Ekstraksi Biomasa dengan SAR Synthetic Aperture Radar

tekstur NDVI sangat tersebar. Dalam grafik, kedua pernyataan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: Huta Ju ml ah P ik se l Non Nilai Tekstur

4. Ekstraksi Biomasa dengan SAR Synthetic Aperture Radar

Karakteristik fisik fenomena-fenomena alam dapat pula diekstrak dari data SAR. Penggunaan terminologi data SAR digunakan mengingat citra dan karakteristik sinyal pada data SAR dapat dipertukarkan, sehingga untuk sub bab ini peristilahan akan lebih mengacu ke data SAR, tidak hanya bertumpu kepada data dalam bentuk citra saja. Bentuk data SAR yang paling sering digunakan untuk mempelajari karakteristik fenomena fisik alam adalah dalam bentuk koefisien hamburan balik backscatter coefficient. Secara khusus, koefisien hamburan balik digunakan oleh Ulaby untuk memodelkan hamburan balik kanopi hutan yang dikenal dengan nama MIMICS Michigan Microwave Canopy Scattering Israelsson and Askne, 1995. Konversi citra menjadi data hamburan balik SAR memerlukan pemahaman tentang format data CEOS SAR Data Format Trisasongko, 1999 dan aspek-aspek spesifik untuk masing-masing sensor radar. Teknik konversi ini merupakan teknik yang umum dilakukan untuk melakukan kalibrasi radiometrik sehingga unsur-unsur look up table LUT dapat dihilangkan Trisasongko, 1999; Sheperd, 1998. Proses konversi dimulai dengan pengubahan nilai digitalkecerahan masing-masing piksel menjadi data kecerahan radar radar brightness dengan persamaan berikut: β j = 10 log 10 [DN 2 j + A3 A2 j ] 13 dimana DNj adalah nilai digital pada piksel ke-j. Data A3 dan A2 diekstrak dari Radiometric Data Record yang tersimpan dalam header data SAR Trisasongko, 1999; Sheperd, 1998. Proses kedua yaitu pemindahan data kecerahan SAR menjadi data hamburan balik yang dilakukan dengan memanfaatkan persamaan berikut Trisasongko, 1999; Sheperd, 1998: σ j = β j + 10 log 10 SinI j Studi Israelsson dan Askne menunjukkan bahwa penarikan informasi dari bole volume menggunakan SAR band C setelah divalidasi secara teoritik dengan MIMICS adalah tidak mungkin. Pada penggunaan band L, pengakjian dimungkinkan sampai 70-80 m3ha dengan teknik polarisasi silang. Pada band P, meningkat sampai 120 m3ha. Studi tersebut memberikan kesimpulan bahwa frekuensi radar yang digunakan untuk mengkaji bole volume belum dapat dilakukan secara operasional. Pada umumnya tegakan hutan yang mature membuat sinyal menjadi saturate Israelsson and Askne, 1995.

5. Klasifikasi Citra