4.3.1.2. Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik meliputi uji multikolinieritas, uji normalitas dan uji heterokedastisitas.
A. Uji Multikolinieritas
Uji ini pada dasarnya digunakan untuk menguji apakah ada hubungan linier di antara variabel-variabel bebas dalam model regresi. Salah satu
pendeteksian pengujian ini adalah dengan pendekatan Tolerance Value dan Variance Inflaction Factor VIF. Jika nilai Tollerance mendekati 1 dan VIF
sekitar angka 10 maka variabel dikatakan bebas multikolinieritas. Namun, jika nilai Tollerance dibawah 0,1 dan VIF di atas 10 maka terjadi multikolinieritas.
Setelah dilakukan analisis pada data jumlah kredit, suku bunga kredit, luas tanaman dan jumlah tanggungan tidak terjadi gejala multikolinieritas. Hasil uji
asumsi multikolinieritas disajikan pada Tabel 9.
Tabel 9. Hasil Uji Asumsi Multikolinearitas Model Jumlah Kredit Model
Collinearity Statistics Tolerance
VIF
Constant Suku Bunga Kredit
0.974 1.027
Luas Tanaman 0.903
1.107 Jumlah Tanggungan
0.891 1.122
Pendapatan 0.856
1.169 Sumber: Lampiran
Dari Tabel 9 menunjukkan bahwa masing-masing variabel bebas memiliki nilai toleransi tolerance lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF lebih kecil dari 10. Hal
ini menunjukkan tidak terjadinya multikolinieritas. Maka dapat disimpulkan
Universitas Sumatera Utara
bahwa model regresi linier jumlah kredit petani hortikultura hortikultura terbebas dari masalah multikolinieritas.
B. Uji Heteroskedastisitas
Hasil uji heteroskedastisitas dengan menggunakan analisis grafik
disajikan pada Gambar 2.
Gambar 2. Grafik Uji Heteroskedastisitas Model Jumlah Kredit Petani Hortikultura
Hasil uji heteroskedastisitas dengan menggunakan analisis grafik untuk model jumlah kredit petani hortikultura disajikan pada Gambar 2. Gambar 2
menunjukkan bahwa penyebaran titik-titik varian residual adalah sebagai berikut: a. Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0.
Universitas Sumatera Utara
b. Titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja. c. Penyebaran titik-titik data tidak dapat membentuk pola bergelombang
menyebar kemudian menyempit dan melebar kembali. d. Penyebaran titik-titik data tidak berpola.
Hal ini menunjukkan tidak terjadinya heteroskedastisitas. Maka dapat dinyatakan model regresi linier jumlah kredit petani hortikultura terbebas dari
masalah heteroskedastisitas.
C. Uji Normalitas
Hasil uji normalitas residual model regresi linier pendapatan usahatani hortikultura sebagai berikut:
Tabel 10. Hasil Uji Normalitas Model Jumlah Kredit Petani Hortikultura One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 22
Normal Parameters
a,,b
Mean .0000000
Std. Deviation 4.86912965E6
Most Extreme Differences Absolute
.172 Positive
.172 Negative
-.097 Kolmogorov-Smirnov Z
.806 Asymp. Sig. 2-tailed
.535 a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data. Sumber: Lampiran
Tabel 10 menunjukkan bahwa nilai signifikansi lebih besar dari α 0,05.
Nilai sig sebesar 0,535, sehingga Ho diterima yang artinya residual terdistribusi
Universitas Sumatera Utara
normal. Maka dapat dinyatakan bahwa model regresi linier jumlah kredit petani hortikultura hortikultura memenuhi asumsi normalitas.
4.3.2. Analisis Biaya dan Pendapatan Usahatani 4.3.2.1. Analisis Biaya
Biaya yang dikeluarkan petani hortikultura terdiri dari biaya tenaga kerja, biaya pembelian bambu, biaya pupuk kandang, dan biaya pupuk NPK-Ponska.
Adapun perbandingan jumlah biaya yang dikeluarkan petani pemakai kredit dan tidak pemakai kredit adalah sebagai berikut:
Tabel 11. Nilai dan Persentase dari Masing-masing Jenis Biaya Petani Hortikultura yang Pemakai Kredit dan yang tidak Pemakai
Kredit di Kecamatan Simpang Empat
No Petani
Nilai Rp
Persentase
1 2
Petani Pemakai Kredit Petani tidak Pemakai Kredit
129.555.144 129.926.929
49,93 50.07
Jumlah 259.482,073
100,00
Sumber: Lampiran Jumlah biaya petani yang tidak memakai kredit lebih besar dibandingkan
dengan petani yang pemakai kredit. Jumlah biaya petani hortikultura pemakai kredit sebesar Rp. 129.555.144 dan jumlah biaya petani hortikultura yang tidak
pemakai kredit sebesar Rp. 129.926.929, dengan persentasi petani hortikultura pemakai kredit sebesar 49.93 dan persentasi petani hortikultura yang tidak
pemakai kredit sebesar 50,07.
4.3.2.2. Penerimaan dan Pendapatan Usahatani