Contoh Kayika Parisudha Contoh Wacika Parisudha Contoh Manacika Parisudha

32 32 Buku Guru Kelas I SD Setelah selesai membahas mengenai Subha Karma dam Asubha Karma pada Pelajaran 5, maka dapat dibuat rangkuman materi, sebagai berikut: a. Menghindari perilaku buruk dalam kehidupan; b. Sebab-sebab timbulnya Asubha Karma: • karena keadaan, • lupa kepada Sang Hyang WidhiTuhan Yang Maha Esa, dan • ingin hidup mudah tanpa harus bekerja. c. Contoh-contoh perbuatan baik atau Subha Karma: • belajar, • membantu ibu, • jujur, • menolong orang, • rajin sembahyang, • sopan santun, dan ramah.

F. Mengamalkan Tri Kaya Parisudha

1. Contoh Kayika Parisudha

Guru memandu peserta didik untuk mengajak contoh-contoh perilaku Kayika Parisudha. Dari contoh-contoh yang disebutkan, guru memandu peserta didik untuk mengurutkan contoh perilaku Kayika. Guru membahasnya dan menegaskan akibatnya. Peserta didik ditegaskan untuk selalu berbuat baik dan benar, seperti saling bekerjasama, meminjami buku, saling berbagi kepada teman, dan meminjami buku. Guru menegaskan kepada peserta didik bahwa apa yang kita lakukan pasti mendapat pahala.

2. Contoh Wacika Parisudha

Guru memandu peserta didik untuk menunjukkan kembali contoh-contoh perilaku Wacika dan Parisudha. Untuk memudahkan, peserta didik diajak menyimak beberapa cerita yang memuat pesan-pesan etika dan moral. Cerita Burung Beo dan Brahmana Dikisahkan di sebuah asrama, tinggallah seorang Brahmana yang sangat suci dan berilmu pengetahuan tinggi. Hal tersebut nampak dari aura yang dipancarkan lewat tutur katanya. Sang Brahmana memiliki peliharaan seekor burung beo yang sangat ia sayangi. Burung beo itu ia anggap sebagai temannya 33 Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Guru menegaskan kepada peserta didik, jangan pernah mencoba untuk berpikir buruk dan ingkar dengan janji. Dengan berpikir bersih dan benar, maka akan timbul tutur kata yang ramah dan sopan, dan dengan berkata yang sopan, siapa pun yang berhadapan dengan kita, akan merasa kesejukkan.

3. Contoh Manacika Parisudha

Guru mengajak peserta didik untuk mengingat kembali cerita tentang kepintaran burung beo dalam bertutur kata. Guru membahas makna cerita kepintaran burung beo. Selain itu, guru membahas kembali tentang gambar yang ada pada buku peserta didik bahwa kita wajib bersembahyang dan berdoa setiap sendiri yang selalu ada dihatinya. Perilaku burung beo itu sangat ramah dan sopan—tidak berbeda dengan tuannya. Setiap ada orang yang berlalu lalang, disapanya Om swastyastu; apa yang dapat kami bantu. Silakan ambil air jika haus, silakan ambil sendiri. Bila burung beo setiap hari mendengar perkataan yang ramah, sopan, dan lemah lembut, maka yang selalu dibayangkannya adalah perkataan yang ramah dan sopan. Jadi, guru perlu menegaskan untuk membiasakan bertutur kata yang sopan, ramah, dan lemah lembut sejak kecil. Jadi, si burung beo yang lahir dengan curahan hati serta didikan yang baik dari sang Brahmana, kini menjadi beo yang ramah dan sopan. Si burung beo tahu tentang etika dan tata karma yang baik, yang patut dan pantas saat berhadapan dengan setiap orang atau tamu yang berdatangan. Cerita tentang I Tarka Guru menceritakan bagaimana anak yang tidak mau mendengar nasihat ibunya. Rumahnya hampir kemasukkan maling, untung saja tetangga memergokinya. Suatu hari, seorang ibu menyuruh anaknya, Tarka menjaga rumah sepulang dari sekolah. “Nak, pulang sekolah tolong jaga rumah, ya. Ibu mau menengok nenek.” Sepulang sekolah, Tarka lupa pada janjinya. Ia main layangan dengan Arman. Pada sore harinya, ia baru pulang. Sampai di rumah, ia baru sadar bahwa ia telah melupakan janjinya. Ibu sudah menunggu di depan pintu. Tarka diam, tidak berani berbicara. “Tarka, karena kamu tidak menepati janji, rumah ini hampir kemasukan maling. Untung saja tetangga kita memergoki pencuri itu, jadi rumah kita tidak kemalingan. Itulah akibat ingkar janji, jangan sampai terulang lagi” Tarka memegang tangan ibunya, lalu menciumnya. “Tarka minta maaf. Tarka tidak akan mengulangi lagi.” 34 34 Buku Guru Kelas I SD hari. Adanya tempat suci, orang suci dan ajaran tentang Yadña, maka menggiring pikiran bawah sadar kita untuk berpikir bersihManacika Parisudha. Setelah selesai membahas materi pada Pelajaran 6 tentang pengamalan Tri Kaya Parisudha, maka dapat disampaikan rangkuman materi, sebagai berikut: a. Contoh Wacika, Kayika, dan Manacika Parisudha. b. Perilaku Wacika, Kayika, dan Manacika Parisudha.

G. Ciptaan Sang Hyang Widhi