Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran IPA SD Kanisius Kalasan Yogyakarta.

(1)

PENGARUH PENGGUNAAN METODE INKUIRI

TERHADAP KEMAMPUAN MENGAPLIKASI DAN MENGANALISIS PADA MATA PELAJARAN IPA

SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun oleh :

Nama : Paulin Krisna Widiastuti NIM : 091134072

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2013


(2)

i PENGARUH PENGGUNAAN METODE INKUIRI

TERHADAP KEMAMPUAN MENGAPLIKASI DAN MENGANALISIS PADA MATA PELAJARAN IPA

SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun oleh :

Nama : Paulin Krisna Widiastuti NIM : 091134072

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2013


(3)

(4)

(5)

iv HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ilmiah ini penulis persembahkan kepada :

1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria atas berkat dan rahmat yang telah diberikan kepada saya hingga saat ini.

2. Bapak dan ibu yang telah mendampingi, membimbing dan mendukung saya sampai sekarang.

3. Kakak, adik, dan saudara yang telah mendukung saya selama ini.


(6)

v MOTTO

Jangan takut untuk mencoba sesuatu yang baru. Karena kamu tidak akan tahu kamu bisa atau tidak jika kamu belum mencoba.

Jangan mudah menyerah sebelum kamu berusaha. Kerjakan sesuatu dengan hati-hati dan teliti. Kelak kamu akan mendapatkan keberhasilan.

Jika keberhasilan itu belum dapat tercapai janganlah kamu putus asa karena suatu saat nanti kamu akan bisa mencapainya jika kamu terus berusaha.

Kunci keberhasilan adalah semangat, usaha, doa, bersabar dan berpikir positif.


(7)

vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar referensi sebagai layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 24 Juli 2013 Penulis,


(8)

vii LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Paulin Krisna Widiastuti

NIM : 091134072

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

PENGARUH PENGGUNAAN METODE INKUIRI

TERHADAP KEMAMPUAN MENGAPLIKASIKAN DAN MENGANALISIS PADA MATA PELAJARAN IPA

SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberi royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 24 Juli 2013 Yang menyatakan


(9)

viii ABSTRAK

Widiastuti, Paulin Krisna. 2013. PENGARUH PENGGUNAAN METODE

INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENGAPLIKASI DAN

MENGANALISIS PADA MATA PELAJARAN IPA SD KANISIUS

KALASAN YOGYAKARTA. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Kata kunci : metode inkuiri, kemampuan mengaplikasi, kemampuan menganalisis, mata pelajaran IPA.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode inkuiri pada mata pelajaran IPA tentang materi karya/model mainan yang berhubungan dengan udara yang berkaitan dengan kemampuan kognitif antara lain : kemampuan mengaplikasi dan kemampuan menganalisis pada siswa kelas IV SDK Kalasan Yogyakarta pada tahun ajaran 2012/2013.

Penelitian yang dilakukan menggunakan jenis penelitian kuasi eksperimental tipe non-equivalent control group design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SDK Kalasan Yogyakarta dan sampelnya adalah kelas IVA sebagai kelompok eksperimen berjumlah 32 siswa dan kelas IVB sebagai kelompok kontrol berjumlah 31 siswa. Pengumpulan data pada masing-masing kelas dengan menggunakan pretest dan posttest. Kemudian hasilnya dianalisis dengan menggunakan program komputer IBM SPSS Statistics 20 for Windows dengan menggunakan lima tahap yaitu : 1) uji perbedaan pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen; 2) uji perbedaan dari pretest ke posttest pada masing-masing kelompok; 3) uji perbedaan selisih skor dari pretest ke posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen; 4) uji besarnya pengaruh metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis; dan 5) uji retensi pengaruh.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan mengaplikasi akan tetapi tidak berpengaruh terhadap kemampuan menganalisis. Hal itu ditunjukkan dengan harga Sig. (2-tailed) kemampuan mengaplikasi < 0,05 yaitu 0,000. Sehingga Hi diterima maka Hnull ditolak. Dengan kata lain, membenarkan hipotesis bahwa penggunaan metode inkuiri berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengaplikasi. Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi tergolong besar dengan nilai r = 0,78 (efek besar) dengan persentase sebesar 60%. Akan tetapi retensi pengaruh metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi mengalami penurunan yang signifikan dengan harga Sig. (2-tailed) < 0,05 yaitu 0,000. Berbeda dengan kemampuan menganalisis, hasil penghitungan analisis statistik menunjukkan signifikansi data harga Sig. (2-tailed) < 0,05 yaitu 0,052. Sehingga Hnull diterima maka Hi ditolak. Dengan kata lain, menolak hipotesis bahwa penggunaan metode inkuiri berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan menganalisis. Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi tergolong menengah dengan nilai r = 0,39 (efek menengah) dengan persentase sebesar 15,36%. Retensi pengaruh metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi juga mengalami penurunan yang signifikan dengan harga Sig. (2-tailed) < 0,05 yaitu 0,000 seperti pada kemampuan mengaplikasi.


(10)

ix ABSTRACT

Widiastuti, Paulin Krisna. 2013. The Influence Of Using Inquiry Method On The Student’s Ability Of Apply And Analyze On Science In Sd Kanisius Kalasan Yogyakarta. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Keywords: inquiry method, apply ability, analyze ability, science.

This research aims to find out the influence of inquiry method on science class focusing on air-utilization model toys which are related to cognitive abilities, like: apply and analyze abilities of the fourth graders in SDK Kalasan Yogyakarta in the accademic year of 2012/2013.

This research employs Quasi-experimental research with the type of non-equivalent control group design. The population of this research is all fourth- graders students in SDK Kalasan Yogyakart; 32 students from IVA class as the sample for experiement group and 31 students from IVB class as the sample for control group. The researcher uses pretest and posttest in the data gathering process. Furthermore, the findings is proceeded in IBM SPSS Statistics 20 for Windows in five steps: 1) test on the pretest differences of experimental and control groups; 2) test on the pretest and post test difference of each class; 3) test on pretest and posttest score difference of control and experiment groups; 4) test to measure how significant the inquiry method brings influence to students’ applying and analyzing skills; and 5) test on resistance.

The findings show that the inquiry method influences students’ skills in

applying the theory but not in analyzing it. It is indicated by the value of Sig. (2-tailed) ability to apply <0.05 is 0.000. So that Hi is accepted then Hnull is rejected.

In other word, this finding is confirming the hypothesis that the use of inquiry

method significantly influences the students’ ability to apply the theory. The

influence of the use of inquiry method to students’ applying ability is relatively high with the value of r = 0.78 (large effect), with the percentage of 60%. However, the retention of the inquiry method influence to the analyzing ability have a significant decline as seen in the value of Sig. (2-tailed) < 0.05 is 0.000. In contrast to the analyzing ability, the result of statistic analytical calculation shows the significance of the data which is Sig. (2-tailed) > 0.05 is 0.052. So that Hnull is

accepted then Hi is rejected. In other word, this finding is rejecting the hypothesis

that the use of inquiry method significantly influences students’ analyzing ability.

The influence of the inquiry method use towards the ability to apply is considered fair with the score of r = 0.39 (fair/middle effect) with the percentage of 15.36%. The retention of the inquiry method influence to the applying ability also have a significant decline as seen in the value of Sig. (2-tailed) < 0.05 is 0.000 as found in analyzing ability.


(11)

x KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Metode Inkuiri terhadap Kemampuan Mengaplikasikan dan Menganalisis pada Mata Pelajaran IPA SD Kanisius Kalasan Yogyakarta”. Penyusunan skripsi ini sebagai salah satu syarat kelulusan dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan selesai tanpa adanya dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, maka dari itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Rohandi, Ph.D., selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A., selaku Ketua Program studi Pendidikan Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, dan dosen pembimbing I yang telah membimbing, membantu, dan memotivasi penulis sehingga karya ilmiah ini dapat selesai.

3. E. Catur Rismiati, S.Pd., M.A., Ed.D., selaku Wakil Program studi Pendidikan Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, yang telah membantu dalam proses pembuatan karya ilmiah ini.

4. Agnes Herlina Dwi Hadiyanti, S.Si., M.T., M.Sc., selaku dosen

pembimbing II yang telah membimbing dan membantu sehingga karya ilmiah ini dapat selesai.

5. P. Agustin Ria Dewi, S.Pd., selaku kepala sekolah SDK Kalasan yang telah memberikan ijin dalam melakukan penelitian di SDK Kalasan. 6. Y. Didik Adi Kristanto, S.Pd., selaku guru mitra SD Penelitian yang sudah

banyak membantu sehingga penelitian dapat berjalan dengan lancar. 7. Siswa kelas IVA dan IVB SDK Kalasan yang telah mau bekerjasama

dengan baik sehingga penelitian dapat berjalan dengan baik.

8. Bapak Paulus Sudiyana, ibu Th. Maria Wariyem, kakak(mbak Dian dan mas Dimas), adik(Maria Ayu Wijayanti), dan saudara yang telah mendukung dalam segala bentuk dan selalu memotivasi dalam mengerjakan karya ilmiah ini sehingga karya ilmiah ini dapat selesai.


(12)

xi 9. Sebastianus Filipus Rudianto yang telah memberikan semangat dan

dukungan dalam menyelesaikan karya ilmiah ini.

10.Teman-teman satu kelompok payung IPA (Rita, Era, Ika, Icha, Yuni, Dita, Lusia, Erming, Santi, Heronimus, Pramono, Berek, Sri, Danang) yang banyak membantu dalam melaksanakan penelitian dan memberi dukungan dalam menyelesaikan karya ilmiah ini.

11.Teman-teman kelas A angkatan 2009 yang telah memberi semangat dan dukungan sehingga karya ilmiah ini dapat selesai.

12.Sekretariat PGSD Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang selalu membantu dalam hal administrasi dan segala keperluan untuk menyelesaikan karya ilmiah ini.

Penulis sadar bahwa karya ilmiah ini belum sempurna karena masih banyak kekurangan. Namun, penulis berharap karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa Universitas Sanata Dharma yang akan melakukan penelitian ilmiah.


(13)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... Error! Bookmark not defined. HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

PERNYATAAN PERSETUJUANPUBLIKASI ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI... xii

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 3

BAB II LANDASAN TEORI ... 4

2.1 Kajian Pustaka ... 4

2.1.1 Teori-teori yang Relevan ... 4

2.1.1.1 Metode Inkuiri ... 4

2.1.1.2 Proses kognitif Bloom ... 10

2.1.1.3 Kemampuan Mengaplikasi ... 11

2.1.1.4 Kemampuan Menganalisis ... 12

2.1.2 IPA ... 13

2.1.2.1 Hakekat IPA ... 13

2.1.2.2 Karya/Model Mainan yang Berhubungan dengan Udara ... 13

2.2 Hasil Penelitian Sebelumnya ... 17

2.2.1 Penelitian tentang Metode Inkuiri ... 17

2.2.2 Penelitian tentang Kemampuan Proses Kognitif ... 19

2.2.3 Literature Map ... 21

2.2 Kerangka Berpikir ... 22


(14)

xiii

BAB III METODE PENELITIAN ... 23

3.1 Jenis Penelitian ... 23

3.2 Setting Penelitian ... 24

3.2.1 Tempat Penelitian ... 24

3.2.2 Waktu pengambilan data penelitian ... 24

3.3 Populasi dan Sampel ... 25

3.4 Variabel Penelitian ... 25

3.5 Definisi Operasional ... 26

3.6 Instrumen Penelitian ... 27

3.7 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 28

3.8 Teknik Pengumpulan Data ... 31

3.9 Teknik Analisis Data ... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 38

4.1 Hasil Penelitian ... 38

4.1.1 Pengaruh Penggunaan Metode Inkuiri terhadap Kemampuan Mengaplikasi ... 38

4.1.1.1 Uji Beda Skor Pretest Kemampuan Mengaplikasi ... 41

4.1.1.2 Uji Beda Skor Pretest ke Posttest Kemampuan Mengaplikasi ... 42

4.1.1.3 Uji Beda Selisih Skor Posttest Kemampuan Mengaplikasi ... 43

4.1.1.4 Uji besarnya pengaruh metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi ... 46

4.1.1.5 Uji Retensi Pengaruh... 46

4.1.2 Pengaruh Penggunaan Metode Inkuiri terhadap Kemampuan Menganalisis ... 48

4.1.2.1 Uji Beda Skor Pretest Kemampuan Menganalisis ... 50

4.1.2.2 Uji Beda Skor Pretest ke Posttest Kemampuan Menganalisis ... 51

4.1.2.3 Uji Beda Selisih Skor Posttest Kemampuan Menganalisis... 53

4.1.2.4 Uji besarnya pengaruh metode inkuiri terhadap kemampuan menganalisis ... 55

4.1.2.5 Uji Retensi Pengaruh... 56

4.2 Pembahasan ... 59

4.2.1 Kemampuan Mengaplikasi ... 59

4.2.2 Kemampuan Menganalisis ... 60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 62

5.1 Kesimpulan ... 62

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 63

5.3 Saran ... 63


(15)

xiv DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jadwal pengambilan data ... 24

Tabel 2. Matriks Pengembangan Instrumen... 28

Tabel 3. Validitas Instrumen ... 29

Tabel 4. Validitas Instrumen tiap-tiap aspek... 30

Tabel 5. Reliabilitas Instrumen ... 31

Tabel 6. Tabel Pengumpulan Data ... 32

Tabel 7. Hasil Uji Normalitas pada Kemampuan Mengaplikasi ... 40

Tabel 8. Perbedaan Skor Pretest Kemampuan Mengaplikasi ... 41

Tabel 9. Perbedaan Skor Pretest ke Posttest Kemampuan Mengaplikasi ... 43

Tabel 10. Uji Normalitas Selisih Skor Pada Kemampuan Mengaplikasi ... 44

Tabel 11. Perbedaan selisih skor pretest ke posttest Kemampuan Mengaplikasi ... 45

Tabel 12. Hasil perhitungan besarnya pengaruh metode inkuiri kemampuan Mengaplikasi ... 46

Tabel 13. Hasil Uji Normalitas PosttestII pada Kemampuan Mengaplikasi .. 47

Tabel 14. Perbedaan Skor posttest I ke posttest II Kemampuan Mengaplikasi 47 Tabel 15. Hasil Uji Normalitas pada Kemampuan Menganalisis ... 49

Tabel 16. Perbedaan Skor Pretest Kemampuan Menganalisis ... 51

Tabel 17. Perbedaan Skor Pretest ke Posttest Kemampuan Menganalisis ... 52

Tabel 18. Uji Normalitas Selisih Skor Pada Kemampuan Menganalisis... 53

Tabel 19. Perbedaan selisih skor posttest ke pretest Kemampuan Menganalisis ... 54

Tabel 20. Hasil perhitungan besarnya pengaruh metode inkuiri Kemampuan Menganalisis ... 55

Tabel 21. Hasil Uji Normalitas PosttestII pada Kemampuan Menganalisis .. 56

Tabel 22. Perbedaan Skor posttest I ke posttest II Kemampuan Menganalisis... ... 57

Tabel 23. Rangkuman Uji Beda Skor Pretest Aspek Kemampuan Mengaplikasi dan Menganalisis... ... 58

Tabel 24. Rangkuman Uji Beda Skor Pretest ke Posttest Aspek Kemampuan Mengaplikasi... 58

Tabel 25. Rangkuman Uji Beda Skor Pretest ke Posttest Aspek Kemampuan Menganalisis... 58

Tabel 26. Rangkuman Uji Beda selisih skor Pretest ke Posttest Aspek Kemampuan Mengaplikasi dan Menganalisis... 59


(16)

xv DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka roket kertas 1...14

Gambar 2.2 Kerangka roket kertas 2...14

Gambar 2.3 Roket kertas...14

Gambar 2.4 Kerangka pesawat kertas 1...15

Gambar 2.5 Kerangka pesawat kertas 2...15

Gambar 2.6 Pesawat kertas...15

Gambar 2.7 Kerangka baling-baling kertas 1...16

Gambar 2.8 Kerangka baling-baling kertas 2...16

Gambar 2.9 Kerangka parasut 1...17

Gambar 2.10 Kerangka parasut 2...17

Gambar 2.11 Kerangka parasut 3...17

Gambar 3.1 Non-equivalent Control Group Design...23

Gambar 3.2 Variabel Penelitian...26

Gambar 4.1 Grafik Selisih Skor Kemampuan Mengaplikasi pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen...45

Gambar 4.2 Grafik Retensi Pengaruh Kemampuan Mengaplikasi...48

Gambar 4.3 Grafik Selisih Skor Kemampuan Menganalisis pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen...55


(17)

xvi DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Silabus Kelompok Kontrol ... 68

Lampiran 2: Silabus Kelompok Eksperimen ... 69

Lampiran 3: RPP Kelompok Kontrol... 70

Lampiran 4: RPP Kelompok Eksperimen ... 74

Lampiran 5: Soal Essai Penelitian ... 82

Lampiran 6: Rubrik Penilaian ... 84

Lampiran 7: Kunci Jawaban Soal ... 86

Lampiran 8: Hasil Analisis SPSS Uji Validitas dan Reliabilitas ... 87

Lampiran 9: Hasil Analisis Data dengan SPSS Kemampuan Mengaplikasi ... 90

Lampiran 10: Hasil Analisis Data dengan SPSS Kemampuan Menganalisis ... 95

Lampiran 11: Rekapan Nilai Kemampuan Mengaplikasi Kelompok Kontrol ... 100

Lampiran 12: Rekapan Nilai Kemampuan Mengaplikasi Kelompok Eksperimen ... 103

Lampiran 13: Rekapan Nilai Kemampuan Menganalisis Kelompok Kontrol ... 106

Lampiran 14: Rekapan Nilai Kemampuan Menganalisis Kelompok Eksperimen ... 109

Lampiran 15: Lembar Kerja Siswa ... 112

Lampiran 16: Gambar Penelitian di Kelas Kontrol... 120

Lampiran 17: Gambar Penelitian di Kelas Eksperimen ... 121

Lampiran 18: Surat Ijin Penelitian ... 122

Lampiran 19: Surat Keterangan Penelitian ... 123


(18)

1 BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab I ini akan dibahas latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian.

1.1 Latar Belakang Penelitian

Proses belajar mengajar di kelas, guru dapat menerapkan berbagai metode dan strategi pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai (Sanjaya, 2006:5). Cara mewujudkannya, guru terlebih dahulu harus mengetahui karakteristik dari siswa. Siswa Sekolah Dasar biasanya mempunyai karakteristik yang aktif dan mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi. Menurut Piaget (dalam Dahar, 2011:138), tahap perkembangan kognitif anak pada usia 7 sampai 11 tahun termasuk ke dalam tahap operasional konkret. Pada tahap ini anak mulai mengembangkan kemampuan “merumuskan” sebab-akibat, membuat hipotesis mengenai akibat yang mungkin terjadi dari suatu peristiwa dan menarik suatu kesimpulan sesuai dengan kemampuannya. Dalam tahap ini kemampuan kognitif anak sudah mencapai kemampuan mengaplikasi dan menganalisis. Kemampuan ini sangat penting karena kemampuan ini akan mendukung anak untuk berkembang pada kemampuan kognitif yang lebih tinggi seperti mengevaluasi dan mencipta.

Pada kenyataannya, pembelajaran yang dilakukan kelas masih banyak yang menggunakan metode ceramah sehingga kurang menggali kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada siswa. Berdasarkan observasi dan wawancara pada tanggal 14 Januari 2013 pukul 11.30 di SD Kanisius Kalasan Yogyakarta, diperoleh hasil bahwa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas IV guru masih menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dan penugasan. Berdasarkan wawancara dengan siswa diperoleh informasi bahwa siswa mengalami kesulitan dalam pelajaran IPA karena materi yang harus dipelajari terlalu banyak. Siswa hanya mempelajari teori saja tanpa mempraktekkan teori tersebut sehingga kemampuan mengaplikasi dan menganalisis siswa menjadi lemah. Berdasarkan observasi data tentang nilai kriteria ketuntasan minimum pada mata pelajaran IPA kelas IV semester genap satu tahun yang lalu, diperoleh informasi bahwa ada beberapa kompetensi dasar yang belum tercapai. Dari data


(19)

2 diketahui bahwa dari 37 siswa kelas IV ada 17 siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimum pada mata pelajaran IPA kelas IV semester genap.

Rendahnya kemampuan mengaplikasi dan menganalisis disebabkan oleh proses pembelajaran menggunakan metode ceramah. Dalam hal ini, siswa cenderung hanya mendengarkan penjelasan dari guru saja dan tidak mengembangkan kemampuan yang dimilikinya. Pelajaran yang diterima siswa di kelas hanya berupa teori-teori tanpa ada percobaan untuk membuktikan kebenaran

teori tersebut. Karena itu, kemampuan siswa untuk mengaplikasi dan

menganalisis menjadi tidak berkembang.

Berdasarkan permasalahan tersebut akan diujicobakan metode inkuiri pada proses pembelajaran untuk mengatasi rendahnya kemampuan mengaplikasi dan menganalisis. Metode inkuiri yang dipilih adalah metode inkuiri terbimbing. Metode inkuiri terbimbing adalah metode yang melibatkan siswa untuk berpikir kritis dan analitis terhadap permasalahan yang ada dan menemukan jawaban dari permasalahan tersebut dengan bimbingan guru (Amien, 1987:136). Dengan metode ini, siswa diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan yang ada dengan kemampuan mereka sendiri melalui bimbingan dari guru (Sweetland, 2008). Dengan demikian siswa nantinya akan mampu memahami materi tersebut dengan baik karena siswa memperoleh pengalaman langsung dalam menyelesaikan masalah.

Dalam penelitian ini penulis membatasi permasalahan tentang pengaruh penggunaan metode inkuri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran IPA materi karya/model mainan yang berhubungan dengan udara. Standar Kompetensi mata pelajaran IPA yang digunakan dalam penelitian ini adalah SK 8, yaitu memahami berbagai bentuk energi dan cara penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari, Kompetensi Dasar 8.3 membuat suatu karya/model untuk menunjukkan perubahan energi gerak akibat pengaruh udara, misalnya roket dari kertas/baling-baling/pesawat kertas/parasut. Penelitian ini difokuskan pada siswa kelas IV semester genap SD Kanisius Kalasan Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental tipe quasi-experimental design. Penelitian ini menggunakan metode inkuiri terbimbing.


(20)

3 1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apakah ada pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV SD Kanisius Kalasan Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013?

1.2.2 Apakah ada pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan menganalisis pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV SD Kanisius Kalasan Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Mengetahui pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan

mengaplikasi pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV SD Kanisius Kalasan Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013.

1.3.2 Mengetahui pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan

menganalisis pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV SD Kanisius Kalasan Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013.

1.4 Manfaat Penelitian

I.4.1 Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat menambah wawasan baru tentang metode inkuri terbimbing yang dapat digunakan dalam pembelajaran selain metode ceramah yang sering digunakan selama ini.

I.4.2 Bagi Siswa

Penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengalaman baru bagi siswa sehingga siswa tidak jenuh dengan pembelajaran yang biasa digunakan. I.4.3 Bagi Guru

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan bagi guru SD Kanisius Kalasan, Yogyakarta dalam pembelajaran dengan menggunakan metode inkuri terbimbing

I.4.4 Bagi Sekolah

Penelitian ini dapat memberikan gambaran kepada SD Kanisius Kalasan, Yogyakarta tentang penggunaan dan manfaat metode inkuri terbimbing dalam pembelajaran


(21)

4 BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab II ini akan dibahas kajian pustaka, penelitian terdahulu yang relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis penelitian. Kajian pustaka berisi teori-teori dan beberapa penelitian terdahulu yang relevan. Selanjutnya dirumuskan kerangka berpikir serta hipotesis yang berisi jawaban sementara dari rumusan masalah.

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Teori-teori yang Relevan 2.1.1.1 Metode Inkuiri

1. Pengertian Metode Inkuiri

Metode inkuiri merupakan metode pembelajaran yang melibatkan siswa untuk aktif dalam pembelajaran. Metode ini juga mengajarkan siswa untuk menyelesaikan permasalahan melalui suatu percobaan untuk menemukan jawaban atas permasalahannya tersebut.

Metode inkuiri adalah metode dalam kegiatan pembelajaran yang menekankan proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan (Sanjaya, 2006:194). Gulo (dalam Trianto, 2011:166), menyatakan bahwa inkuiri adalah suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan seluruh kemampuan siswa secara maksimal untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.

Metode inkuiri mempunyai ciri khusus yang berbeda dengan metode lainnya. Ciri-ciri metode inkuiri (Sanjaya, 2006:194-195) :

a. Metode inkuiri menekankan aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya metode inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek belajar.


(22)

5 b. Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self confidence).

c. Tujuan penggunaan metode inkuiri adalah mengembangkan kemampuan

berpikir secara sistematis, logis, dan kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa metode inkuiri adalah suatu metode pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif untuk menemukan solusi dari permasalahan yang mereka jumpai berdasarkan pengamatan yang mereka lakukan sendiri. Metode inkuiri melatih siswa untuk berpikir secara kritis dan analitis melalui proses yang sistematis dan logis.

2. Prinsip metode inkuiri

Di dalam metode inkuiri juga terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh guru. Prinsip-prinsip metode inkuiri (Sanjaya, 2006:197-199), antara lain:

a. Berorientasi pada Pengembangan Intelektual

Metode inkuiri mempunyai tujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir siswa, sehingga pembelajaran yang dilakukan tidak hanya berorientasi kepada hasil belajar tetapi juga berorientasi pada proses belajar. Kriteria keberhasilan dari proses pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri ditentukan oleh sejauh mana siswa beraktivitas mencari dan menemukan sesuatu.

b. Prinsip Interaksi

Interaksi sangat berpengaruh pada proses pembelajaran. Interaksi yang terjadi di antaranya adalah interaksi antar siswa, interaksi siswa dengan guru, dan interaksi siswa dengan lingkungan. Dalam hal ini, guru berperan sebagai pengatur lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri. Tugas guru adalah mengarahkan siswa agar dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya melalui interaksi. c. Prinsip Bertanya

Dalam metode inkuiri, guru berperan sebagai penanya. Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk mengarahkan siswa dalam menyelesaikan masalah.


(23)

6 Kemampuan siswa untuk menjawab setiap pertanyaan merupakan bagian dari proses berpikir.

d. Prinsip Belajar untuk Berpikir

Belajar merupakan bagian dari proses berpikir. Dengan belajar, kita mengembangkan seluruh potensi otak, baik otak kiri maupun otak kanan. Otak kiri berhubungan dengan kemampuan berpikir logis dan rasional sedangkan otak kanan berhubungan dengan unsur-unsur yang mempengaruhi emosi/perasaan. e. Prinsip Keterbukaan

Belajar merupakan proses untuk mengeksplorasi kemampuan yang dimiliki oleh siswa. Karena itu, guru perlu memberikan kebebasan pada siswa untuk mempelajari sesuatu sesuai perkembangan kemampuan logika dan nalarnya. Dalam hal ini, siswa diberi kesempatan untuk mengembangkan hipotesis dan secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukan.

Prinsip metode inkuiri itu tidak hanya menekankan hasil belajar saja melainkan juga proses yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran. Pada kegiatan pembelajaran terjalin suatu interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa maupun siswa dengan lingkungannya. Dalam hal ini peran guru adalah sebagai penanya dan pendamping. Guru melatih siswa untuk berpikir kritis dan memberi kesempatan siswa untuk membuat hipotesis atau dugaan sementara. Setelah membuat hipotesis, siswa diminta untuk melakukan percobaan untuk membuktikan kebenaran dari hipotesis yang dibuat.

3. Jenis-jenis Metode Inkuiri

Ada beberapa jenis metode inkuiri (Amien, 1987:136) di antaranya adalah: a. Guided inquiry

Guru mendampingi siswa dan memberikan petunjuk kepada siswa jika siswa mengalami kesulitan. Metode ini sering disebut dengan metode inkuiri terbimbing.

b. Modified inquiry

Guru hanya memberikan permasalahan kepada siswa kemudian siswa diminta untuk mencari solusi dari permasalahan tersebut melalui pengamatan, eksplorasi, dan menggunakan prosedur tertentu untuk memperoleh jawabannya


(24)

7 c. Free inquiry

Siswa mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang akan dipelajari kemudian siswa melakukan percobaan sendiri untuk menemukan jawaban dari permasalahan yang diteliti.

d. Inquiry Role Approach

Siswa merumuskan hipotesis dan memecahkan masalah melalui proses tertentu seperti yang dilakukan oleh para ilmuwan. Metode ini dilakukan secara berkelompok. Setiap anggota kelompok mempunyai tugas masing-masing yang berhubungan dengan penelitian.

Dari beberapa metode inkuiri di atas, yang digunakan untuk penelitian adalah metode Guided inquiry atau yang sering disebut dengan metode inkuiri terbimbing. Metode ini dipakai karena metode ini adalah metode yang paling cocok untuk diterapkan pada anak SD.

4. Metode Inkuiri Terbimbing

Metode inkuiri terbimbing adalah metode dalam pembelajaran yang melibatkan siswa untuk terlibat aktif dalam proses belajar mengajar yang menekankan proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan serta melibatkan guru sebagai pembimbing (Amien, 1987:136). Proses membimbing adalah proses memberikan bantuan kepada siswa, dengan demikian yang terpenting dalam proses pembelajaran adalah siswa itu sendiri (Sanjaya, 2006:26-27). Metode ini juga menerapkan prinsip-prinsip yang hampir sama dengan metode inkuiri. Yang membedakan hanya dalam pelaksanaan pembelajaran, siswa mendapatkan bimbingan dari guru.

Metode ini digunakan dengan pertimbangan bahwa siswa SD kelas IV masih memerlukan bimbingan dari guru untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran yang berbasis inkuiri. Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran, guru bertugas untuk mendampingi serta membimbing siswa jika ada siswa yang mengalami kesulitan, misalnya guru memberi contoh tentang cara membuat rumusan masalah dalam penelitian.


(25)

8 5. Langkah-langkah Metode Inkuiri Terbimbing

Sanjaya (2006:199-203) menyatakan bahwa langkah-langkah pelaksanaan metode inkuiri terbimbing ada enam, yaitu :

1) Orientasi

Pada tahap ini, guru menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa. Guru juga menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan. Guru menjelaskan langkah-langkah inkuiri serta tujuan setiap langkah.

2) Merumuskan masalah

Dalam hal ini masalah hendaknya dirumuskan oleh siswa. Guru hanya membimbing siswa jika siswa mengalami kesulitan dalam merumuskannya. Guru dapat memberi contoh pada siswa tentang cara merumuskan masalah. Rumusan masalah yang dibuat bisa diawali dengan kata tanya “Apakah....?”

3) Mengajukan hipotesis

Guru dapat mengembangkan kemampuan hipotesis yang dimiliki siswa dengan cara mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk dapat merumuskan jawaban sementara dari suatu permasalahan yang dikaji. Hipotesis yang diajukan berhubungan dengan rumusan masalah yang sudah dibuat sebelumnya.

4) Mengumpulkan data

Dalam tahap ini, guru dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk berpikir mencari informasi yang dibutuhkan. Informasi yang diperoleh digunakan untuk menguji hipotesis yang diajukan.

5) Menguji hipotesis

Hipotesis yang sudah dibuat, diuji kebenarannya berdasarkan data atau informasi yang diperoleh ketika pengumpulan data. Data atau informasi tersebut bisa diperoleh melalui kegiatan percobaan.

6) Merumuskan kesimpulan

Kesimpulan dirumuskan berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Jika hipotesis diterima, kesimpulan bisa dideskripsikan seperti hipotesis, tetapi jika hipotesis ditolak maka kesimpulan yang dibuat merupakan kebalikan dari hipotesis.


(26)

9 Gulo (dalam Trianto, 2011:168-169) menyatakan bahwa langkah-langkah pelaksanaan metode inkuiri terbimbing ada 5, yaitu :

1) Mengajukan Pertanyaan atau Permasalahan

Merumuskan masalah adalah awal dari kegiatan inkuiri. Masalah dirumuskan oleh siswa.

2) Merumuskan Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah yang diajukan. Hipotesis yang dibuat berkaitan dengan rumusan masalah.

3) Mengumpulkan Data

Proses pengumpulan data dilakukan oleh siswa dan menghasilkan data berupa tabel atau grafik.

4) Analisis Data

Siswa menguji hipotesis yang telah dirumuskan dengan menganalisis data yang telah diperoleh.

5) Membuat Kesimpulan

Membuat kesimpulan sementara berdasarkan data yang diperoleh.

Dalam penelitian ini akan digunakan tujuh langkah untuk melaksanakan metode inkuiri terbimbing. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.

1) Orientasi

Pada tahap ini, guru menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapakan dapat dicapai oleh siswa. Guru juga menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan. Guru menjelaskan langkah-langkah inkuiri serta tujuan setiap langkah.

2) Merumuskan Masalah

Dalam hal ini masalah hendaknya dirumuskan oleh siswa. Guru hanya membimbing siswa jika siswa mengalami kesulitan dalam merumuskannya. Guru dapat memberi contoh pada siswa tentang cara merumuskan masalah. Rumusan masalah yang dibuat bisa diawali dengan kata tanya “Apakah....?”.

3) Merumuskan Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara dari suatu permasalahan. Hipotesis yang dirumuskan harus sesuai dengan rumusan masalah.


(27)

10

4) Melakukan eksperimen

Pada tahap ini siswa melakukan percobaan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Siswa terlibat langsung dalam percobaan sehingga mereka dapat menemukan sendiri jawaban dari permasalahan yang mereka teliti.

5) Menarik kesimpulan

Kesimpulan yang ditarik didasarkan pada data hasil pengujian hipotesis yang diperoleh dalam kegiatan eksperimen. Jika hipotesis diterima, kesimpulan bisa dideskripsikan seperti hipotesis, tetapi jika hipotesis ditolak, kesimpulan yang ditarik merupakan kebalikan dari hipotesis.

6) Mempresentasikan hasil

Setelah siswa selesai melaksanakan kegiataan percobaan dan menarik kesimpulannya, siswa melaporkan hasil penemuannya kepada teman-teman yang lain dan guru.

7) Mengevaluasi

Siswa menilai hasil yang mereka laporkan. Apakah laporan mereka sudah tepat atau masih ada yang perlu diperbaiki lagi.

2.1.1.2 Proses kognitif Bloom

Dalam revisi taksonomi Bloom, Anderson dan Krathwohl (2010:43) mengkategorikan dimensi proses kognitif ke dalam enam bagian, yaitu:

1) Mengingat

Mengingat berarti mengambil pengetahuan tertentu dari memori jangka panjang. Dalam proses ini, siswa mengingat-ingat kembali materi yang sudah pernah dipelajari sebelumnya.

2) Memahami

Memahami berarti mampu membangun arti dari materi pembelajaran, termasuk komunikasi lisan, tertulis, maupun dalam wujud gambar.

3) Mengaplikasikan

Mengaplikasikan berarti menggunakan prosedur untuk memecahkan masalah. Siswa memilih prosedur tertentu yang cocok untuk menyelesaikan masalah yang mereka teliti.


(28)

11 4) Menganalisis

Menganalisis berarti memecah-mecahkan materi ke dalam bagian-bagian penyusunnya dan menentukan bagaimana bagian-bagian itu saling berhubungan satu sama lain dan kepada keseluruhan struktur.

5) Mengevaluasi

Mengevaluasi berarti membuat keputusan berdasarkan kriteria atau standar tertentu. Siswa menilai hasil dari penemuan mereka sesuai dengan standar yang telah ditentukan.

6) Mencipta

Mencipta berarti memadukan bagian-bagian untuk membuat suatu produk baru yang belum pernah ada sebelumnya. Siswa membuat suatu produk baru dari gabungan beberapa produk yang ada.

Dari uraian di atas dapat kita ketahui bahwa proses kognitif Bloom ada enam yaitu mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Dalam penelitian ini, peneliti hanya akan berfokus pada kemampuan mengaplikasi dan menganalisis yang dimiliki oleh siswa.

2.1.1.3 Kemampuan Mengaplikasi

Kemampuan mengaplikasi menurut Anderson dan Krathwohl (2010:116)

adalah kemampuan menggunakan prosedur-prosedur tertentu untuk mengerjakan soal latihan atau menyelesaikan masalah. Kemampuan mengaplikasi terdiri dari beberapa aspek, yaitu:

1) Mengeksekusi

Mengeksekusi berarti menerapkan prosedur dalam menyelesaikan tugas yang sudah sering dijumpai (misalnya: soal-soal latihan). Mengeksekusi tidak hanya menekankan hasil tetapi juga proses penyelesaiannya.

2) Mengimplementasi

Mengimplementasi berarti memilih dan menggunakan sebuah prosedur untuk menyelesaikan tugas yang masih jarang dijumpai. Mengimplementasi menuntut siswa memilih prosedur yang tepat agar dapat digunakan untuk menyelesaikan tugasnya. Siswa bisa memodifikasi prosedur yang ada sehingga menghasilkan prosedur baru yang sesuai.


(29)

12 3) Melaksanakan

Melaksanakan prosedur tertentu untuk menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan penelitian. Siswa melaksanakan prosedur-prosedur tertentu yang sudah disepakati.

4) Menggunakan

Menggunakan prosedur yang sesuai dengan masalah yang diteliti. Siswa menggunakan prosedur yang cocok dan sesuai dengan masalah sehingga siswa dapat menemukan jawaban dari permasalahan yang diteliti.

2.1.1.4 Kemampuan Menganalisis

Kemampuan menganalisis menurut Anderson dan Krathwohl (2010:120)

adalah kemampuan untuk memecah-mecahkan materi menjadi bagian-bagian kecil dan menentukan bagaimana hubungan antar bagian dan antara setiap bagian dan struktur keseluruhannya. Analisis mencakup penguraian suatu ide ke dalam unsur-unsur pokoknya sedemikian rupa sehingga hierarkinya menjadi jelas, atau hubungan antar unsurnya menjadi jelas. Analisis seperti itu digunakan untuk memperjelas ide yang bersangkutan, atau untuk menunjukkan bagaimana ide itu disusun (Popham, 2008:30). Kemampuan menganalisis terdiri dari beberapa aspek, yaitu:

1) Membedakan

Membedakan berarti memilah-milah bagian yang penting dari sebuah struktur. 2) Mengorganisasi

Mengorganisasi berarti membangun hubungan-hubungan yang sistematis dan koheren antar potongan informasi agar menjadi suatu kesatuan yang utuh. 3) Mengatribusi

Menentukan sudut pandang, pendapat, nilai, atau tujuan di balik suatu informasi.

4) Memilih

Memilih unsur-unsur yang sesuai dengan struktur keseluruhannya.

Pada penelitian ini, penulis meneliti tingkat kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada siswa. Kemampuan mengaplikasi adalah kemampuan untuk


(30)

13 menyelesaikan masalah berdasarkan prosedur-prosedur tertentu. Kemampuan menganalisis adalah kemampuan untuk memecah konsep ke dalam bagian-bagiannya dan menguraikan bagaimana bagian-bagian tersebut saling terkait.

2.1.2 IPA

2.1.2.1 Hakekat IPA

Kepanjangan dari IPA adalah Ilmu Pengetahuan Alam. IPA dalam bahasa Inggris disebut “science” yang berasal dari bahasa latin: scientia yang berarti pengetahuan (Amien, 1987:2). Para ahli mendefinisikan IPA secara berbeda-beda. Menurut Fisher (dalam Amien, 1987), IPA dinyatakan sebagai suatu kumpulan pengetahuan yang diperoleh dengan menggunakan metode-metode yang berdasarkan observasi. Sedangkan Carin (dalam Amien, 1987) menyatakan IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematik, yang di dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam. Perkembangan IPA ditunjukkan tidak hanya oleh kumpulan fakta saja (produk ilmiah), tetapi juga metode ilmiah dan sikap ilmiah. IPA pada dasarnya adalah ilmu yang sangat dinamis dan selalu mengalami perubahan dan perkembangan secara kontinyu (Amien, 1987:3).

Dalam IPA terdapat sikap ilmiah dan metode ilmiah. Sikap ilmiah misalnya hasrat ingin tahu, kerendahan hati, sikap keterbukaan, jujur, pendekatan positif terhadap kegagalan dan sebagainya (Amien, 1987:12). Metode ilmiah adalah metode yang biasanya diikuti oleh ilmuwan dalam memecahkan suatu problem.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa IPA adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari alam dan dipelajari melalui percobaan-percobaan untuk menemukan jawaban atas permasalahan yang terjadi di alam. Dalam proses penyelesaian masalah juga dibutuhkan sikap ilmiah serta metode ilmiah agar hasil yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan.

2.1.2.2 Karya/Model Mainan yang Berhubungan dengan Udara

Materi yang akan diteliti adalah materi tentang model mainan yang berhubungan dengan udara. Sulistyanto (2008:103-107) menuliskan beberapa karya/model mainan yang berhubungan dengan udara, di antaranya adalah:


(31)

14 1) Roket Kertas

Dalam membuat roket kertas dibutuhkan beberapa alat dan bahan. Alat dan bahannya adalah sebuah balon sedang berbentuk panjang, dua lembar kertas karton, gunting, lem, dan jarum. Berikut ini adalah langkah kerja dalam membuat roket kertas:

1. Tiuplah balon sehingga mengembang.

2. Buat tabung yang tidak pakai tutup bagian atas dan bawahnya (hanya selimutnya saja) dengan ukuran tabung sedikit lebih besar dibandingkan dengan ukuran balon.

3. Buat kerucut untuk tutup tabung bagian atas, seperti gambar di bawah ini:

a b (Sulistyanto, 2008:106)

Gambar 2.1 Kerangka roket kertas 1

4. Masukkan balon ke dalam tabung kemudian bagian atasnya tutup dengan kerucut, seperti gambar di bawah ini:

(Sulistyanto, 2008:106)

Gambar 2.2 Kerangka roket kertas 2

5. Tusuk balon dari bagian di bawahnya.

(Sulistyanto, 2008: 107) Gambar 2.3 Roket kertas

2) Pesawat Kertas

Dalam membuat pesawat kertas dibutuhkan beberapa alat dan bahan. Alat dan bahannya adalah berbagai macam kertas seperti kertas koran, kertas HVS, kertas kado, pensil, penggaris, dan gunting.


(32)

15 Langkah Kerja:

1. Potong kertas dengan ukuran 15 cm x 20 cm. 2. Lipat kertas seperti gambar di bawah ini:

a b

(Wahyono, 2008:106)

Gambar 2.4 Kerangka pesawat kertas 1

3. Bentuklah model kepala pesawat dengan melipat seperti gambar di bawah ini:

a b

(Wahyono, 2008:106)

Gambar 2.5 Kerangka pesawat kertas 2

4. Lipat kembali ke arah luar sehingga terbentuk model sayap pesawat seperti gambar di bawah ini:

a b

(Wahyono, 2008:106) Gambar 2.6 Pesawat kertas

5. Lemparkan pesawat yang telah kamu buat dan amati gerakannya!

Pesawat yang dibuat harus diberi kecepatan awal untuk dapat terbang. Sayap pesawat yang lebar menyebabkan hambatan udara menjadi besar. Bagian depan pesawat dibuat runcing untuk menghindari gesekan udara.

3)Baling-Baling kertas

Dalam membuat baling-baling kertas dibutuhkan beberapa alat dan bahan. Alat dan bahannya adalah kertas, pensil, penggaris, gunting, lem kertas dan lidi sepanjang 30 cm.


(33)

16 Langkah Kerja:

1. Potong kertas dengan ukuran 15 cm x 15 cm.

2. Buat garis diagonalnya dengan cara melipat kertas dari dua sudut yang berbeda.

3. Cari titik tengahnya yang merupakan perpotongan kedua diagonal tersebut dan tandai dengan pensil.

4. Gunting ujung kertas mengikuti garis diagonal hingga batas persegi kecil, seperti pada gambar di bawah ini:

(Sulistyanto, 2008:103-104)

Gambar 2.7 Kerangka baling-baling kertas 1

5. Tarik ujung kertas yang telah digunting secara berselang-seling, seperti pada gambar di bawah ini:

(Sulistyanto, 2008:103-104)

Gambar 2.8 Kerangka baling-baling kertas 2

6. Tempelkan dengan lem ujung kertas tadi ke tengah-tengah bangun.

7. Tusuk bagian tengah dengan ujung lidi yang runcing dan buatlah porosnya! 8. Bawalah baling-baling tersebut sambil berlari!

Baling-baling kertas dapat berputar karena ada dorongan dari angin yang melewati rongga baling-baling. Jika baling-baling tidak berongga, baling-baling akan sulit berputar.

4) Parasut

Dalam membuat parasut dibutuhkan beberapa alat dan bahan. Alat dan bahannya adalah plastik tipis, benang/tali, pemberat/bandul (misalnya boneka, kertas karton), gunting, pensil, penggaris, jangka, dan pelubang kertas/jarum.


(34)

17 Langkah kerja (Devi, 2008:144):

1. Buat lingkaran pada plastik dengan diameter ±15 cm.

2. Beri lubang untuk tali pada pinggiran plastik, seperti gambar di bawah ini:

Gambar 2.9 Kerangka parasut 1

3. Potonglah 8 utas tali dengan panjang ± 40 cm. 4. Ikatkan tali pada setiap lubang.

Gambar 2.10 Kerangka parasut 2

5. Ikatkan tali pada bandul.

Gambar 2.11 Kerangka parasut 3

Setelah parasut jadi, mainkan parasut di halaman atau lapangan. Tariklah ujung plastik lalu lipat plastik dengan rapi setelah itu lemparlah parasut ke atas.

2.2 Hasil Penelitian Sebelumnya

Di bawah ini akan dikemukakan beberapa penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti.

2.2.1 Penelitian tentang Metode Inkuiri

Penelitian dilakukan oleh Simsek dan Filiz (2010) tentang efek pembelajaran berbasis inkuiri pada pemahaman konseptual siswa SD tentang materi, keterampilan proses ilmiah, dan sikap terhadap ilmu pengetahuan. Populasi dan sampel yang digunakan adalah siswa-siswi kelas V SD dari sebuah sekolah swasta di Istanbul. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran


(35)

18 berbasis inkuiri memiliki dampak positif pada pemahaman konseptual siswa dan keterampilan proses ilmiah. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya kenaikan rata-rata skor konsep siswa dari 9,50 meningkat menjadi 18,55, sedangkan skor sikap ilmiah siswa [t(19) = 0.435, p > 0,05]. Hasil ini menunjukkan bahwa pengajaran berbasis penyelidikan tidak membuat pengaruh yang signifikan atas sikap siswa terhadap ilmu pengetahuan.

Penelitian dilakukan oleh Mao dan Chang (1998) tentang dampak metode pembelajaran inkuiri terhadap prestasi dan sikap siswa pada mata pelajaran ilmu bumi di sekolah menengah. Populasi dan sampel yang digunakan adalah siswa-siswi kelas 9 yang berjumlah 557 siswa di Taiwan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode pembelajaran inkuiri secara signifikan menghasilkan prestasi yang lebih besar daripada metode pembelajaran tradisional pada pencapaian konten ilmu bumi (F = 9,45, p < 0,01) (total item). Selain itu, ditemukan nilai prestasi signifikan lebih tinggi di kelompok eksperimen (F = 8.44, p < 0,01) dan tingkat pemahaman komprehensif (F = 9,30, p < 0,01). Namun, tidak ada keuntungan yang signifikan dalam prestasi siswa di tingkat terintegrasi dalam kelompok eksperimen bila dibandingkan dengan kelompok kontrol (F = 1,02, p > 0,05).

Penelitian dilakukan oleh Listyaningrum (2010) tentang efektivitas metode inkuiri terbimbing terhadap pencapaian hasil belajar. Peneliti mengambil populasi dan sampel dari siswa-siswi kelas IV SD Kanisius Pugeran Yogyakarta yang berjumlah 33 siswa. Hasil penelitian ini adalah penerapan metode inkuiri terbimbing dalam pembelajaran, efektif untuk meningkatkan skor hasil belajar siswa secara signifikan sebesar 20,6% dan meningkatkan jumlah siswa yang mencapai KKM secara signifikan sebesar 75,8%.

Penelitian dilakukan oleh Widyaningsih (2010) tentang efektivitas metode inkuiri terbimbing terhadap pencapaian hasil belajar. Peneliti mengambil sampel dari siswa-siswi kelas V SD Kanisius Kintelan I Yogyakarta yang berjumlah 32 siswa. Hasil penelitian ini adalah pembelajaran proses pembentukan tanah karena pelapukan pada siswa kelas V SD Kanisius Kintelan I dengan metode inkuiri terbimbing dalam hal pencapaian hasil belajar sangat efektif. Hal ini ditunjukkan dengan hasil belajar siswa yang meningkat. Buktinya, pada waktu pretest ada 75% siswa yang tidak mencapai KKM atau dua puluh empat siswa.


(36)

19 Sedangkan pada waktu posttest , hanya 15,63% siswa yang tidak mencapai KKM atau lima siswa.

Penelitian yang dilakukan oleh Winarso (2010) tentang peningkatan hasil belajar sifat cahaya dengan metode inkuiri. Responden diambil dari siswa kelas V SD Negeri Sooka 1 kecamatan Punung Kabupaten Pacitan. Hasil penelitian ini adalah penerapan metode inkuiri pada mata pelajaran IPA materi sifat cahaya dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Sooka 1. Buktinya, pada kondisi awal nilai rata-rata siswa 62 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 46,7%, siklus I nilai rata-rata siswa 71 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 73,3%, siklus II nilai rata-rata siswa 76 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 80%.

2.2.2 Penelitian tentang Kemampuan Proses Kognitif

Penelitian yang dilakukan oleh Aryani (2011) tentang pengaruh metode inkuiri terhadap prestasi belajar dan berpikir kritis kategori kognitif pada mata pelajaran IPA SDK Wirobrajan Yogyakarta. Peneliti mengambil populasi dari siswa-siswi kelas V SDK Wirobrajan dan sampelnya adalah siswa-siswi kelas VA SDK Wirobrajan yang berjumlah 32 siswa sebagai kelompok eksperimen, serta siswa-siswi kelas VB SDK Wirobrajan yang berjumlah 34 siswa sebagai kelompok kontrol. Hasil penelitian ini adalah penerapan metode inkuiri pada mata pelajaran IPA materi pembentukan tanah akibat pelapukan batuan berpengaruh terhadap prestasi belajar dan kemampuan berpikir kritis kategori kognitif siswa kelas V SDK Wirobrajan Semester Genap Tahun Ajaran 2010/2011. Hal ini dibuktikan dari perhitungan statistik data kemampuan berpikir kritis kategori kognitif pada kelompok eksperimen dengan Independent Sample T-Test, di mana harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,000 (atau lebih kecil dari 0,05).

Penelitian yang dilakukan oleh Kurnianingsih (2011) tentang pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap prestasi belajar dan berpikir kritis kategori kognitif pada mata pelajaran IPA SDK Sorowajan Yogyakarta. Peneliti mengambil populasi dari siswa-siswi kelas V SDK Sorowajan dan sampelnya adalah siswa-siswi kelas VA SDK Sorowajan yang berjumlah 32 siswa sebagai kelompok kontrol, serta siswa-siswi kelas VB SDK Sorowajan yang berjumlah


(37)

20 30 siswa sebagai kelompok eksperimen. Hasil penelitian ini adalah penerapan metode inkuiri pada mata pelajaran IPA materi pesawat sederhana berpengaruh terhadap prestasi belajar dan berpikir kritis kategori kognitif siswa-siswi kelas V SDK Sorowajan Yogyakarta pada Semester Genap Tahun Ajaran 2010/2011. Buktinya, sasaran 1 menunjukkan nilai probabilitas Sig. (2-tailed) sebesar 0,002 sehingga lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian skor rata-rata posttest kelas eksperimen lebih tinggi dari skor rata-rata pretest kelas eksperimen dan sasaran 1 menunjukkan nilai probabilitas Sig. (2-tailed) sebesar 0,048 sehingga lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian skor rata-rata posttest berpikir kritis kategori kognitif kelas eksperimen lebih tinggi dari skor rata-rata pretest berpikir kritis kategori kognitif kelas eksperimen.

Penelitian yang dilakukan oleh Wahyudin (2010) tentang penggunaan metode inkuiri untuk meningkatkan minat dan pemahaman siswa kelas X-1 SMA N 14 Semarang. Objek penelitian pada penelitian ini adalah siswa kelas X-1 yang berjumlah 40 orang. Hasil penelitian ini adalah penerapan metode inkuiri terbimbing meningkatkan minat dan pemahaman siswa kelas X-1 SMA N 14 Semarang. Pemahaman siswa dikatakan meningkat karena pada siklus I 60% siswa dinyatakan tidak paham, sedangkan pada siklus II hanya 5% siswa yang tidak paham.

Pada penelitian sebelumnya belum ada satupun penelitian yang menyoroti pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis sehingga penelitian ini memberikan sumbangan baru dalam dunia pendidikan.


(38)

21 2.2.3 Literature Map

Berikut ini literature map dari penelitian-penelitian sebelumnya:

Kemampuan mengaplikasi

dan menganalisis

Metode Inkuiri

Simsek dan Kabapinar (2010)

metode inkuiripemahaman konsep,

ketrampilan proses, dan sikap

Aryani (2011) metode inkuiriprestasi belajar

dan berpikir kritis kategori kognitif

Mao dan Chang (1998) metode inkuiriprestasi belajar,

dan sikap

Listyaningrum(2010) metode inkuiri terbimbing

pencapaian hasil belajar

Kurnianingsih (2011) metode inkuiriprestasi belajar

dan berpikir kritis kategori kognitif

Wahyudin(2010) metode inkuiriminat dan berpikir kritis kategori kognitif Widyaningsih (2010)

metode inkuiri terbimbing pencapaian hasil belajar

Winarso (2010) metode inkuirihasil belajar

Yang perlu diteliti : metode inkuiri terbimbing

kemampuan mengaplikasi, kemampuan menganalisis


(39)

22 2.2 Kerangka Berpikir

Metode inkuiri terbimbing merupakan suatu metode dalam pembelajaran IPA SD yang melibatkan siswa untuk berpikir kritis dan analitis terhadap permasalahan yang ada dan menemukan jawaban dari permasalahan tersebut dengan bimbingan guru. Metode ini melatih siswa untuk mencari solusi terhadap permasalahan yang dihadapi dengan melakukan percobaan-percobaan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Melalui percobaan tersebut, siswa dapat menemukan jawaban dari permasalahan yang mereka teliti.

Metode inkuiri diharapkan dapat melatih kemampuan mengaplikasi dan menganalisis. Kemampuan mengaplikasi adalah kemampuan untuk menerapkan

prosedur-prosedur untuk memecahkan masalah. Kemampuan menganalisis adalah

kemampuan berpikir kritis terhadap suatu permasalahan dan mencari solusi yang tepat untuk permasalahan tersebut.

Dari kajian teori yang telah diuraikan di atas, dapat dikemukakan kerangka berpikir sebagai berikut :

Jika metode inkuiri terbimbing melibatkan siswa untuk berpikir kritis dan analitis terhadap permasalahan yang ada dan menemukan jawaban dari permasalahan diterapkan, penggunaan metode inkuiri terbimbing berpengaruh pada kemampuan mengaplikasi dan menganalisis siswa kelas IV semester genap SD Kanisius Kalasan Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 pada mata pelajaran IPA.

2.4 Hipotesis Penelitian

2.4.1 Penerapan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan mengaplikasi pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV SD Kanisius Kalasan Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013.

2.4.2 Penerapan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan menganalisis pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV SD Kanisius Kalasan Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013.


(40)

23 BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab III ini akan dibahas jenis penelitian, setting penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, uji validitas dan reliabilitas, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Quasi Experimental tipe Non-equivalent Control Group Design (Sugiyono, 2012:79). Penelitian eksperimental adalah penelitian yang digunakan untuk menguji pengaruh suatu variabel terhadap variabel lain (Sukmadinata, 2007:194). Salah satu penelitian eksperimental yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian Quasi Experimental tipe Non-equivalent Control Group Design. Dalam desain ini, kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak ditentukan secara random (Kountur, 2003:129). Pembagian kelompok tidak ditentukan secara random karena populasi yang diambil sudah dalam bentuk kelas yang paralel. Keadaan awal kedua kelompok diketahui dengan memberikan pretest. Jika hasil pretest keduanya tidak berbeda secara signifikan, kedua kelompok mempunyai kemampuan awal yang sama. Setelah diberi pretest kelompok eksperimen diberi perlakuan dengan metode inkuiri pada proses pembelajarannya (Johnson, 2008:330). Proses pembelajaran pada kelompok kontrol dilakukan seperti biasa (tidak mendapat perlakuan khusus). Tahap selanjutnya, kedua kelompok diberi posttest. Selisih pretest-posttes digunakan untuk mengukur pengaruh perlakuan yang diberikan pada kelompok eksperimen. Pengaruh perlakuan dihitung dengan cara: (O2-O1)-(O4-O3)

O1 X O2

O3 O4

(Setyosari, 2010:158)


(41)

24 Keterangan:

O1 = skor pretest di kelompok eksperimen

O2 = skor posttest di kelompok eksperimen

O3 = skor pretest di kelompok kontrol

O4 = skor posttest di kelompok kontrol

X = perlakuan atau treatment

3.2 Setting Penelitian 3.2.1 Tempat Penelitian

Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah SDK Kalasan Yogyakarta beralamat di Jl. Jogja-Solo km. 11 Kringinan, Tirtomartani Kalasan, Sleman kode pos 55571. Jumlah guru dan kepala sekolah yang ada di SD tersebut ada 18 orang, 1 satpam dan 1 pesuruh. SD tersebut terletak di tingkat kota. Orang tua murid mayoritas mempunyai usaha sendiri atau wiraswata.

3.2.2 Waktu pengambilan data penelitian

Pelaksanaan penelitian dan pengambilan data dilakukan pada bulan Februari - Maret 2013 dengan jadwal sebagai berikut:

Tabel 1. Jadwal pengambilan data

Kelompok Kegiatan Pertemuan Hari, Tanggal

Kontrol Kelas IVB

Pretest 1 Jumat, 15 Februari 2013

Pembelajaran tentang

Roket kertas 2 Selasa, 19 Februari 2013

Pembelajaran tentang

Pesawat kertas 3 Kamis, 21 Februari 2013

Pembelajaran tentang

Baling-baling 4 Selasa, 26 Februari 2013

Pembelajaran tentang

Parasut 5 Kamis, 28 Februari 2013

Posttest 6 Jumat, 1 Maret 2013

Eksperimen Kelas IVA

Pretest 1 Jumat, 15 Februari 2013

Pembelajaran tentang

Roket kertas 2 Selasa, 19 Februari 2013

Pembelajaran tentang

Pesawat kertas 3 Rabu, 20 Februari 2013

Pembelajaran tentang

Baling-baling 4 Selasa, 26 Februari 2013

Pembelajaran tentang

Parasut 5 Rabu, 27 Februari 2013


(42)

25 3.3 Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah yang terdiri dari objek yang mempunyai ciri dan kualitas tertentu yang dipilih oleh peneliti untuk dipelajari dan dicari kesimpulannya (Sugiyono, 2012:80). Populasi tidak hanya menekankan jumlah tetapi juga seluruh ciri/sifat yang dimiliki oleh objek tersebut. Dalam penelitian ini populasi yang diambil yaitu seluruh siswa kelas IV SDK Kalasan Yogyakarta yang berjumlah 63 siswa.

Sampel adalah bagian dari populasi. Sampel digunakan untuk mewakili populasi jika populasi yang digunakan terlalu besar (Sugiyono, 2012:81). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelas IVA sebagai kelompok eksperimen yang terdiri dari 32 siswa dan diberi perlakuan dengan metode inkuiri, sedangkan kelas IVB sebagai sampel kelompok kontrol yang terdiri dari 31 siswa dan tidak diberi perlakuan. Penentuan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan secara undi. Kegiatan pembelajaran dilakukan oleh guru yang sama.

3.4 Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi mengenai hal itu, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012:38). Ada 2 macam variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

a. Variabel Independen

Variabel ini lebih dikenal dengan sebutan variabel bebas. Variabel bebas adalah variabel yang menyebabkan adanya perubahan pada variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah metode inkuiri terbimbing yang terdiri dari 7 langkah yaitu orientasi, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, melakukan eksperimen, menarik kesimpulan, mempresentasikan hasil dan mengevaluasi.

b. Variabel Dependent

Variabel ini lebih dikenal dengan sebutan variabel terikat. Variabel terikat adalah variabel yang timbul akibat adanya pengaruh dari variabel bebas. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kemampuan mengaplikasi dan kemampuan menganalisis. Aspek kemampuan mengaplikasi yang digunakan


(43)

26 dalam penelitian ini adalah mengeksekusi, melaksanakan, menggunakan, dan

mengimplementasikan. Aspek kemampuan menganalisis yang digunakan

dalam penelitian ini adalah membedakan, memilih, mengorganisasikan, mengatribusikan.

Variabel Independen Variabel Dependent

Gambar 3.2 Variabel Penelitian

3.5 Definisi Operasional

1) Metode inkuiri adalah metode pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif untuk menemukan solusi dari permasalahan yang mereka jumpai dengan langkah-langkah: orientasi, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, melakukan eksperimen, menarik kesimpulan, mempresentasikan hasil dan mengevaluasi.

2) Metode inkuiri terbimbing adalah metode inkuiri yang dilakukan oleh siswa dalam pembelajaran dengan masih banyak tuntunan dan bimbingan dari guru. 3) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu pengetahuan yang membahas

tentang keadaan alam dan lingkungan sekitarnya.

4) Model mainan yang berhubungan dengan udara adalah jenis mainan yang bergerak karena pengaruh udara, misalnya parasut.

5) Proses kognitif adalah proses berpikir pada taksonomi Bloom yang sudah direvisi, yang terdiri dari 6 level yaitu mengingat, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.

6) Kemampuan mengaplikasi adalah kemampuan untuk menyelesaikan masalah

berdasarkan prosedur-prosedur seperti mengeksekusi, melaksanakan,

menggunakan, dan mengimplementasikan. Metode Inkuiri

Kemampuan Mengaplikasi


(44)

27

7) Kemampuan menganalisis adalah kemampuan untuk memecahkan konsep ke

dalam bagian-bagiannya dan menguraikan bagaimana bagian-bagian tersebut saling terkait.

8) Siswa SD adalah siswa kelas IV SD Kanisius Kalasan Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013.

3.6 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian dibutuhkan dalam pengambilan data penelitian. Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengukur aspek-aspek yang akan diteliti (Sugiyono, 2012:102). Standar Kompetensi mata pelajaran IPA yang digunakan dalam penelitian ini adalah SK 8. Memahami berbagai bentuk energi dan cara penggunaannya dalan kehidupan sehari-hari, Kompetensi Dasar “8.3 Membuat suatu karya/model untuk menunjukkan perubahan energi gerak akibat pengaruh udara, misalnya roket dari kertas/baling-baling/pesawat kertas/parasut”. Instrumen penelitian yang dibuat adalah berupa 6 soal essai yang digunakan untuk mengukur 6 kemampuan kognitif, yaitu: mengingat, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Dari keenam soal tersebut, soal yang digunakan untuk penelitian ini adalah soal nomor tiga dan empat saja karena hanya dua soal tersebut yang berhubungan dengan kemampuan mengaplikasi dan menganalisis. Soal tersebut akan digunakan untuk mengukur kemampuan mengaplikasi dan menganalisis. Keenam soal tersebut sudah diujikan dan sudah memenuhi standar instrumen yang valid dan reliabel.


(45)

28 Untuk menunjukkan validitas isi digunakan matriks pengembangan instrumen seperti di bawah ini:

Tabel 2. Matriks Pengembangan Instrumen

No Variabel Aspek Indikator No.

Soal

1 Mengaplikasikan Mengeksekusi Menentukan panjang tali dan

diameter untuk membuat parasut

3

Melaksanakan Memilih alat dan bahan untuk

membuat parasut

Menggunakan Menggunakan strategi dalam

memainkan parasut

Mengimplementasikan Menerapkan langkah-langkah

untuk membuat parasut

2 Menganalisis Membedakan Membedakan akibat yang

terjadi jika parasut yang berbeda diameternya diterbangkan secara bersama-sama

4

Memilih Menentukan kecepatan jatuhnya

parasut berdasarkan panjang diameternya

Mengorganisasikan Menemukan hubungan antara

diameter parasut dengan kecepatan jatuhnya parasut

Mengatribusikan Menuliskan alasan pembuatan

parasut dengan diameter yang panjang

3.7 Uji Validitas dan Reliabilitas

Validitas adalah kebenaran dari suatu pemikiran bahwa pemikiran tersebut benar-benar dilaksanakan (Sangadji, 2010:147). Suatu instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut benar-benar dapat dipakai untuk mengukur aspek yang akan diukur (Sukmadinata, 2007:228). Validitas terdiri dari beberapa jenis (Purwanto, 2009:138), yaitu: content validity, construct validity, predictive validity, dan concurrent validity. Dalam penelitian ini yang dipakai adalah validitas isi (content validity) dan validitas konstruk (construct validity). Validitas isi merupakan penyesuaian instrumen dengan materi pembelajaran. Penilaian validitas isi dilakukan oleh dosen pembimbing. Validitas konstruk merupakan kesesuaian instrumen dengan variabel yang akan diteliti. Dalam penelitian ini yang akan diukur adalah validitas konstruk. Pengukuran validitas konstruk dilakukan dengan menggunakan analisis faktor yaitu dengan mengkorelasikan semua aspek yang akan diteliti.


(46)

29 Reliabilitas adalah ketepatan alat ukur dalam suatu pengukuran (Sangadji, 2010:145). Alat ukur/instrumen dikatakan mempunyai reliabilitas tinggi apabila instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur aspek selama beberapa kali dan hasilnya relatif sama atau tetap. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa soal essai karena soal essai dapat digunakan untuk mengukur hasil belajar sampai pada level kognitif yang tinggi (Purwanto, 2009:71). Soal-soal tersebut sudah diujikan pada bulan Januari di SD Kanisius Sorowajan yang beralamatkan di jalan Sorowajan nomor 111, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta kode pos 55198 dengan jumlah siswa 30 anak. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa keenam soal tersebut sudah valid dan reliabel. Suatu item instrumen dikatakan valid jika Sig. (2-tailed) di bawah 0,05 (p < 0,05). Hasil penghitungan validitas tiap-tiap variabel dapat dilihat pada tabel di bawah ini (lampiran 8 no.1a):

Tabel 3. Validitas Instrumen

No Variabel Pearson correlation Sig.(2-tailed) Keterangan

1 Mengingat ,561** ,001 Valid

2 Memahami ,583** ,001 Valid

3 Mengaplikasikan ,440* ,015 Valid

4 Menganalisis ,714** ,000 Valid

5 Mengevaluasi ,582** ,000 Valid


(47)

30 Selain dilakukan uji validitas pada tiap variabelnya, uji validitas juga dilakukan pada tiap-tiap aspeknya. Hasil penghitungan validitas tiap-tiap aspek dapat dilihat pada tabel di bawah ini (lampiran 1 no.1b dan 1c):

Tabel 4. Validitas Instrumen tiap-tiap aspek

No Variabel aspek Pearson

correlation

Sig.(2-tailed)

Keterangan

1 Mengingat Mengenali ,672** ,000 Valid

Mengidentifikasi ,708** ,000 Valid

Mengingat kembali ,759** ,000 Valid

Mengambil ,858** ,000 Valid

2 Memahami Menafsirkan ,726** ,000 Valid

Memberi contoh ,799** ,000 Valid

Mengklasifikasikan ,711** ,000 Valid

Menjelaskan ,741** ,000 Valid

3 Mengaplikasikan Mengeksekusi ,655** ,000 Valid

Melaksanakan ,521** ,003 Valid

Menggunakan ,770** ,000 Valid

Mengimplementasikan ,795** ,000 Valid

4 Menganalisis Membedakan ,829** ,000 Valid

Memilih ,847** ,000 Valid

Mengorganisasikan ,929** ,000 Valid

Mengatribusikan ,819** ,000 Valid

5 Mengevaluasi Menguji ,916** ,000 Valid

Menilai ,936** ,000 Valid

Mengkritik ,967** ,000 Valid

Memeriksa ,936** ,000 Valid

6 Mencipta Merumuskan ,713** ,000 Valid

Mendesain ,747** ,000 Valid

Memproduksi ,579** ,001 Valid

Merumuskan hipotesis ,671** ,000 Valid

Berdasarkan tabel uji validitas di atas dapat disimpulkan bahwa soal-soal tersebut valid. Penelitian ini adalah penelitian payung sehingga penelitian ini hanya berfokus pada kemampuan mengaplikasi dan menganalisis saja. Harga Sig. (2-tailed) kemampuan mengaplikasi = 0,015 (p < 0,05) sehingga dinyatakan valid. Harga Sig. (2-tailed) kemampuan menganalisis = 0,000 (p < 0,05) sehingga dinyatakan valid.

Setelah dilakukan uji validitas soal, tahap selanjutnya adalah uji reliabilitas soal. Nunnally (dalam Ghozali, 2006:42) menyatakan bahwa suatu item instrumen dikatakan reliabel jika harga Alpha Cronbach > 0,60. Penghitungan reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah soal tersebut dapat tetap sama (ajeg) jika digunakan di tempat yang berbeda.


(48)

31 Hasil penghitungan reliabilitas dapat dilihat pada tabel di bawah ini (lampiran 8 no.2b dan 2c):

Tabel 5. Reliabilitas Instrumen

No Variabel Alpha Cronbach Keterangan

1 Mengaplikasikan ,62 Reliabel

2 Menganalisis ,88 Reliabel

Hasil Alpha Cronbach pada pengitungan reliabilitas kemampuan

mengaplikasi dan menganalisis adalah 0,62 dan 0,88 maka item instrumen tersebut dinyatakan reliabel. Karena itu, soal-soal yang digunakan dalam penelitian ini benar-benar valid dan reliabel.

3.8 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan teknik tes dalam hal ini tes essai. Tes essai adalah tes tertulis yang jawabannya disusun dalam bentuk kalimat (Margono, 2003:170). Kelebihan tes essai adalah tes essai dapat digunakan untuk mengukur hasil belajar yang kompleks (Siregar, 2011:147). Tes dilakukan dengan cara memberikan pretest dan posttest untuk kelompok eksperimen dan kontrol. Sebelum materi diajarkan, kelompok eksperimen dan kontrol diberi pretest terlebih dahulu kemudian hasil yang diperoleh dianalisis dengan uji normalitas data dan uji statistik untuk uji beda. Setelah pretest, dilakukan pembelajaran pada kelompok eksperimen dan kontrol. Pada kelompok eksperimen diberi perlakuan khusus yaitu dengan mengadakan percobaan langsung tentang materi yang diajarkan sedangkan dalam kelompok kontrol, pembelajaran berlangsung seperti pembelajaran tradisional yaitu dengan menggunakan ceramah. Di akhir pertemuan, kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diberi posttest untuk mengetahui pengaruh dari perlakuan yang telah diberikan. Soal pretest dan posttest yang diberikan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah soal yang sama.


(49)

32 Pengumpulan data pretest dan posttest ditunjukkan pada tabel di bawah ini:

Tabel 6. Tabel Pengumpulan Data

Kelompok Variabel Data Instrumen yang

digunakan Kontrol

Mengaplikasi Skor pretest Soal essai (nomor 3)

Skor posttest

Menganalisis Skor pretest Soal essai (nomor 4)

Skor posttest

Eksperimen

Mengaplikasi Skor pretest Soal essai (nomor 3)

Skor posttest

Menganalisis Skor pretest Soal essai (nomor 4)

Skor posttest

3.9 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data dengan menggunakan program komputer IBM SPSS Statistics 20. Langkah-langkahnya yaitu:

3.9.1 Uji normalitas data

Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi data tersebut normal atau tidak, hal ini bertujuan untuk menentukan jenis statistik yang akan digunakan untuk menganalisis data selanjutnya (Priyatno, 2012:132). Penghitungan uji normalitas data dilakukan dengan statistik non-parametrik yaitu dengan uji Kolmogorov-Smirnov. Kriteria dalam Kolmogorov-Smirnov (Margono, 2003:195) yaitu:

a. Jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05 maka distribusi data normal. Jika data normal maka teknik statistik yang digunakan adalah statistik parametrik uji t (t-test)

atau One-Way ANOVA.

b. Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 maka distribusi data tidak normal. Jika data tidak normal maka teknik statistik yang digunakan adalah statistik non-parametrik Mann-Whitney, Wilcoxon, atau Kruskal-Wallis.

3.9.2 Uji Hipotesis 3.9.2.1 Uji beda Pretest

Uji beda Pretest dilakukan untuk mengetahui apakah kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol mempunyai kemampuan yang sama pada kondisi awal yaitu sebelum diadakan perlakuan. Jika tidak ada perbedaan, kemampuan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berada dalam kondisi


(1)

121 Lampiran 17: Gambar Penelitian di Kelas Eksperimen


(2)

122 Lampiran 18: Surat Ijin Penelitian


(3)

123 Lampiran 19: Surat Keterangan Penelitian


(4)

124 Lampiran 20: Curriculum Vitae

Paulin Krisna Widiastuti merupakan anak kedua dari pasangan P. Sudiyana dan Th. M. Wariyem. Lahir di Kendal, 25 januari 1991. Pendidikan awal dimulai di TK Santa Theresia Besokor, Kendal tahun 1995-1997. Kemudian melanjutkan pendidikan dasar di SDK Brana Weleri, Kendal pada tahun 1997-2003. Dilanjutkan ke jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMPK Budi Murni Weleri, Kendal pada tahun 2003-2006. Tahun 2006-2009 penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Atas Theresiana Weleri, kemudian menempuh pendidikan di Universitas Sanata Dharma pada Progaram Studi Pendidikan Sekolah Dasar pada tahun 2009. Selama menempuh pendidika, sudah banyak kegiatan organisasi yang telah diikuti oleh penulis, antara lain saat SD penulis mengikuti lomba gerak jalan dan senam Poco-poco se-Kabupaten Kendal, serta aktif dalam kegiatan putra-putri altar. Saat SMP penulis mengikuti drum band dan aktif dalam kegiatan putra-putri altar. Saat SMA penulis mengikuti olimpiade biologi se-Kabupaten Kendal dan aktif dalam kegiatan Pramuka serta pernah menjadi Pradana Putri. Saat di perguruan tinggi banyak kegiatan organisasi yang sudah diikuti, antara lain menjadi pendamping kelompok dalam kegiatan Simak tahun 2010, mengikuti paduan suara di UKM Cantus Firmus Universitas Sanata Dharma dan ikut serta dalam beberapa lomba paduan suara, menjadi panitian dan pendamping kelompok dalam kegiatan Latihan alam, serta menjadi panitian dalam lomba parade gamelan anak.


(5)

viii ABSTRAK

Widiastuti, Paulin Krisna. 2013. PENGARUH PENGGUNAAN METODE

INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENGAPLIKASI DAN

MENGANALISIS PADA MATA PELAJARAN IPA SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Kata kunci : metode inkuiri, kemampuan mengaplikasi, kemampuan menganalisis, mata

pelajaran IPA.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode inkuiri pada mata pelajaran IPA tentang materi karya/model mainan yang berhubungan dengan udara yang berkaitan dengan kemampuan kognitif antara lain : kemampuan mengaplikasi dan kemampuan menganalisis pada siswa kelas IV SDK Kalasan Yogyakarta pada tahun ajaran 2012/2013.

Penelitian yang dilakukan menggunakan jenis penelitian kuasi eksperimental tipe non-equivalent control group design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SDK Kalasan Yogyakarta dan sampelnya adalah kelas IVA sebagai kelompok eksperimen berjumlah 32 siswa dan kelas IVB sebagai kelompok kontrol berjumlah 31 siswa. Pengumpulan data pada masing-masing kelas dengan menggunakan pretest dan posttest. Kemudian hasilnya dianalisis dengan menggunakan program komputer IBM SPSS Statistics 20 for

Windows dengan menggunakan lima tahap yaitu : 1) uji perbedaan pretest

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen; 2) uji perbedaan dari pretest ke

posttest pada masing-masing kelompok; 3) uji perbedaan selisih skor dari pretest

ke posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen; 4) uji besarnya pengaruh

metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis; dan 5) uji retensi pengaruh.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan mengaplikasi akan tetapi tidak berpengaruh terhadap kemampuan menganalisis. Hal itu ditunjukkan dengan harga Sig. (2-tailed) kemampuan mengaplikasi < 0,05 yaitu 0,000. Sehingga Hi diterima maka Hnull ditolak. Dengan kata lain, membenarkan hipotesis bahwa penggunaan metode inkuiri berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengaplikasi. Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi tergolong besar dengan nilai r = 0,78 (efek besar) dengan persentase sebesar 60%. Akan tetapi retensi pengaruh metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi mengalami penurunan yang signifikan dengan harga Sig. (2-tailed) < 0,05 yaitu 0,000. Berbeda dengan kemampuan menganalisis, hasil penghitungan analisis statistik menunjukkan signifikansi data harga Sig. (2-tailed) < 0,05 yaitu 0,052. Sehingga Hnull diterima maka Hi ditolak. Dengan kata lain, menolak hipotesis bahwa penggunaan metode inkuiri berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan menganalisis. Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi tergolong menengah dengan nilai r = 0,39 (efek menengah) dengan persentase sebesar 15,36%. Retensi pengaruh metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi juga mengalami penurunan yang signifikan dengan harga Sig.


(6)

ix ABSTRACT

Widiastuti, Paulin Krisna. 2013. The Influence Of Using Inquiry Method On The

Student’s Ability Of Apply And Analyze On Science In Sd Kanisius

Kalasan Yogyakarta. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Keywords: inquiry method, apply ability, analyze ability, science.

This research aims to find out the influence of inquiry method on science class focusing on air-utilization model toys which are related to cognitive abilities, like: apply and analyze abilities of the fourth graders in SDK Kalasan Yogyakarta in the accademic year of 2012/2013.

This research employs Quasi-experimental research with the type of non-equivalent control group design. The population of this research is all fourth- graders students in SDK Kalasan Yogyakart; 32 students from IVA class as the sample for experiement group and 31 students from IVB class as the sample for control group. The researcher uses pretest and posttest in the data gathering process. Furthermore, the findings is proceeded in IBM SPSS Statistics 20 for Windows in five steps: 1) test on the pretest differences of experimental and control groups; 2) test on the pretest and post test difference of each class; 3) test on pretest and posttest score difference of control and experiment groups; 4) test

to measure how significant the inquiry method brings influence to students’

applying and analyzing skills; and 5) test on resistance.

The findings show that the inquiry method influences students’ skills in

applying the theory but not in analyzing it. It is indicated by the value of Sig. (2-tailed) ability to apply <0.05 is 0.000. So that Hi is accepted then Hnull is rejected.

In other word, this finding is confirming the hypothesis that the use of inquiry

method significantly influences the students’ ability to apply the theory. The

influence of the use of inquiry method to students’ applying ability is relatively high with the value of r = 0.78 (large effect), with the percentage of 60%. However, the retention of the inquiry method influence to the analyzing ability have a significant decline as seen in the value of Sig. (2-tailed) < 0.05 is 0.000. In contrast to the analyzing ability, the result of statistic analytical calculation shows the significance of the data which is Sig. (2-tailed) > 0.05 is 0.052. So that Hnull is

accepted then Hi is rejected. In other word, this finding is rejecting the hypothesis

that the use of inquiry method significantly influences students’ analyzing ability.

The influence of the inquiry method use towards the ability to apply is considered fair with the score of r = 0.39 (fair/middle effect) with the percentage of 15.36%. The retention of the inquiry method influence to the applying ability also have a significant decline as seen in the value of Sig. (2-tailed) < 0.05 is 0.000 as found in analyzing ability.


Dokumen yang terkait

Pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran IPA kelas V SD Negeri Cebongan Yogyakarta.

0 2 210

Pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta.

0 3 175

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Sengkan Yogyakarta.

0 2 151

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami pada mata pelajaran IPA SD Kanisius Kalasan Yogyakarta.

3 69 161

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta.

0 1 170

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Sengkan Yogyakarta

0 0 149

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami pada mata pelajaran IPA SD Kanisius Kalasan Yogyakarta

0 2 159

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran IPA SD Kanisius Kalasan Yogyakarta - USD Repository

0 0 141

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta - USD Repository

0 0 168

Pengaruh penggunaan metode Inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis mata pelajaran IPA SD Bopkri Gondolayu Yogyakarta - USD Repository

0 0 169