Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami pada pelajaran IPA SD Kanisius Sengkan Yogyakarta.

(1)

i

PENGARUH PENGGUNAAN METODE INKUIRI

TERHADAP KEMAMPUAN MENGINGAT DAN MEMAHAMI PADA PELAJARAN IPA SD KANISIUS SENGKAN YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh: Danang Fitriyanto

091134130

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2013


(2)

i

PENGARUH PENGGUNAAN METODE INKUIRI

TERHADAP KEMAMPUAN MENGINGAT DAN MEMAHAMI PADA PELAJARAN IPA SD KANISIUS SENGKAN YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh: Danang Fitriyanto

091134130

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2013


(3)

(4)

iii


(5)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ilmiah ini dipersambahkan kepada:

1. Tuhan yang Maha Esa yang terlah memberikan kesehatan dan keselamatan. 2. Bapak dan Ibu yang selalu mendukung dan mendoakan setiap waktu. 3. Iryun Trianawati yang selalu memberikan dukungan dan semangat. 4. Pengajar yang selalu memberikan bimbingan.


(6)

v

MOTTO

Bahagia adalah tujuan akhir hidup manusia. Berbahagialah orang yang telah memperoleh bahagia, bersabar dan berusahalah bagi orang yang belum memperoleh kebahagiaan. Ciptakanlah kebahagiaan dalam hidup ini agar hidup ini lebih berarti, karena bahagia itu kita yang menciptakan.


(7)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang ditulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar referensi, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 9 Juni 2013 Penulis


(8)

vii

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Danang Fitriyanto

NIM : 091134130

Demi pengembangan dan pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PENGARUH PENGGUNAAN METODE INKUIRI

TERHADAP KEMAMPUAN MENGINGAT DAN MEMAHAMI PADA MATA PELAJARAN IPA

SD KANISIUS SENGKAN YOGYAKARTA

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberi royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 4 Juni 2013 Yang Menyatakan


(9)

viii

ABSTRAK

Fitriyanto, Danang. (2013). Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami pada mata pelajaran IPA SD Kanisius Sengkan Yogyakarta. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Kata kunci: metode inkuiri, proses kognitif Bloom, kemampuan mengingat, kemampuan memahami, mata pelajaran IPA.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan kognitif mengingat dan memahami pada mata pelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya kelas V SD Kanisius Sengkan Yogyakarta tahun pelajaran 2012/2013.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian quasi experimental design tipe non-equivalent control group design. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas V SD Kanisius Sengkan Yogyakarta. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas V yang terdiri dari kelas VA yang berjumlah 31 siswa sebagai kelompok kontrol dan siswa kelas VB yang berjumlah 32 siswa sebagai kelompok kontrol. Instrumen penelitian yang digunakan berupa soal essai yang terdiri dari satu soal untuk kemampuan mengingat dan satu essai untuk kemampuan memahami. Teknik pengumpulan data menggunakan pretest dan posttest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Analisis data menggunakan program komputer IBM SPSS Statistics 20 for Windows melalui lima langkah yaitu uji perbedaan skor pretest, uji perbedaan pretest ke posttest, uji perbedaan selisih skor pretest ke posttest kelompok eksperimen dan kontrol, uji besar pengaruh, dan uji perbedaan posttest I dan posttest II kelompok eksperimen dan kontrol.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode inkuiri berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan kognitif mengingat dan memahami. Hal ini ditunjukkan dengan harga Sig. (2-tailed) kemampuan mengingat 0,008 atau < 0,05 yang berarti ada pengaruh signifikan penggunaan inkuiri terhadap kemampuan mengingat. Sedangkan kemampuan memahami ditunjukkan dengan harga Sig. (2-tailed) 0,046 atau < 0,05 yang berarti ada pengaruh signifikan penggunaan inkuiri terhadap kemampuan memahami.


(10)

ix ABSTRACT

Fitriyanto, Danang. (2013). The influence of using inquiry methods against ability to remember and understand of science subject on Kanisius Elementary School of Sengkan Yogyakarta. Yogyakarta: Sanata Dharma University.

Keywords: inquiry method, cognitive Bloom process, the ability to remember, the ability to understand, science subject.

This study aims to determine the effect of the use of the inquiry method of cognitive ability to remember and understand that related with subject material the characteristic of lights, the learners in fifth grade of Kanisius Elementary School of Sengkan Yogyakarta in the academic years 2012/2013.

This study uses experimental design types quasi study type non-equivalent control group design. The population of this study is made up of students in fifth grade of Kanisius Elementary School of Sengkan Yogyakarta. The sample in this study that consist of 31 students from the A class as control group and 32 student from the B class as experimental group. Used research instruments essai form questionnaire consisting of a point to the remembering ability and the other one essay question to the understanding ability. The data collection techniques using the pretest and post test in the control group and experimental group. The data analysis using IBM SPSS Statistics program for Windows 20 through a five-step test that is difference pretest scores, pretest to posttest difference test, test score differences pretest to posttest difference of experimental and control group, the test of its influence, and test differences posttest I and posttest II groups experimental and control.

The results showed that the method of inquiry significantly influence cognitive ability to remember and understand. It showed by sig value. Sig. (2-tailed) or the ability to remember 0,008 < 0,05, which means there is a significant influence on the ability to remember the use of inquiry. While the ability to understand showed at sig value. Sig. (2-tailed) 0,046 or < 0,05, which means there is a significant influence on the ability to understand the use of inquiry.


(11)

x

PRAKATA

Puji syukur diucapkan kepada Tuhan Yang maha Esa atas karunia yang telah diberikan sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan baik yang berjudul

“Pengaruh Penggunaan Metode Inkuiri Terhadap Terhadap Kemampuan

Mengingat dan Memahami Pada Mata Pelajaran IPA SD Kanisius Sengkan Yogyakarta”. Skripsi ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan. Penyusunan skripsi dapat diselesaikan atas bantuan dan dukungan berbagai pihak. Terkait hal tersebut, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D., selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan dosen pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dalam menyelesaikan karya ilmiah ini.

3. E. Catur Rismiati, S.Pd., M.A., Ed.D, selaku Wakaprodi dan dosen pembimbing akademik.

4. Agnes Herlina Dwi Hadiyanti, S.Si., MT., M.Sc., selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dalam menyelesaikan karya ilmiah ini.

5. Dra. Haniek Sri Pratini, M.Pd., selaku dosen penguji 3 yang telah menguji dan memberikan masukan pada karya ilmiah ini.

6. Margaretha Sri Wartini, S.Pd., selaku kepala sekolah SD Kanisius Sengkan Yogyakarta yang telah memberikan ijin penelitian kepada penulis.

7. Olivia Dewi Maharani, S.Pd., selaku guru kelas V SD Kanisius Sengkan yang telah menjadi guru mitra dalam melakukan penelitian.

8. Siswa kelas V SD Kanisius Sengkan, yang bersedia menjadi subjek penelitian.

9. Orang tua, yang telah memberikan semangat dan dukungan. 10.Iryun Trianawati, yang telah memberikan dukungan dan semangat.


(12)

xi 11.Teman-teman penelitian patung IPA SD Kanisius Sengkan (Sri dan Ika),

yang selalu berbagi informasi dan saling memberi semangat.

12.Teman-teman PPL SDN Nyamplung (Deka, Febri, Catur, Dian), yang telah banyak membantu.

Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini jauh dari sempurna karena terdapat beberapa kekurangan dan kelemahan dalam penulisan karya ilmiah ini. Kritik dan saran dari berbagai pihak sangat dibutuhkan dan diperlukan dalam menyempurnakan karya ilmiah ini. Besar harapan agar karya ilmiah ini dapat berguna bagi pembaca dan melengkapi penelitian-penelitian yang sudah ada.


(13)

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

PRAKATA ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

BAB II LANDASAN TEORI ... 5

2.1 Kajian Pustaka ... 5

2.1.1 Teori-teoriyang Relevan ... 5

2.1.1.1 Metode Inkuiri ... 5

2.1.1.2 Prinsip-prinsip Pembelajaran Inkuiri ... 6

2.1.1.3 Langkah-langkah Pembelajaran Inkuiri ... 8

2.1.1.4 Keunggulan Metode Inkuiri ... 10

2.1.1.5 Inkuiri Terbimbing... 11

2.1.2 Proses Kognitif Mengingat dan Memahami ... 11

2.1.2.1 Mengingat ... 12

2.1.2.2 Memahami ... 13

2.1.3 Hakekat IPA... 15

2.1.4 Materi Sifat-sifat Cahaya ... 16

2.2 Hasil Penelitian Sebelumnya ... 18

2.2.1 Penelitian Tentang Inkuiri ... 18

2.2.2 PenelitianTentang Kemampuan Kognitif ... 19

2.2.3 Literature Map ... 20

2.3 Kerangka Berpikir ... 20

2.4 Hipotesis Penelitian ... 21

BAB III METODE PENELITIAN... 22

3.1 Jenis Penelitian ... 22

3.2 Seting Penelitian ... 23


(14)

xiii

3.2.2 Waktu Penelitian ... 23

3.3 Populasi dan Sampel ... 24

3.4 Variabel Penelitian... 24

3.5 Definisi Operasional ... 25

3.6 Instrumen Penelitian ... 26

3.7 Uji Validitasdan Reliabilitas ... 27

3.7.1 Penentuan Validitas Insrumen ... 27

3.7.2 Penentuan Reliabilitas Instrumen ... 29

3.8 Teknik Pengumpulan Data ... 30

3.9 Teknik Analisis Data ... 31

3.9.1 Uji Normalitas ... 31

3.9.2 Analisis Statistik ... 31

3.9.2.1 Perbedaan Skor Pretest ... 31

3.9.2.2 Uji Perbedaan Skor Pretest dan Posttest ... 32

3.9.2.3 Uji Perbedaan Selisih Skor Pretest-posttest ... 33

3.9.2.4 Uji Besar Pengaruh Metode Inkuiri ... 33

3.9.2.5 Uji Retensi Pengaruh ... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 36

4.1 Hasil Penelitian ... 36

4.1.1 Pengaruh Penggunaan Inkuiri Terhadap Kemampuan Mengingat... 36

4.1.1.1 Uji Perbedaan Skor Pretest Kemampuan Mengingat ... 38

4.1.1.2 Uji Perbedaan Skor Pretest dan Posttest Kemampuan Mengingat... 39

4.1.1.3 Uji Perbedaan Selisih Skor Pretest-posttest Kemampuan Mengingat... 40

4.1.1.4 Uji Besarnya Pengaruh Metode Inkuiri terhadap Kemampuan Mengingat ... 42

4.1.1.5 Uji Retensi Pengaruh terhadap Kemempuan Mengingat... 43

4.1.2 Pengaruh Penggunaan Inkuiri Terhadap Kemampuan Memahami ... 44

4.1.2.1 Uji Perbedaan Skor Pretest Kemampuan Memahami ... 46

4.1.2.2 Uji Perbedaan Skor Pretest dan Posttest Kemampuan Memahami ... 47

4.1.2.3 Uji Perbedaan Selisih Skor Pretest-posttest Kemampuan Memahami ... 48

4.1.2.4 Uji Besarnya Pengaruh Metode Inkuiri terhadap Kemampuan Memahami ... 50

4.1.2.5 Uji Retensi Pengaruh terhadap Kemampuan Memahami ... 51

4.1.3 Rangkuman Hasil Penelitian... 53

4.2 Pembahasan ... 54

4.2.1 Kemampuan Mengingat... 54

4.2.2 Kemampuan Memahami ... 55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 56

5.1 Kesimpulan ... 56


(15)

xiv 5.3 Saran ... 58 DAFTAR REFERENSI ... 59 LAMPIRAN ... 62


(16)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Daftar Jumlah Siswa SD Kanisius Sengkan ... 24

Tabel 2. Jadwal Implementasi Pembelajaran ... 23

Tabel 3. Matriks Pengembangan Instrumen... 27

Tabel 4. Hasil Uji Validitas Soal... 28

Tabel 5. Hasil Uji Validitas Aspek ... 29

Tabel 6. Uji Reliabilitas ... 29

Tabel 7. Teknik Pengumpulan Data ... 30

Tabel 8. Hasil Uji Normalitas Pada Kemampuan Mengingat ... 37

Tabel 9. Perbandingan Skor Pretest Kemampuan Mengingat ... 38

Tabel 10. Perbandingan Skor Pretest dan Posttest Kemampuan Mengingat... 40

Tabel 11. Perbandingan Selisih Skor Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen ... 41

Tabel 12. Uji Besar Pengaruh terhadap Kemampuan Mengingat ... 42

Tabel 13. Perbandingan Skor Posttest I dan Posttest II Kemampuan Mengingat ... 43

Tabel 14. Hasil Uji Normalitas Pada Kemampuan Memahami ... 45

Tabel 15. Perbandingan Skor Pretest Kemampuan Memahami ... 46

Tabel 16. Perbandingan Skor Pretest dan Posttest Kemampuan Memahami ... 48

Tabel 17. Perbandingan Selisih Skor Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen ... 49

Tabel 18. Perbandingan Skor Posttest I dan Posttest II Kemampuan Memahami ... 50

Tabel 19. Rangkuman Perbedaan Skor Pretest ... 53

Tabel 20. Rangkuman Perbedaan Skor Pretest dan Posttest I ... 53

Tabel 21. Rangkuman Perbedaan Selisih Skor Pretest dan Posttest I Kemampuan Mengingat dan Memahani... 53


(17)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Desain Penelitian ... 22 Gambar 2. Variabel Penelitian ... 25 Gambar 3. Perbandingan Skor Pretest dan Posttest I Pada Kelompok Kontrol

dan Kelompok Eksperimen Kemampuan Mengingat ... 41 Gambar 4. Perbandingan Skor Posttest I dan Posttest II Pada Kelompok

Kontrol dan Kelompok Eksperimen Kemampuan Mengingat ... 44 Gambar 5. Perbandingan Skor Pretest dan Posttest I Pada Kelompok Kontrol

dan Kelompok Eksperimen Kemampuan Memahami ... 50 Gambar 6. Perbandingan Skor Posttest I dan Posttest II Pada Kelompok


(18)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Silabus Kelompok Eksperimen ... 62

Lampiran 2. Silabus Kelompok Kontrol ... 63

Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok eksperimen... 64

Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Kontrol... 74

Lampiran 5. Lembar Kerja Siswa ... 79

Lampiran 6. Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa ... 81

Lampiran 7. Soal ... 83

Lampiran 8. Kunci Jawaban ... 87

Lampiran 9. Rubrik Penilaian ... 89

Lampiran 10. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 91

Lampiran 11. Rekap Nilai Kemampuan Mengingat dan Memahani Uji Validitas dan Reliabilitas ... 94

Lampiran 12. Uji Normalitas ... 96

Lampiran 13. Uji Perbedaan ... 98

Lampiran 14. Rekap Nilai Kemampuan Mengingat Kelompok Eksperimen ... 105

Lampiran 15. Rekap Nilai Kemampuan Memahami Kelompok Eksperimen .... 109

Lampiran 16. Rekap Nilai Kemampuan Mengingat Kelompok Kontrol ... 113

Lampiran 17. Rekap Nilai Kemampuan Memahami Kelompok Kontrol ... 117

Lampiran 18. Gambar Penelitian Kelompok Kontrol ... 121

Lampiran 19. Garbar Penelitian Kelompok Eksperimen ... 122

Lampiran 20. Surat Ijin Penelitian ... 123

Lampiran 21. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ... 124

Lampiran 21. CURRICULUM VITAE... 125


(19)

1

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini akan dibahas latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.

1.1Latar Belakang

Proses belajar merupakan salah satu proses yang dilakukan dalam pendidikan. Tunnicliffe dan Ueckert (2011:173-175) memandang belajar memiliki tujuan yang koheren serta menekankan koneksi pada bidang subjek dan nilai, apabila siswa dapat menghubungkan ide-ide dan mengembangkan pemahaman dari waktu ke waktu. Melalui belajar diharapkan dapat mengembangkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Kemampuan kognitif berhubungan dengan kemampuan melakukan, kemampuan afektif berhubungan dengan kemampuan yang berhubungan dengan sosial-emosional, dan kemampuan psikomotorik berhubungan dengan keterampilan (Gulo, 2008:34). Terkait hal tersebut pembelajaran di sekolah harus dapat mengembangkan kemampuan kognitif semaksimal mungkin salah satunya agar kemampuan proses kognitif mengingat dan memahami siswa dalam belajar dapat lebih baik.

Berdasarkan pengamatan pada SD Negeri Nyamplung di Yogyakarta yang dilakukan selama Program Pengalaman Lapangan (PPL), dijumpai guru menggunakan metode ceramah selama pembelajaran di kelas. Hasil pengamatan diperoleh data kelas 1 sampai kelas 5 guru menggunakan metode ceramah. Hal tersebut diperkuat dengan hasil wawancara pada salah seorang guru SD diperoleh informasi bahwa pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sebagian besar menggunakan metode ceramah. Metode tersebut membuat pembelajaran berjalan secara satu arah dari guru ke siswa, selain itu pembelajaran menjadi berpusat pada guru. Siswa menjadi terbiasa untuk menerima pengetahuan dari guru sehingga kemampuan berpikir siswa menjadi kurang berkembang. Dalam metode ceramah, pengetahuan dipelajari secara abstrak sehingga pembelajaran menjadi kurang maksimal. Hal tersebut terlihat ketika guru melakukan evaluasi pada akhir pembelajaran sebagian besar siswa belum menguasai materi yang mereka pelajari.


(20)

2 Rendahnya kemampuan mengingat dan memahami dapat disebabkan oleh banyak faktor. Faktor utama yang bengaruh dalam pembelajaran yaitu penggunaan metode ceramah.

Pembelajaran IPA hendaknya dipelajari secara konkret melalui pengalaman langsung dengan menggunakan metode pembelajaran yang tepat sehingga siswa dapat belajar dengan menyenangkan dan menggairahkan. Pemilihan metode harus disesuaikan dengan mata pelajaran terkait dan karakteristik siswa agar dapat mengembangkan kemampuan mengingat dan memahami. Pada kenyataannya sering ditemui pembelajaran IPA dilakukan dengan metode ceramah sehingga pelajaran dipelajari secara abstrak sehingga kemampuan mengingat dan memahami siswa belum dapat maksimal. Siswa cenderung pasif dan sebagian besar waktu belajar digunakan untuk mendengarkan penjelasan dari guru secara abstrak. Hal ini diperkuat dengan pengalaman siswa dalam belajar menurut Edgar Dale (dalam Sanjaya, 2011:168) bahwa semakin langsung objek yang dipelajari, maka semakin konkret pengetahuan yang diperoleh; semakin tidak langsung pengetahuan itu yang diperoleh, maka semakin abstrak pengetahuan siswa. Dari hal tersebut dapat dipahami bahwa semakin konkret pengetahuan maka semakin maksimal kemampuan mengingat dan memahami siswa, dan semakin abstrak pengetahuan maka semakin rendah kemampuan mengingat dan memahami siswa. Berdasarkan penjelasan tersebut peneliti memandang bahwa pembelajaran kurang mengembangkan kemampuan mengingat dan memahami secara maksimal.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan metode pembelajaran yang dapat memaksimalkan kemampuan mengingat dan memahami salah satunya adalah metode inkuiri. Melalui metode inkuiri akan membantu siswa untuk memperoleh proses belajar yang bermakna melalui proses bertanya terhadap suatu masalah. Tessier (2010, 84-90) memandang bahwa inkuiri dapat meningkatkan keterampilan ilmiah serta berpikir kritis. Trianto (2010:167) menyatakan bahwa inkuri merupakan pembelajaran yang dirancang untuk mengajak siswa secara langsung ke dalam proses ilmiah dalam waktu yang relatif singkat. Pembelajaran menggunakan metode inkuiri terdiri dari beberapa langkah, yaitu orientasi, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, melakukan eksperimen, menarik kesimpulan, mempresentasikan hasil, dan melakukan evaluasi. Keunggulan


(21)

3 metode tersebut yaitu melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran sehingga pembelajaran lebih bermakna ketika siswa dapat mengembangkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik secara seimbang. Melalui metode inkuiri dapat membantu siswa dalam hal ingatan dan transfer pengetahuan yang baru. Metode inkuiri membuat siswa nyaman untuk bertanya dan mendorong mereka untuk belajar melalui penyelidikan ilmiah (Wolf & Laferriere, 2009:32-38). Untuk mengetahui adanya pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami akan dilakukan penelitian eksperimental menggunakan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Batasan penelitian ini sebatas pada pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami siswa kelas V semester genap pada mata pelajaran IPA SD Kanisius Sengkan tahun ajaran 2012/2013. Metode inkuiri diterapkan pada standar kompetensi mata pelajaran IPA yaitu menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya atau model, dengan kompetensi dasar yaitu mendeskripsikan sifat-sifat cahaya. Penggunaan metode inkuiri dipilih untuk mengetahui apakah dapat berpengaruh terhadap kemampuan mengingat dan memahami siswa. Jenis metode inkuiri yang dipilih adalah metode inkuiri terbimbing (guided inquiry).

1.2Rumusan Masalah

1. Apakah penggunaan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan mengingat pada mata pelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya siswa kelas V SD Kanisius Sengkan tahun ajaran 2012/2013?

2. Apakah penggunaan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan memahami pada mata pelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya siswa kelas V SD Kanisius Sengkan tahun ajaran 2012/2013?

1.3Tujuan Penelitian

1. Mengetahui pengaruh metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat pada mata pelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya siswa kelas V SD Kanisius Sengkan tahun ajaran 2012/2013.


(22)

4 2. Mengetahui pengaruh metode inkuiri terhadap kemampuan memahami pada mata pelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya siswa kelas V SD Kanisius Sengkan tahun ajaran 2012/2013.

1.4Manfaat Penelitian

1. Bagi Siswa

Memperoleh pengalaman baru dalam belajar menggunakan metode inkuiri sehingga dapat mengembangkan kemampuan mengingat dan memahami dalam pembelajaran.

2. Bagi Guru

Menambah pengetahuan tentang pengaruh metode inkuiri sehingga dapat diterapkan dalam pembelajaran di sekolah.

3. Bagi Sekolah

Dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang metode pembelajaran yang dapat mempengaruhi kemampuan mengingat dan memahami siswa. 4. Bagi Peneliti

Memperoleh pengalaman langsung penerapan metode inkuiri dalam pembelajaran sehingga dapat berguna untuk bekal mengajar pada masa mendatang.


(23)

5

BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bagian landasan teori akan dibahas kajian pustaka, hasil penelitian yang relevan, kerangka berpikir dan hipotesis. Kajian pustaka mengulas teori-teori yang relevan dan hakekat IPA. Hasil penelitian yang relevan mengacu pada teori-teori yang relevan. Selanjutnya dirumuskan dalam kerangka berpikir tentang pemahaman yang paling dasar yang mendasari pemahaman lainnya dan hipotesis penelitian yang berisi dugaan jawaban sementara dari rumusan masalah penelitian.

2.1Kajian Pustaka

2.1.1 Teori-teori yang Relevan 2.1.1.1Metode Inkuiri

Inkuri dalam bahasa Inggris inquiry, dapat diartikan sebagai pertanyaan, pemeriksaan, penyelidikan. Gulo (2008:84) berpendapat inkuiri sebagai suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Pendapat serupa diungkapkan Sanjaya (2011:196) yang menjelaskan bahwa metode pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan proses kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari masalah yang dipertanyakan. Siswa menggunakan proses mental dan proses berpikir yang memanfaatkan segala potensi secara optimal, sehingga pengetahuan akan lebih bermakna untuk siswa melalui keterampilan berpikir.

Pendapat lain dikemukakan Suchman (dalam Mohan, 2007:95) yang

menyatakan “inquiry is the way people learn when they’re left alone”. Kalimat

tersebut dapat diartikan bahwa metode inkuiri adalah cara belajar dengan menemukan sendiri. Metode inkuiri juga dijelaskan Dewey (dalam Mohan,

2007:95) yang mengatakan “inquiry is the active, persistent, and careful

consideration of any belief or supposed form of knowledge in the light of the grounds that support in and the further conclusions to which it tends”, yang dapat


(24)

6 diartikan bahwa inkuiri merupakan pengambilan keputusan berdasarkan proses aktif, gigih, dan hati-hati dalam membuat kesimpulan atau pengetahuan berdasarkan alasan yang dapat ditindak lanjuti.

Terkait pengertian metode inkuiri Kourilsky (dalam Hamalik, 2002:220) memiliki pendapat yang berbeda dengan Gulo dan Sanjaya. Kourilsky menjelaskan bahwa bahwa inkuiri merupakan pembelajaran yang berpusat pada siswa di mana kelompok inkuiri membahas suatu isu atau mencari jawaban-jawaban terhadap isi pertanyaan melalui melalui suatu prosedur yang digariskan secara jelas dan struktural. Pendapat lain dikemukakan oleh Trianto (2010:167) yang menyatakan bahwa inkuri merupakan pembelajaran yang dirancang untuk mengajak siswa secara langsung ke dalam proses ilmiah dalam waktu yang relatif singkat.

Dari beberapa penjelasan tersebut, peneliti menyimpulkan metode inkuiri adalah metode yang melibatkan siswa secara aktif untuk memperoleh jawaban dari suatu masalah melalui penyelidikan secara sistematis, kritis, logis, dan analitis. Dari pengertian tersebut dapat dipahami bahwa metode inkuiri melatih siswa aktif dalam pembelajaran, melakukan kegiatan secara sistematis dan logis, dan memecahkan masalah melalui proses penelitian. Metode inkuri dapat melatih siswa menduga jawaban-jawaban atas suatu permasalahan yang perlu dibuktikan untuk memperoleh jawaban yang dapat dipertanggungjawabkan.

2.1.1.2Prinsip-prinsip Pembelajaran Inkuiri

Pembelajaran inkuiri menekankan pengembangan proses berpikir kritis dan analitis. Dalam pelaksanaan pembelajaran inkuiri, guru harus memperhatikan beberapa prinsip. Menurut Sanjaya (2011:199-201), prinsip pembelajaran inkuiri sebagai berikut:

1. Berorientasi pada Pengembangan Intelektual

Pembelajaran inkuiri bertujuan mengembangkan kemampuan berpikir. Orientasi dari pembelajaran ini adalah hasil belajar dan proses belajar. Keberhasilan pembelajaran ditentukan oleh sejauh mana siswa beraktivitas mencari dan menemukan sesuatu, sehingga gagasan yang dikembangkan adalah gagasan yang dapat ditemukan.


(25)

7 2. Prinsip Interaksi

Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi, baik siswa dengan siswa, siswa dengan guru maupun siswa dengan lingkungan. Interaksi dalam pembelajaran tidak menempatkan guru sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pengatur lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri. Guru perlu mengarahkan siswa agar dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya melalui interaksi mereka baik dengan siswa, guru, dan lingkunganya.

3. Prinsip Bertanya

Dalam pembelajaran inkuiri guru berperan sebagai penanya, karena kemampuan siswa menjawab pertanyaan pada dasarnya merupakan sebagian dari proses berpikir. Setiap langkah pembelajaran inkuiri memerlukan kemampuan guru untuk bertanya kepada siswa. Guru perlu meguasai berbagai jenis dan teknik bertanya baik sekedar meminta perhatian siswa, bertanya untuk melacak, mengembangkan kemampuan, atau untuk menguji.

4. Prinsip Belajar untuk Berpikir

Belajar merupakan proses berpikir (learning how to think) yang mengembangkan protensi seluruh otak secara maksimal. Otak kiri berperan dalam cara berpikir logis dan rasional, sedangkan otak kanan berperan mempengaruhi emosi. Penggunaan dan pemanfaatan otak harus seimbang antara otak kiri dan otak kanan agar anak tidak sekedar berpikir secara logis dan rasional namun dapat menyenangkan dan menggairahkan.

5. Prinsip Keterbukaan

Belajar merupakan suatu proses mencoba berbagai kemungkinan. Anak perlu memperoleh kebebasan untuk mencoba segala sesuatu sesuai perkembangan nalar dan logikanya. Pembelajaran akan bermakna jika menyediakan berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus dibuktikan kebenarannya. Hal ini dapat tercapai melalui peran guru dengan menyediakan ruang yang dapat memberikan kesempatan pada siswa mengembangkan hipotesis dan membuktikan kebenaran hipotesis secara terbuka.


(26)

8

2.1.1.3Langkah-langkah Pembelajaran Inkuiri

Menurut Sanjaya (2011:201-105) pembelajaran inkuiri memiliki langkah-langkah sebagai berikut:

1. Orientasi

Langkah orientasi merupakan langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsif. Guru bertugas mengkondisikan siswa agar siap melaksanakan pembelajaran dengan merangsang dan mengajak siswa memecahkan masalah.

2. Merumuskan masalah

Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa kepada teka-teki atas suatu persoalan yang dapat menantang siswa untuk berpikir memecahkan tek-teki suatu permasalahan. Teka-teki dalam rumusan masalah diartikan sebagai masalah yang ada jawabannya, sehingga siswa didorong untuk mencari jawaban yang tepat. Dengan demikian teka-teki dalam rumusan masalah mengandung konsep yang harus dicari dan ditemukan. Proses mencari jawaban akan membawa siswa memperoleh pengalaman yang berharga sebagai upaya pengembangan mental melalui proses berpikir. 3. Merumuskan Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban atau dugaan sementara dari rumusan masalah yang perlu diuji kebenarannya. Kemampuan berpikir dimulai dengan menebak atau menduga jawaban dari suatu permasalahan. Seseorang yang dapat membuktikan suatu tebakan atau jawaban atas suatu permasalahan dapat mendorong untuk berpikir lebih lanjut. Hipotesis harus memiliki landasan berpikir yang kokoh, sehingga hipotesis yang dirumuskan akan bersifat rasional dan logis yang dipengaruhi oleh ke dalaman wawasan serta keluasan pengalaman.

4. Mengumpulkan Data

Mengumpulkan data merupakan aktivitas menjaring atau mengambil informasi yang digunakan untuk menguji hipotesis yang dibutuhkan. Dalam inkuiri, mengumpulkan data sangat penting karena berperan dalam pengembangan intelektual. Proses mengumpulkan data membutuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi pikirnya. Guru berperan


(27)

9 mendorong siswa untuk mencari informasi yang dibutuhkan melalui pengajuan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa yang dapat merangsang siswa untuk berpikir.

5. Menguji Hipotesis

Menguji hipotesis merupakan proses menentukan jawaban yang sesuai dengan data yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Hal yang terpenting dari langkah ini adalah mencari keyakinan atas jawaban yang diberikan siswa, sehingga dapat melatih siswa mengembangkan kemampuan berpikir rasional. Jawaban siswa bukan sekedar argumentasi namun didukung data yang ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan.

6. Menarik Kesimpulan

Menarik kesimpulan merupakan proses yang dilakukan untuk mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Proses perumusan masalah sering terjadi bias atau tidak fokus, hal ini dikarenakan bervariasinya hasil perolehan data. Penarikan kesimpulan yang akurat dapat dilakukan melalui peran guru yang mampu menunjukkan pada siswa data yang relevan.

Pendapat sedikit berbeda diungkapkan Gulo (dalam Trianto, 2010:168-169) mengenai langkah-langkah pembelajaran inkuiri yang dijelaskan sebagai berikut: 1. Mengajukan Pertanyaan atau Permasalahan

Kegiatan inkuiri dimulai dengan kegiatan mengajukan pertanyaan atau permasalahan. Pertanyaan ditulis di papan tulis untuk meyakinkan bahwa pertanyaan sudah jelas. Setelah siswa jelas terhadap permasalahan, maka tahap selanjutnya adalah merumuskan hipotesis.

2. Merumuskan Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara atas pertanyaan atau solusi permasalahan yang dapat diuji. Pada proses ini guru mengumpulkan gagasan mengenai hipotesis yang mungkin dan relevan berdasarkan permasalahan yang diberikan sebelumnya.

3. Mengumpulkan Data

Hipotesis berfungsi untuk menuntun proses pengumpulan data. Data yang diperoleh dapat berupa tabel, grafik, atau matriks.


(28)

10 4. Analisis Data

Siswa perlu menguji hipotesis yang dirumuskan dengan menganalisis data yang diperoleh. Faktor uji hipotesis adalah pemikiran “benar” atau “salah” yang dapat dijelaskan sesuai proses inkuiri yang telah dilakukan. Siswa menguji hipotesis yang dirumuskan menggunakan analisis data percobaan. 5. Membuat Kesimpulan

Langkah terakhir dari pembelajaran inkuiri adalah membuat kesimpulan. Kesimpulan diambil dari hasil analisis data yang diperoleh.

Dari beberapa langkah inkuiri tersebut peneliti memilih langkah-langkah kegiatan sebagai berikut, yaitu orientasi, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, melakukan eksperimen, menarik kesimpulan, mempresentasikan hasil, dan melakukan evaluasi.

2.1.1.4Keunggulan Metode Inkuiri

Menurut Sanjaya (2011:208) keunggulan metode inkuiri, yaitu pembelajaran yang menekankan pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik secara seimbang, sehingga pembelajaran akan lebih bermakna; memberi ruang pada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar merupakan perubahan tingkah laku karena pengalaman; dan dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata.

Pendapat lain tentang keunggulan metode inkuiri diungkap Roestiyah

(2001:76), yaitu membentuk dan mengembangkan “self-concept” pada diri siswa;

membantu ingatan dan transfer pada proses belajar yang baru; mendorong siswa berinisisatif, objektif, jujur, dan terbuka; mendorong siswa berpikir intuitif dan merumuskan hipotesisnya sendiri; proses belajar manjadi lebih merangsang; dapat mengembangkan bakat; memberi kebebasan pada siswa dalam belajar; menghindari siswa belajar dengan cara tradisonal; dan dapat memberikan waktu pada siswa untuk mengakomodasi dan mengasimilasi informasi.


(29)

11

2.1.1.5Inkuiri Terbimbing

Metode inkuiri terdapat beberapa macam. Menurut Sund dan Trowbridge (dalam Mulyasa 2007:109) terdapat tiga jenis metode inkuiri, yaitu inkuiri terbimbing, inkuiri bebas, dan inkuiri bebas yang dimodifikasi. Inkuiri terpimpin atau inkuiri terbimbing yaitu metode inkuiri yang digunakan bagi siswa yang belum berpengalaman belajar menggunakan inkuiri, sehingga guru memberikan bimbingan dan pengarahan yang cukup luas. Inkuiri bebas yaitu metode inkuiri yang menekankan siswa untuk melakukan penelitian sendiri bagaikan ilmuwan, sehingga siswa dituntut dapat mengidentifikasi dan merumuskan permasalahan yang akan diselidiki. Inkuiri bebas yang dimodifikasi yaitu metode inkuiri di mana guru memberikan permasalahan yang harus dipecahkan siswa melalui pengamatan, eksplorasi, dan prosedur penelitian.

Salah satu metode inkuiri yang dipilih peneliti adalah inkuiri terbimbing (guided inquiry). Terkait inkuiri terbimbing Kuhlthau et al. (2007:4-5) menjelaskan bahwa inkuiri merupakan persiapan belajar sepanjang hayat, tidak hanya persiapan menghadapi ujian. Target dari pembelajaran ini adalah belajar melalui situasi yang dimasukkan ke dalam suatu proses. Dalam inkuiri terbimbing isi atau materi kurikulum dihubungkan dalam kehidupan siswa yang dipelajari melalui kerja sama guru dan siswa. Siswa dapat belajar dalam kelompok belajar, saling membantu, dan belajar satu sama lain.

Hal serupa diungkapkan Amin (1987:137) tentang inkuiri terbimbing bahwa dalam kegiatan pembelajaran guru menyediakan bimbingan atau petunjuk yang cukup luas kepada siswa. Guru memberikan petunjuk yang cukup luas kepada siswa bagaimana menyusun dan mencatat. Dari beberapa pendapat tersebut peneliti menyimpulkan bahwa inkuiri terbimbing merupakan kegiatan pembelajaran inkuiri yang melibatkan peran guru dalam menyediakan bimbingan pada siswa dalam mempelajari suatu konsep.

2.1.2Proses Kognitif Mengingat dan Memahami

Benjamin S. Bloom (dalam Anderson & Krathwohl, 2010:6-7) menjelaskan kategori proses-proses kognitif secara komprehensif terdapat pada tujuan di bidang pendidikan. Kategori-kategori proses kognitif diklasifikasikan menjadi


(30)

12 mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevalusi, dan mencipta. Mengingat yaitu proses mengambil pengetahuan tertentu dari memori jangka panjang. Memahami yaitu mengkonstruksikan makna dari materi pembelajaran meliputi apa yang ditulis, yang diucapkan, dan digambar guru. Mengaplikasikan yaitu menerapkan atau menggunakan prosedur dalam keadaan tertentu. Menganalisis yaitu memecah materi menjadi bagian-bagian penyusunannya dan menentukan hubungan antar bagian itu, serta hubungan antar bagian dengan keseluruhan struktur. Mengevaluasi adalah pengambilan keputusan sesuai standar atau kriteria. Kategori proses kognitif yang terakhir yaitu mencipta. Mencipta merupakan kegiatan memadukan bagian-bagian membentuk sesuatu yang baru. Dari beberapa kategori proses kognitif menurut taksonomi Bloom yang sudah direvisi, peneliti akan membahas dua kategori yaitu mengingat dan memahami.

2.1.2.1Mengingat

Menurut Anderson dan Krathwohl (2010:99) mengingat adalah proses mengambil pengetahuan yang dibutuhkan dari memori jangka panjang. Kategori mengingat dalam proses kognitif merupakan kategori yang paling sederhana. Dalam pembelajaran, kategori mengingat sebatas menumbuhkan kemampuan untuk mengulas materi pelajaran sama seperti materi yang diajarkan.

Pengetahuan mengingat berfungsi sebagai bekal pembelajaran bermakna dan menyelesaikan masalah karena pengetahuan tersebut dipakai dalam tugas-tugas yang lebih kompleks. Sebagai contoh dalam pembelajaran bahasa Inggris pengetahuan mengingat kosa kata berguna dalam menjawab soal essai. Kategori mengingat dalam proses kognitif dijabarkan menjadi empat proses, yaitu mengenali, mengidentifikasi, mengingat kembali, dan mengambil.

1. Mengenali

Menurut Anderson dan Krathwohl (2010:104) proses mengenali adalah mengambil keputusan yang dibutuhkan dari memori jangka panjang untuk membandingkan dengan informasi yang baru saja diterima. Kegiatan siswa dalam proses ini yaitu mencari di informasi jangka panjang suatu informasi


(31)

13 yang identik dengan informasi yang baru diterima. Setelah menerima informasi siswa dapat menentukan apakah informasi yang baru sesuai dengan pengetahuan yang telah dipalajari atau tidak.

2. Mengidentifikasi

Mengidentifikasi memiliki makna yang hampir sama dengan mengenali. Tim Reality (dalam Kamus Bahasa Indonesia, 2008:358) menjelaskan kata mengenali digolongkan sebagai kata kerja yang memiliki makna mengetahui ciri-cirinya. Sedikit berbeda dengan mengidentifikasi (2008:294) yang digolongkan ke dalam kata kerja memiliki makna menentukan atau menetapkan identitas. Dari pengertian tersebut proses mengidentifikasi dapat dipahami sebagai proses menggunakan memori jangka panjang suatu informasi untuk menetapkan identitas dari suatu informasi yang diterima.

3. Mengingat Kembali

Anderson dan Krathwohl (2010:105) menjelaskan proses mengingat kembali adalah proses mengambil pengetahuan yang dibutuhkan dari memori jangka panjang yang berlangsung pada saat dirangsang melalui suatu pertanyaan. Kegiatan siswa dalam proses ini adalah mencari informasi dalam memori jangka panjang dan membawa informasi tersebut ke memori kerja untuk diproses. Secara ringkas dapat dipahami bahwa siswa memperoleh informasi melalui ingatannya.

4. Mengambil

Mengambil dalam KBI (2008:41) diartikan salah satunya sebagai kata kerja yang memiliki makna mempertunjukkan. Terkait proses mengambil kategori mengingat dalam taksonomi Bloom revisi dapat diartikan sebagai suatu proses untuk mempertunjukkan suatu pengetahuan berdasarkan informasi dari memori jangka panjang. Kegiatan yang dilakukan siswa berupa menunjukkan berbagai informasi yang relevan berdasarkan pengetahuan dan informasi dalam memori jangka panjang.

2.1.2.2Memahami

Kategori proses kognitif yang kedua yaitu memahami. Menurut Anderson dan Krathwohl (2010:106) memahami berbeda dengan mengingat. Kemampuan


(32)

14 memahami dalam pembelajaran memiliki tujuan menumbuhkan kemampuan transfer. Siswa dapat dikatakan memahami apabila dapat mengkonstruksi makna dari pesan-pesan pembelajaran baik lisan, tulis, maupun grafis yang disampaikan. Siswa memahami ketika dapat menghubungkan pengetahuan baru dan pengetahuan lama mereka.

Proses memahami terjadi ketika siswa dapat memadukan antara pengetahuan dengan skema dan kerangka berpikir yang telah ada. Hal ini dapat diumpamakan konsep-konsep di dalam otak seperti blok-blok bangunan yang berisi skema dan kerangka kognitif yang menjadi dasar proses memahami siswa. Proses kognitif yang terdapat dalam kategori memahami meliputi menafsirkan, mencontohkan, mengklasifikasikan, merangkum, menyimpulkan, membandingkan, dan menjelaskan. Dari beberapa proses kognitif kategori memahami peneliti menggunakan empat proses, yaitu menafsirkan, mencontohkan, mengklasifikasikan, dan menjelaskan.

1. Menafsirkan

Menafsirkan menurut Anderson dan Krathwohl (2010:106) yaitu pengubahan informasi dari satu bentuk ke bentuk lainnya. Pengubahan informasi dapat berbagai macam bentuk seperti kata-kata menjadi kata lain, kata-kata menjadi gambar, angka menjadi kata-kata, kata-kata menjadi angka, dan semacamnya. Menafsirkan memiliki beberapa nama lain, yaitu menerjemahkan, memparafrasekan, menggambarkan, dan mengklarifikasi.

2. Mencontohkan

Anderson dan Krathwohl (2010:108) menjelaskan bahwa menafsirkan terjadi apabila siswa memberi contoh tentang konsep atau prinsip umum. Proses mencontohkan melibatkan proses identifikasi ciri-ciri pokok dari konsep atau prinsip umum dan menggunakan prinsip ini untuk membuat contoh. Mencontohkan memiliki beberapa nama lain, yaitu mengilustrasikan dan memberi contoh.

3. Memprediksi

Anderson dan Krathwohl (2010:112) menjelaskan proses kognitif memprediksi merupakan nama lain dari aspek menyimpulkan. Proses menyimpulkan menyertakan proses untuk menemukan pola dalam sejumlah


(33)

15 contoh yang melibatkan proses kognitif membandingkan seluruh contohnya. Proses memprediksi sedikit berbeda dengan menyimpulkan. Terkait penjelasan Anderson dan Krathwohl (2010) tentang proses menyimpulkan, proses memprediksi dapat dipahami sebagai proses untuk menemukan konsep atau prinsip berdasarkan penarikan hubungan di antara ciri-ciri pola dalam sejumlah contoh.

4. Menjelaskan

Menurut Anderson dan Krathwohl (2010:114) proses menjelaskan berlangsung ketika siswa dapat membuat dan menggunakan sebab-akibat dalam sebuah sistem. Penjelasan yang lengkap melibatkan proses membuat model sebab-akibat dalam rangkaian suatu peristiwa, sehingga dapat dipahami pada perubahan suatu bagian dari suatu peristiwa akan mempengaruhi perubahan pada bagian lain. Menjelaskan memiliki nama lain membuat model. Kemampuan mengingat dan memahami merupakan suatu produk atau hasil yang diperoleh dari suatu proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran melibatkan suatu metode yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Salah satu metode pembelajaran adalah metode inkuiri. Metode inkuiri memiliki keterkaitan dengan kemampuan mengingat dan memahami pada proses bertanya terhadap suatu masalah. Kemampuan bertanya akan mendorong siswa untuk mengingat dan memahami apa pertanyaan mereka terhadap suatu masalah selama melakukan proses inkuiri dalam pembelajaran.

2.1.3Hakekat IPA

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) pada hakekatnya dibangun berdasarkan produk ilmiah, proses ilmiah, dan sikap ilmiah. Terkait hakekat IPA Donosapoetro (dalam Trianto, 2010:137) memandang IPA sebagai proses, sebagai produk, dan sebagai prosedur. Sebagai proses dapat diartikan sebagai suatu kegiatan ilmiah untuk menyempurnakan pengetahuan tentang alam maupun untuk menemukan pengetahuan baru. Sebagai produk dapat diartikan sebagai hasil dari suatu proses, dapat berupa pengetahuan yang diajarkan baik di sekolah maupun luar sekolah serta bacaan untuk menyebarkan pengetahuan. Sebagai prosedur


(34)

16 berarti metodologi atau cara yang dipakai untuk mengetahui sesuatu yang disebut dengan metode ilmiah.

Sedikit berbeda dengan pendapat Prihantoro (dalam Trianto, 2010:130) mengenai hakekat IPA yang mengatakan bahwa IPA merupakan suatu produk, proses, dan aplikasi. Sebagai produk, diartikan bahwa IPA merupakan sekumpulan pengetahuan, konsep, dan bagan konsep. Sebagai suatu proses, dapat diartikan bahwa IPA merupakan proses yang digunakan untuk mempelajari objek studi, menemukan dan mengembangkan produk sains. Sebagai aplikasi diartikan bahwa teori-teori IPA akan melahirkan teknologi yang berguna bagi kehidupan manusia.

Hakikat IPA dalam KTSP (2006:143) menjelaskan bahwa IPA merupakan proses mencari tahu tentang alam secara sistematis dan ilmiah melalui pemecahan masalah yang dapat diidentifikasi. IPA sebagai salah satu sarana peserta didik untuk mempelajari diri sendiri maupun alam sekitar. IPA menekankan sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat pada pengalaman belajar langsung dalam membuat dan merancang suatu karya yang berguna bagi kehidupan manusia. Trianto (2010:138) mengemukakan bahwa hakekat IPA yaitu lebih menekankan nilai rohani, yaitu memandang IPA suatu ilmu di mana memperhatikan keteraturan di alam semesta yang akan meningkatkan keyakinan pada Tuhan. Dengan dimensi ini IPA hakekatnya mentautkan antara aspek logika-materiil dengan aspek jiwa-spiritual.

Hakekat IPA juga dijelaskan Amin (1987:1) yang mengatakan bahwa pendidikan IPA merupakan salah satu aspek pendidikan dengan menggunakan IPA sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan pada umumnya dan pendidikan IPA pada khususnya. Dari beberapa pandapat di atas peneliti menyimpulkan dalam suatu gagasan bahwa hakekat IPA merupakan ilmu yang dibangun berdasarkan produk, proses, dan langkah ilmiah untuk melahirkan teknologi yang mempermudah kehidupan manusia.

2.1.4Materi Sifat-sifat Cahaya

Priyono (2009:123-128) menjelaskan materi pokok cahaya mata pelajaran IPA SD untuk kelas V sebagai berikut:


(35)

17 Cahaya merupakan energi berbentuk gelombang elektromagnetik yang kasat mata. Cahaya berasal dari sumber cahaya yang dapat memancarkan cahaya. Salah satu sumber cahaya yang sering kita jumpai yaitu matahari. Cahaya matahari memberikan energi seluruh alam. Cahaya memiliki beberapa sifat yaitu:

2.1.4.1Cahaya merambat lurus

Cahaya merambat lurus apabila melalui medium yang sama. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan cara melubangi tiga karton pada tempat yang sama kemudian dijajarkan maka cahaya lilin yang berada di belakang karton terakhir akan terlihat. Ketika salah satu karton digeser maka cahaya tidak akan tampak dari karton terakhir. Pembuktian lain dapat dilakukan dengan melihat berkas sinar lampu mobil atau sepeda motor pada malam hari akan terlihat lurus.

2.1.4.2Cahaya dapat menembus benda bening

Benda dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu benda bening, benda tembus cahaya, dan benda tidak tembus cahaya. Benda bening adalah benda yang dapat meneruskan sebagian besar cahaya yang diterimanya. Benda tembus cahaya adalah benda yang dapat meneruskan sebagian kecil cahaya yang diterimanya. Sedangkan benda tidak tembus cahaya adalah benda yang tidak dapat meneruskan cahaya yang diterimanya.

2.1.4.3Cahaya dapat dipantulkan

Sifat lain dari cahaya adalah dapat dipantulkan. Kita dapat melihat benda karena cahaya yang diterima benda dipantulkan ke mata kita oleh benda tersebut. Jika cahaya mengenai permukaan benda maka sebagian berkas cahaya akan diserap dan sebagian akan dipantulkan. Berkas cahaya yang mengenai permukaan benda yang kasar maka berkas cahaya pantul tidak teratur. Pemantulan tidak teratur disebut difus atau baur. Apabila berkas cahaya mengenai permukaan benda yang halus dan mengkilat maka akan terjadi pemantulan teratur.

2.1.4.4Cahaya dapat dibiaskan

Salah satu sifat cahaya adalah dapat dibiaskan. Pembiasan cahaya terjadi apabila cahaya melewati medium yang berbeda kerapatannya. Sebagai contoh pada peristiwa sedotan yang dimasukkan ke dalam gelas akan terlihat patah apabila dilihat dari luar. Karena cahaya dibiaskan oleh air ketika melewati medium yang berbeda. Cahaya merambat dari medium udara menuju medium air


(36)

18 yang berada di dalam gelas sehingga sedotan yang berada di dalam air akan terlihat patah. Contoh pembiasan cahaya lainnya yaitu dasar kolam renang yang terlihat lebih dangkal dari yang sebenarnya.

2.1.4.5Cahaya dapat diuraikan

Warna putih cahaya matahari terdiri dari beberapa warna cahaya yang disebut dengan cahaya polikromatik. Salah satu contoh peristiwa penguraian cahaya adalah peristiwa pelangi. Warna-warna pelangi terjadi karena cahaya matahari dibiaskan, diuraikan, dan dipantulkan oleh titik-titik air hujan.

2.2Hasil Penelitian Sebelumnya

2.2.1Penelitian tentang Metode Inkuiri

Ratri (2011) meneliti pengaruh metode inkuiri terhadap prestasi belajar dan berpikir kritis kategori afektif khusus pada mata pelajaran IPA. Populasi dan sampel siswa kelas V SD Kanisius Demangan Baru Yogyakarta yang terdiri dari 38 siswa kelas VA dan 38 siswa kelas VB. Hasil penelitian menunjukkan metode inkuiri dapat meningkatkan prestasi belajar dan tidak ada peningkatan berpikir kritis kategori afektif khusus.

Golick et al. (2010) meneliti penggunaan serangga untuk mengenalkan inkuiri di SD. Penelitian ini dilakukan oleh Universitas Nebraska dan sekolah negeri Nebraska yang bertujuan memberdayakan professional guru untuk menggunakan serangga dalan pembelajaran inkuiri di kelas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui partisipasi guru tentang penyelidikan ilmiah, pengetahuan etimologi, dan praktek. Selain itu direkomendasikan untuk kegiatan pengembangan ilmiah. Pengambilan data dilakukan pada sebelum dan sesudah workshop dengan pemberian pertanyaan. Hasil survey menunjukkan bahwa 69,5% menjawab “ya” dan 30,5% “tidak” tentang perubahan definisi tentang inkuiri. Sedangkan hasil pertanyaan penggunaan inkuiri dalan ilmu non-pendidikan menunjukkan 92,1% menjawab “ya” dan 7,9% menjawab “tidak”. Sedangkan untuk pengetahuan etimologi tentang serangga menunjukkan 89,5% telah mengetahui karakteristik dan identitas serangga.

Hussain et al. (2011) meneliti pengaruh dari metode inkuiri ilmiah dan metode tradisional pengajaran fisika terhadap kinerja siswa dan kemampuan menerapkan


(37)

19 pengetahuan dalam situasi kehidupan nyata. Populasi dan sampel penelitian ini adalah siswa tingkat 10 yang berjumlah 175 dari sekolah negeri Chak Jumra, distrik Faisalabad, Pakistan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan dari penggunaan metode inkuiri terhadap prestasi siswa daripada pengajaran fisika metode tradisional dalam kemampuan mereka untuk menerapkan konsep-konsep fisika dalam situasi nyata.

2.2.2Penelitian tentang Kemampuan Proses Kognitif

Kurnianingsih (2011) meneliti pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap prestasi belajar dan berpikir kritis kategori kognitif pada mata pelajaran IPA. Populasi dan sampel penelitian siswa kelas V SD Kanisius Sorowajan yang terdiri dari 32 siswa kelas VA dan 30 siswa kelas VB. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan ada pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap prestasi belajar dan berpikir kritis kategori kognitif.

Aryani (2011) meneliti pengaruh metode inkuiri terhadap prestasi belajar dan kemampuan berpikir kritis kategori kognitif pada mata pelajaran IPA. Populasi dan sampel penelitian ini siswa kelas V SD Kanisius Wirobrajan yang terdiri dari 32 siswa kelas VA dan 34 siswa kelas VB. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh penerapan merode inkuiri terhadap kemampuan prestasi belajar dan berpikir kritis kategori kognitif.

Khafid (2010) meneliti pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok, gaya kognitif, dan hasil belajar geografi. Populasi dan sampel penelitian siswa kelas X SMA N 1 Sidayu. Hasil penelitian menunjukkan siswa yang bergaya kognitif field independent hasil belajarnya lebih tinggi daripada siswa yang bergaya kognitif field dependent. Metode pembelajaran kooperatif memiliki pengaruh terhadap gaya kognitif siswa dan hasil belajar geografi.

Dari semua penelitian di atas belum ada satupun yang meneliti pengaruh metode inkuiri terhadap kemampuan kognitif kategori mengingat dan memahami. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini akan meneliti pengaruh metode inkuiri terhadap kemamuan kognitif kategori mengingat dan memahami. Penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan baru terhadap penelitian yang ada, sehingga dapat melengkapi penelitian-penelitian sebelumnya.


(38)

20

2.2.3 Literature Map

2.3Kerangka Berpikir

Metode inkuiri merupakan salah satu metode pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran. Karakteristik pembelajaran inkuiri ditandai dengan beberapa langkah, yaitu orientasi, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, melakukan eksperimen, menarik kesimpulan, mempresentasikan hasil, dan melakukan evaluasi. Langkah-langkah tersebut dapat mendorong siswa untuk mengingat dan memahami suatu konsep berdasarkan proses inkuiri yang dilakukan siswa.

Proses kognitif siswa dibagi menjadi 6 kategori, yaitu mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Masing-masing kategori dapat dibagi menjadi beberapa aspek yang lebih spesifik. Kategori mengingat dan memahami merupakan kategori yang paling sederhana dalam proses kognitif Bloom.

Metode inkuiri dipilih sebagai salah satu metode yang dapat mempengaruhi kemampuan kognitif mengingat dan memahami. Metode inkuiri lebih melibatkan

Metode Inkuiri Proses Kognitif

Ratri (2011) Metode Inkuiri dan Prestasi

Belajar

Golick, et al. (2010) Penggunaan serangga untuk

mengenalkan inkuiri

Hussain et al. (2011) Metode Inkuiri dan Tradisional

terhadap Prestasi Belajar

Kurnianingsih (2011) Metode inkuiri terhadap Prestasi

belajar dan Berpikir Kritis Aspek Kognitif

Aryani (2011)

Metode inkuiri terhadap Prestasi belajar dan Berpikir Kritis

Aspek Kognitif Khafid (2010) Pembelajaran Kognitif, Gaya

Kognitif, dan Hasil Belajar

Yang akan diteliti: Pengaruh Metode Inkuiri

terhadap Mengingat dan


(39)

21 siswa secara aktif dan berpikir kritis untuk memecahkan masalah melalui penyelidikan untuk menemukan prinsip dan konsep sendiri.

Untuk pencapaian hasil yang diharapkan melalui penerapan metode inkuiri pada pembelajaran IPA kelas V SD Kanusius Sengkan materi sifat-sifat cahaya, pendidik merencanakan pembelajaran sesuai karakteristik peserta didik, dan memfasilitasi peserta didik membangun pengetahuannya. Hal ini diharapkan dapat mempengaruhi kemampuan kognitif siswa dalam aspek mengingat dan memahami. Jika metode inkuiri diterapkan pada pembelajaran IPA SD Kanisius Sengkan materi sifat-sifat cahaya, penerapan metode inkuiri akan berpengaruh terhadap kemampuan kognitif siswa aspek mengingat dan memahami.

2.4Hipotesis Penelitian

1. Penerapan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan mengingat pada mata pelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya siswa kelas V SD Kanisius Sengkan Yogyakarta Tahun Pelajaran 2012/2013.

2. Penerapan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan memahami pada mata pelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya siswa kelas V SD Kanisius Sengkan Yogyakarta Tahun Pelajaran 2012/2013.


(40)

22

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bagian ini akan dibahas metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Metode penelitian yang dibahas mencakup jenis penelitian, populasi dan sampel, jadwal implementasi pembelajaran dan pengambilan data, variabel penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, uji validitas dan reliabilitas, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan jadwal penelitian.

3.1Jenis Penelitian

Metode eksperimen menurut Sugiyono (2010:107) adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali. Menurut Sugiyono (2010) ada empat jenis penelitian yaitu pre-experimental design, true experimental design, factorial design, dan quasi experimental design. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimental jenis quasi experimental design dengan tipe non-equivalen control group design (Sugiyono, 2010:114-116). Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian quasi experimental karena penelitian ini terdiri dari dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang dipilih tidak secara random. Setelah kedua kelompok tersebut ditentukan, masing-masing diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal kelompok sebelum diberi perlakuan dan untuk mengetahui ada atau tidak perbedaan kemampuan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kemudian dilakukan pemberian perlakuan atau treatment menggunakan metode inkuiri pada pembelajaran kelas eksperimen, sedangkan pada kelas kontrol tidak diberi treatment pada pembelajaran. Berikutnya dilakukan posttest pada kedua kelompok tersebut untuk mengetahui pengaruh perlakuan atau treatment pada kelas eksperimen. Pengaruh perlakuan dihitung dengan cara: (O2-O1)-(O4-O3).

O1 X O2

O3 O4


(41)

23 Keterangan: O1 = Hasil pretest kelas eksperimen.

O2 = Hasil posttest kelas eksperimen.

O3 = Hasil pretest kelas kontrol.

O4 = Hasil posttest kelas kontrol.

X = Perlakuan (treatment) penerapan metode inkuiri.

Garis putus-putus pada gambar menunjukkan kelompok tidak dipilih secara acak atau nonrandomly assigned group (Setyosari, 2010:158).

3.2Setting penelitian

3.2.1 Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di SD Kanisius Sengkan yang beralamatkan di Jalan Kaliurang Km. 7, Gg. Sengkan 3, Condong Catur, Depok, Yogyakarta pada tanggal 11 Februari sampai 25 Februari 2013. SD Kanisius Sengkan terdiri dari 12 kelas yang diisi oleh seluruh siswa yaitu 404 anak. Pembagian siswa dan kelas dapat dilihat pada tabel 1. SD Kanisius Sengkan mempunyai 1 kepala sekolah, 21 guru, dan 3 pesuruh. Sebagian besar pekerjaan orang tua siswa adalah pegawai swasta yang memiliki kemampuan ekonomi menengah ke atas.

Tabel 1. Daftar Jumlah Siswa SD Kanisius Sengkan

IA IB IIA IIB IIIA IIIB IVA IVB VA VB VIA VIB TOTAL

30 29 41 43 32 36 40 44 31 32 23 23 404

3.2.2 Waktu Pengambilan data

Penelitian dilaksanakan pada Februari tahun 2013 selama dua minggu yang berlangsung pada tanggal 11-27 Februari 2013.


(42)

24 Tabel 2. Jadwal Implementasi Pembelajaran

Kelas Eksperimen VB Kelas Kontrol VA

Hari/Tanggal Pertemuan Materi Hari/Tanggal Pertemuan Materi

Senin, 11

Februari 2013 Pretest

Selasa, 12

Februari 2013 Pretest

Jumat, 15

Februari 2013 1

Cahaya dapat dibiaskan

Kamis, 14

Februari 1

Cahaya dapat dibiaskan Senin, 18

Februari 2013 2

Cahaya dapat merambat lurus

Sabtu, 16

Februari 2013 2

Cahaya dapat merambat lurus Rabu, 20

Februari 2013 3

Cahaya dapat menembus benda bening

Selasa, 19

Februari 2013 3

Cahaya dapat menembus benda bening Jumat, 22

Februari 2013 4

Cahaya dapat dipantulkan

Rabu, 20

Februari 2013 4

Cahaya dapat dipantulkan Senin, 25

Februari 2013 5

Cahaya dapat diuraikan

Kamis, 21

Februari 2013 5

Cahaya dapat diuraikan Rabu, 27

Februari 2013 Posttest

Sabtu, 23

Februari 2013 Posttest

3.3Populasi dan Sampel

Populasi menurut Sugiyono (2010:117) yaitu wilayah generalisai yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakterisitik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas V SD Kanisius Sengkan, Sleman, Yogyakarta yang berjumlah 63 siswa terdiri dari 31 siswa kelas VA dan 32 siswa kelas VB.

Sampel menurut Sugiyono (2010:117) yaitu bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi. Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah kelas VB yang berjumlah 32 siswa sebagai kelompok ekperimen dan siswa kelas VA yang berjumlah 31 siswa sebagai kelompok kontrol. Pemilihan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan secara diundi bersama guru mitra. Untuk mengurangi bias dalam penelitian pembelajaran dilaksanakan oleh guru yang sama dalam pembelajaran kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

3.4Variabel Penelitian

Sugiyono (2010:61) menjelaskan variabel penelitian sebagai suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek, kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Menurut Sugiyono (2010:61-64) ada empat macam variabel, yaitu variabel


(43)

25 independen atau variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen, variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau sebagai akibat dari variabel bebas, variabel moderator adalah variabel yang mempengaruhi variabel dependen dengan independen, variabel intervening adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat diamati dan diukur.

Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah variabel independen dan variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian adalah metode inkuiri, sedangkan variabel dependen dalam penelitian adalah kemampuan kognitif mengingat dan memahami. Variabel independen yang digunakan adalah metode inkuiri dengan langkah 1) orientasi; 2) merumuskan masalah; 3) merumuskan hipotesis; 4) melakukan eksperimen; 5) menarik kesimpulan; 6) mempresentasikan hasil; 7) melakukan evaluasi. Variabel dependen mengingat dalam penelitian ini akan diambil aspek mengenali, mengidentifikasi, mengingat kembali, dan mengambil, sedangkan variabel dependen memahami dalam penelitian ini akan diambil aspek menafsirkan, mencontohkan, memprediksi, dan menjelaskan.

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 2. Variabel Penelitian

3.5 Definisi Operasional

1. Metode inkuiri adalah metode yang memberi kesempatan pada siswa untuk aktif dan menemukan sendiri pengetahuannya melalui kegiatan yang dilakukan dengan langkah-langkah pembelajaranyang terdiri dari orientasi, Metode Inkuiri

Kemampuan mengingat


(44)

26 merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, melakukan eksperimen, membuat kesimpulan, mempresentasikan hasil, dan mengevaluasi.

2. Metode inkuiri terbimbing adalah metode inkuiri yang dalam pelaksanaannya dibimbing dan diarahkan guru.

3. Ilmu Pengetahuan Alam adalah ilmu yang mempelajari gejala alam berserta isinya.

4. Proses kognitif adalah proses pola perilaku berpikir yang dimiliki seseorang yang tersiri dari mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.

5. Kemampuan mengingat adalah kemampuan mengambil pengetahuan dari memori jangka panjang yang terdiri dari mengenali, mengidentifikasi, mengingat kembali, dan mengambil.

6. Kemampuan memahami adalah kemampuan untuk menghubungkan pengetahuan lama dan pengetahuan baru yang terdiri dari menafsirkan, mencontohkan, mengklasifikasikan, dan menjelaskan.

7. Siswa SD adalah siswa kelas VA dan VB di SD Kanisius Sengkan tahun ajaran 2012/2013.

8. Sifat-sifat cahaya adalah sifat-sifat yang dimiliki cahaya yaitu merambat lurus, menembus benda bening, dapat dibiaskan, dapat dipantulkan, dan dapat diuraikan.

3.6Instrumen Penelitian

Menurut Gulo (2002:123) instrumen penelitian adalah pedoman tertulis tentang wawancara, atau pengamatan, atau daftar pertanyaan yang dipersiapkan untuk mendapatkan informasi dari responden. Dengan kata lain instrumen penelitian merupakan alat yang dipakai untuk mengumpulkan data dalam penelitian. Instrumen penelitian ini berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran IPA kelas V semester genap. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan enam soal essai yang digunakan untuk mengukur kemampuan kognitif yaitu mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Agar instrumen dapat berfungsi secara efektif maka syarat validitas dan reliabilitas harus diperhatikan sungguh-sungguh.


(45)

27 Terkait hal tersebut peneliti sudah menguji ke-enam soal sehingga memenuhi syarat instrumen yang valid dan reliabel. Penelitian ini merupakan penelitian payung yang diteliti bersama peneliti yang lain, sehingga penelitian ini akan menggunakan dua soal yaitu nomor satu dan dua sebagai instrumen penelitian untuk mengukur kemampuan mengingat dan memahami. Matriks pengembangan instrumen penelitian dapat ditunjukkan dalam tabel berikut.

Tabel 3. Matriks Pengembangan Instrumen

No. Variabel Aspek Indikator Nomor

soal

1 Mengingat

Mengenali Mengenali peristiwa yang menunjukkan sifat-sifat cahaya

1 Mengidentifikasi Mengidentifikasi contoh peristiwa yang

menunjukkan sifat-sifat cahaya Mengingat kembali Mengingat kembali sifat-sifat cahaya

Mengambil Mengambil contoh peristiwa yang menunjukkan sifat-sifat cahaya

2 Memahami

Menafsirkan Menafsirkan cara pemanfaatan sifat-sifat cahaya

2 Mencontohkan Mencontohkan pemanfaatan sifat-sifat cahaya

Memprediksi Memprediksi pemanfaatan sifat-sifat cahaya dalam suatu peristiwa

Menjelaskan Menjelaskan manfaat dari sifat-sifat cahaya

3.7Uji Validitas dan Reliabilitas

Menurut Gay dan Johnson (dalam Sukardi, 2008:310) suatu instrumen dikatakan valid apabila instrumen yang digunakan dapat mengukur apa yang hendak diukur, sedangkan reliabilitas menurut Sukardi (2008:43) merupakan kosistensi atau suatu keajegan. Terkait reliabilitas Umar (2003:113) menjelaskan secara labih rinci bahwa reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama. Uji validitas dan reliabilitas instrumen penelitian dilaksanakan di SDN Denggung yang terletak di jalan Candi Gebang Bangunrejo, Sleman, Yogyakarta, 55511. Instrumen penelitian diujikan kepada siswa kelas V yang berjumlah sebanyak 37 siswa.

3.7.1 Penentuan Validitas Instrumen

Djaali dan Muljono (2007:50-52) menjelaskan konsep validitas tes dibedakan menjadi tiga jenis yaitu validitas isi (content validity), validitas konstruk (construct validity), dan validitas validitas empiris atau validitas kriteria. Validitas


(46)

28 isi terkait dengan sejauh mana pertanyaan, tugas, atau butir dalam suatu tes atau instrumen mampu mewakili secara keseluruhan dan proporsional perilaku sampel yang dikenai tes tersebut. Validitas konstruk terkait dengan sejauh mana item-item tes mampu mengukur apa yang benar-benar hendak diukur sesuai dengan konsep khusus atau definisi konseptual yang telah ditetapkan. Validitas kriteria merupakan validitas berdasarkan kriteria baik kriteria internal mapupun kriteria eksternal. Kriteria internal adalah instrumen itu sendiri yang menjadi kriteria, sedangkan kriteria eksternal adalah hasil ukur instrumen atau tes lain di luar instrumen itu sendiri yang menjadi kriteria.

Dalam penelitian ini digunakan dua jenis validitas yaitu validitas konstruk dan validitas isi. Validitas konstruk disusun berdasarkan konsultasi secara lisan dan melalui presentasi dengan dosen pembimbing. Validitas isi dalam penelitian ini dihitung menggunakan uji korelasi untuk melakukan analisis faktor menggunakan program IBM SPSS Statistics 20 for Windows. Dalam penelitian ini instrumen yang valid tidak ditentukan berdasarkan tabel, akan tetapi menggunakan kriteria tertentu. Kriteria suatu instrumen dinyatakan valid apabila memenuhi syarat jika harga probabilitas (Sig. 2-tailed) di bawah 0,05 (p < 0,05) konstrak tersebut dinyatakan valid (Nisfianoor, 2009:285).

Perhitungan validitas soal bersama dilakukan menggunakan SPSS diperoleh hasil sebagai berikut (lihat lampiran 10.1).

Tabel 4. Hasil Uji Validitas Soal

No. Aspek Kolmogorov Smirnov Z Sig. (2-tailed)

1 Mengingat 0,613** 0,000

2 Memahami 0,724** 0,000

3 Mengaplikasi 0,736** 0,000

4 Menganalisis 0,580** 0,000

5 Mengevaluasi 0,495** 0,002

6 Mencipta 0,622** 0,000

Dari tabel di atas diketahui bahwa hasil Sig. (2-tailed) berada di bawah 0,05 sehingga semua item soal dinyatakan valid. Selain menguji validitas soal peneliti juga meneliti validitas masing-masing aspek soal menggunakan SPSS diperoleh hasil sebagai berikut (lihat lampiran 10.2).


(47)

29 Tabel 5. Hasil Uji Validitas Aspek

No. Variabel Aspek Pearson

Correlation

Sig.

(2-tailed) Keputusan

1. Mengingat

Mengenali 0,425** 0,009 Valid

Mengidentifikasi 0,350* 0,034 Valid

Mengingat kembali 0,401** 0,014 Valid

Mengambil 0,528** 0,000 Valid

2. Memahami

Menafsirkan 0,559** 0,000 Valid

Mencontohkan 0,427** 0,008 Valid

Mengklasifikasikan 0,479** 0,003 Valid

Menjelaskan 0,613** 0,000 Valid

3. Mengaplikasi

Mengeksekusi 0,701** 0,000 Valid

Melaksanakan 0,637** 0,000 Valid

Mengimplementasikan 0,669** 0,000 Valid

Menggunakan 0,379* 0,021 Valid

4. Menganalisis

Membedakan 0,510** 0,001 Valid

Memilih 0,418** 0,010 Valid

Mengorganisasi 0,419** 0,010 Valid

Mengatribusikan 0,350* 0,034 Valid

5. Mengevaluasi

Memeriksa 0,365** 0,026 Valid

Mengritik 0,334** 0,043 Valid

Menguji 0,426** 0,009 Valid

Menilai 0,477** 0,003 Valid

6. Mencipta

Merumuskan 0,487** 0,002 Valid

Membuat hipotesis 0,547** 0,000 Valid

Mendesain 0,551** 0,000 Valid

Memproduksi 0,568** 0,000 Valid

Bedasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa hasil Pearson Correlation keenam soal memiliki harga Sig. (2-tailed) di bawah 0,05 sehingga semua konstrak tersebut dinyatakan valid. Penelitian ini akan menggunakan dua aspek yaitu mengingat dan memahami.

3.7.2 Penentuan Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas instrumen dihitung menggunakan teknik Cronbach Alpha. Hasil uji reliabilitas kedua apek diperoleh sebagai berikut (lihat lampiran 10.3).

Tabel 6. Uji Reliabilitas

Aspek Cronbach Alpha Kategori

Mengingat 0,80 Tinggi

Memahami 0,70 Cukup

Dari hasil uji reliabilitas instrumen diperoleh hasil dengan kriteria menurut Nunnally (dalam Ghozali, 2007:42) suatu konstruk atau variabel dinyatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60. Tabel di atas menunjukkan


(48)

30 harga Cronbach Alpha untuk aspek mengingat sebesar 0,80 termasuk ke dalam kategori tinggi dan untuk aspek memahami sebesar 0,70 termasuk ke dalam kategori sedang (Masidjo, 2010:209), sehingga instrumen untuk aspek mengingat dan memahami memenuhi syarat reliabel karena memiliki kedua aspek tersebut memiliki nilai Cronbach Alpha di atas 0,60.

3.8Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data menurut Maryati (2007:110) adalah cara untuk memperoleh data dari objek penelitian. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data yaitu teknik tes dengan cara pretest dan posttest pada kelompok kontrol dan eksperimen. Teknik tes menurut Masidjo (2010:38) adalah suatu alat pengukur yang berupa serangkaian pertanyaan yang harus dijawab secara sengaja dalam suatu situasi yang distandarisasikan. Kegiatan pengumpulan data diawali dengan melakukan pretest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Hasil kegiatan tersebut dianalisis menggunakan uji normalitas untuk menentukan jenis statistik yang digunakan berdasarkan distribusi data yang diperoleh dari kegiatan pretest. Kegiatan posttest dilaksanakan setelah pemberian perlakuan pada kelompok eksperimen yaitu penggunaan metode inkuiri pada pembelajaran IPA, sedangkan pada kelompok kontrol tidak menggunakan metode inkuiri pada pembelajaran. Soal yang digunakan dalam kegiatan pretest dan posttest merupakan soal yang sama, sehingga akan diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 7. Teknik Pengumpulan Data

No. Kelompok Variabel Data yang

diperoleh

Pengukuran data

Instrumen yang digunakan

1 Kontrol

Mengingat Skor pretest Pretest Soal essai nomor 1

Skor posttest Posttest

Memahami Skor pretest Pretest Soal essai nomor 2

Skor posttest Posttest

1 Eksperimen

Mengingat Skor pretest Pretest Soal essai nomor 1

Skor posttest Posttest

Memahami Skor pretest Pretest Soal essai nomor 2

Skor posttest Posttest

Treatment dan pengambilan data seharusnya dilakukan dalam waktu yang pendek agar meminimalisir faktor-faktor lain selain variabel independen yang diteliti yang diduga dapat terlibat memainkan peran dalam mempengaruhi variabel


(49)

31 dependen (Krathwohl, 1998:547). Terkait hal tersebut, treatment dan pengambilan data dilakukan selama kurang lebih dua minggu.

3.9Teknik Analisis Data

Untuk mengetahui pengaruh penerapan metode inkuiri tehadap kemampuan mengingat dan memahami analisis yang digunakan adalah analisis statistik dengan membandingkan selisih skor pretest ke posttest baik dari kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol dan selanjutnya membandingkan skor tersebut yang bertujuan untuk mengetahui apakah skor kelompok eksperimen berbeda secara signifikan dari kelompok kontrol (Johnson & Christensen, 2008:312,330).

Teknik analisis data dalam penelitian menggunakan beberapa langkah sebagai berikut:

3.9.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menentukan jenis statistik yang akan digunakan berdasarkan hasil pengolahan perolehan data. Menurut Nisfianoor (2009:273) untuk menguji normalitas dapat digunakan non parametric test yaitu one-sample Kolmogorov-Smirnov test dengan kriteria untuk menentukan data tersebut normal atau tidak adalah sebagai berikut:

1. Bila nilai signifikan > 0,05 maka distribusi data normal. 2. Bila nilai signifikan < 0,05 maka distribusi data tidak normal.

Jika pengolahan data dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov menunjukkan signifikansi > 0,05 atau di atas 0,05 maka distribusi normal, sehingga teknik statistik yang digunakan adalah statistik parametrik dalam hal ini yang digunakan adalah T-test. Jika nilai signifikansi di bawah 0,05 maka distribusi data tidak normal, sehingga teknik statistik yang digunakan adalah statistik non-parametrik dalam hal ini yang digunakan adalah Mann-Whitney test atau Wilcoxon.

3.9.2 Analisis Statistik

3.9.2.1Uji Perbedaan Skor Pretest

Uji perbedaan pretest dilakukan dengan menganalisis data pretest yang dilakukan oleh kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Uji perbedaan data


(50)

32 pretest dilakukan bertujuan untuk mengetahui apakah kedua kelompok memiliki kemampuan awal yang sama sebelum mendapatkan treatment. Hipotesis statistik yang digunakan sebagai berikut.

Hnull : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol.

Hi : Ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol.

Kriteria yang digunakan untuk menguji perbedaan (Sarwono, 2010:80) yaitu: 1. Jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05 maka Hnull diterima. Dengan kata lain

tidak terdapat perbedaan antara pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

2. Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 maka Hnull ditolak. Dengan kata lain

terdapat perbedaan antara pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

3.9.2.2Uji Perbedaan Skor Pretest dan Posttest

Uji perbedaan pretest dan posttest I bertujuan untuk mengetahui apakah ada kenaikan yang signifikan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan membandingkan rata-rata skor pretest dan posttest I. Hipotesis statistik yang digunakan sebagai berikut.

Hnull : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest I.

Hi : Ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest I.

Kriteria yang digunakan untuk menguji perbedaan (Sarwono:80) yaitu:

1. Jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05 maka Hnull diterima. Dengan kata lain

tidak terdapat perbedaan antara pretest dan posttest I, sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat kenaikan yang signifikan terjadi dari pretest ke posttest I.

2. Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 maka Hnull ditolak. Dengan kata lain

terdapat perbedaan antara pretest dan posttest I, sehingga dapat disimpulkan terdapat kenaikan yang signifikan terjadi dari pretest ke posttest I.


(1)

122


(2)

123


(3)

124


(4)

125

Lampiran 21. CURRICULUM VITAE

Danang Fitriyanto merupakan anak pertama pasangan Sutopo dan Santi Astuti. Lahir di Purworejo, 29 April 1990. Pendidikan awal di TK Muhammadiyah, Cilacap. Dilanjutkan di SDN Patutrejo I, Kecamatan Grabag, Kabupaten Purworejo lulus tahun 2002. Kemudian melanjutkan di SMP Negeri 7 Purworejo, Kecamatan Dukuh Dungus, Kabutapten Purworejo tahun 2002-2005. Selama menempuh pendidikan penulis aktif dalam kegiatan pramuka. Penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri 2 Purworejo, Kecamatan Kutoarjo, Kabupaten Purworejo lulus tahun 2005-2008. Selama menempuh pendidikan penulis aktif dalam kegiatan Palang Merah Remaja. Selanjutnya penulis menempuh Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Universitas Sanata Dharma, Sleman, Yogyakarta pada tahun 2009. Selama menempuh pendidikan penulis aktif mengikuti berbagai seminar dan workshop yang diadakan di universitas. Beberapa seminar dan workshop yang pernah diikuti yaitu English club, PPKM, anti bias kurikulum, disenimasi hibah DIA bermutu, SIMAK, workshop Maria Montessori, seminar ekologi, pendidikan intercultural, dan week-end moral. Selain mengikuti seminar dan workshop, penulis ikut pernah mengikuti pelatihan pramuka yang diadakan kurang lebih satu minggu.


(5)

viii

ABSTRAK

Fitriyanto, Danang. (2013). Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami pada mata pelajaran IPA SD Kanisius Sengkan Yogyakarta. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Kata kunci: metode inkuiri, proses kognitif Bloom, kemampuan mengingat, kemampuan memahami, mata pelajaran IPA.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan kognitif mengingat dan memahami pada mata pelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya kelas V SD Kanisius Sengkan Yogyakarta tahun pelajaran 2012/2013.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian quasi experimental design tipe non-equivalent control group design. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas V SD Kanisius Sengkan Yogyakarta. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas V yang terdiri dari kelas VA yang berjumlah 31 siswa sebagai kelompok kontrol dan siswa kelas VB yang berjumlah 32 siswa sebagai kelompok kontrol. Instrumen penelitian yang digunakan berupa soal essai yang terdiri dari satu soal untuk kemampuan mengingat dan satu essai untuk kemampuan memahami. Teknik pengumpulan data menggunakan pretest dan posttest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Analisis data menggunakan program komputer IBM SPSS Statistics 20 for Windows melalui lima langkah yaitu uji perbedaan skor pretest, uji perbedaan pretest ke posttest, uji perbedaan selisih skor pretest ke posttest kelompok eksperimen dan kontrol, uji besar pengaruh, dan uji perbedaan posttest I dan posttest II kelompok eksperimen dan kontrol.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode inkuiri berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan kognitif mengingat dan memahami. Hal ini ditunjukkan dengan harga Sig. (2-tailed) kemampuan mengingat 0,008 atau < 0,05 yang berarti ada pengaruh signifikan penggunaan inkuiri terhadap kemampuan mengingat. Sedangkan kemampuan memahami ditunjukkan dengan harga Sig. (2-tailed) 0,046 atau < 0,05 yang berarti ada pengaruh signifikan penggunaan inkuiri terhadap kemampuan memahami.


(6)

ix ABSTRACT

Fitriyanto, Danang. (2013). The influence of using inquiry methods against ability to remember and understand of science subject on Kanisius Elementary School of Sengkan Yogyakarta. Yogyakarta: Sanata Dharma University.

Keywords: inquiry method, cognitive Bloom process, the ability to remember, the ability to understand, science subject.

This study aims to determine the effect of the use of the inquiry method of cognitive ability to remember and understand that related with subject material the characteristic of lights, the learners in fifth grade of Kanisius Elementary School of Sengkan Yogyakarta in the academic years 2012/2013.

This study uses experimental design types quasi study type non-equivalent control group design. The population of this study is made up of students in fifth grade of Kanisius Elementary School of Sengkan Yogyakarta. The sample in this study that consist of 31 students from the A class as control group and 32 student from the B class as experimental group. Used research instruments essai form questionnaire consisting of a point to the remembering ability and the other one essay question to the understanding ability. The data collection techniques using the pretest and post test in the control group and experimental group. The data analysis using IBM SPSS Statistics program for Windows 20 through a five-step test that is difference pretest scores, pretest to posttest difference test, test score differences pretest to posttest difference of experimental and control group, the test of its influence, and test differences posttest I and posttest II groups experimental and control.

The results showed that the method of inquiry significantly influence cognitive ability to remember and understand. It showed by sig value. Sig. (2-tailed) or the ability to remember 0,008 < 0,05, which means there is a significant influence on the ability to remember the use of inquiry. While the ability to understand showed at sig value. Sig. (2-tailed) 0,046 or < 0,05, which means there is a significant influence on the ability to understand the use of inquiry.