Langkah-Langkah Pemberian Umpan Balik

PPPPTK Penjas dan BK | 128 MODUL PROGRAM GURU PEMBELAJAR PJOK SMASMKKELOMPOK KOMPETENSI PROFESIONAL G

4. Langkah-Langkah Pemberian Umpan Balik

Sebagaimana telah dijelaskan pada bagian sebelumnya bahwa pemberian umpan balik eksternal terbukti mempercepat dan mempermudah penguasaan keterampilan gerak. Namun demikian, dalam memberikan umpan balik, guru perlu mempertimbangkan beberapa hal supaya umpan balik yang diberikan efektif untuk mempercepat penguasaan keterampilan motorik siswa. Ketika seorang guru mengamati adanya kendala bagi siswa dalam menguasai suatu keterampilan gerak, maka langkah awal yang harus dilakukan adalah mengidentifikasi sumber kesalahan gerak. Beberapa sumber kesalahan gerak dalam mempelajari keterampilan motorik bisa disebabkan oleh faktor-faktor tersebut di bawah ini yaitu : a. Kondisi yaitu : kekuatan, kecepatan dan daya tahan Contoh : Ketika siswa mengalami kesulitan saat melakukan shooting dalam bola basket, maka perlu diidentifikasi, kesulitan tersebut karena bola terlalu berat, dan keranjang sasaran ring terlalu tinggi atau memang karena ada teknik gerakan yang kurang efektif. Jika teknik gerakan sudah benar, namun lengan siswa belum kuat untuk membawa bola basket dan ring terlalu tinggi, tentunya umpan balik yang diberikan bukan kepada aspek teknik gerakan, tetapi lebih kepada aspek kekuatan. b. Koordinasi yaitu :struktur gerakan, irama gerakan, hubungan gerakan, luas gerakan, ketepatan gerakan, kecepatan gerakan dan kelancaran gerakan Ketika guru menjelaskan sebuah keterampilan gerak yang komplek, maka guru harus memiliki metode penyampaian materi yang sistematis dan jelas. Contoh ketika mengajarkan keterampilan dasar berenang, maka guru harus menjelaskan struktur gerakan tahap demi tahap, latihan juga sebaiknya disampaikan bagian per bagian mulai dari gerakan kaki, gerakan tangan, cara pengambilan nafas dan gerak koordinasi. JIka metode pembelajaran yang diberikan secara PPPPTK Penjas dan BK | 129 MODUL PROGRAM GURU PEMBELAJAR PJOK SMASMKKELOMPOK KOMPETENSI PROFESIONAL G langsung dan menyeluruh, tentunya siswa akan mengalami kesulitan dalam memahami gerakan yang diajarkan. c. motivasi, menurunnya motivasi menyebabkan berkurangnya keseriusan melakukan gerakan. Jika siswa menunjukkan perilaku bermalas-malasan, beberapa kali tidak hadir, kurang bersemangat, dimungkinkan sumber kesalahan atau kelambatan dalam menguasai keterampilan gerak adalah kurangnya motivasi. Untuk itu, umpan balik yang diberikan tentunya harus terkait motivasi yang menumbuhkan kebutuhan bagi siswa akan materi keterampilan gerak yang akan dipelajari. Ketika siswa menyadari pentingnya materi yang akan dipelajari bagi kehidupannya, tentunya dia akan tumbuh motivasi yang kuat untuk mempelajarinya. d. Persyaratan luar yaitu fasilitas yang digunakan harus sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan anak. Fasilitas yang digunakan dalam belajar gerak juga menentukan keberhasilan belajar. Ketika sarana prasarana yang digunakan tidak sesuai dengan tingkat perkembangan anak, tentunya anak akan kesulitan menguasai keterampilan gerak tersebut, bahkan bisa dimungkinkan, anak tersebut akan menampilkan gerakan yang salah karena memaksa diri untuk menyesuaikan dengan alat atau bola yang terlalu berat saat belajar keterampilan tertentu. Contoh, ketika anak TK belajar main tenis lapangan, sudah menggunakan raket dewasa, maka dampaknya pukulan yang dihasilkan kurang efektif karena posisi raket selalu ke bawah. Hal ini disebabkan karena raket yang digunakan terlalu berat. e. Informasi, informasi yang tidak lengkap, tidak jelas, terlalu luasbanyak, sulit untuk dimengerti dan info yang salah akan mempengaruhi penguasaan gerakan. Bahasa dan gaya penyampaian guru tentunya juga mempengaruhi perhatian siswa dalam belajar gerak. Untuk itu, guru harus belajar menyampaikan informasi dengan intonasi dan ritme yang tepat sehingga siswa bisa menangkap materi dengan jelas. PPPPTK Penjas dan BK | 130 MODUL PROGRAM GURU PEMBELAJAR PJOK SMASMKKELOMPOK KOMPETENSI PROFESIONAL G Setelah mengetahui sumber-sumber kesalahan gerak, maka diharapkan guru bisa memberikan umpan balik dengan tepat sesuai sumber kesalahan gerak yang dilakukan. Selain itu, dalam memberikan umpan balik, sebaiknya guru juga menggunakan beberapa prinisip reward and punishment. Sebagaimana beberapa tokoh psikologi behavioristik mengatakan bahwa jika perilaku yang baik diberikan penguatan secara konsisten, maka perilaku tersebut akan cenderung diulang. Sebaliknya jika ada perilaku negative yang tidak diharapkan terjadi dan diberi hukuman, maka diharapkan perilaku tersebut tidak terulang. Menurut Maksum 2007 efektivitas reward and punishment yang diberikan diberikan dipengaruhi oleh: 1. Intensitas Semakin besar reward yang diberikan semakin tinggi peluang tingkah laku untuk diulang. Demikian juga semakin tinggi intensitas punishment yang diberikan semakin besar peluang punishment mencegah munculnya tingkah laku. 2. Frekuensi Semakin sering tingkah laku mendapat reward semakin tinggi tingkah laku tersebut untuk diulang. Demikian juga paling sering tingkah laku mendapat punishment semakin besar hambatan tingkah laku tersebut untuk muncul. 3. Interval waktu Waktu yang efektif untuk memberikan reward and punishment adalah sesegera mungkin setelah tingkah laku tersebut dilakukan. Semakin tertunda rewardpunishment semakin lemahrewardpunishmenttersebut. 4. Konsistensi Reward yang diberikan secara tidak konsisten, artinya ada kalanya diberikan ada kalanya tidak,membuat individu enggan melakukan tingkah lakunya. Dengan demikian juga punishment yang diberikan secara tidak konsisten membuat individu tidak takut mengilang tingkah lakunya. Mengacu pada prinsip tersebut, maka dalam pemberian umpan balik sebaiknya juga dilakukan secara konsisten dan mempertimbangkan frekuensi pemberiannya. Sekalipun hasil penelitian Thorndike dan Skinner menyatakan bahwa umpan balik reward harus diberikan sesering mungkin, namun dalam PPPPTK Penjas dan BK | 131 MODUL PROGRAM GURU PEMBELAJAR PJOK SMASMKKELOMPOK KOMPETENSI PROFESIONAL G memberikan umpan balik sebaiknya diberikan sesuai porsinya, tidak terlalu sering, namun sesuai dengan kompleksitas geraknya sehingga siswa bisa mandiri dan umpan balik intrinsik task intrinsic feedback juga semakin berkembang. Mungkin pada tahap awal atau pemula, umpan balik bisa diberikan lebih banyak, namun semakin advance keterampilan yang dikuasai, maka umpan balik hganya diberikan ketika ada gerakan atau kemampuan yang tidak sesuai di luar batas kewajaran.

5. Penerapan Belajar Gerak Dalam Pembelajaran