15
2 Mengkritik Proses kognitif  mengkritik  melibatkan  proses penilaian  suatu produk
atau proses berdasarkan kriteria dan standar eksternal. f.
Mencipta Proses kognitif  mencipta  melibatkan proses penyusunan elemen-elemen
menjadi sebuah keseluruhan yang  koheren atau fungsional. Mencipta meminta siswa  membuat produk baru dengan mereorganisasi sejumlah
elemen atau bagian menjadi suatu pola atau struktur yang tidak pernah ada sebelumnya. Kategori proses mengevaluasi meliputi:
1 Merumuskan Proses kognitif merumuskan melibatkan proses yang menggambarkan
masalah dan membuat pilihan atau hipotesis yang  memenuhi kriteria- kriteria tertentu.
2 Merencanakan Proses kognitif merencanakan melibatkan proses merencanakan metode
penyelesaian masalah yang  sesuai dengan kriteria-kriteria masalahnya, yakni membuat rencana untuk menyelesaikan masalah.
3 Memproduksi Proses  kognitif  memproduksi melibatkan  proses  melaksanakan rencana
untuk menyelesaikan masalah yang memenuhi spesifikasi-spesifikasi tertentu.
Dari keenam tingkatan berpikir kognitif tersebut peneliti hanya mengambil dua aspek yaitu kemampuan mengingat dan memahami.
2.1.2    Hakikat IPA
Pendidikan IPA
merupakan  salah satu
aspek  pendidikan dengan
menggunakan IPA  sebagai alatnya  untuk mencapai tujuan pendidikan pada umumnya dan pendidikan IPA pada khususnyaAmien, 1987:1.
Carin dalam Amien, 1987:3 menyatakan IPA adalah  suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematik, yang di dalam penggunaanya secara
umum terbatas pada gejala-gejala alam. Iskandar 2001:1 mendefinisikan IPA sebagai mata  pelajaran tentang
penyelidikan yang terorganisir untuk mencari pola atau keteraturan. Mempelajari
16
IPA tidak hanya berkaitan dengan alam dan prosedur penelitian, namun berkaitan juga dengan hakikat IPA. Hakikat IPA, antara lain IPA sebagai produk, IPA
sebagai proses, dan IPA sebagai teori. Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa IPA merupakan
pengetahuan yang membahas tentang keadaan yang ada di muka bumi baik benda hidup maupun  benda tak hidup. Pengetahuan IPA  dapat diperoleh dengan
melakukan eksperimen atau menggunakan langkah-langkah ilmiah. Amien  1987:42 menyatakan tujuan  pendidikan IPA  harus  menguraikan
antara lain keterampilan-keterampilan kognitif, psikomotor, dan afektif yang diharapkan terbentuk pada  diri siswa, daripada  hanya  menguraikan atau
menyatakan konsep yang  dianggap penting untuk memperoleh keterampilan- keterampilan tersebut.
Pembelajaran IPA dapat memberikan pengetahuan, yang  merupakan tujuanutama dari pembelajaran. Pengetahuan secara garis besar tentang fakta yang
ada  di alam untuk dapat memahami dan memperdalam lebih lanjut, dan melihat adanya keterangan serta keteraturannya Trianto, 2010:142-143.
Dari uraian tersebut hakikat dan tujuan pembelajaran IPA antara lain
dapat memberikan sebagai berikut: 1.
Pengetahuan, yaitu pengetahuan tentang dasar dari prinsip dan konsep, fakta yang ada di alam, hubungan saling  ketergantungan, dan hubungan
antara sains dan teknologi. 2.
Keterampilan dan kemampuan untuk menangani peralatan, memecahkan masalah, dan melakukan observasi.
3. Kebiasaan mengembangkan  kemampuan berpikir analitis induktif  dan deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip sains untuk menjelaskan
berbagai peristiwa alam. 4. Apresiatif terhadap sains dengan menikmati dan menyadari  keindahan
keteraturan perilaku alam serta penerapannya dalam teknologi.
2.1.3 Model Perubahan Energi Gerak Akibat Pengaruh Udara