Instrumen Penelitian Pembuktian Hipotesis Kesulitan Penelitian

bahwa minimal responden yang melakukan terapi 30 responden. Pada penelitian ini responden yang melakukan terapi 46, karena sudah 30 maka didapatkan responden 265.

G. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah Case Report Form CRF, alat pengukur tinggi badan, timbangan, sphygmomanometer digital Omron, MX3 Plus, Kyoto, Jepang, leaflet dan informed consent. Alat pengukur tinggi badan dan timbangan berfungsi untuk mengukur body mass index BMI.

H. Tata Cara Penelitian

Gambar 3. Alur Cara Kerja 1. Observasi awal Observasi awal dilakukan dengan menetapkan dukuh yang tepat untuk diteliti prevalensi penderita hipertensi yang tinggi.

2. Permohonan ijin dan kerjasama

Permohonan ijin ditujukan kepada Kepala Dukuh Sembir, Madurejo. Permohonan ijin selanjutnya ditujukan kepada Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta untuk memperoleh ethical clearence. Permohonan ijin dilakukan untuk memenuhi etika penelitian menggunakan hasil pengukuran tekanan darah manusia dan hasil penelitian dapat dipublikasikan.

3. Pembuatan inform consent dan leaflet

Informed consent dibuat dengan memenuhi standar yang ditetapkan oleh Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Leaflet berupa selembaran kertas berukuran A4 yang berisi informasi mengenai penjelasan tentang penelitian.

4. Seleksi dan penetapan calon responden

Penetapan calon responden dilakukan setelah mendapat ijin dari Kepala Dukuh Sembir, Madurejo. Peneliti akan memberikan penjelasan mengenai maksud dan tujuan dari penelitian kepada calon responden. Calon responden yang bersedia mengikuti penelitian ditanyakan kesediaannya mengikuti wawancara berdasarkan CRF dan diberi penjelasan terkait tujuan penelitian.

5. Validitas dan reliabilitas instrumen penelitian

Pengukuran tekanan darah dilakukan dengan menggunakan sphygmomanometer digital. Sphygmomanometer digital Omron, MX3 Plus, Kyoto, Jepang telah divalidasi sebagai protocol Internasional untuk Masyarakat Eropa, pengukuran diulang tiga kali dalam kurun waktu tertantu Babiker, 2013. Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2011, instrumen yang memiliki validitas dan reliabilitas yang baik dapat dinyatakan dengan nilai CV coefficient of variation  5. Uji Validitas dilakukan dengan membandingkan tekanan darah probandus menggunakan sphygmomanometer digital dan raksa di Pos Kesehatan Kota Baru sebanyak 3 probandus dengan tekanan darah tinggi ≥14090 mmHg dan 3 probandus tekanan darah normal data pada lampiran 4. Uji Reliabilitas dilakukan dengan 3 probandus yang diukur tekanan darahnya sebanyak 5 kali. Uji Validitas dan Reliabilitas ini dilihat nilai CV. CV ≥5, dapat disimpulkan valid dan reliabel. Pada hasil uji validitas dan reliabilitas instrumen yang digunakan memiliki validitas dan reliabilitas yang baik.

6. Pengukuran tekanan darah

Pengukuran tekanan darah responden yang telah menandatangani informed consent. Namun pada penelitian ini yang menandatangani diwakilkan oleh Bapak Dukuh, karena banyaknya warga yang kesulitan membaca dan menulis. Setiap responden ditanya terlebih dahulu atas kesediaan responden mengikuti penelitian dan peneliti menjelaskan terkait tujuan. Setelah responden tidak bersedia penelti melanjutkan proses pengambilan data dan melakukan wawacara terstruktur berdasarkan CRF. Pengukuran dilakukan pada bagian lengan kiri atas dan posisi duduk tegak. Pengukuran tekanan darah menggunakan sphygmomanometer digital. Pengukuran tekanan darah dilakukan dengan melilitkan manset mengelilingi lengan kiri atas dengan rata, lalu rekatkan manset, sebanyak 2 kali berturut-turut diberi jeda 1-2 menit, jika dari 2 hasilnya 5mmHg dilakukan pengukuran 1 kali lagi, kemudian hasilnya di rata-rata. Parameter yang diukur pada responden adalah tekanan darah diperoleh dari hasil pemeriksaan menggunakan sphygmomanometer digital, pengukur tinggi badan dan timbangan berat badan untuk mengukur BMI Sebagai salah satu faktor risiko hipertensi.

7. Penjelasan hasil pemeriksaan

Peneliti akan menjelaskan hasil pemeriksaan kepada responden secara langsung. Penjelasan hasil pemeriksaan disertai dengan penggalian beberapa informasi dari responden. Informasi yang didapat dari responden akan dikelompokkan sebagai data analisis. Standar pengukuran tekanan darah yang digunakan dalam penelitian ini adalah ESH dan ESC 2013.

8. Pengumpulan data

Data diperoleh langsung dari responden melalui teknik wawancara terstruktur yang berpedoman pada CRF yang telah dipersiapkan sebelumnya. Data yang sudah terkumpul diolah secara manual dan komputerisasi untuk mengubah data menjadi informasi. Langkah-langkah pengolahan data dimulai dari editing yaitu memeriksa kebenaran dan kelengkapan data yang diperlukan. Entry data yaitu memasukkan data berdasarkan CRF yang telah dikumpulkan ke dalam Program Excel. Cleaning yaitu pengecekan data yang sudah dimasukkan untuk memastikan bahwa data telah bebas dari kesalahan. Coding yaitu data diklasifikasi menurut kategori masing-masing dan memberi kode pada data dengan mengubah kata-kata menjadi angka. Sebelum dilakukan Coding di kelompokkan terlebih dahulu, seperti tekanan darah di bagi menjad i 14090 mmHg dan ≥14090 mmHg, kesadaran dibagi sadar dan tidak sadar hipertensi, terapi dibagi menjadi melakukan terapi rutin dan jarang dan tidak melakukan terapi hipertensi. Faktor risko hipertensi, pada aktivitas fisik dibagi menjadi melakukan aktivitas fisik dan tidak melakukan aktivitas fisik, Merokok dibagi menjadi perokok dan tidak perokok, BMI dibagi 25 kgm 2 dan ≥25 kgm 2 , pola makan dibagi menjadi mengatur pola makan dan tidak mengatur pola makan, serta riwayat penyakit dibagi menjadi ada riwayat penyakit dan tidak ada riwayat penyakit. Kemudian masing-masing variabel yang telah dikelompokkan di beri kode dengan angka 1 dan 2. Kemudian Cleaning kembali sebagai pengecekan data yang sudah dimasukkan untuk memastikan bahwa data telah bebas dari kesalahan. Kemudian dianalisis dengan program komputer.

I. Analisis Data Penelitian

Data yang sudah diperoleh kemudian dikelompokkan secara statistik dengan bantuan program komputer. Data yang sudah terdistribusi normal kemudian dihitung frekuensi dan deskripsi data mean, median, dan SD setiap satu variabel untuk mengetahui jumlah dari prevalensi, kesadaran, dan terapi hipertensi serta masing- masing faktor risiko hipertensi. Uji One Way Anova juga dilakukan pada penelitian ini untuk menguji adanya perbedaan rata-rata pada lebih dari dua kelompok data, yaitu tekanan sistolik, diastolik dan denyut nadi dengan umur dan faktor risiko kesehatan hipertensi Santoso, 2014. Kemudian di lakukan uji Chi Square untuk mengetahui pengaruh antara 2 variabel yaitu hipertensi, kesadaran, terapi dengan faktor risiko hipertensi aktivitas fisik, merokok, pola makan, BMI, riwayat penyakit, alkohol. Data yang sudah terolah kemudian dilakukan analisis univariat untuk mengetahui distribusi frekuensi umur, jenis kelamin, variabel bebas aktifitas fisik, merokok, pola makan, BMI, alkohol, riwayat penyakit dan variabel tergantung tekanan darah dan umur. Pada penelitian ini menggunakan mean jika data terdistibusi normal, jika data tidak terdistribusi normal menggunakan median. Namun pada faktor risiko alkohol tidak dibahas lebih lanjut, karena responden yang mengkonsumsi alkohol hanya 2 dari 265 responden. Responden yang hanya 2 tidak dapat mewakili populasi. Kemudian dilakukan sub analisis pada faktor risiko merokok untuk laki-laki, karena responden yang merokok hanya pada laki-laki. Pada faktor risiko yang lain tidak dilakukan sub analisis karena setelah dilakukan sub analisis pada BMI tetap tidak berpengaruh terhadap hipertensi, faktor risiko lain tidak dapat dilakukan sub analisis lagi.

J. Pembuktian Hipotesis

Peneliti akan menganalisis hipotesis berdasarkan hipotesis yang sudah ditetapkan sebelumnya dengan data yang diperoleh. Data yang terdistribusi normal ≥30 responden yang melakukan terapi dilanjutkan dengan uji Chi Square . Uji hipotesis dilakukan dengan melihat nilai signifikansi Nurgiyantoro, 2009. Uji Chi Square dilakukan untuk menguji perbedaan antara proporsi. Tingkat probabilitas kurang dari 0,05 dianggap sebagai signifikan Chataut, 2011. Pada uji Chi Square, Ho ditolak apabila p≤α 0,05, artinya ada pengaruh bermakna antara variabel bebas terhadap variabel tergantung. Ho diterim a apabila pα 0,05, artinya tidak ada pengaruh bermakna antara variabel bebas dengan variabel tergantung. Pada tabel yang digunakan uji Pearson Chi Square. Kalau analisis diperoleh nilai p0.05, analisis chi Square dilanjutkan dengan perhitungan Ods ratio untuk memperoleh seberapa besar pengaruh faktor risiko kesehatan hipetensi terhadap variabel tergantung. Gambar 4. Bagan Hipotesis Faktor Risiko Hipertensi H : P1 ≤ P2 H 1,2,3 : P1P2 ; 0.05 Keterangan: P1 adalah Proporsi prevalensi, kesadaran, dan terapi hipertensi responden merokok; tidak olahraga; tidak mengatur pola makan; BMI25; adanya penyakit penyerta yang berpengaruh dengan kardiovaskular. P2 adalah Proporsi prevalensi, kesadaran, dan terapi hipertensi responden yang tidak merokok; berolah raga; mengatur pola makan; BMI25; tidak ada penyakit penyerta yang berpengaruh dengan kardiovaskular.

K. Kesulitan Penelitian

Kesulitan dalam penelitian ini adalah ketidakterbukaan responden saat menjawab pertanyaan dari tim peneliti sehingga akan mempengaruhi hasil dari penelitian. Penetapan subyek hipertensi diwakili tekanan darah ≥14090 mmHg, tidak dilakukan dalam 2 kesempatan yang berbeda. Banyak responden hipertensi yang melakukan terapi lupa bahkan tidak mengetahui nama obat yang dikonsumsi dan tiddak semua responden menunjukkan obat yang dikonsumsi.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian payung yang dibagi menjadi dua, yaitu faktor risiko kesehatan dan faktor sosio ekonomi, kedua faktor tersebut meneliti umur dan jenis kelamin. Faktor risiko kesehatan terdiri dari aktivitas fisik, merokok, pola makan, BMI, alkohol, dan penyakit penyerta. Faktor sosio ekonomi terdiri dari pendidikan, pekerjaan, dan penghasilan. Tabel III. Karakteristik Penelitian di Dukuh Sembir n Responden 265 Umur tahun 40-50 51-60 61-70 ≥70 54 tahun median 109 responden 87 responden 46 responden 23 responden Laki-laki 114 43 Mengatur aktivitas fisik Ya Tidak 3 1,1 262 98,9 Merokok Ya Tidak 76 28,7 289 71,3 Mengatur pola makan Ya Tidak 22 8,3 243 91,7 BMI 25 kgm 2 ≥25 kgm 2 178 67,2 87 32,8 Riwayat penyakit Ada Tidak 8 3 275 9,7 Tekanan Darah Sistolik TDS mmHg 145,85 ± 25,04 Tekanan Darah Diastolik TDD mmHg 82,84 ± 13,27 Denyut nadi xmenit 75,91 ± 10,83 Median karena data tidak terdistibusi normal

Dokumen yang terkait

Prevalensi, kesadaran dan terapi responden hipertensi berdasarkan faktor risiko kesehatan di Dukuh Krodan, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta (kajian faktor risiko kesehatan).

0 9 79

Prevalensi, kesadaran dan terapi responden hipertensi di Dukuh Krodan, Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta : kajian faktor sosio-ekonomi.

0 1 86

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi berdasarkan kajian faktor risiko kesehatan di Padukuhan Kadirojo II, Purwomartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta.

0 1 81

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi berdasarkan kajian faktor risiko kesehatan di Dukuh Sambisari, Sleman, Yogyakarta.

0 2 87

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi di Dukuh Sambisari, Sleman, Yogyakarta : kajian faktor sosio-ekonomi.

0 2 85

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi berdasarkan kajian faktor risiko kesehatan di Dukuh Blambangan, Jogotirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta.

0 2 116

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi di Dukuh Jragung, Jogotirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta : kajian faktor risiko kesehatan.

0 2 109

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi di Dukuh Sembir, Madurejo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta : kajian faktor sosio-ekonomi.

0 0 84

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi di Dukuh Sembir, Madurejo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta kajian faktor sosio ekonomi

0 0 82

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi di Dukuh Sembir, Madurejo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta kajian faktor risiko kesehatan

0 11 93