 � 1 + � 2 � 2 + � 3 � 3 + � 4 � 4 + � Dimana: Y : Jumlah peminjaman kredit mikro Rp. a : Konstanta b 1 b 2 b 3 b 4 : nilai koefisien variabel yang akan dicari � 1 : Suku bunga kredit � 2 : Luas lahan m � 3 : Jumlah tanggungan orang � 4 : Pendapatan Rupiah siklus tanam Uji Asumsi Klasik Model regresi linier berganda multiple regression dapat disebut sebagai model yang baik jika model terserbut memenuhi beberapa asumsi yang disebut dengan asumsi klasik. Ada empat uji asumsi yang harus dilakukan terhadap suatu model regresi yaitu: a. Normalitas b. Multikolinieritas c. Heteroskedassitas d. Autokorelasi Universitas Sumatera Utara Uji Normalitas Variabel µ 1 Berdistribusi Normal Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah variabel pengganggu residual memiliki distribusi normal. Dalam penelitian ini cara yang digunakan untuk menguji normalitas adalah Uji One sample Kolmogorov-Smirnov yaitu membandingkan fungsi distribusi kumulatif dari pengamatan dengan fungsi distribusi kumulatif teoritis. Hipotesis yang diajukan adalah: H : Tidak ada perbedaan distribusi µ i residual dengan distribusi normal atau residua l berdistribusi normal. H 1 : Ada perbedaan distribusi µ i residual dengan distribusi normal atau residual tidak berdistribusi normal. Kriteria pengambilan keputusan: - Jika signifikansi α 0,05 maka H diterima artinya residual berdistribusi normal. - Jika signifikansi α 0,05 maka H 1 diterima artinya residual tidak berdistribusi normal. Uji Multikolinieritas Variabel Bebas Tidak berkorelasi Secara Sempurna Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas variabel independen. Multikolinieritas dapat dilihat dari: - Nilai koefisien korelasi antara variabel bebas ≥ 0,8. - Apabila secara serempak variabel berpengaruh nyata tetapi secara parsial lebih banyak variabel yang tidak nyata. Universitas Sumatera Utara Uji Heteroskedastisitas Variasi µ i Konstan Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians tetap maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda maka terjadi problem heteroskedastisitas. Model regresi yang baik yaitu homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Gejala heteroskedastisitas lebih sering terjadi pada data cross section. Untuk menguji ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat digunakan Uji White. Secara manual, uji ini dilakukan dengan meregresi residual kuadrat µ i 2 dengan variabel bebas. Dapatkan nilai R 2 , untuk menghitung χ 2 Chi-Square , dimana χ 2 = nR 2 . Kriteria yang digunakan adalah apabila χ 2 tabel lebih kecil dibandingkan dengan nilai ObsR-squared, maka terdapat gejala heterokedastisitas di dalam persamaan penelitian. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan kesalahan penganggu pada periode t-1 sebelumnya, dimana jika terjadi korelasi dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena pengamatan yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual kesalahan penggangu tidak bebas dari satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu time series. Cara untuk mendeteksi gejala autokorelasi yaitu uji Durbin Watson DW test. Uji Durbin-Watson dilakukan dengan membandingkan nilai Durbin-watson Universitas Sumatera Utara dari hasil perhitungan dengan nilai Durbin-Watson tabel. Nilai Durbin-watson tabel diperoleh dengan melihat pada K variabel dalam persamaan dan jumlah pengamatan. Kriteria pengujian: - Bila d dL, maka tolak H Berarti ada autokorelasi yang positif atau kecenderungannya ρ = 1 - Bila dL ≤ d ≤ dU, maka tidak dapat diambil kesimpulan apa-apa - Bila dU ≤ d ≤ 4 – dU, maka terima H Berarti tidak ada autokorelasi positif maupun negatif - Bila 4 – dU ≤ d ≤ 4 – dL, maka tidak dapat mengambil kesimpulan apa-apa - Bila d 4 – dL, maka tolak H 0, Berarti ada autokorelasi yang negatif atau kecenderungannya ρ = -1. Untuk menjawab identifikasi masalah 2, yaitu untuk mengetahui perbedaan pendapatan yang positif dan signifikan antara petani yang meminjam kredit mikro dan yang tidak meminjam kredit mikro digunakan Uji beda rata-rata Compare Means T-test. Uji beda rata-rata Compare Means T-test terdiri dari 3 jenis yaitu: 1. One sample T-test : digunakan untuk satu kasus sampel. 2. Two sample T-test : digunakan untuk menguji rerata mean dua sampel yang dibagi atas 2 macam yakni: a. Paired sample T-test : digunakan untuk dua sampel yang berhubungan berpasangan. b. Independent sample T-test : digunakan untuk dua sampel yang tidak berhubungan. Universitas Sumatera Utara 3. One-way ANOVA: digunakan untuk analisis varians satu variabel independen. Penelitian yang dilakukan ini akan membandingkan antara rata-rata pendapatan petani dengan meminjam kredit dengan yang tidak meminjam dengan menggunakan sampel yang meminjam sebanyak 15 orang dan yang tidak meminjam sebanyak 15 orang. Karena berasal dari dua sampel yang berbeda dan tidak berhubungan berpasangan, maka uji beda rata-rata yang digunakan dalam penelitian ini adalah Independent sample T-test. Independent sample T-test digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan rata-rata antara dua kelompok sampel yang tidak berpasangan berhubungan. Yang dimaksud dengan berpasangan adalah dimana sebuah sampel tetapi mengalami dua perlakuan yang berbeda. Rumus perhitungan yang digunakan dalam Independent sample T-test ini adalah sebagai berikut : � = �� 1 − �� 2 � � 1 − 1� 1 2 + � 2 − 1� 2 2 � 1 + � 2 − 2 � 1 � 1 + 1 � 2 � Dimana : �� 1 = Rata-rata nilai variabel I �� 2 = Rata-rata nilai variabel II � 1 = Jumlah sampel variabel I � 2 = Jumlah sampel variabel II � 1 = Rata-rata standard deviasi variabel I � 2 = Rata-rata standard deviasi variabel II Kriteria uji : Universitas Sumatera Utara t- hitung ≤ t- tabel atau t-hitung ≥ - t- tabel …..Hipotesis Ho diterima H1 ditolak t- hitung t- tabel atau t-hitung - t- tabel ……Hipotesis Ho ditolak H1 diterima Sugiyono, 2007. Mengetahui jumlah biaya yang dikeluarkan oleh sampel yang diteliti pada daerah penelitian digunakan rumus sebagai berikut : TC = TFC + TVC Dimana : TC : Total Cost Total Biaya TFC : Total Fixed Cost Jumlah Biaya Tetap TVC : Total Variable Cost Jumlah Biaya Tidak Tetap Penerimaan digunakan rumus sebagai berikut : TR= Y x Py TR : Total Penerimaan Total Revenue Y : Produksi yang diperoleh Kg Py : Harga Jual Rp Pendapatan digunakan rumus sebagai berikut : π = TR –TC π : Pendapatan TR : Total Revenue Total Penerimaan TC : Total Cost Total Biaya Universitas Sumatera Utara 3.4. Defenisi dan Batasan Operasional 3.4.1. Defenisi