PENGOLAHAN CITRA PENGINDERAAN JAUH UNTUK M ENDUKUNG PEM BANGUNAN PERTANIAN BERKELANJUTAN
I Wayan Sedana
1. Pendahuluan
Menurut Avery and Berlin 1992 Penginderaan jauh diartikan sebagai suatu teknik untuk mengumpulkan informasi mengenai obyek melalui analisis data yang dikumpulkan
melalui suatu perangkat yang tidak berhubungan langsung secara fisik dengan obyek yang sedang dikaji. Penginderaan jauh berbeda dengan banyak perangkat lain yang
bersifat in-situ sensing yang bersinggungan secara langsung dengan obyek yang diteliti. Penginderaan jauh memanfaatkan berbagai perangkat seperti kamera, radiometer,
penyiam scanner, atau sensor lainnya yang diangkut oleh suatu wahana platform. Banyak alasan mengapa penginderaan jauh sangat bermanfaat Wiradisastra, 2000:
1. Sangat membantu untuk mengumpulkan data dan informasi dari daerah yang
sukar atau tidak mungkin dikunjungi accessibility rendah seperti rawa, hutan dll.
2. Memungkinkan untuk meneliti daerah yang luas sekaligus, sehingga hubungan
antara satu wilayah dengan lainnya dapat dianalisis Synoptic view . 3.
Memungkinkan melakukan ulangan pengamatan dengan cermat. Rekaman mengenai obyek, area atau kejadian yang sama dapat diulang dengan hasil yang
dapat diperbandingkan, sehingga bermanfaat untuk mendeteksi perubahan monitoring.
4. Memenuhi persyaratan skala khusus Special scale atau jarak tertentu untuk
melihat sesuatu, seperti membaca tulisan paling baik pada jarak 30 cm dari mata. Melihat hubungan antara area dalam studi suatu daerah aliran sungai
misalnya akan lebih baik digunakan data dengan skala 1:30.000, sebaliknya bila harus mempelajari sebaran rumah penduduk dalam suatu studi permukiman
akan dibutuhkan skala 1:5.000. Pada teknik penginderaan jauh memperkecil maupun memperbesar data dapat dilakukan dengan mudah dan tetap valid.
5. Dapat memberikan kemungkinan stop action pada kejadian yang diamati.
Misalnya kalau diperlukan menghitung burung yang sedang terbang, akan lebih mudah bila memotretnya terlebih dahulu dari pada mengikuti gerakan mereka,
demikian juga dalam menghitung satwa liar lainnya.
6. Kemampuan melihat lebih baik dibandingkan dengan mata. Mengenai hal
terakhir ini akan diuraikan lebih lanjut, pada bagian lain.
Teknologi penginderaan yang paling banyak dibicarakan saat ini adalah penginderaan dengan menggunakan gelombang elektro magnetis. Sumber dari gelombang EM ini
yang sehari-hari kita gunakan adalah sinar matahari. Kita dapat melihat benda pada waktu siang karena benda-benda, terkena energi yang bersumber dari matahari, yang
kemudian dipantulkannya ke berbagai arah. Bila mata kita tepat berada pada arah pantulan cahaya biasa sehari-hari kita sebut sebagai cahaya matahari maka kita
dapat melihat benda tersebut sesuai dengan tingkatbesarnya energi. Mata adalah sensor bagi kita masing-masing demikian juga dalam inderaja alat yang dipakai untuk
menangkap pantulan benda disebut sebagai sensor. Sedangkan alat atau pesawat yang digunakan sebagai cara membawa sensor disebut wahana. Wahana yang paling dekat
dengan bumi adalah menara, kemudian disusul balon atau helikopter dan kapal terbang biasa. Wahana lain yang jaraknya dapat jauh sekali dari bumi yang direkam
adalah pesawat ulang-alik dan satelit.
Penginderaan yang menggunakan sinar matahari yang tersedia tiap siang hari disebut penginderaan bersifat pasif. Disebut pasif karena ada sumber energi lain yang dapat
dibuat sebagai sumber misalnya radar, maka inderaja dengan radar disebut inderaja aktif. Sudah sewajarnya sumber energi radar harus dibiayai untuk pengadaannya, itulah
sebabnya pada awalnya inderaja pasif lebih banyak dilakukan dibandingkan inderaja aktif. Keuntungan yang diperoleh dari cara aktif adalah kebebasan memilih waktu dan
keadaan cuaca, sehingga mengindera dapat dilakukan kapan saja sesuai kebutuhan Wiradisastra, 2000.
Sinar tampak mata adalah hanya salah satu dari bentuk energi elektromagnetik. Gelombang radio, panas, ultra violet, sinar X adalah bentuk-bentuk lain yang sudah
dikenal. Semua bentuk energi tersebut merambat mengikuti hukum perambatan gelombang. Teori ini menggambarkan bahwa energi elektro magnetik merambat dalam
bentuk gelombang sinusoidal dengan kecepatan cahaya atau c. Jarak antara dua puncak yang bertururtan disebut sebagai satu panjang gelombang
λ- lambda, sedangkan jumlah puncak yang melewati titik ada satuan jarak tiap satuan waktu disebut frekuensi v atau c =
v λ. Karena c bersifat konstan sebesar 3x10
8
mdetik, maka frekuensi v berbanding
2
terbalik dari panjang gelombang λ. Gambar dibawah menunjukkan panjang gelombang
elektromagnetik yang umum digunakan pada penginderaan jauh optis
2. Pengolahan Awal